You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
seni hiburan<br />
pameran<br />
berapi-api membela jagoannya berbekal semangat<br />
nasionalisme.<br />
Menikmati kartun politik bukan hanya menangkap<br />
makna gambar, tapi juga menengok<br />
peristiwa masa lampau berikut sinyal-sinyal<br />
kebudayaan yang muncul, masa ketika kartun<br />
itu dibuat. Karena itu, penikmat kartun jangan<br />
lupa melirik tahun pembuatan yang tertulis di<br />
tepi.<br />
Ketertarikan Dodo Karundeng membuat<br />
kartun politik dimulai ketika ramainya pemilu<br />
dan Susilo Bambang Yu dhoyono menang untuk<br />
pertama kalinya, 2004. Dia banyak mengangkat<br />
isu aktual di berbagai kota. Peristiwa<br />
yang erat dengan kehidupan sosial, politik, dan<br />
budaya masyarakat dia terjemahkan ke dalam<br />
bahasa gambar yang lugu dan lugas. Kritiknya<br />
yang mengena dan tajam selalu mengandung<br />
unsur kebersahajaan dan kepolosan sikap.<br />
Persoalan kehidupan juga menjadi masalah estetika.<br />
Kembali ke Ku Yakin Sampai di Sana. Karena<br />
kartun Dodo dan album lagu SBY dibuat pada<br />
tahun yang sama, 2010, maka masih pas ketika<br />
si pendaki melontarkan pertanyaan tentang<br />
tanda tanya atau tanda seru itu. Sekarang, setelah<br />
empat tahun berlalu, dan pemerintahan<br />
SBY tinggal hitungan bulan, tentulah kita sudah<br />
menyimpan jawaban di saku masing-masing.<br />
Ataukah ungkapan “no hope” itu bocoran jawaban<br />
■<br />
SilVIA GALIKANO<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014