30.12.2014 Views

VIZsMW

VIZsMW

VIZsMW

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

isnis<br />

Maket kondotel di Bali<br />

dalam pameran di Senayan<br />

City, Jakarta, beberapa<br />

waktu lalu.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

investasi lain, keuntungan dari kondotel lebih<br />

kecil. “Masih lebih rendah daripada rata-rata<br />

keuntungan reksa dana saham,” katanya menyebut<br />

investasi di pasar modal.<br />

Harga kondotel yang dibeli Fitri itu Rp 440<br />

juta, tapi belum termasuk biaya notaris dan<br />

pajak. Tapi, begitu membeli, ia mendapat Rp<br />

96 juta dari jaminan sewa selama 2 tahun dari<br />

manajemen kondotel. “Total yang saya bayarkan,<br />

termasuk biaya pajak dan notaris, sekitar<br />

Rp 360 juta,” ucapnya<br />

Oleh pengelola kondotel, unit itu disewakan<br />

Rp 800 ribu per malam. Setiap tahun, ia menerima<br />

laporan tingkat hunian dan pembagian<br />

keuntungan yang diperoleh. Tapi keuntungan<br />

kondotel bukan hanya dari sewa. Seperti investasi<br />

properti lain, investor bakal mendapat keuntungan<br />

saat hunian itu dijual.<br />

Inilah yang dilakukan Fitri tahun lalu. Tahun<br />

lalu, karena ada keperluan yang membutuhkan<br />

dana lumayan banyak, ia melepas kondotel di<br />

Bandung itu. Total pemasukan dari penjualan<br />

kondotel ditambah sewa selama 8 tahun adalah<br />

Rp 252 juta. “Rata-rata per tahun saya dapat<br />

8,7 persen, waktu itu,” ucapnya. ■<br />

Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!