You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
REMPAH-REMPAH<br />
tragedi ini. Acara juga dilanjutkan dengan pemuntaran film<br />
dan paduan suara dari PMKRI. Keesokan harinya, bertepatan<br />
dengan peristiwa Mei 1998 (13/05) diadakan tabur bunga di<br />
Mall Klender, tabur bunga di depan istana Merdeka dan<br />
dilanjutkan dengan longmarch dari Istana menuju Hotel<br />
Indonesia.<br />
Sedang (14/05), diadakan audiensi ke Kejaksaan Agung.<br />
Audiensi ini diterima Kapuspenkum, Dirjen HAM (Zainuddin<br />
Arief), dan para staf-staf Kejaksaan Agung. Terjadi<br />
perdebatan tentang penafsiran pasal 43 UU 26/2000. Kontras<br />
dan keluarga korban menolak argumentasi bahwa tidak<br />
seharusnya Jaksa Agung menunggu pencabutan rekomendasi<br />
DPR, karena DPR bukan lembaga yudikatif. DPR hanya<br />
merekomendasikan pengadilan HAM adhoc, bukan<br />
menunjukkan ada tidaknya pelanggaran HAM berat. Pada<br />
akhirnya, Dirjen HAM dan Kapuspenku Kejagung<br />
menjanjikan akan mencari jalan keluar perihal perbedaan<br />
pendapat tersebut.<br />
Setelah audiensi acara dilanjutkan dengan ziarah ke Pondok<br />
Rangon. Puncak acara digelar (15/05) digelar di tempat tinggal<br />
sebagian korban Mei 1998, Klender, Jakarta Timur, lewat acara<br />
Panggung Solidaritas “Bersama Mengikat Solidaritas untuk<br />
Penuntasan Kasus Mei.” Turut hadir dalam acara itu, anggota<br />
Komisi III DPR RI Nursyahbani Katjasungkana, artis Rike Diah<br />
Pitaloka, Suciwati, Sri Suparyati dan Mugiyanto. Acara berisi<br />
renungan, musikalisasi puisi, paduan suara dan pemutaran film<br />
Mei (Memecah Kebisuan).<br />
Telah terlalu banyak pengabaian-pengabaian yang dilakukan<br />
khususnya oleh Presiden dan DPR. Namun, kita tak akan diam<br />
akan semua pengabaian ini. Apapun kendala yang ada,<br />
perjuangan belum berakhir. Kita percaya meski telang<br />
berlangsung selama sembilan tahun, namun semangat untuk<br />
memperjuangkan kebenaran dan keadilan untuk korban dan<br />
keluarga korban tak akan berakhir sebelum para pelakunya<br />
menerima hukuman setimpal dengan apa yang telah<br />
dilakukannya. Termasuk perjuangan untuk melawan<br />
ketidakadilan dan pelanggaran berat HAM lainnya ***<br />
Rangkaian kegiatan memeperingati tragedi Trisakti<br />
Doc.Kontras<br />
26<br />
Berita Kontras No.03/V-VI/2007