01.01.2015 Views

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-2 - Ee-cafe.org

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-2 - Ee-cafe.org

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-2 - Ee-cafe.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

3.4. Transformasi Balik<br />

Transformasi Laplace<br />

Berikut ini kita akan membahas mengenai transformasi balik, yaitu mencari<br />

f(t) dari suatu F(s) yang diketahui. Jika F(s) yang ingin dicari transformasi<br />

baliknya ada dalam tabel transformasi Laplace yang kita punyai,<br />

pekerjaan kita cukup mudah. Akan tetapi dalam analisis rangkaian di<br />

kawasan s, pada umumnya F(s) berupa rasio polinomial yang bentuknya<br />

tidak sesederhana dan tidak selalu ada pasangannya seperti dalam tabel.<br />

Untuk mengatasi hal itu, F(s) kita uraikan menjadi suatu penjumlahan<br />

dari bentuk-bentuk yang ada dalam tabel, sehingga kita akan memperoleh<br />

f(t) sebagai jumlah dari bentuk-bentuk gelombang sederhana. Dengan<br />

perkataan lain kita membuat F(s) menjadi transformasi dari suatu gelombang<br />

komposit dan kelinieran dari transformasi Laplace akan memberikan<br />

transformasi balik dari F(s) yang berupa jumlah dari bentuk-bentuk<br />

gelombang sederhana. Sebelum membahas mengenai transformasi balik<br />

kita akan mengenal lebih dulu pengertian tentang pole dan zero.<br />

3.4.1. Pole dan Zero<br />

Pada umumnya, transformasi Laplace berbentuk rasio polinom<br />

m m−1<br />

b s b<br />

( )<br />

1s<br />

b1<br />

s b<br />

s<br />

m + m + + +<br />

=<br />

− L<br />

F<br />

0<br />

(3.13)<br />

n n−1<br />

ans<br />

+ an−1s<br />

+ L + a1s<br />

+ a0<br />

yang masing-masing polinom dapat dinyatakan dalam bentuk faktor<br />

menjadi<br />

( s − z )( ) ( )<br />

( )<br />

1 s − z2<br />

L s − z<br />

F s = K<br />

m<br />

(3.14)<br />

( s − p1<br />

)( s − p2)<br />

L(<br />

s − pn)<br />

dengan K = b m /a n dan disebut faktor skala.<br />

Akar-akar dari pembilang dari pernyataan F(s) di atas disebut zero<br />

karena F(s) bernilai nol untuk s = z k (k = 1, 2, …m). Akar-akar dari<br />

penyebut disebut pole karena pada nilai s = p k (k = 1, 2, …n) nilai<br />

penyebut menjadi nol dan nilai F(s) menjadi tak-hingga. Pole dan zero<br />

disebut frekuensi kritis karena pada nilai-nilai itu F(s) menjadi nol atau<br />

tak-hingga.<br />

Peubah s merupakan peubah kompleks s = σ + jω. Dengan demikian kita<br />

dapat memetakan pole dan zero dari suatu F(s) pada bidang kompleks<br />

dan kita sebut diagram pole-zero. Titik pole diberi tanda ″× ″ dan titik<br />

zero diberi tanda ″o ″. Perhatikan contoh 3.8. berikut.<br />

68 Sudaryatno Sudirham, <strong>Analisis</strong> <strong>Rangkaian</strong> <strong>Listrik</strong> (2)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!