Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
JEJAK SANG PENJUANG<br />
JEJAK SANG PEJUANG<br />
Saksi Kunci Ongen, Komitmen Jaksa Agung Baru<br />
dan Kedatangan Hina Jilani<br />
Penyelidikan kepolisian kian berkembang. Meski masih mengumpulkan bukti-bukti untuk<br />
membawa Indra Setiawan ke pengadilan, polisi juga tengah memeriksa Ongen Latuihamalo sebagai<br />
salah satu saksi kunci. Sementara Jaksa Agung yang baru menegaskan komitmennya untuk<br />
memperkuat bukti-bukti baru dalam pengajuan Peninjauan Kembali. Di sisi lain, Hina Jilani,<br />
Utusan Khusus PBB untuk Pembela HAM mengingatkan bahwa kasus Munir merupakan ujian bagi<br />
pemerintah untuk melindungi pembela HAM di Indonesia<br />
Pada awal Mei, tim penyidik kepolisian masih menyelidiki<br />
Indra Setiawan, mantan Direktur Garuda Indonesia yang<br />
mulai ditahan di Mabes Polri sejak April lalu. Dari beberapa<br />
rangkaian penyidikan yang telah dilakukan, tim penyidik<br />
mengalami kesulitan membuka satu dari dari handset telepon<br />
seluler milik Indra Setiawan.<br />
“Sofware-nya tidak kompatibel,” ujar Heru Susanto, salah satu<br />
pengacara Indra Setiawan, setelah mendampingi Indra di<br />
Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI (1/05).<br />
Sedangkan satu handset yang dapat dibuka adalah telepon<br />
seluler merek Nokia tipe 9300i. Dari handset ini, penyidik<br />
berhasil membuka data yang dimiliki Indra dari November<br />
2006 hingga sekarang. Namun penyidik tidak menemukan<br />
sesuatu yang mencurigakan. Sementara handset telepon<br />
seluler lainnya tidak bisa dibuka.<br />
Heru juga menjelaskan, selain handset, penyidik menyita 19<br />
disket milik Indra. Dari jumlah itu, penyidik baru bisa<br />
membuka satu disket. “Isinya materi simposium di London,”<br />
ujarnya.<br />
Namun, juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Sisno<br />
Adiwinoto, membantah tudingan pengacara Indra itu.<br />
Menurutnya, penyidikan kasus kematian Munir tidak<br />
terpaku pada satu barang bukti. Polisi terus mengembangkan<br />
penyidikan itu dengan mengumpulkan alat bukti yang akan<br />
dibawa ke pengadilan. “Penyidikan tidak selesai pada dua<br />
tersangka itu (Rohainil Aini dan Indra Setiawan). Penyidik<br />
mempunyai alat bukti lain,” ujarnya. Sisno mempersilakan<br />
pihak pengacara menyampaikan pendapatnya. Penyidik,<br />
kata dia, tidak akan terpengaruh dengan pernyataan mereka.<br />
Pertanyaan tentang BIN<br />
Lebih lanjut pengacara tersangka Indra Setiawan dan<br />
Rochainil Aini mengatakan bahwa tim penyidik membuka<br />
telepon Indra Setiawan setelah dia mengaku tidak pernah<br />
berkomunikasi dengan orang dari BIN. “Seperti pertanyaan<br />
yang lalu, pertanyaan pada keduanya sama saja. Yakni,<br />
apakah mengenal orang-orang dari BIN. Dan dijawab yang<br />
sama pula, kenal dengan orang BIN karena sebagai dirut<br />
BUMN, tentu sering bertemu dalam acara-acara. Namun,<br />
tidak pernah berkomunikasi,” ujar Heru. Menurutnya, dalam<br />
proses itu juga ditanyakan kembali hubungan antara Kepala<br />
BIN Hendropriyono dengan mantan deputi V BIN Mucdhi<br />
PR.”Jawabannya juga sama. Sebatas kenal, tapi tidak<br />
berkomunikasi, “ kata Heru.<br />
Terkait dengan proses hukum yang tengah dilakukan, kriminolog<br />
Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai kalau ada<br />
anggota intelijen tertangkap polisi, berarti ia gagal. Sebab,<br />
intelijen adalah sebuah aktivitas di luar hukum. Ia bekerja hanya<br />
dan untuk kepentingan politik negara.<br />
Namun, kata Andrianus, kegagalan sebuah operasi intelijen tidak<br />
dilakukan dalam kerangka pertanggungjawaban hukum, tapi<br />
pertanggungjawaban politik. Menurutnya, cara berpikir yang<br />
mengaitkan kematian Munir dengan operasi intelijen merupakan<br />
cara berpikir post hoc facto. “Kita bisa menduga tapi sulit<br />
menunjuk siapa,” kata Andrianus.<br />
Relasi antara kekuasaan politik dan operasi intelijen, terwujud<br />
dalam relasi antara presiden dan kepala BIN. Operasi intelijen,<br />
juga bisa memakai pihak lain di luar intelijen untuk melancarkan<br />
tujuan. Karena itu, menurut Andrianus, pengungkapan kasus<br />
Munir oleh polisi akan sangat sulit jika harus menyentuh sebuah<br />
skema operasi intelijen. “Polisi harus mengusut unsur barang<br />
siapanya, bukan ke intelijennya. Kalaupun polisi masuk ke<br />
intelijen, paling yang terungkap sebatas keterlibatan Indra<br />
Setiawan,” ungkap Andrianus.<br />
Polisi menurutnya, juga harus bisa mengonstrusikan sebuah<br />
bangunan pidana dengan mengungkap sejumlah fakta antara<br />
lain rekaman telepon antara Pollycarpus BP dan Mucdhi.<br />
Putusan Garuda jadi pertimbangan<br />
Di sisi lain, putusan PN Jakarta Pusat yang mengabulkan<br />
sebagian gugatan perdata Suciwati terhadap PT Garuda<br />
Indonesia (03/05), ternyata juga akan menjadi bahan<br />
pertimbangan dan evaluasi penyidikan kasus Munir.<br />
“Apapun yang terkait dengan kasus Munir akan didalami oleh<br />
penyidik, termasuk evaluasi dan masukan dari hakim, menjadi<br />
bahan pertimbangan,” ujar Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto.<br />
Sisno mengatakan putusan yang menyatakan Garuda telah lalai<br />
menjadi bahan pertimbangan penyelidikan kasus ini. Ia<br />
menegaskan seluruh hal yang terkait dengan kasus terbunuhnya<br />
Munir akan diperiksa penyidik. Adapun, hal-hal yang bisa<br />
12<br />
Berita Kontras No.03/V-VI/2007