05.01.2015 Views

Download - KontraS

Download - KontraS

Download - KontraS

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

memperkuat hasil penyelidikan, telah dievaluasi kepolisian agar<br />

hasilnya tidak keliru.<br />

Sementara itu, usai memimpin rapat koordinasi Kapolda se-<br />

Jawa-Bali di Jakarta, Kapolri Jenderal Sutanto, sudah<br />

menyatakan melakukan langkah-langkah penyidikan. Sutanto<br />

menegaskan, siapapun yang mengarah pada tersangka kasus<br />

Munir, pasti akan diperlakukan sama. Ditanya bagaimana jika<br />

tersangka baru mengarah pada petinggi di lingkungan BIN,<br />

Sutanto kembali menegaskan, “Siapa pun, si A atau si B pasti<br />

akan kami usut.”<br />

Nota Kesepakatan Polri dan PT Telkom<br />

Untuk mendukung kinerja penyidikan, Polri melakukan<br />

penandatanganan Nota Kesepahaman<br />

dengan PT Telkom (3/5). Wakil Kepala Polri<br />

Komisaris Jenderal Makbul Padmanagara<br />

mengatakan bahwa kemampuan teknologi<br />

yang dimiliki Telkom sangat dibutuhkan<br />

Polri dalam kinerjanya. “Kita butuh<br />

dukungan telekomunikasi yang baik karena<br />

jaringan Telkom saat ini tergelar sampai ke<br />

pelosok-pelosok, hingga mencapai<br />

tingkatan polsek,” ujar Makbul.<br />

Untuk penyadapan dalam rangka<br />

penyidikan, Telkom siap membantu selama<br />

tidak bertentangan dengan aturan hukum.<br />

“Selama itu memang secara undang-undang<br />

diizinkan, diperbolehkan, ya kita mengikuti<br />

undang-undang,” ujar Direktur PT Telkom<br />

Rinaldi Firmansyah. Saat ditanya soal kemungkinan Telkom<br />

membantu Polri dalam kasus pembunuhan Munir terkait<br />

dugaan hubungan telepon antara Pollycarpus dengan mantan<br />

Kepala Deputi V BIN Mucdhi PR, Rinaldi hanya menjawab, “Saya<br />

perlu cek dulu ya. Kalau semuanya direkam, itu akan berapa<br />

banyak,” ujarnya.<br />

“Setiap Fakta atau<br />

peristiwa merupakan suatu<br />

hal yang tidak dapat<br />

ditiadakan, dengan tanpa<br />

meniadakan kerugian itu<br />

sendiri, sehingga dengan<br />

demikian dapat dikatakan<br />

bahwa tanpa termaksud,<br />

kerugian itu tidak akan<br />

terjadi.”<br />

JEJAK SANG PENJUANG<br />

JEJAK SANG PEJUANG<br />

Menurutnya, kejaksaan harus menyiapkan novum dengan<br />

alat bukti yang benar-benar kuat. Sebab, jika tidak yakin<br />

dengan novum, upaya PK dapat kandas di tengah jalan.<br />

“Kejaksaan kan hanya punya kesempatan PK satu kali. Nah,<br />

kalau gagal habis kita,” tegas Hendarman tanpa memperjelas<br />

persiapan novum. Yang jelas, upaya tersebut diilustrasikan<br />

seperti membangun fondasi bangunan yang tahan<br />

menghadapi terpaan angin ribut.<br />

Hendarman menambahkan, kejaksaan terus memantapkan<br />

persiapan pengajuan PK. Diantaranya, mengadakan<br />

pertemuan untuk memaparkan bahan-bahan pengajuan PK<br />

pada Senin (14/05). “Kami masih mempelajari bahan-bahan<br />

tersebut,” jelasnya. Hal senada diungkapkan oleh JAM Pidum<br />

Abdul Hakim Ritonga, yang menegaskan bahwa kejaksaan<br />

dan Polri tengah menyatukan pendapat,<br />

antara lain untuk menentukan alasan apa<br />

yang akan digunakan dalam pengajuan PK.<br />

Pada akhirnya, empat hari setelah<br />

penyataan diatas, terungkap bahwa<br />

Kejaksaan Agung akan menganut conditio<br />

sine qua non dalam pembuktian secara<br />

tuntas kasus ini. Hal ini ditegaskan oleh<br />

Jaksa Agung Hendarman Supandji (14/05).<br />

“Opsi conditio qua non merupakan opsi yang<br />

paling bagus dari tiga opsi yang ada,” kata<br />

Hendarman. Meski demikian, ia tidak<br />

menyebutkan dua model yang lainnya.<br />

“Satu model yang dipilih itu adalah<br />

gabungan bentuk A dan B. Rencananya, kita<br />

akan menambahkan model yang gabungan<br />

itu dengan keterangan saksi-saksi,” katanya.<br />

Conditio Sine Qua non : Setiap Fakta atau peristiwa merupakan suatu<br />

hal yang tidak dapat ditiadakan, tanpa meniadakan kerugian itu sendiri,<br />

sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanpa termaksud,<br />

kerugian itu tidak akan terjadi.<br />

Komitmen Jaksa Agung baru<br />

Setelah dilakukan reshuflle kabinet oleh Presiden SBY (7/05),<br />

dalam acara serah terima jabatan Jaksa Agung, Abdul Rahman<br />

Saleh meminta Hendarman Supandji, Jaksa Agung yang baru<br />

agar tidak melupakan kasus Munir, selain kasus BLBI dan kasus<br />

Soeharto. “Jangan lupakan kasus Munir, tokoh penegak HAM<br />

yang diracun di maskapai penerbangan nasional. Skandal itu<br />

paling memalukan penegak hukum nasional. Saya mendesak Pak<br />

Sutanto (Kapolri) mencari novum dan pembunuh harus<br />

bertanggungjawab, “demikian ditegaskan oleh Abdul Rahman<br />

Saleh saat itu.<br />

Hendarman Supandji menyambut positif. Ia meminta Mabes<br />

Polri untuk melengkapi alat bukti petunjuk yang memungkinkan<br />

dapat memperkuat bukti baru (novum). Ini dilaksanakan<br />

sebelum kejaksaan agung mendaftarkan peninjauan kembali<br />

(PK) atas bebasnya Pollycarpus dalam kasus kematian Munir.<br />

“Permintaan itu diajukan JAM Pidum (pidana umum),” katanya.<br />

Hendarman mengakui bahasa conditio sine qua non sangat<br />

teknis, sehingga kalau diungkapkan, anggota masyarakat<br />

belum tentu mengetahuinya. Ia menjelaskan, opsi itu<br />

pembuktian adanya satu peristiwa pembunuhan, dimana<br />

pembunuhan itu ada. “Mulai dari 41 kali telekomunikasi<br />

telepon, kemudian adanya hubungan antara terdakwa<br />

sampai posisi pembunuhan semua kita perinci, kemudian ada<br />

saksi yang menemukan adanya pertemuan di Changi,<br />

Singapura. Itu kita dalami, kemudian ada saksi sebelum<br />

peristiwa itu menjadi sebab terjadinya suatu tindakan<br />

pidana,” tegas Hendarman.<br />

Terkait dugaan adanya konspirasi atas terbunuhnya Munir,<br />

ia mengutarakan, bukan dalam arti komplotan, tapi yang<br />

harus dibuktikan dulu adalah bahwa pembunuhan itu ada,<br />

seseorang yang melakukan, kemudian dalam pengembangan<br />

selanjutnya itu tidak sendirian.” Itu harus dirumuskan<br />

semuanya. Kita berdiskusi terus dengan polisi untuk fokus<br />

pada conditio sine qua non itu,” katanya.<br />

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!