You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
nasional<br />
Suasana rapat DPR di<br />
Senayan, Jakarta, Januari<br />
lalu.<br />
rachman/Detikcom.<br />
dia, Golkar ujung-ujungnya akan merapat ke<br />
pasangan capres yang menjadi pemenang.<br />
Arya menilai Golkar sedang “bermain di dua<br />
kaki” dalam pemilihan presiden 2014 ini. Satu<br />
kaki berada di pasangan Jokowi-JK, dan kaki<br />
lainnya di Prabowo-Hatta. Cara itu dianggapnya<br />
menjadi kebiasaan Golkar sejak lama. Partai itu<br />
memang tidak pernah lepas dari pemerintahan,<br />
siapa pun presidennya.<br />
Ia menuturkan, apabila pasangan Prabowo-<br />
Hatta menang dalam pemilihan presiden,<br />
Golkar pasti akan mendapat jatah menteri<br />
karena partai itu secara resmi masuk dalam<br />
koalisi pendukung pasangan itu. Sebaliknya,<br />
apabila pasangan Jokowi-JK yang menang,<br />
Golkar akan menjadi bagian dari koalisi partai<br />
pendukung Jokowi lantaran Jusuf Kalla, mantan<br />
Ketua Umum Golkar, merupakan kader partai<br />
itu. Apalagi ada gerakan sejumlah kader partai<br />
tersebut yang mendukung Jokowi-JK.<br />
Cara Golkar merotasi beberapa kadernya di<br />
DPR tersebut menjadi indikasi partai itu tengah<br />
“bermain di dua kaki”. Sebabnya, Golkar tidak<br />
memecat kader-kadernya yang mendukung<br />
Jokowi. “Karena Golkar tetap punya harapan<br />
untuk merapat ke Jokowi jika Prabowo kalah.<br />
Begitupun sebaliknya,” ujarnya.<br />
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie tak<br />
mengiyakan maupun membantah penilaian ini.<br />
Saat ditemui di kantor DPP Golkar beberapa<br />
waktu lalu, ia mengatakan sebuah kalimat bersayap.<br />
"Mata uang itu ada dua sisi. Ada yang<br />
bilang bermain di dua kaki, ada yang bilang<br />
Golkar sangat demokratis," tuturnya.<br />
■ Deden Gunawan, Jaffry Prabu Prakoso | Dimas<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014