05.01.2015 Views

Download - KontraS

Download - KontraS

Download - KontraS

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

REMPAH-REMPAH<br />

penegakan hukum secara terang-terangan merupakan<br />

pelanggaran hukum dan konstitusi.<br />

memang hanya bisa membujuk dan mendesak pemerintah<br />

Indonesia untuk melakukan perubahan, “ katanya.<br />

Berkaitan dengan hal tersebut, Hina Jilani juga memberikan<br />

catatan-catatan<br />

khusus, termasuk<br />

selama dirinya<br />

mengetahui langsung<br />

kondisi tersebut di<br />

Indonesia. “Saya<br />

sangat prihatin<br />

mendengar kesaksian<br />

adanya intimidasi<br />

terhadap para<br />

pembela HAM masih<br />

terus berlanjut, “<br />

katanya di Jakarta,<br />

Selasa (12/06).<br />

Jilani mengatakan<br />

intimidasi yang<br />

terjadi ini dilakukan<br />

oleh polisi, militer dan<br />

badan keamanan atau<br />

badan intelijen. Selain<br />

mengintimidasi, kata<br />

dia, mereka juga<br />

Pertemuan Hina Jilani dengan KASUM<br />

melecehkan dan<br />

membatasi akses<br />

pembela HAM kepada<br />

ini.<br />

para korban di daerah-daerah dimana terjadi pelanggaran<br />

HAM, seperti di Papua Barat.<br />

Ia menyatakan mendapatkan laporan dari pihak yang dapat<br />

dipercaya mengenai serangkaian peristiwa yang melibatkan<br />

penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan intimidasi<br />

yang menghambat kebebasan pembela HAM untuk<br />

menyelidiki kasus pelanggaran HAM. Mereka yang berupaya<br />

untuk melindungi lingkungan hidup, hak atas tanah serta<br />

sumber-sumber alam juga tak mendapatkan perlindungan<br />

dari polisi.<br />

“Kondisi pembela HAM di Papua Barat merupakan isu yang<br />

akan saya tindak lanjuti, “ ujarnya. Jilani menyatakan, isu<br />

ini akan ia angkat di Dewan HAM PBB. Ia berharap<br />

pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih terhadap<br />

masalah yang terjadi di Papua Barat. “Dalam hal ini, saya<br />

Dalam pernyataannya setelah melakukan kunjungan di Indonesia<br />

sejak 5-12 Juni 2007,<br />

Jilani menyatakan<br />

Dok.KASUM<br />

pula bahwa ia<br />

menaruh perhatian<br />

khusus atas kasus<br />

pembunuhan<br />

Munir. Ia prihatin<br />

dengan munculnya<br />

kekhawatiran<br />

proses pengadilan<br />

dipengaruhi untuk<br />

melindungi pelaku<br />

pembunuhan. Jilani<br />

juga mengingatkan<br />

pemerintah<br />

Indonesia, bahwa<br />

kasus Munir<br />

menggambarkan<br />

situasi HAM secara<br />

umum. Ini<br />

merupakan ujian<br />

bagi pemerintah<br />

untuk melindungi<br />

pembela Hak Asasi<br />

Manusia di negeri<br />

<strong>KontraS</strong> sendiri berharap, pihak Komnas HAM sebagai lembaga<br />

yang kompeten dalam hal ini, memberikan perhatian serius<br />

terhadap maraknya tindakan kekerasan, termasuk yang<br />

ditujukan kepada pembela HAM. Perhatian serius tersebut harus<br />

diupayakan berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,<br />

termasuk mendorong kebijakan yang dapat mencegah terjadinya<br />

tindak kekerasan terhadap pembela HAM maupun penyelidikan<br />

atas kekerasan yang menimpa mereka.<br />

Karena segala bentuk tindak kekerasan aparat terhadap para<br />

Pembela HAM ini, jelas-jelas telah melanggar hukum pidana<br />

nasional dan Deklarasi Pembela HAM. Hal ini sangat merugikan,<br />

tidak hanya terhadap para Pembela HAM dan kerja-kerjanya<br />

melakukan promosi dan proteksi terhadap HAM, tetapi juga telah<br />

mencoreng muka Pemerintah Indonesia yang telah berupaya<br />

menunjukkan komitmennya dalam menghormati HAM dan<br />

melindungi para Pembela HAM.***<br />

“Setiap orang mempunyai hak, secara sendiri sendiri maupun bersama-sama, untuk<br />

memajukan dan memperjuangkan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia<br />

dan kebebasan dasar di tingkat nasional dan internasional”.<br />

(Pasal 1 , Deklarasi hak dan kewajiban individu, kelompok dan badan-badan masyarakat untuk pemajuan dan perlindungan<br />

hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang diakui secara universal)<br />

28<br />

Berita Kontras No.03/V-VI/2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!