You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
DAFTAR ISI<br />
Edisi 131 2 - 8 JUNI 2014<br />
Tap Pada konten untuk membaca artikel<br />
Fokus<br />
Setelah<br />
Pamit Hendak<br />
ke Malaysia<br />
Wisnu Tjandra sempat pamit<br />
hendak pergi ke Malaysia<br />
sebelum hilang. Tiga pekan<br />
berlalu, ia tak kunjung<br />
ditemukan. Mobil dinas dan<br />
handphone kerja ditinggal di<br />
kantor.<br />
Nasional<br />
kriminal<br />
n BEREBUT SIMPATI HINGGA ADU STRATEGI<br />
n pro-JOKOWI, LALU SANKSI<br />
internasional<br />
n AKSI MAYO BERAKHIR DI BYPASS<br />
hukum<br />
n kloTER BERIKUT PASCA-SURYADHARMA<br />
ekonomi<br />
n SAPU BERSIH ALA MACAN DARI TIMUR<br />
n FATWA HARAM BAGI JENDERAL AL-SISI<br />
n MENANTI TAKHTA SAUDI<br />
interview<br />
n HATTA RAJASA<br />
kolom<br />
n klaiM TETANGGA DAN KETEGASAN PEMIMPIN<br />
sisi lain capres<br />
n SIAPA DULUAN BERBAJU PUTIH<br />
selingan<br />
n Jalan TENGAH EKSPOR TANAH AIR<br />
n kontrak karya panjang<br />
n TUNGGU BOS TERTINGGI FREEPORT<br />
bisnis<br />
n meraup untung baju bola<br />
n janji manis investasi kondotel<br />
sains<br />
n DAN JUARANYA ADALAH... BRASIL<br />
lensa<br />
n KERJA KERAS PEMANGGUL MIKOSHI<br />
n KENNEDY BUNUH MARILYN MONROE<br />
Seni hiburan<br />
people<br />
n poliTIK KARTUN DODO KARUNDENG<br />
n ALINE ADITA | ANGGUN | BUFFON<br />
gaya hidup<br />
n NARASI KUAT UNTUK TOM CRUISE<br />
n film pekan ini<br />
n agenda<br />
Cover:<br />
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
n EKSOTISNYA BRASIL<br />
n BERANI NEBENG<br />
n makan DITEMANI HANTU<br />
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />
Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,<br />
Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa:<br />
Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo<br />
Product Management: Sena Achari, Sofyan Hakim Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,<br />
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,<br />
Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
lensa<br />
Kerja Keras<br />
Pemanggul Mikoshi<br />
Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />
Foto: Ari Saputra. Video: Ari Saputra. Editing: Galih<br />
Puluhan remaja hingga orang tua, baik perempuan maupun pria, bersemangat memanggul mikoshi. Berkali-kali mereka beristirahat<br />
dan meregangkan otot. Namun lelah bukan masalah dalam kemeriahan Festival Little Tokyo Ennichisai di kawasan Blok M, Jakarta,<br />
Sabtu-Minggu (24-25/5).<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
lensa<br />
Remaja dan pria dewasa bergotong-royong menarik dashi, kereta dengan alat-alat musik tabuh di atasnya. Dashi berada di bagian belakang arak-arakan<br />
mikoshi.
lensa<br />
Salah satu mikoshi yang dipanggul puluhan orang sekaligus. Mikoshi merupakan miniatur Kuil Shinto. Terdapat boneka burung phoenix di puncak<br />
mikoshi.
Para pemanggul mikoshi bercucuran keringat saat mengaraknya berkeliling di kawasan Blok M. Event tahunan sejak 4 tahun lalu tersebut<br />
semakin ramai.
lensa<br />
Dashi ditarik dari depan dan direm dari belakang. Dashi merupakan bagian penting dalam prosesi tersebut.
lensa<br />
Pria-pria pemanggul mikoshi yang kelelahan setelah berpawai. Selain mikoshi dan dashi, berbagai folklore Jepang digelar. Juga budaya urban art dari<br />
Negeri Matahari Terbit, seperti J-pop, anime, dan cosplay.
nasional<br />
Pro-Jokowi,<br />
Lalu Sanksi<br />
Hasan/detikcom<br />
Sejumlah politikus Golkar di DPR yang mendukung<br />
pasangan Jokowi-Jusuf Kalla digeser ke Komisi Agama<br />
dan dicopot dari jabatan struktural partai. Sanksi atau<br />
sekadar drama untuk “bermain” di dua kaki<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Ical saat berkampanye<br />
untuk Partai Golkar di<br />
Jakarta, Maret lalu.<br />
Hasan/detikcom<br />
Satu per satu kader muda Partai<br />
Golkar yang mendukung pasangan<br />
calon presiden dan calon wakil presiden<br />
Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK)<br />
mulai “dikunci” dan dimutasi. Mereka<br />
dianggap sebagai pembangkang lantaran tidak<br />
mengikuti jejak partai mendukung pasangan<br />
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kader Golkar<br />
di Dewan Perwakilan Rakyat yang pro-Jokowi<br />
juga digeser dari komisi-komisi “penting”.<br />
Sebut saja Agus Gumiwang Kartasasmita.<br />
Wakil Ketua Komisi I DPR, yang membidangi<br />
pertahanan dan luar negeri, ini digeser ke Komisi<br />
VIII. Begitu juga Poempida Hidayatulloh,<br />
yang sebelumnya di Komisi IX DPR (bidang<br />
tenaga kerja, transmigrasi, dan kependudukan),<br />
dipindah ke Komisi VIII, yang menangani<br />
agama dan pemberdayaan perempuan.<br />
Bukan hanya Agus dan Poempida, Ketua Departemen<br />
Kebijakan Partai Golkar Nusron Wahid,<br />
yang terang-terangan menyatakan dukungan<br />
kepada Jokowi-JK, juga harus meninggalkan<br />
kursinya di Komisi XI (keuangan dan perbankan).<br />
Politikus Partai Beringin yang mendapat suara<br />
terbanyak pada pemilihan umum legislatif 2014<br />
itu juga dimutasi ke Komisi VIII.<br />
Rotasi yang dilakukan Ketua Fraksi Golkar<br />
DPR Setya Novanto pada Senin, 26 Mei lalu,<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Setya Novanto<br />
Rengga sancaya/detikcom<br />
itu ditanggapi dingin oleh Poempida. Menantu<br />
tokoh senior Golkar, Fahmi Idris, itu tidak merasa<br />
kaget oleh keputusan partainya tersebut.<br />
Baginya, hal itu merupakan konsekuensi yang<br />
harus dihadapi terkait pilihan politiknya mendukung<br />
pasangan Jokowi-JK.<br />
“Dari dulu saya memang berada di faksi Pak<br />
JK. (Pemilu) 2009 saya jadi juru bicara JK-Wiranto.<br />
Munas Riau 2009, saya juga bersama Pak JK<br />
mendukung Surya Paloh. Saya pun sudah dianggap<br />
anak oleh Pak JK. Jadi hubungan kami<br />
begitu dekat,” kata Poempida kepada majalah<br />
detik.<br />
Pria yang bekerja untuk Prabowo pada<br />
2000-2003 itu mengaku mengagumi Jusuf<br />
Kalla. Namun selama ini ia tidak pernah mempermasalahkan<br />
majunya Ketua Umum Golkar<br />
Aburizal Bakrie (ARB) sebagai capres. “Bahkan<br />
saya mendukung beliau untuk menjadi capres<br />
karena beliau adalah ketua umum. Tapi kan<br />
ceritanya sekarang lain, Pak ARB tidak dalam<br />
posisi mencalonkan diri. Jadi wajar kalau saya<br />
punya pilihan lain,” ujar juru bicara JK itu.<br />
Meski mengaku legawa, Poempida merasa<br />
kecewa terhadap cara partainya menggeser<br />
sejumlah politikus yang mendukung pasangan<br />
yang diusung Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai<br />
Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura itu.<br />
Cara tersebut dianggapnya otoriter seperti<br />
gaya rezim Orde Baru.<br />
Wakil Sekretaris Jenderal Lalu Mara Satria<br />
Wangsa mengatakan, sesuai dengan hasil<br />
rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat Golkar,<br />
kader yang duduk di struktur partai juga harus<br />
menanggalkan jabatan apabila membelot dari<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Tokoh senior Partai Golkar<br />
berkumpul di Jakarta, Rabu<br />
(21/5), setelah keputusan<br />
Ical mendukung Prabowo<br />
dalam pencalonan presiden.<br />
Hasan/detikcom<br />
kebijakan mendukung Prabowo-Hatta. Kendati<br />
begitu, kader tersebut tidak dipecat dari partai.<br />
Namun soal pergeseran kader Golkar di DPR,<br />
Lalu Mara mengaku tidak tahu. “Kalau kaitannya<br />
dengan anggota Dewan, tanya Ketua<br />
Fraksi Golkar di DPR. Kalau urusan fraksi, saya<br />
tidak ikut rapatnya,” tuturnya.<br />
Hal senada dikatakan Wakil Sekjen Golkar<br />
Tantowi Yahya. Ia menyebut rotasi yang dilakukan<br />
terhadap tiga kader pro-Jokowi di DPR merupakan<br />
bentuk sanksi. “Itu sanksi organisasi,”<br />
ucapnya. Tantowi ditunjuk menggantikan posisi<br />
Agus Gumiwang sebagai Wakil Ketua Komisi I.<br />
Tidak semua elite Golkar sepakat dengan<br />
pemberian sanksi kepada sejumlah kader muda<br />
yang merapat ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla. Wakil<br />
Ketua DPR dari Golkar, Priyo Budi Santoso,<br />
salah satunya. Menurut Priyo, kader yang merapat<br />
ke kubu koalisi pimpinan PDI Perjuangan<br />
itu merupakan kader-kader terbaik.<br />
“Mereka punya pendapat sendiri. Seharusnya<br />
tidak ada sanksi, ada pembicaraan dulu.<br />
Itu saran kami,” kata Priyo, yang mengaku akan<br />
mengikuti keputusan partainya mendukung<br />
Prabowo-Hatta, meskipun secara pribadi dekat<br />
dengan Jusuf Kalla.<br />
Namun perpecahan di Golkar itu dianggap<br />
oleh pengamat politik Arya Fernandes hanyalah<br />
drama yang tengah dimainkan partai<br />
berlambang pohon beringin tersebut. Menurut<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Suasana rapat DPR di<br />
Senayan, Jakarta, Januari<br />
lalu.<br />
rachman/Detikcom.<br />
dia, Golkar ujung-ujungnya akan merapat ke<br />
pasangan capres yang menjadi pemenang.<br />
Arya menilai Golkar sedang “bermain di dua<br />
kaki” dalam pemilihan presiden 2014 ini. Satu<br />
kaki berada di pasangan Jokowi-JK, dan kaki<br />
lainnya di Prabowo-Hatta. Cara itu dianggapnya<br />
menjadi kebiasaan Golkar sejak lama. Partai itu<br />
memang tidak pernah lepas dari pemerintahan,<br />
siapa pun presidennya.<br />
Ia menuturkan, apabila pasangan Prabowo-<br />
Hatta menang dalam pemilihan presiden,<br />
Golkar pasti akan mendapat jatah menteri<br />
karena partai itu secara resmi masuk dalam<br />
koalisi pendukung pasangan itu. Sebaliknya,<br />
apabila pasangan Jokowi-JK yang menang,<br />
Golkar akan menjadi bagian dari koalisi partai<br />
pendukung Jokowi lantaran Jusuf Kalla, mantan<br />
Ketua Umum Golkar, merupakan kader partai<br />
itu. Apalagi ada gerakan sejumlah kader partai<br />
tersebut yang mendukung Jokowi-JK.<br />
Cara Golkar merotasi beberapa kadernya di<br />
DPR tersebut menjadi indikasi partai itu tengah<br />
“bermain di dua kaki”. Sebabnya, Golkar tidak<br />
memecat kader-kadernya yang mendukung<br />
Jokowi. “Karena Golkar tetap punya harapan<br />
untuk merapat ke Jokowi jika Prabowo kalah.<br />
Begitupun sebaliknya,” ujarnya.<br />
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie tak<br />
mengiyakan maupun membantah penilaian ini.<br />
Saat ditemui di kantor DPP Golkar beberapa<br />
waktu lalu, ia mengatakan sebuah kalimat bersayap.<br />
"Mata uang itu ada dua sisi. Ada yang<br />
bilang bermain di dua kaki, ada yang bilang<br />
Golkar sangat demokratis," tuturnya.<br />
■ Deden Gunawan, Jaffry Prabu Prakoso | Dimas<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Berebut Simpati<br />
hingga Adu Strategi<br />
Masa kampanye pemilihan presiden baru akan dimulai pekan ini, tapi<br />
dua kubu calon sudah beradu strategi dalam menggalang dukungan.<br />
Masing-masing mengklaim visi dan misinya paling ideal.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Jokowi di tengah kawasan<br />
lumpur Lapindo di Sidoarjo,<br />
Kamis (29/5).<br />
Budi Hartadi/detik surabaya<br />
Hari-hari Joko Widodo semakin<br />
sibuk saja. Menjelang pemilihan<br />
presiden 2014, calon presiden yang<br />
diusung Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai<br />
Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura itu<br />
kian gencar melakukan safari politik ke beberapa<br />
daerah. Bisa dikata, tak ada hari yang tidak<br />
dimanfaatkan pria yang akrab dengan sapaan<br />
Jokowi itu untuk bersafari.<br />
Seperti pada hari libur nasional kenaikan Isa<br />
Almasih, Kamis, 29 Mei lalu. Ia mengunjungi<br />
beberapa daerah secara maraton. Pagi hari,<br />
Jokowi sudah menyambangi Pondok Pesantren<br />
Buntet di Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat,<br />
untuk menemui Kiai Haji Anas Arsyad dan para<br />
santri di sana.<br />
Dari Cirebon, Jokowi ke Bandung untuk<br />
mengikuti dua acara di Kota Kembang bersama<br />
pasangannya, calon wakil presiden Jusuf<br />
Kalla. Acara tersebut adalah deklarasi Rela wan<br />
Jokowi-JK di Gelanggang Olahraga C-Tria dan<br />
deklarasi Relawan GK Forbes Jokowi-JK di GOR<br />
Bhayangkara.<br />
Dari ibu kota Jawa Barat, rombongan Jokowi<br />
bertolak ke Surabaya, Jawa Timur, untuk menghadiri<br />
peringatan 8 tahun semburan lumpur<br />
Lapindo di Sidoarjo pada sore harinya. Jokowi<br />
tiba di titik 21 tanggul penahan lumpur Lapindo<br />
sekitar pukul 15.50 WIB. Kedatangannya disambut<br />
ratusan warga Porong, Sidoarjo.<br />
Mantan Wali Kota Solo itu berbagi tugas<br />
dengan sang cawapres. Pada hari yang sama,<br />
dari Bandung Jusuf Kalla bertolak ke kampung<br />
halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan,<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Prabowo menghadiri deklarasi<br />
pendukung Prabowo-Hatta<br />
se-Jawa Barat di Bandung,<br />
Rabu (28/5).<br />
Grandy/detikfoto<br />
untuk menghadiri deklarasi Tim Pemenangan<br />
Jokowi-JK di Tribun Karebosi Link, Kota Makassar.<br />
Bandung juga menjadi kota tujuan Prabowo<br />
Subianto untuk bersafari politik pada Rabu,<br />
28 Mei lalu. Capres yang diusung lima partai,<br />
yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai<br />
Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan<br />
Sejahtera, dan Golkar, itu juga menghadiri<br />
deklarasi pendukungnya di Kota Kembang. Tak<br />
kurang dari 63 elemen masyarakat Jawa Barat<br />
menyatakan dukungan kepada Prabowo, yang<br />
berpasangan dengan Hatta Rajasa.<br />
Dari Bandung, Kamis, 29 Mei, Prabowo me-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Anggota tim sukses<br />
Jokowi-JK, Eva Kusuma<br />
Sundari.<br />
ari saputra/detikfoto<br />
nyambangi Solo untuk menghadiri deklarasi di<br />
kota basis pendukung Jokowi tersebut. Dalam<br />
acara di Hotel Sunan itu, Prabowo disambut<br />
ratusan pendukungnya. Ketua Dewan Pembina<br />
Gerindra tersebut didampingi sejumlah petinggi<br />
partai penyokong yang tergabung dalam<br />
Koalisi Merah Putih.<br />
Masa kampanye pemilihan presiden 2014,<br />
yang hanya diikuti dua pasangan calon,<br />
Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla,<br />
baru dimulai pekan ini, tepatnya 4 Juni<br />
2014. Kampanye akan digelar selama<br />
satu bulan hingga 5 Juli mendatang<br />
atau 4 hari sebelum pencoblosan, 9<br />
Juli 2014.<br />
Namun, jauh hari sebelum masa<br />
kampanye digelar, kedua kubu sudah<br />
adu strategi. Tidak hanya berlomba<br />
menggalang dukungan dari berbagai<br />
elemen di sejumlah daerah,<br />
kubu Jokowi dan Prabowo<br />
juga berebut simpati<br />
masyarakat melalui visi,<br />
misi, dan program yang<br />
mereka tawarkan apabila terpilih sebagai presiden<br />
dan wakil presiden.<br />
Pasangan Prabowo-Hatta berjanji akan memprioritaskan<br />
peningkatan alokasi anggaran<br />
untuk program pertanian, kehutanan, perikanan,<br />
hingga kelautan. Salah satu yang dijanjikan<br />
untuk sektor pertanian adalah mencetak 2 juta<br />
hektare lahan baru untuk meningkatkan pangan<br />
serta meningkatkan produktivitas melalui<br />
penambahan dana riset sebanyak Rp 10 triliun<br />
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara<br />
2015-2019.<br />
Dradjad Wibowo, anggota tim sukses Koalisi<br />
Merah Putih, mengklaim Agenda Program<br />
Nyata yang diusung pasangan Prabowo-Hatta<br />
merupakan terobosan baru yang paling realistis<br />
untuk diimplementasikan. Program yang ditawarkan<br />
pasangan ini tertuang dalam 9 halaman<br />
visi dan misi. “Kami tidak ingin janji-janji politik.<br />
Dan program kami bukan cuma yang akademis<br />
dan teoretis,” kata politikus PAN ini.<br />
Sementara itu, anggota tim sukses Jokowi-JK,<br />
Eva Kusuma Sundari, mengklaim program pasangan<br />
inilah yang paling ideal. Program yang<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
nasional<br />
Pengamat politik dari<br />
Universitas Indonesia,<br />
Reni Suwarso.<br />
rengga/detikfoto<br />
ditawarkan Jokowi-JK, yang dituangkan melalui<br />
42 halaman visi dan misi, menurut Eva, bersifat<br />
lebih partisipatif karena melibatkan peran masyarakat.<br />
Di bidang penegakan hukum, misalnya,<br />
Jokowi-JK mendukung Komisi Pemberantasan<br />
Korupsi sebagai lembaga independen<br />
yang bebas dari kekuatan politik. “Kami<br />
mendukung KPK dan akan berfokus pada<br />
pembenahan sistem birokrasi serta regulasinya.<br />
Sebab, persoalan KPK bukan hanya<br />
bagaimana menambah jumlah anggota<br />
penyidik,” ujar kader PDI Perjuangan<br />
ini.<br />
Pengamat politik dari<br />
Universitas Indonesia,<br />
Reni Suwarso, menilai<br />
visi, misi, serta program<br />
Prabowo-Hatta dengan<br />
Jokowi-JK memiliki<br />
perbedaan karakter dan<br />
orientasi. Reni menilai<br />
program Jokowi-JK lebih<br />
mengedepankan idealisme dengan konsep<br />
abstrak. Sedangkan Prabowo-Hatta lebih menekankan<br />
target, aspek kuantitatif, tapi kurang<br />
idealis.<br />
Perbedaan lain, Jokowi-JK dianggap memiliki<br />
pengalaman di pemerintahan. Sedangkan Prabowo-Hatta<br />
merupakan kombinasi pengalaman<br />
di bidang militer dan pemerintahan. Begitupun<br />
soal orientasi pencapaian, menurut Reni,<br />
Prabowo-Hatta tampak lebih membidik kelas<br />
menengah, atas, dan internasional. Adapun<br />
Jokowi membidik level menengah ke bawah.<br />
“Bagi Prabowo-Hatta, semua kerja dihitung<br />
dan serba target, sementara Jokowi-JK idealis,<br />
menginginkan Indonesia yang lebih baik,” tuturnya.<br />
Namun Arbi Sanit, pengamat politik lainnya<br />
dari UI, mengatakan, yang terpenting adalah<br />
bagaimana kedua pasangan tersebut menawarkan<br />
program yang paling realistis, bukan<br />
memberi janji-janji politik semata. “Kalau visimisi<br />
pasti ngecap. Pertanyaannya, bisa enggak<br />
merealisasinya” katanya. n M. Rizal, Kustiah | Dimas<br />
Majalah detik detik 7 - 213 - 8 april juni 2014
interview<br />
Hatta rajasa:<br />
Jangan<br />
Ragukan<br />
Loyalitas<br />
Prabowo<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
Pada 2009, ketika mendampingi Ibu Mega sebagai calon wakil presiden,<br />
tak ada isu soal pelanggaran HAM. Mengapa sekarang muncul<br />
evin O’Rourke, ekonom dari Universitas<br />
Harvard, menyebut kebijakan<br />
ekonomi Indonesia di bawah Menteri<br />
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa<br />
sebagai Hattanomics. Salah satu cirinya<br />
adalah protektif dan restriktif dalam<br />
perdagangan dan bisa membatasi modal<br />
asing. Kebijakan seperti itu sepertinya<br />
akan dilanjutkan bila kelak dia terpilih<br />
bersama Prabowo Subianto untuk memimpin<br />
pemerintahan 2014-2019.<br />
“Kami memiliki misi yang sama untuk<br />
membawa bangsa ini maju, bermartabat,<br />
dan berkeadilan,” kata Hatta kepada majalah<br />
detik di markas tim pemenangan Prabowo-<br />
Hatta di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak,<br />
Jakarta Timur, Senin, 26 Mei lalu.<br />
Selain memaparkan visi ekonominya ke<br />
depan, insinyur perminyakan dari Institut<br />
Teknologi Bandung ini tak berkeberatan<br />
membeberkan langkah koalisi bersama partai-partai<br />
berbasis Islam untuk menyokong<br />
Prabowo. Tapi, apa pendapatnya soal sinisme<br />
publik atas masalah hukum yang menjerat<br />
beberapa elite partai peserta koalisi Benarkah<br />
sang besan diam-diam menyokongnya<br />
untuk menjadi calon wakil presiden Berikut<br />
ini petikan wawancaranya.<br />
Saat Anda menjadi Menko Perekonomian,<br />
perekonomian Indonesia masuk<br />
10 besar dunia, bagaimana kemungkinan<br />
kelanjutannya<br />
Ya, yang pertama tentu harus kita syu-<br />
Majalah detik 14 -20 April 2014
interview<br />
Video<br />
kuri bahwa banyak sekali kemajuan yang<br />
dicapai bangsa ini selama 10 tahun terakhir.<br />
Walaupun tentu banyak juga yang harus<br />
kita tuntaskan. Karena itu, capaian dalam<br />
10 tahun terakhir melalui purchasing power<br />
parity (paritas daya beli masyarakat) itu<br />
haruslah membuat kita bekerja keras lagi<br />
untuk tiga hal yang penting.<br />
Pertama, mendorong pertumbuhan<br />
ekonomi yang tinggi, yang realistis, sambil<br />
tetap menjaga stabilitas untuk menciptakan<br />
lapangan kerja seluas-luasnya. Untuk menekan<br />
(angka) kemiskinan. Kedua, mengurangi<br />
kesenjangan secepat mungkin, baik kesenjangan<br />
pendapatan masyarakat maupun<br />
kesenjangan pemerataan pembangunan.<br />
Ketiga, bagaimana upaya kita untuk terus<br />
meningkatkan kualitas sumber daya manusia<br />
Indonesia. Sebab, kita akan bersaing dalam<br />
integrasi ekonomi global dan ASEAN yang<br />
sudah ada di depan mata.<br />
Jika kelak Anda turut memimpin pemerintahan,<br />
seperti apa upaya konkret<br />
untuk menjaga kelanjutan capaian itu<br />
Ya, kita akan menjaga ini dengan konsep<br />
continuity and change. Pembangunan yang<br />
sudah baik akan kita lanjutkan dan percepat,<br />
yang kurang baik kita perbaiki, dan yang tidak<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
baik kita ganti dengan yang baik. Ingat, pada<br />
2015 kita akan mengakhiri pembangunan millennium<br />
development goals (MDG) dan akan<br />
mengembangkan konsep baru, sustainable<br />
development goals (SDG), yang mengacu pada<br />
tiga hal, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.<br />
Konsep itu harus ditopang oleh tiga hal,<br />
yaitu strong growth (pertumbuhan yang<br />
kuat), balance (keseimbangan), serta sustain<br />
atau berkelanjutan. Pilar dari sustainability<br />
itu adalah sosial dan kultural. Menjaga kelestarian<br />
lingkungan serta aspek pertumbuhan<br />
yang kuat.<br />
Nasionalis berbeda dengan nasionalisasi.<br />
(Kita) melindungi kepentingan nasional (tapi)<br />
tetap terbuka dengan dunia luar. Jadi bukan<br />
proteksi yang membabi buta.<br />
Visi ini sejalan dengan visi Prabowo<br />
Betul sekali. Saya berdialog sebelum kami<br />
bersama-sama dengan Mas Prabowo. Selama<br />
18 bulan kami bersama-sama melihat platform<br />
ekonomi, kemudian melihat tantangan<br />
yang dihadapi bangsa ini, baik tantangan<br />
dari eksternal maupun dari internal. Tantangan<br />
eksternal kita ternyata juga tidak ringan.<br />
Karena masih akan terjadi apa yang disebut<br />
Didik Dwi haryanto/mytrans<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
perlambatan pertumbuhan ekonomi negaranegara<br />
maju yang akan berpengaruh pada<br />
permintaan (produk manufaktur dan komoditas<br />
tambang, kehutanan, pertanian, dan<br />
pertambangan Indonesia).<br />
Kedua, adanya integrasi ekonomi global<br />
saat ini menjadi kesempatan sekaligus<br />
tantangan bagi bangsa Indonesia. Ketiga,<br />
di kawasan ASEAN ada dinamika baru<br />
yang membuat kita juga harus waspada.<br />
Dinamika itu adalah masalah di Laut Cina<br />
Selatan. Di situ ada lima claimed state atau<br />
lima negara yang mengklaim (kedaulatan)<br />
atas wilayah atau kawasan laut itu. Hal itu<br />
bukan tidak mungkin menimbulkan kondisi<br />
instabilitas di kawasan.<br />
Bersama pengusaha Chairul Tanjung yang akan menggantikannya sebagai<br />
Menko Perekonomian diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<br />
abror Rizki/ rumnggapres<br />
Apa yang harus dilakukan dengan adanya<br />
dinamika di kawasan itu<br />
Ya, tentu saja Indonesia harus kuat, sehingga<br />
menjadi negara yang bisa memberi<br />
solusi bagi penyelesaian masalah tersebut.<br />
Artinya, Indonesia selalu menjadi negara<br />
terde pan dalam memberikan solusi untuk<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
menjaga kawasan yang damai dan aman.<br />
Indonesia mampu menyelesaikan masalah<br />
tersebut. Misalnya ketika ada perselisihan<br />
(karena sama-sama klaim) antara Filipina<br />
dan Cina, atau Vietnam dan Cina, dan sebagainya.<br />
Dengan demikian, Indonesia bukan<br />
hanya menjadi pemain dunia, tetapi, lebih<br />
dari itu, menjadi pemain utama dunia yang<br />
berpengaruh.<br />
Saat berdialog dengan Prabowo soal<br />
ekonomi, ada gesekan pandangan<br />
Sama sekali tidak ada gesekan. Kalau ada<br />
perbedaan pandangan, tentu itu wajar-wajar<br />
saja. Tetapi intinya adalah sama, kami saling<br />
memberikan masukan berdasarkan sudut<br />
pandang masing-masing sebagai mitra dan<br />
sahabat. Kami memiliki pandangan dan tujuan<br />
yang sama.<br />
Bersama Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat membahas revisi<br />
peraturan pajak penghasilan pada 9 Desember 2013.<br />
Rachman Haryanto/detikFoto<br />
Kesamaan itu karena Anda menjalankan<br />
kebijakan ekonomi Hattanomics<br />
yang dinilai protektif<br />
Itu istilah yang digunakan Kevin O’Rourke,<br />
pengamat ekonomi dari Harvard University.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
Memimpin rapat koordinasi tentang perkembangan kebijakan dan<br />
pertumbuhan ekonomi<br />
Rachman Haryanto/detikFoto<br />
Dia menilai, langkah yang kami lakukan berorientasi<br />
pada kebijakan ekonomi saat ini<br />
cukup protektif, restriktif dalam perdagangan,<br />
dan bisa membatasi modal asing. Sebenarnya<br />
tidaklah demikian. Visi saya (saat<br />
sebagai Menko Perekonomian) bagaimana<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
dengan nasionalisasi. Ini penting untuk<br />
menjawab tantangan yang ada. Melindungi<br />
kepentingan nasional, tetap terbuka dengan<br />
dunia luar. Jadi bukan proteksi yang<br />
membabi buta.<br />
melaksanakan kebijakan ekonomi yang<br />
nasionalis, menumbuhkan perekonomian<br />
masyarakat, memperkuat, memeratakan,<br />
sekaligus melindungi kepentingan rakyat<br />
kita. Yang harus diingat, nasionalis berbeda<br />
Hatta Rajasa (kanan) menerima kenang-kenangan lukisan dari jajaran menteri<br />
Kabinet Indonesia Bersatu II usai serah terima jabatan di Jakarta, Senin (19/5).<br />
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari<br />
Bagaimana dengan investor asing<br />
Kita lihat saja, selama ini pemerintah telah<br />
memberi ruang yang luas kepada investor luar<br />
negeri dalam menanamkan investasinya di<br />
Indonesia. Yang kami tekankan adalah sistem<br />
dan konsep pasar terbuka yang berkeadilan,<br />
artinya pembangunan yang berlangsung<br />
memperhatikan kepentingan masyarakat luas<br />
dalam jangka panjang.<br />
Dengan demikian, ada perlindungan<br />
terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas<br />
dan inklusif, sehingga tercipta kesejahteraan<br />
masyarakat Indonesia di semua<br />
lapisan. Lebih dari itu, kebijakan seperti ini<br />
mampu menciptakan perekonomian yang<br />
melibatkan segala lapisan masyarakat dan<br />
memberikan nilai tambah bagi sumber daya<br />
alam yang ada.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
Dengan alasan itu Anda bersedia mendampingi<br />
Prabowo<br />
Pak Prabowo juga merupakan sosok yang<br />
memiliki visi dan komitmen kebangsaan<br />
yang begitu kuat. Dedikasi dan loyalitasnya<br />
terhadap bangsa dan negara tidak diragukan<br />
lagi. Kami memiliki misi yang sama untuk<br />
membawa bangsa ini maju, bermartabat,<br />
dan berkeadilan. Koalisi yang kami bangun<br />
bukan didasari atas politik yang pragmatis<br />
dan transaksional, melainkan persamaan<br />
platform tentang Indonesia ke depan yang<br />
adil, makmur, dan sejahtera.<br />
Koalisi yang kami bangun bukan didasari<br />
atas politik yang pragmatis dan transaksional.<br />
rasetyo Utomo / ANTARA FOTO<br />
Tudingan bahwa Prabowo telah melakukan<br />
pelanggaran HAM masih sering<br />
dilontarkan. Anda tak terbebani<br />
Tidak. Persoalan itu sudah diselesaikan. Saya<br />
kira tudingan seperti itu mengada-ada. Pada<br />
2009, ketika Pak Prabowo mendampingi Ibu<br />
Mega (sebagai calon wakil presiden), tidak<br />
ada masalah. Isu-isu seperti itu tidak ada.<br />
Mengapa sekarang muncul lagi<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
Kalau ada satudua<br />
orang partai<br />
yang bermasalah<br />
(secara hukum),<br />
bukan berarti keseluruhan<br />
partai<br />
bermasalah.<br />
Partai-partai mitra koalisi Anda, kader,<br />
dan beberapa ketuanya bermasalah secara<br />
hukum….<br />
Harus dibedakan antara institusi partai<br />
dan individu. Kalau ada satu-dua partai yang<br />
bermasalah, bukan berarti keseluruhan partai<br />
bermasalah. Yang mengalami masalah itu<br />
kan oknum dari partai, bukan lembaganya.<br />
Dukungan-dukungan yang dirajut dalam<br />
kerangka koalisi itu antarlembaga. Dukungan<br />
itu dukungan institusi, partai. Memang, selalu<br />
ada individu yang melakukan seperti itu, tapi<br />
kita harus menghormati hukum. Itu harus<br />
dibedakan.<br />
Kasus Rasyid juga menimbulkan sinisme<br />
masyarakat terhadap Anda....<br />
Putra saya itu diproses secara hukum, saya<br />
sendiri yang mengantarkannya ke pengadilan,<br />
dan saya minta diadili seadil-adilnya. Dia dihukum<br />
6 bulan dengan masa percobaan 12 bulan.<br />
Dia tak bisa kuliah. Bukankah itu sebuah proses<br />
hukum yang harus kita hormati tanpa ada intervensi<br />
apa pun<br />
Benarkah secara informal Partai Demokrat<br />
sesungguhnya mendukung Anda<br />
karena faktor Susilo Bambang Yudhoyono<br />
sebagai besan<br />
Itu sama sekali tidak benar. Kami dalam<br />
berpolitik menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />
Membedakan mana urusan<br />
partai, urusan politik, dan mana urusan<br />
pribadi. Selalu saja orang berpikir seperti<br />
itu, mengkait-ngaitkan saya dengan Pak<br />
SBY. Saya sangat profesional sekali untuk<br />
mengambil keputusan.<br />
Menurut pandangan saya, demi bangsa<br />
dan negara, kedua demi kebaikan semua, dan<br />
yang ketiga adalah apa yang berkembang<br />
dari konstituen Partai Demokrat. Pilihan itu<br />
bukan karena saya besan Pak SBY, tidak ada<br />
sama sekali, dan kami (bersikap) profesional<br />
sampai sekarang. Ini urusan negara, mengapa<br />
harus dicampuradukkan dengan urusan<br />
keluarga ■<br />
ARIF ARIANTO, MONIQue SHintami<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
interview<br />
BIODATA<br />
Nama lengkap: Ir. M. Hatta Rajasa<br />
Tempat/tanggal lahir: Palembang,<br />
Sumatera Selatan, 18 Desember 1953<br />
Istri: Drg. Oktiniwati Ulfa Dariah<br />
Rajasa<br />
Anak:<br />
Reza Rajasa, Aliya Rajasa, Azimah<br />
Rajasa, Rasyid Rajasa<br />
Pendidikan:<br />
• SMA Negeri 4 Palembang<br />
• Insinyur Teknik Perminyakan<br />
Institut Teknologi Bandung (ITB),<br />
1973<br />
• Studi Pembangunan ITB hanya<br />
satu tahun, karena aktif di partai<br />
dan menjadi Menteri Riset dan<br />
Teknologi, 2001<br />
Karier:<br />
• Ketua Umum Dewan Pimpinan<br />
Pusat Partai Amanat Nasional,<br />
2010 s.d. sekarang<br />
• Menteri Koordinator Ekonomi,<br />
2009-2014<br />
• Menteri Perhubungan Kabinet<br />
Indonesia Bersatu, 2004-2009<br />
• Menteri Riset dan Teknologi<br />
Kabinet Gotong Royong, 2001-<br />
2004<br />
• Sekretaris Jenderal Partai Amanat<br />
Nasional, 2000-2005<br />
• Ketua Fraksi Partai Reformasi DPR<br />
RI, 1999-2004<br />
• Presiden Direktur Arthindo, 1982-<br />
2000<br />
• Wakil Manajer Teknis PT Meta<br />
Epsi, perusahaan pengeboran<br />
minyak, 1980-1983<br />
• Teknisi Lapangan PT Bina Patra<br />
Jaya, 1977-1978<br />
Penghargaan:<br />
• Bintang Mahaputera Adipradana<br />
2013<br />
• Economic Booster of The Year,<br />
Indonesia Property&Bank, 2013<br />
• Reformasi Award dari Pro-Democracy,<br />
2013<br />
• Gwanghwa Medal, The first<br />
rank of the Order Of Diplomatic<br />
Service Merit, Republic of Korea,<br />
2012<br />
• Public Policy Award dari Asia<br />
Society, 2011<br />
• Ganesha Prajamanggala Bakti<br />
Kencana dari ITB, 2011<br />
• Ganesha Prajamanggala Bakti<br />
Adiutama dari ITB, 2009<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
hukum<br />
Kloter Berikut<br />
Pasca-Suryadharma<br />
Setelah menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus korupsi haji,<br />
KPK mendalami dugaan aliran mencurigakan di rekening sejumlah orang.<br />
Anggito Abimanyu mundur sebagai Dirjen Penyelenggaraan Haji meski masih<br />
berstatus saksi.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
hukum<br />
Direktur Jenderal Penyelenggaraan<br />
Haji dan Umrah Anggito Abimanyu<br />
(berbaju koko) saat diwawancarai<br />
di kantornya, gedung Kementerian<br />
Agama, Jakarta, beberapa waktu<br />
lalu.<br />
Ari Saputra/detikcom<br />
Mantan Ketua Umum Pimpinan<br />
Pusat Muhammadiyah Ahmad<br />
Syafii Maarif tak menyangka akan<br />
kedatangan tamu istimewa pada<br />
Ahad, 25 Mei lalu. Tamu tersebut adalah Direktur<br />
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah<br />
Kementerian Agama Anggito Abimanyu. Bekas<br />
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian<br />
Keuangan itu secara khusus menemui Syafii di<br />
kediamannya, Yogyakarta.<br />
Saat itu, Anggito datang untuk membicarakan<br />
kasus penyelenggaraan haji yang saat ini<br />
tengah disidik Komisi Pemberantasan Korupsi.<br />
“Tampaknya AA (Anggito Abimanyu) tidak punya<br />
beban dan punya niat baik untuk membenahi<br />
masalah haji yang dibuat ruwet itu,” kata<br />
Syafii melalui pesan singkat ponsel kepada<br />
majalah detik, Rabu, 28 Mei lalu.<br />
Kepada Syafii, Anggito curhat mengenai<br />
kesulitan yang ia dihadapi selama menjabat<br />
Dirjen Penyelenggaraan Haji. Misalnya soal<br />
pengadaan pemondokan, biaya transportasi,<br />
dan katering untuk jemaah haji. Masalahmasalah<br />
itu dianggapnya sebagai bom waktu<br />
lantaran sistem pengadaan yang telanjur rusak.<br />
“Sehingga, sebagai dirjen baru, tentu dia perlu<br />
melakukan pembenahan menyeluruh,” ujarnya.<br />
Dua hari sebelumnya, Jumat, 23 Mei, Anggito<br />
mendampingi Menteri Agama Suryadharma Ali<br />
saat memberikan keterangan pers menanggapi<br />
penetapan Suryadharma sebagai tersangka<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
hukum<br />
Presiden Yudhoyono didampingi<br />
Wakil Presiden Boediono<br />
menerima Suryadharma Ali<br />
di Istana Bogor, Senin (26/5).<br />
Suryadharma menyatakan mundur<br />
sebagai Menteri Agama.<br />
Abror Rizki/Rumnggapres<br />
oleh KPK. Keduanya terkejut Suryadharma<br />
Ali―biasa disebut SDA—ditetapkan sebagai<br />
tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan<br />
dana dan pengadaan dalam penyelenggaraan<br />
haji.<br />
Meski sudah resmi mengajukan surat mundur<br />
sebagai Menteri Agama kepada Presiden Susilo<br />
Bambang Yudhoyono pada Rabu, 28 Mei, SDA<br />
belum juga paham mengapa dirinya dilabeli tersangka<br />
oleh komisi antikorupsi tersebut. “Saya<br />
berdoa penetapan saya sebagai tersangka ini<br />
hanyalah kesalahpahaman belaka,” tuturnya<br />
kala itu.<br />
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan<br />
itu mengatakan akan menyiapkan pembelaan<br />
dan penjelasan agar duduk masalah haji<br />
menjadi terang. Suryadharma juga menegaskan<br />
tidak melakukan pelanggaran dalam penyelenggaraan<br />
haji.<br />
Sikap Suryadharma dianggap wajar oleh<br />
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi<br />
Keuangan (PPATK) M Yusuf. Sebab, dalam<br />
laporan hasil analisis yang diserahkan PPATK<br />
ke KPK, aliran dana di rekening Suryadharma<br />
tergolong wajar. “Untuk pribadi Pak SDA, kita<br />
belum menemukan (aliran mencurigakan) pada<br />
2012. Kita tahu dia punya putri yang bersekolah<br />
di luar negeri, tapi rekeningnya masih normal,”<br />
ucap Yusuf saat ditemui di kantornya, Jakarta,<br />
Senin, 26 Mei lalu.<br />
Namun, meski tidak ada aliran dana mencurigakan,<br />
menurut Yusuf bukan berarti KPK tak<br />
bisa menetapkan status SDA sebagai tersangka.<br />
“Sebab, ada Pasal 2 (1) atau Pasal 3 Undang-<br />
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tipikor<br />
yang bisa menjerat SDA,” katanya.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
hukum<br />
PPATK melacak dugaan<br />
transaksi mencurigakan<br />
sebesar miliaran rupiah di<br />
rekening seorang anggota<br />
DPR yang membidangi<br />
masalah haji.<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
Yusuf menjelaskan, selama melakukan audit<br />
biaya perjalanan ibadah haji pada 2004-2012<br />
dengan total dana Rp 84 triliun, PPATK mengendus<br />
kejanggalan, yakni adanya aliran dana<br />
kepada pihak ketiga dan sejumlah dana<br />
dalam bentuk gelondongan. Misalnya<br />
peruntukan dana US$ 13 juta guna<br />
membayar pesawat. Namun<br />
tidak jelas berapa nilai pembayaran<br />
dan berapa banyak<br />
pesawat yang digunakan.<br />
“Sumbernya ada yang dari<br />
kickback dan untuk travel,”<br />
ujarnya.<br />
Kendati tak menemukan<br />
kejanggalan di rekening<br />
Suryadharma, PPATK berhasil<br />
melacak dugaan transaksi mencurigakan<br />
sebesar miliaran rupiah di<br />
rekening seorang anggota Dewan Perwakilan<br />
Rakyat yang membidangi masalah haji.<br />
Hal yang sama terendus di rekening seorang<br />
pejabat Kementerian Agama berinisial B, dengan<br />
nilai transaksi lebih dari Rp 3 miliar serta di<br />
rekening seorang pengusaha travel.<br />
Namun Yusuf menuturkan, lembaganya tidak<br />
bisa melakukan klarifikasi lebih jauh apakah<br />
transaksi di rekening pejabat B, pengusaha<br />
travel berinisial H, dan politikus F tersebut<br />
berhubungan dengan dana abadi umat serta<br />
biaya penyelenggaraan ibadah haji. “Kami tidak<br />
tahu, ini tugas KPK untuk mengklarifikasi,” ucap<br />
Yusuf.<br />
Penyidik KPK, menurut juru bicara Johan Budi,<br />
memang masih mendalami dugaan aliran dana<br />
mencurigakan di rekening B, H, dan F. Adapun<br />
soal Anggito, komisi antirasuah itu baru akan<br />
melakukan pemeriksaan dalam waktu dekat.<br />
Status Anggito juga masih saksi. “(Anggito) terlibat<br />
atau tidak, tergantung hasil pemeriksaan,”<br />
kata Johan.<br />
Meski masih berstatus saksi, Anggito mundur<br />
dari jabatannya sebagai Dirjen Penyelenggaraan<br />
Haji pada Jumat, 30 Mei lalu. Permohonan<br />
mundur telah diterima Presiden Yudhoyono<br />
melalui Menteri Koordinator Kesejahteraan<br />
Rakyat Agung Laksono. “Beliau meminta persetujuan<br />
mundur karena kemungkinan seperti<br />
yang diberitakan di media akan menghadapi<br />
masalah hukum,” kata Agung di Istana Cipanas,<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
hukum<br />
Sejumlah aktivis Indonesia<br />
Corruption Watch melakukan<br />
aksi teatrikal "lempar jumrah<br />
untuk mengusir setan" di kantor<br />
ICW, Kalibata, Jakarta, Jumat<br />
(23/5).<br />
agung pambudhy/detikcom<br />
Jawa Barat.<br />
Sebelumnya, KPK menyita telepon seluler<br />
Anggito Abimanyu. KPK menduga ada banyak<br />
data penting yang bisa diperoleh dari ponsel<br />
milik sang dirjen.<br />
Sedangkan penetapan Suryadharma Ali sebagai<br />
tersangka disayangkan oleh praktisi hukum<br />
Maqdir Ismail, apalagi jika penetapan status<br />
itu hanya berdasarkan laporan PPATK. Sebab,<br />
semestinya lembaga yang menentukan kerugian<br />
negara dalam proses penyelenggaraan haji<br />
dan umrah adalah Badan Pemeriksa Keuangan<br />
melalui proses audit, bukan PPATK. “Penetapan<br />
tersangka pada SDA terlalu prematur. Sebagai<br />
lembaga penegak hukum seharusnya KPK taat<br />
ketentuan dan asas. Jangan dibolak-balik,” ujarnya.<br />
Namun Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja<br />
malah menyebut kemungkinan lembaganya<br />
menjerat Suryadharma dengan pasal tindak<br />
pidana pencucian uang (TPPU) berdasarkan<br />
laporan PPATK tersebut. “Itu (laporan PPATK)<br />
bagian yang akan kami dalami untuk TPPU,”<br />
tutur Adnan di kantornya, Rabu 28 Mei lalu.<br />
Bukan hanya terhadap Suryadharma, Adnan<br />
menegaskan KPK akan segera menetapkan tersangka<br />
lain dalam kasus korupsi penyelenggaraan<br />
haji. “Tunggu saja tanggal mainnya. Yang<br />
pasti SDA enggak sendirian,” ucapnya. Ia pun<br />
mengibaratkan tersangka lain yang bakal menyusul<br />
Suryadharma itu dengan istilah kloter<br />
(kelompok terbang). “Ada kloter ke sana, ada<br />
kloter ke tahanan (KPK),” katanya. Lalu siapa<br />
yang masuk kloter berikutnya itu Mengutip<br />
Adnan, tunggu tanggal mainnya. ■<br />
Deden G., Kustiah, Ikhwanul K., Rivki | Dimas<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kriminal<br />
Aksi Mayo<br />
Berakhir<br />
di Bypass<br />
Bos komplotan perampokan sadis,<br />
Maju Santoso alias Mayo, tewas didor<br />
polisi. Baku tembak terjadi di tengah<br />
keramaian lalu lintas di Jalan D.I.<br />
Panjaitan, Jakarta Timur.<br />
ilustrasi: edi wahyono<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kriminal<br />
Mobil Honda Jazz yang<br />
ditumpangi Mayo saat baku<br />
tembak dengan polisi.<br />
Edward Febriyatri Kusuma/ Detikcom<br />
Dar-der-dor suara tembakan<br />
mengejutkan warga di Jalan D.I.<br />
Panjaitan, kawasan Kebon Nanas,<br />
Jakarta Timur, sekitar pukul 10.15<br />
WIB, Senin, 26 Mei lalu. Bak aksi di sebuah<br />
film laga, sekelompok pria dan seorang<br />
pengendara mobil terlibat baku tembak<br />
di tepi jalan yang dikenal dengan sebutan<br />
Bypass itu. Kejadian berlangsung cepat di<br />
tengah ramainya lalu lintas kendaraan yang<br />
melintas.<br />
Warga akhirnya tahu, tembak-menembak itu<br />
terjadi saat polisi berniat menyergap seorang<br />
bos komplotan rampok. Baku tembak pecah<br />
saat pelaku―Maju Santoso alias Mayo, 35 tahun—melawan<br />
dan menembak ke arah polisi<br />
saat turun dari mobil yang tengah dikendarainya,<br />
Honda Jazz berwarna silver bernomor<br />
polisi E-333-LS.<br />
“Awalnya, dia turun dari mobil seperti akan<br />
membeli sesuatu. Tapi ada polisi pakai baju<br />
preman, lalu terjadi saling tembak. Polisi menembak<br />
empat kali,” kata seorang ibu yang<br />
menyaksikan peristiwa tersebut.<br />
Tembak-menembak terjadi dalam jarak 5<br />
meter. Mayo, yang mengenakan sweater bergaris<br />
kuning, sempat melepaskan tembakan<br />
tiga kali, yang salah satunya mengenai polisi.<br />
Mayo akhirnya tewas dengan tembakan yang<br />
mengenai kepala dan dadanya.<br />
Saksi mata lain, Iwan, mengungkapkan,<br />
saat kejadian, di dalam Honda Jazz bernomor<br />
polisi Kota Cirebon, Jawa Barat, tersebut ada<br />
seorang perempuan muda dan anak kecil ber-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kriminal<br />
Polisi memeriksa mobil<br />
yang digunakan pelaku.<br />
Edward Febriyatri Kusuma/ Detikcom<br />
umur 7 tahun. Keduanya berteriak histeris.<br />
“Mereka menangis terus,” ujar Iwan, yang<br />
mengaku sempat mengabadikan peristiwa itu<br />
melalui kamera telepon selulernya.<br />
Mayo merupakan otak sejumlah perampokan<br />
di sejumlah tempat di Jakarta Timur. Ia diketahui<br />
berasal dari Blok Sumur Tuan, Kelurahan<br />
Wiyong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.<br />
Pria kelahiran 12 April 1979 ini tercatat<br />
dalam kartu tanda penduduknya beralamat<br />
di Jalan Kampung Jembatan, Cipinang Besar<br />
Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Sedangkan<br />
dua orang lain di dalam mobil adalah anak dan<br />
istri Mayo. Keduanya diamankan polisi.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kriminal<br />
Mereka spesialis<br />
pencurian dengan<br />
pemberatan,<br />
pencurian dengan<br />
kekerasan, artinya<br />
perampokan, serta<br />
pencurian ranmor.<br />
Mayo sudah lama menjadi incaran atau<br />
target operasi Satuan Kejahatan dengan Kekerasan<br />
(Jatanras) Kepolisian Daerah Metro<br />
Jaya. Komplotan Mayo, yang dikenal dengan<br />
Kelompok Cirebon, terdiri atas tujuh orang,<br />
termasuk dirinya. “Mereka spesialis pencurian<br />
dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan,<br />
artinya perampokan, serta pencurian<br />
ranmor (kendaraan bermotor),” tutur Kepala<br />
Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />
Besar Rikwanto.<br />
Setelah baku tembak yang menewaskan<br />
Mayo itu, sore harinya polisi berhasil<br />
menangkap dua orang anggota komplotan<br />
tersebut, salah satunya DK, di Kampung<br />
Rambutan, Jakarta Timur. Komplotan ini terkenal<br />
sadis saat merampok. “Kalau (korban)<br />
melawan, mereka lakukan penembakan,”<br />
ucap Rikwanto.<br />
Secara terpisah, Kepala Satuan Jatanras<br />
Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry<br />
Heryawan mengatakan komplotan ini diburu<br />
sejak dua bulan lalu. Komplotan Cirebon antara<br />
lain melakukan perampokan di sebuah<br />
rumah di Jalan Bambu Mas Utara, Pondok<br />
Bambu, Jakarta Timur, pada 27 April 2014.<br />
Kelompok ini juga merampok rumah perwira<br />
menengah TNI Angkatan Laut di Duren Sawit<br />
pada 17 April lalu.<br />
Sebelum aksi kejahatannya berakhir di Jalan<br />
Bypass itu, Mayo sempat diintai anggota Unit<br />
III Jatantras, yang dipimpin Ajun Komisaris Ari<br />
Cahya, sejak pelaku berada di Kampung Rambutan.<br />
Dari tempat itu Mayo mengemudikan<br />
mobilnya menyusuri Jalan Kramat Jati, Cawang,<br />
dan Jalan D.I. Panjaitan, Kebon Nanas.<br />
Ia lalu menghentikan Honda Jazz-nya untuk<br />
menjemput anak dan istrinya, yang indekos di<br />
belakang kantor Samsat Jakarta Timur.<br />
Begitu istri dan anak Mayo masuk mobil<br />
untuk diantar ke Terminal Kampung Rambutan<br />
lantaran hendak pulang ke Cirebon, saat<br />
itu anggota yang sudah menguntit meminta<br />
Mayo menyerah. Tapi gembong rampok tersebut<br />
melawan dan berupaya lari. Polisi pun<br />
sempat mengeluarkan tembakan peringatan.<br />
Namun Mayo malah mengambil pistolnya di<br />
tas hitam di dalam mobil.<br />
Tembak-menembak terjadi. Mayo langsung<br />
menembakkan peluru ke arah petugas seba-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kriminal<br />
Kepala Polda Metro Jaya<br />
Inspektur Jenderal Dwi<br />
Priyatno.<br />
ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf<br />
nyak tiga kali. Salah satunya mengenai perut<br />
Brigadir Satu Zefrie Setiadji. Polisi itu pun<br />
roboh. Sedangkan seorang petugas, Ajun Inspektur<br />
Dua Eko Widianto, terluka di bagian<br />
kaki saat menghindari tembakan Mayo. Melihat<br />
dua rekannya ditembaki, petugas lain<br />
melumpuhkan Mayo dengan membalas<br />
tembakan sebanyak empat kali. Mayo akhirnya<br />
tersungkur saat sebuah tembakan<br />
mengenai kepalanya.<br />
Honda Jazz yang digunakan<br />
Mayo diduga menggunakan<br />
nomor palsu karena ditemukan<br />
juga sebuah pelat nomor B (Jakarta).<br />
Selain menyita mobil,<br />
polisi mengamankan sepucuk<br />
pistol revolver pabrikan bermerek<br />
S & W dengan kaliber<br />
32 milimeter. Kedua barang itu<br />
akan diselidiki bagaimana bisa<br />
diperoleh pelaku. “Hasil visum<br />
dan uji balistik, senjata pelaku<br />
identik dengan merek S & W,<br />
nomor register 9.060, kaliber 32<br />
buatan USA,” kata Herry.<br />
Istri dan anak Mayo sempat dibawa ke<br />
Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan<br />
sebelum akhirnya dilepas sehari sesudahnya.<br />
Sedangkan jenazah Mayo sudah diambil oleh<br />
keluarganya dan dibawa ke Cirebon. Adapun<br />
dua polisi yang terluka dalam tembak-menembak<br />
itu menjalani perawatan di Rumah Sakit<br />
Persahabatan, Jakarta.<br />
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal<br />
Dwi Priyatno mengatakan jajarannya saat ini<br />
tengah memburu anggota lainnya yang tersisa<br />
dari komplotan Cirebon. “Kami sudah tangkap<br />
dua pelaku, seluruhnya ada tujuh pelaku yang<br />
sering melakukan pencurian (dengan) kekerasan<br />
dengan pemberatan,” ujarnya.<br />
Menurut jenderal polisi berbintang dua ini,<br />
jajarannya telah diminta lebih mengedepankan<br />
tindakan persuasif. Namun, karena Mayo<br />
melawan dan menembak saat akan ditangkap,<br />
ia terpaksa dilumpuhkan agar tidak membahayakan<br />
orang lain. ■<br />
ISFari HIKMAT, EDWARD FEBriyatri KUSUMA, JAFFRY PRABU<br />
prakoso | M. RIZal<br />
Majalah Majalah detik detik 20 - 26 2 januari - 8 juni 2014
sisi lain capres<br />
Siapa<br />
Duluan<br />
Berbaju<br />
Putih<br />
Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan<br />
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa<br />
sama-sama mengklaim lebih dulu<br />
berkemeja putih. Jokowi kini kembali<br />
ke seragam “kebesaran”: kemeja motif<br />
kotak-kotak.<br />
Ada yang berbeda pada Joko<br />
Widodo atau Jokowi. Calon<br />
presiden yang diusung oleh<br />
Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan, Partai Nasional Demokrat,<br />
Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai<br />
Hanura itu dua pekan belakangan ini mengenakan<br />
kemeja bermotif kotak-kotak.<br />
Baju “kebesaran” yang ia kenakan selama<br />
hajatan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta<br />
pada 2012 itu praktis ia tanggalkan<br />
setelah terpilih menjadi gubernur. Sejak<br />
itu, Jokowi lebih sering mengenakan kemeja<br />
putih saat berkantor maupun ketika<br />
blusukan.<br />
Kemeja putih polos dengan lengan<br />
yang digulung seakan-akan menjadi ciri<br />
khas mantan Wali Kota Solo itu. “Identi-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sisi lain capres<br />
tas” tersebut ia teruskan hingga ia dikukuhkan<br />
menjadi capres oleh partainya,<br />
PDI Perjuangan. Saat mendeklarasikan<br />
diri sebagai calon presiden dan calon<br />
wakil presiden, Jokowi, yang berpasangan<br />
dengan mantan Ketua Umum Golkar<br />
Jusuf Kalla, juga sama-sama berkemeja<br />
putih dengan lengan digulung.<br />
Jokowi terlihat kembali mengenakan kemeja<br />
kotak-kotak lengan panjang saat hadir<br />
melantik pengurus Relawan Jokowi (Rejo)<br />
di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu,<br />
24 Mei 2014. Kemeja yang sama juga ia<br />
gunakan saat syuting iklan bersama JK―sapaan<br />
akrab Jusuf Kalla—di Taman Suropati,<br />
Jakarta Pusat, Selasa pagi, 27 Mei lalu.<br />
Tapi hanya Jokowi yang mengenakan<br />
kemeja kotak-kotak, sedangkan JK tetap<br />
memakai kemeja putih. Keduanya jadi tak<br />
terlihat kompak. Mengapa “Kita bukan<br />
lagi anak SD yang harus berseragam,”<br />
kata JK sembari tertawa. Seusai syuting,<br />
pasangan capres-cawapres itu duduk<br />
santai di bangku taman yang berada di<br />
depan rumah dinas Gubernur Jakarta<br />
tersebut.<br />
Menurut JK, tak jadi masalah jika<br />
dirinya dan Jokowi tidak tampil senada.<br />
“Sejak dulu saya selalu pakai polos-polos.<br />
Jokowi tetap Jokowi, saya ya saya. Berdua<br />
saling melengkapi,” ujarnya. Jokowi juga<br />
menyebut perbedaan baju itu bukan<br />
masalah. Baginya, perbedaan tersebut<br />
indah. “Indonesia kan warna-warni, ini<br />
kebinekaan kita,” tuturnya.<br />
Meski kembali berkemeja kotak-kotak,<br />
Jokowi mengklaim dirinyalah capres yang<br />
lebih dulu mengenakan kemeja putih. Pria<br />
yang pada 21 Juni mendatang berusia 53<br />
tahun itu pun menyindir pasangan lawan,<br />
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang<br />
juga mengenakan kemeja putih sebagai<br />
ciri khas mereka.<br />
“Kemarin kita pakai putih-putih, eh di<br />
sana juga pakai putih. Trend setter-nya<br />
kita, sana follower-nya,” ucap Jokowi saat<br />
hadir dalam Rapat Kerja Nasional Partai<br />
NasDem di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta<br />
Utara, Selasa, 27 Mei lalu.<br />
Prabowo dan Hatta sama-sama berkemeja<br />
putih saat mendeklarasikan diri<br />
di Rumah Polonia, Jakarta Timur, markas<br />
tim sukses mereka. Entah merasa “ditiru”<br />
oleh kubu lawan atau karena sebab lain,<br />
Jokowi kini kembali berkemeja kotakkotak.<br />
Namun, disebut Jokowi sebagai pengikut<br />
(follower), kubu Prabowo-Hatta tak terima.<br />
Melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, Wakil<br />
Ketua Umum Partai Gerindra―partai<br />
utama pengusung Prabowo-Hatta—Fadli<br />
Zon menegaskan kemeja putih sudah lama<br />
menjadi seragam partainya.<br />
“Rupanya @jokowi_do2 kurang informasi.<br />
Baju putih itu seragam @Gerindra<br />
sejak 2008. Jadi sejak itu @Prabowo08<br />
pakai baju putih. Siapa jiplak” demikian<br />
cuitan Fadli.<br />
Entah siapa yang benar. Yang jelas, sama-sama<br />
klaim kemeja putih kini menjadi<br />
amunisi baru di tengah “pertempuran”<br />
dua kubu menjelang pemilihan presiden<br />
9 Juli mendatang. Jadi, siapa lebih dulu,<br />
Jokowi atau Prabowo n Ayunda W. Savitri, Saud<br />
Rosadi, Ahmad Toriq | Dimas<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Kolom<br />
Klaim Tetangga<br />
dan Ketegasan<br />
Pemimpin<br />
Bersikap tegas dalam persoalan sengketa wilayah<br />
perbatasan merupakan pilihan relevan untuk<br />
dilakukan hingga kapan pun.<br />
Oleh: Emil Radhiansyah<br />
Biodata<br />
Nama: Emil Radhiansyah<br />
Tempat/Tanggal Lahir:<br />
Palembang, 14 Agustus 1981<br />
Setelah berhasil memenangi gugatan atas kepemilikan Pulau<br />
Sipadan dan Ligitan di Kalimantan Timur pada 2002, kini Malaysia<br />
sepertinya tengah berupaya mendapatkan wilayah perairan di perbatasan<br />
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Caranya, negeri jiran<br />
itu diketahui membangun menara mercusuar di wilayah perairan Tanjung Datu,<br />
yang sebetulnya masih menjadi wilayah sengketa dengan Indonesia.<br />
Dilihat dari landas kontinen, keberadaan mercusuar itu jelas berada di wilayah<br />
perairan Indonesia. Ini bila mengacu pada perjanjian Indonesia-Malaysia<br />
pada 1969, meski secara teritorial wilayah perairan ini merupakan wilayah<br />
abu-abu sehingga posisinya status quo.<br />
Sejatinya, persoalan yang mendasar bukanlah pembangunan yang terjadi<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Kolom<br />
Pendidikan:<br />
n Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional,<br />
Universitas Indonesia,<br />
2005-2007<br />
n Sarjana Ilmu Hubungan Internasional,<br />
Universitas Budi Luhur, Jakarta,<br />
1999-2004<br />
n SMA Xaverius 1 Palembang, 1996-<br />
1999<br />
Pekerjaan:<br />
n Dosen Universitas Paramadina,<br />
Jakarta, 2010-sekarang<br />
n Ketua Departemen Hubungan<br />
Internasional Universitas Paramadina,<br />
Jakarta, sejak November 2013<br />
n Dosen Universitas Budi Luhur,<br />
Jakarta, Maret 2008 hingga November<br />
2010<br />
n Dosen Universitas Al Azhar<br />
Indonesia, September 2008 hingga<br />
November 2010<br />
n Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu<br />
Politik, September 2008 hingga<br />
Agustus 2009<br />
Pelatihan:<br />
di Tanjung Datu, melainkan bagaimana strategi kita menghadapi setiap potensi<br />
konflik yang sewaktu-waktu bisa menjadi kenyataan serta sikap nyata<br />
yang akan ditempuh. Sebab, potensi konflik perbatasan tak cuma dengan<br />
Malaysia, tapi juga dengan Singapura, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste,<br />
dan negara tetangga lainnya.<br />
Sengketa wilayah perbatasan dengan Malaysia pasca-era kolonial mencuat<br />
tatkala Presiden Sukarno melancarkan konfrontasi dengan Malaysia.<br />
Semangat Ganyang Malaysia yang digelorakan oleh Sukarno masih terus<br />
membara hingga saat ini. Apalagi setelah lepasnya Sipadan-Ligitan, juga<br />
muncul klaim atas Pulau Ambalat di sebelah timur Pulau Kalimantan dan di<br />
Laut Sulawesi pada 2012.<br />
Klaim Malaysia muncul setelah perusahaan minyak nasional milik pemerintah<br />
negeri itu memberi konsesi eksplorasi minyak dan gas lepas pantai di Blok<br />
Ambalat kepada perusahaan multinasional Shell. Padahal, pada 1999, Indonesia<br />
memberi konsesi eksploitasi minyak kepada perusahaan tambang minyak asal<br />
Italia, ENI. Kemudian, pada 2004, Indonesia kembali memberi konsesi kepada<br />
perusahaan minyak multinasional, yaitu Unocal asal Amerika Serikat.<br />
Saat itu tidak ada reaksi apa pun dari Malaysia. Maklum, sudah menjadi<br />
pengetahuan umum, perairan tersebut masih merupakan wilayah perairan<br />
Indonesia. Tetapi mengapa klaim-klaim dan tindakan provokatif dari Malaysia<br />
kemudian bermunculan<br />
Menurut saya, ini karena tidak adanya sikap tegas pimpinan nasional. Dalam<br />
hubungan antarnegara, terdapat adagium “tidak ada lawan dan kawan yang<br />
abadi, yang ada adalah kepentingan nasional”. Karena itu, prinsip peaceful coexistence,<br />
yang kemudian diwujudkan dengan dalih zero enemy neighborhood<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Kolom<br />
berupa penghindaran konflik dan sikap tidak tegas, merupakan sikap yang<br />
salah.<br />
Sebab, bagaimanapun, “my best friend or neighbor” dalam hubungan<br />
internasional bisa menjadi “the worst enemy” bila menyangkut kepentingan.<br />
Karena itu, bersikap tegas kepada Malaysia dalam persoalan sengketa wilayah<br />
perbatasan merupakan pilihan relevan untuk dilakukan hingga kapan pun.<br />
Sikap tegas bukan berarti harus berupa memaklumkan perang. Memperkuat<br />
perbatasan dengan menempatkan pasukan TNI di wilayah-wilayah<br />
perbatasan yang berpotensi menjadi ajang konflik. Selain itu, memberikan<br />
dukungan bagi kegiatan ekonomi masyarakat agar tak meninggalkan wilayah<br />
itu sangat dibutuhkan. Dengan demikian, Indonesia akan memiliki nilai<br />
tawar sehingga disegani oleh negara lain.<br />
Ingat, dalam hubungan antarnegara di forum internasional, terutama saat<br />
terjadi konflik, berlaku “teori deterrence”, yaitu “jika ingin perdamaian, bersiaplah<br />
perang”. Namun, dalam kondisi kekinian, di mana orang kerap berdalih<br />
lebih mengutamakan dialog sebagai wujud diplomasi, perang tak harus diarn<br />
International Program for Academic<br />
Development Batch II di<br />
Victoria University of Wellington,<br />
Selandia Baru, 2012<br />
n Training of Trainers untuk penguatan<br />
nilai-nilai nasional bagi dosen<br />
di Indonesia, Lembaga Ketahanan<br />
Nasional RI, 2012<br />
Karya Ilmiah:<br />
n Wind of Change<br />
n Development in Indonesian Border<br />
Area, bersama Rusdiyanta, MSi<br />
n The Rise of Social Movement in<br />
Bolivia, dimuat di The Transnational<br />
Journal<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Kolom<br />
tikan sebagai perang konvensional mengangkat senjata. Sikap tegas, berupa<br />
aksi nyata dari sebuah pernyataan yang tegas dari seorang pemimpin, juga<br />
bisa dimaknai sebagai sikap deterrence dari negara yang bersangkutan.<br />
Indonesia memiliki pengalaman seperti itu pada pemerintahan Presiden<br />
Soeharto pada 1980-an. Kala itu, Australia mencoba “mengganggu” Indonesia.<br />
Akhirnya, atas instruksi Soeharto, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal<br />
Benny Moerdani mengetatkan pelayaran yang masuk maupun ke luar wilayah<br />
Alur Laut Kepulauan Indonesia yang menuju negara itu. Akibatnya,<br />
Australia kelimpungan karena cost ekonomi yang harus dibayar sangat besar.<br />
Kali ini, pemimpin Indonesia bisa meniru pengalaman itu terhadap Malaysia.<br />
Sayangnya, dalam beberapa kasus yang ada, sikap dan pernyataan seperti<br />
itu tidak pernah terjadi.<br />
Sikap tegas itu juga harus dibarengi dengan kesiapan data dan fakta yang<br />
kuat untuk mendukung klaim. Fakta dan peninggalan otentik kesejarahan<br />
dan fakta adanya kegiatan masyarakat di wilayah tersebut juga harus dipersiapkan<br />
sebaik-baiknya.<br />
Indonesia juga tidak boleh beralasan mengutamakan diplomasi karena<br />
memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap Malaysia, karena<br />
mengirim banyak tenaga kerja. Sebab, Malaysia, terutama para pengusahanya,<br />
juga berkepentingan atas kehadiran TKI. Artinya, jika tidak ada TKI, mereka<br />
juga akan kelimpungan karena kegiatan produksi perusahaan terhenti,<br />
minimal terganggu.<br />
Tidak sedikit pula investor Malaysia yang menanamkan investasinya di<br />
Indonesia, baik di bidang perkebunan, pertambangan, manufaktur, maupun<br />
finansial. Jadi mengapa Indonesia tidak berani bersikap tegas<br />
Majalah Majalah detik 2 detik - 8 juni 2 - 2014 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Setelah<br />
Pamit<br />
Hendak<br />
ke Malaysia<br />
Wisnu Tjandra sempat pamit<br />
hendak pergi ke Malaysia sebelum<br />
hilang. Tiga pekan berlalu, ia tak<br />
kunjung ditemukan. Mobil dinas dan<br />
handphone kerja ditinggal di kantor.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Dua perempuan<br />
yang menginap di<br />
rumah Wisnu pada<br />
malam sebelum<br />
hilang, juga<br />
tidak luput dari<br />
penyelidikan Artha<br />
Graha.<br />
Awalnya Anastasia Sintowati biasa<br />
saja ketika adik iparnya dengan<br />
panik mengabarkan Wisnu Tjandra<br />
tidak ada di kantornya. Ah, mungkin<br />
pergi sama bosnya, pikir kakak kandung Wisnu<br />
itu.<br />
Namun kantor Wisnu, Artha Graha, tibatiba<br />
meneleponnya dan memintanya segera<br />
datang. Ia pun jadi waswas. Tanpa membantah,<br />
perempuan berusia 53 tahun itu pada Selasa,<br />
13 Mei 2014, pukul 18.30 WIB, bergegas mendatangi<br />
Artha Graha di kawasan SCBD, Jalan<br />
Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.<br />
Para petinggi dan karyawan perusahaan<br />
milik taipan Tomy Winata itu ternyata sudah<br />
menunggu Anastasia. Ia kemudian diberi penjelasan<br />
bahwa Wisnu, Wakil Direktur Utama<br />
Bank Artha Graha, sudah tidak masuk kerja<br />
selama dua hari. Handphone-nya juga tidak<br />
bisa dihubungi.<br />
Anastasia mulai menangkap absennya sang<br />
adik sebagai masalah serius. Ia, yang juga tidak<br />
mengetahui Wisnu di mana, lama-lama jadi<br />
panik.<br />
Dalam pertemuan itu, akhirnya Artha Graha<br />
meminta keluarga melapor ke polisi. Didampingi<br />
pegawai Artha Graha, pukul 22.30 WIB<br />
Anastasia melaporkan hilangnya Wisnu ke<br />
Polda Metro Jaya. “Mereka minta keluarga<br />
melaporkan karena yang berhak melapor itu<br />
pihak keluarga,” kata Anastasia kepada majalah<br />
detik.<br />
Selain lapor polisi, keluarga juga mencoba<br />
melacak Wisnu dengan mengontak orangorang<br />
yang pernah dekat dengannya, termasuk<br />
mantan istrinya, Linda Harahap. Namun hasilnya<br />
masih nihil. “Istri saya juga masih tanda<br />
tanya,” kata suami baru Linda, Yohan Wijaya,<br />
kepada majalah detik.<br />
Artha Graha pun tidak tinggal diam. Sebuah<br />
tim khusus dibentuk guna menemukan Wisnu.<br />
Penyelidikan dimulai. Peggy Melati Sukma,<br />
mantan istri Wisnu yang juga pernah menjadi<br />
relawan Artha Graha Peduli, pun ditelepon.<br />
Linda, yang sudah dikontak keluarga, juga kembali<br />
ditelepon staf Artha Graha.<br />
Bahkan dua perempuan yang menginap di<br />
rumah Wisnu di Jalan Parang Tritis IV Nomor<br />
6a, Ancol, Jakarta Utara, pada malam sebelum<br />
hilang, juga tidak luput dari penyelidikan Artha<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Gedung Artha Graha<br />
agung pambudhy/detikfoto<br />
Graha. Sarbini, komandan regu keamanan RW<br />
11 mengatakan, dua perempuan itu memang<br />
sering terpantau CCTV datang ke rumah berlantai<br />
dua milik Wisnu.<br />
Menurut Sarbini, staf Artha Graha mencari<br />
alamat kedua perempuan itu dan menemukannya<br />
di Pejompongan, Jakarta Pusat. Saat diinterogasi,<br />
keduanya mengaku sedang dekat dengan<br />
Wisnu. Karena tidak ada kaitannya dengan<br />
menghilangnya Wisnu, mereka dilepaskan.<br />
“Enggak ada masalah, jadi dilepas,” kata Sarbini<br />
kepada majalah detik.<br />
Semua informasi dan hasil penyelidikan Artha<br />
Graha itu lantas diserahkan Tomy Winata<br />
kepada Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya<br />
pun tidak main-main mencari Wisnu. Maklum,<br />
Wisnu bukan orang sembarangan. Penyidik<br />
dalam jumlah jumbo disebar sampai<br />
ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.<br />
Banyaknya polisi yang dikerahkan terlihat<br />
dari kesaksian Suyamto, petugas keamanan<br />
Sarinah. “Pagi, siang, malam polisi datang nanya<br />
terus. Beda-beda timnya,” ujar Suyamto<br />
kepada majalah detik.<br />
Untuk melakukan pendalaman, polisi memeriksa<br />
sekretaris, sopir pribadi, dan beberapa<br />
rekan kerja Wisnu di Artha Graha. Polisi juga<br />
mendatangi kantor Artha Graha.<br />
Sedangkan dari luar perusahaan, polisi memeriksa<br />
tiga anggota keluarga Wisnu, termasuk<br />
Anastasia, juga sopir taksi Silver Bird yang disewa<br />
Wisnu sebelum menghilang di Mal Sarinah,<br />
Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.<br />
Polisi juga menyisir informasi dari para perempuan<br />
yang pernah ataupun sedang dekat<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Tap untuk melihat<br />
Video<br />
dengan Wisnu. Peggy, misalnya, dipanggil pada<br />
Selasa, 27 Mei 2014 lalu. Polisi memeriksanya<br />
selama tiga jam. “Ditanya hal-hal yang normatif.<br />
Maksudnya hubungan personal saya dengan<br />
dia. Tidak terkait dengan kehilangannya ini,”<br />
tutur Peggy saat ditemui majalah detik di<br />
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,<br />
Jakarta.<br />
Peggy juga membenarkan dia dihubungi Artha<br />
Graha. “Itu natural saja,” tambah Peggy<br />
Sumber majalah detik membeberkan,<br />
selain Peggy, seorang perempuan berinisial M<br />
juga diperiksa polisi. M diduga pacar baru Wisnu.<br />
Namun belum jelas apakah dia salah satu<br />
dari dua perempuan yang kerap menyambangi<br />
rumah Wisnu atau bukan. Polisi masih belum<br />
mau membuka mulut.<br />
Namun setelah semua usaha itu, tiga pekan<br />
berlalu, keberadaan Wisnu tetap tidak ketahuan.<br />
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya<br />
Komisaris Besar Rikwanto mengatakan polisi<br />
belum mendapat titik terang mengenai Wisnu.<br />
Apakah Wisnu diculik, disekap, kabur, atau<br />
mungkin dibunuh, belum ada petunjuk.<br />
Sampai pekan lalu, status Wisnu masih<br />
sebagai orang hilang. Polisi berharap rekan<br />
atau keluarga atau siapa pun yang tahu Wisnu<br />
melapor.<br />
●●●<br />
Tidak lama setelah kedua pacarnya pulang,<br />
Minggu, 11 Mei 2014, pagi itu, Wisnu memacu<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Menara BCA di dekat Bundaran<br />
HI Jakarta Pusat.<br />
ari saputra/detikfoto<br />
mobil Range Rover ke Cipinang Asem. Sempat<br />
ke gereja, Wisnu lalu mengajak sang ayah<br />
berziarah ke makam ibunya di San Diego Hills,<br />
Karawang. Sejak ibunya meninggal pada 11<br />
Oktober 2012, Wisnu dan keluarga terbilang<br />
sering berziarah ke pemakaman mewah tersebut.<br />
Namun hari itu ia tidak memberitahukan<br />
rencananya kepada keluarga. “Kalau ditanya<br />
anehnya apa, paling ketika ‘nyulik’ Babe itu,”<br />
ujar adik Wisnu, Sisil.<br />
Sehari sebelumnya, Wisnu menghubungi seorang<br />
mantan biarawati sepuh di Klaten, Jawa<br />
Tengah. Namanya Eyang Sari. Usianya sudah<br />
117 tahun. Eyang Sari, menurut Anastasia, masih<br />
tergolong kerabatnya. Ia adalah leluhur ibu<br />
kandungnya, namun tidak memiliki hubungan<br />
darah.<br />
Di keluarga besar Wisnu, Eyang Sari adalah<br />
orang yang dituakan dan sering dimintai nasihat<br />
spiritual, termasuk oleh Wisnu. Hari Sabtu itu,<br />
Wisnu bilang kepada Eyang Sari akan terbang<br />
ke Malaysia pada Minggu malam. Kepentingannya<br />
untuk pekerjaan. Namun tidak dijelaskan<br />
pekerjaan apa.<br />
Wisnu pamit dan memohon doa restu Eyang<br />
agar perjalanannya lancar. Sesudah kembali<br />
dari Malaysia, ia akan ke Bali dan selanjutnya<br />
berkunjung ke Klaten, menemui Eyang. Eyang<br />
pun meminta Wisnu berziarah ke makam ibunya<br />
sebelum berangkat. “Supaya tenang,” kata<br />
Eyang Sari seperti ditirukan Anastasia. Ditemui<br />
majalah detik, Eyang Sari tidak mau berkomentar.<br />
Meski berpamitan ke Malaysia, namun Artha<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Mohon doa agar Wisnu<br />
Tjandra selalu di dalam<br />
perlindungan Tuhan Yang<br />
Maha Esa.<br />
Tomy Winata<br />
detikcom<br />
Graha memastikan tidak ada perjalanan dinas<br />
yang dilakukan Wisnu ke negeri jiran itu. Juru<br />
bicara Artha Graha, Indra S.B., mengatakan,<br />
begitu mendengar informasi itu dari keluarga,<br />
pihaknya langsung mengecek pengeluaran perusahaan.<br />
Hasilnya, tidak ada pembelian tiket<br />
ke Malaysia untuk Wisnu pada Minggu malam<br />
itu. “Ke Imigrasi juga tak ada nama dia ke luar<br />
(negeri),” kata Indra kepada majalah detik.<br />
Menurut Sisil, Wisnu kembali dari San Diego<br />
Hills sekitar tengah hari. Kakaknya itu terlihat<br />
kecapekan karena habis mengemudikan mobil.<br />
Sampai-sampai Wisnu tertidur lama di depan<br />
televisi. Hingga sore hari, Wisnu masih di rumah<br />
ayahnya. Ia mengikuti acara kumpul<br />
dan berdoa bersama. “Mendoakan<br />
keluarga yang ujian, ulangan,” kata<br />
Sisil.<br />
Sore itu, Wisnu sangat riang bercengkerama<br />
dengan keluarganya. Ia<br />
bercanda bersama keponakan. Juga beberapa<br />
kali mengambil foto keluarga dengan kamera<br />
handphone-nya. Setelah itu, Wisnu pamit pulang<br />
ke Ancol.<br />
Berdasarkan kronologi yang dihimpun majalah<br />
detik, sekitar pukul 19.00 WIB Wisnu meluncur<br />
ke gedung Artha Graha. Bagi karyawan<br />
Artha Graha, bukan pemandangan aneh Wisnu<br />
ngantor di hari Minggu atau hari libur lainnya.<br />
Namun agak ganjil ketika Wisnu mengendarai<br />
sendiri mobil dinasnya, Toyota Camry bernomor<br />
polizsi B-1818-PAR, ke kantor. “Biasanya<br />
pakai sopir,” ujar sumber majalah detik.<br />
Setelah memarkir mobil, Wisnu naik ke lantai<br />
15, ke ruang kerjanya. Dari pantauan kamera<br />
CCTV, saat masuk gedung, ia terlihat membawa<br />
tas yang biasa digunakannya untuk perjalanan<br />
ke luar kota.<br />
Hampir empat jam Wisnu berada di ruang kerjanya.<br />
Ia sempat memesan makanan cepat saji.<br />
Juga menelepon seorang analis keuangan terkait<br />
rencana Artha Graha menjajaki pembelian Bank<br />
Mutiara. Hasil penjajakan itu rencananya akan<br />
dilaporkan Wisnu kepada Tomy Winata dalam<br />
pertemuan Senin keesokan harinya.<br />
Indra mengatakan Wisnu, yang waktu itu sendirian<br />
di kantor, juga sempat menghubungi rekan<br />
kerjanya untuk meminta alamat e-mail. Namun,<br />
hingga keluar dari kantor, ia tidak mengirimkan<br />
file ke alamat e-mail yang dimintanya.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat,<br />
tempat komunikasi terakhir<br />
dengan Wisnu Tjandra.<br />
ari saputra/Detikfoto<br />
Wisnu diketahui keluar dari gedung Artha<br />
Graha pada pukul 22.47 WIB. Ia masih membawa<br />
tasnya. Menurut penyelidikan polisi,<br />
sebelum pergi, ia meninggalkan semua alat<br />
komunikasi yang biasa dipakai untuk keperluan<br />
kantor. Sementara, handphone pribadi sebanyak<br />
tiga buah tetap dibawa.<br />
Selain meninggalkan handphone kantor,<br />
Wisnu juga tak memindahkan mobil dinasnya<br />
dari area parkir. Ia naik taksi Express dari<br />
depan gedung Artha Graha. Taksi itu terlacak<br />
berhenti di Menara BCA dekat Bundaran Hotel<br />
Indonesia. Malam itu, ia memang membayar<br />
sejumlah tagihan kartu kredit. Ia juga mentransfer<br />
sejumlah uang ke adik iparnya. Uang<br />
itu rutin dikirim untuk keperluan ayahnya dan<br />
rumah tangga keluarga di Kebon Pala. “Bukan<br />
jumlah yang banyak. Buat bayar listrik dan<br />
bayar pembantu,” kata Anastasia.<br />
Kelar dari anjungan tunai mandiri, Wisnu menuju<br />
Hotel Mulia di kawasan Senayan. Ia masuk<br />
ke CJ’s Bar. Menurut Manajer Operasional CJ’s<br />
Bar, Benny, Wisnu memang langganan di bar<br />
tersebut. Namun ia enggan mengungkapkan<br />
lebih jauh aktivitas Wisnu malam itu.<br />
Menurut sumber majalah detik, Wisnu<br />
sempat memesan minuman Chivas. Ia juga<br />
menghubungi M melalui BlackBerry Messenger<br />
agar menyusul. Namun M minta dijemput<br />
karena ia perempuan dan waktu itu sudah<br />
malam. Namun, sampai Wisnu keluar dari bar,<br />
keduanya tidak pernah bersua.<br />
Wisnu meninggalkan Hotel Mulia pada pukul<br />
00.35 WIB. Hari berganti, Senin, 12 Mei 2014. Sesaat<br />
sebelum pergi, tiga handphone Wisnu dalam<br />
keadaan mati. Ia memesan taksi menuju Gambir.<br />
Di tengah perjalanan, ia menerima panggilan telepon,<br />
yang diduga lewat handphone dan nomor<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
CJ’s Bar Hotel Mulia<br />
dok. cj`s<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
baru, dari seseorang. “Iya, iya,” kata Wisnu seperti<br />
dituturkan sumber majalah detik.<br />
Setelah menerima telepon, Wisnu meminta<br />
sopir taksi Silver Bird itu mengubah tujuan ke Sarinah.<br />
Saat itu mobil hendak mencapai bundaran<br />
depan gedung Indosat. Putar balik, Wisnu turun<br />
di sayap kanan gedung Sarinah atau di depan<br />
Djakarta Theatre. Ia masuk gedung melalui pintu<br />
samping dan menghilang sampai kini.<br />
Linda, yang lama mendampingi hidup Wisnu,<br />
menuturkan, sangat langka mantan suaminya<br />
itu naik taksi. Hal itu dibenarkan Anastasia,<br />
apalagi untuk pergi nongkrong di CJ’s Bar, yang<br />
merupakan bar kalangan berduit di Jakarta.<br />
“Sudah mabuk atau tidak, Wisnu tetap saja<br />
pakai mobil sendiri,” ucap Anastasia.<br />
Keluarga menyerahkan kasus hilangnya Wisnu<br />
kepada kepolisian. Mereka tidak mau berspekulasi<br />
macam-macam, termasuk apakah Wisnu hilang<br />
terkait dengan pekerjaannya. Sebab, selama ini,<br />
ia juga jarang membicarakan pekerjaan di Artha<br />
Graha dengan keluarga besarnya.<br />
“Keluarga tidak tahu banyak info tentang pekerjaan<br />
dia, apa yang sedang ditangani, ada masalah<br />
apa, gelap,” kata Sisil. “Secara feeling, orang tua<br />
menganggap Wisnu masih ada di suatu tempat<br />
dalam kondisi baik,” Anastasia menimpali.<br />
Artha Graha juga menjamin hilangnya Wisnu<br />
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan di kantor.<br />
“Beliau itu minggu lalu sempat makan bersamasama,<br />
semua lancar-lancar saja,” ucap Indra.<br />
Tomy Winata menyatakan tidak ada masalah<br />
antara dirinya dan Wisnu. Ia berharap Wisnu<br />
dalam keadaan baik-baik saja. “Mohon doa agar<br />
Wisnu Tjandra selalu di dalam perlindungan Tuhan<br />
Yang Maha Esa,” ujar Tomy. ■<br />
ISFari HIKMAT, BAHTiar RIFai, PASTI LIBERTI MAPPAPA, MONIQue SHINTami,<br />
edZan RAHARJO | IRWan NUGROHO<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Jejak<br />
Terakhir<br />
Wisnu<br />
Tjandra<br />
Wisnu Tjandra, mantan Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha terdeteksi di beberapa tempat sebelum akhirnya<br />
menghilang. Berikut ini tempat-tempat yang disinggahi Wisnu sebelum lenyap.<br />
• Pagi hari Wisnu Tjandra menjemput ayahnya di Cipinang Asem, Kebon Pala, Jakarta Timur, untuk berziarah ke<br />
makam ibunya di kompleks pemakaman mewah San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.<br />
Minggu, 11 Mei 2014<br />
• Sore hari Wisnu sudah pulang ke rumahnya di Jl Parang Tritis<br />
IV No 6A, Ancol Barat, Jakarta Utara.<br />
• Pukul 18.00-19.00 WIB Wisnu meninggalkan rumahnya menggunakan mobil dinas Toyota Camry<br />
B 1818 PAR ke Gedung Artha Graha di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan. Hampir empat<br />
jam ia sendiri di ruangannya.<br />
• Pukul 22.47 WIB Wisnu meninggalkan gedung Artha Graha sambil membawa tas. Ia memesan<br />
taksi Express menuju ATM di Menara BCA. Setelah itu, Wisnu pergi ke CJ’s Bar, bar eksekutif di<br />
Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat.<br />
• Wisnu menghabiskan waktu hingga lewat tengah malam di CJ’s Bar.<br />
Senin, 12 Mei 2014<br />
• Pukul 00.35 WIB Wisnu meninggalkan CJ’s Bar dengan menumpang taksi Silver-<br />
Bird. Ia meminta untuk diantar ke daerah Gambir, Jakarta Pusat.<br />
• Menjelang Patung Kuda Jl MH Thamrin, Wisnu menerima telepon dari seseorang. Wisnu<br />
mengubah tujuan ke pusat belanja Sarinah, Jakarta Pusat.<br />
• Pukul 01.00 WIB Wisnu masih terdeteksi di Kawasan Mall Sarinah. Ia masuk<br />
melalui pintu sayap kanan Gedung Sarinah. Namun, setelah itu ia raib.<br />
Selasa, 13 Mei 2014<br />
• Kakak Wisnu, Anastasia Sintowati, melaporkan bahwa<br />
adiknya telah menghilang ke Polda Metro Jaya.<br />
Sumber: Polda DKI Metro Jaya<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Yang Dimanja<br />
Tomy<br />
Winata<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Gila kerja, Wisnu Tjandra jadi orang kepercayaan Tomy Winata. Banyak<br />
memegang megaproyek ambisius Artha Graha. Tercatat sebagai lulusan<br />
terbaik Universitas Pertahanan Indonesia.<br />
Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono menjelaskan<br />
konsep Jembatan Selat Sunda<br />
dalam acara Asia Infrastructure<br />
Exhibition & Confrence pada<br />
15 April 2010. Artha Graha<br />
Network mengincar proyek<br />
senilai Rp 100 triliun ini.<br />
Roomenggapress<br />
Benedictus Wisnu Tjandra jadi<br />
pusat perhatian petinggi TNI dan<br />
Kementerian Pertahanan. Hari itu,<br />
27 Oktober 2011, ia adalah bintang<br />
acara wisuda Sekolah Pascasarjana Strategi<br />
Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia.<br />
Mahasiswa program studi Strategi Perang<br />
Semesta angkatan 2010 ini menjadi lulusan<br />
terbaik dengan indeks prestasi kumulatif 3,86.<br />
Rektor Letnan Jenderal (Purnawirawan) Syarifudin<br />
Tippe menganugerahinya penghargaan<br />
Yudha Buana Cendekia karena meraih nilai<br />
tertinggi itu.<br />
Bukan cuma itu, karya ilmiah Wisnu pun<br />
dimuat di Jurnal Pertahanan edisi Maret 2012.<br />
Wisnu satu-satunya penulis yang bukan staf<br />
Universitas Pertahanan dan akademisi bergelar<br />
doktor.<br />
Ia menulis “Strategi Pertahanan Alur Laut<br />
Kepulauan Indonesia I-Selat Sunda”. Isinya soal<br />
keamanan Selat Sunda dan potensi benturan<br />
kapal komersial dengan pelayaran militer internasional.<br />
Wisnu mencontohkan kapal induk<br />
Amerika Serikat, USS George Washington,<br />
yang kerepotan menghadapi ramainya lalu<br />
lintas laut saat melintasi Selat Sunda pada 6 Juli<br />
2011.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
TW tidak<br />
mungkin satu<br />
hari tanpa<br />
berkomunikasi<br />
dengan Wisnu.<br />
“Tingginya frekuensi lalu lintas kapal komersial<br />
dapat membahayakan pelayaran kapal militer<br />
atau terjadi tabrakan tidak terduga antara kapal<br />
internasional dan kapal lokal,” tulisnya. Maka<br />
Wisnu pun menawarkan solusi pembangunan<br />
Jembatan Selat Sunda, yang menghubungkan<br />
Jawa dengan Sumatera.<br />
Wisnu memang paham betul proyek jembatan<br />
senilai sekitar Rp 100 triliun itu. Ia adalah<br />
Direktur Artha Graha Network, pemegang<br />
saham mayoritas di PT Graha Banten Lampung<br />
Sejahtera, yang melakukan prastudi kelayakan<br />
proyek itu.<br />
Dalam berbagai kesempatan, dia menjadi corong<br />
perusahaan itu buat mendorong realisasi<br />
proyek jembatan sepanjang 29 kilometer tersebut.<br />
Kiprahnya ini membuat kariernya meroket<br />
di bahtera bisnis taipan Tomy Winata itu.<br />
Wisnu, yang memegang rupa-rupa jabatan<br />
di Grup Artha Graha, disebut-sebut sebagai<br />
tangan kanan Tomy Winata. Untuk banyak<br />
urusan, Wakil Komisaris Utama Bank Artha<br />
Graha Internasional itu sering mengontak Wisnu,<br />
bahkan sampai mengantongi tiga nomor<br />
kontak Wisnu.<br />
“TW tidak mungkin satu hari tanpa berkomunikasi<br />
dengan Wisnu,” kata seorang yang kenal<br />
dekat dengan Wisnu. “Apalagi kalau ada proyek<br />
besar seperti Jembatan Selat Sunda.”<br />
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />
Besar Rikwanto mengatakan penyelidik<br />
yang meminta keterangan ke Artha Graha<br />
terkait hilangnya Wisnu mendapat cerita bahwa<br />
dia adalah orang kedua di sana. “Ada yang<br />
bilang dia tangan kanan, orang yang dipercayakan,<br />
orang yang diandalkan,” kata Rikwanto.<br />
Tak aneh kalau Wisnu termasuk anak buah<br />
yang dimanjakan dengan fasilitas mentereng,<br />
mulai dari mobil Toyota Camry hingga rumah<br />
di kawasan elite Ancol. Wisnu diberi rumah<br />
dinas di Jalan Parang Tritis, yang berada di sisi<br />
barat Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.<br />
Rumah-rumah di sana tercatat bernilai di atas<br />
Rp 10 miliar.<br />
Komandan Regu Keamanan lingkungan rumah<br />
Wisnu, Sarbini, 39 tahun, mengatakan ada<br />
tiga rumah yang ditempati orang Artha Graha.<br />
Sarbini mengingat, Wisnu sudah tinggal di sana<br />
belasan tahun.<br />
Setiap harinya, kata Sarbini, rumah di Jalan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Wakil Direktur Utama Bank<br />
Artha Graha Wisnu Tjandra.<br />
Wisnu memegang banyak<br />
posisi kunci di Artha Graha<br />
Network milik Tomy Winata.<br />
Dok. pribadi<br />
Parang Tritis IV itu selalu<br />
dijaga satpam dari Artha<br />
Graha. Wisnu sendiri jarang<br />
di rumah dan baru pulang<br />
kerja sekitar pukul dua dini<br />
hari.<br />
lll<br />
Lulus dari SMA Pangudi<br />
Luhur, Wisnu pada 1981<br />
masuk Jurusan Administrasi<br />
Niaga Fakultas Ilmu Sosial<br />
dan Ilmu Politik Universitas<br />
Indonesia. Kakak Wisnu, Anastasia Sintowati,<br />
bercerita, setelah meraih gelar sarjana, adiknya<br />
itu sempat bekerja di beberapa perusahaan<br />
sebelum bekerja di Artha Graha.<br />
Selama empat tahun sejak bergabung ke Bank<br />
Artha Graha pada 1989, Wisnu meniti karier<br />
hingga posisi manajer senior. Dia membidangi<br />
divisi treasury, yang mengurusi likuiditas bank<br />
serta transaksi yang bernilai besar dan berisiko<br />
tinggi.<br />
Pilihan spesialisasi itu membuat kariernya<br />
makin melambung ketika pindah ke Bank Ratu<br />
pada 1993.<br />
Dalam tiga tahun, dia sudah menjabat vice<br />
president treasury division di bank milik bos<br />
kosmetik Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo,<br />
tersebut.<br />
Wisnu meninggalkan Bank Ratu pada 1996,<br />
sebelum bank itu karam dan dilikuidasi oleh<br />
Bank Indonesia pada 2000.<br />
Hengkang dari Bank Ratu, Wisnu kembali ke<br />
Bank Artha Graha. Kali ini ia menjadi direktur<br />
treasury, sumber daya manusia, dan umum.<br />
Mengapa ia kembali ke Artha Graha Anastasia<br />
mengatakan hanya Wisnu yang tahu persis.<br />
Pasalnya, sang adik tak pernah bicara soal<br />
pekerjaan dan proyek kepada keluarga besar.<br />
Lantas, pada 1997, Artha Graha mengklaim<br />
dimintai bantuan oleh Bank Indonesia untuk<br />
menolong Bank Artha Prima. Kedua bank itu<br />
merger dan Wisnu menjadi direktur treasury &<br />
restrukturisasi.<br />
Wisnu akhirnya menembus dewan direksi<br />
pada 2004 ketika dijadikan wakil direktur utama.<br />
Jabatan itu dipegangnya hingga kini.<br />
Sebagai bankir, Wisnu banyak bergaul<br />
dengan otoritas perbankan. Mantan Deputi<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Wisnu jadi ujung tombak<br />
megaproyek menara tertinggi<br />
di Indonesia, Signature Tower.<br />
Lebih tinggi dari menara<br />
kembar Petronas, Malaysia.<br />
skyscrapercenter<br />
Gubernur Senior Bank Indonesia<br />
Miranda S. Goeltom<br />
mengaku mengenalnya. “Saya<br />
tahu karena dia sering hadir di<br />
acara-acara perbankan,” kata<br />
terpidana kasus suap anggota<br />
DPR memakai cek pelawat ini.<br />
Peran Wisnu di grup bisnis<br />
Tomy Winata makin kentara<br />
sejak 2012. Saat itu dia jadi Direktur<br />
PT Jakarta International<br />
Hotels & Development Tbk,<br />
perusahaan yang mengurusi<br />
bisnis properti Grup Artha<br />
Graha Network.<br />
Maka, selain urusan perbankan,<br />
Wisnu menangani bisnis<br />
hotel dan properti. Pada 26 Juni<br />
2012, Wisnu didapuk jadi komisaris independen<br />
dalam rapat umum pemegang saham tahunan<br />
PT Danayasa Arthatama.<br />
Danayasa adalah pengelola superblok Sudirman<br />
Central Business District, Jakarta. Gedung<br />
yang ditanganinya antara lain gedung Bursa<br />
Efek Indonesia, gedung One Pacific Place, dan<br />
gedung Artha Graha tempat Tomy Winata<br />
berkantor.<br />
Posisinya di sayap bisnis properti Tomy Winata<br />
ini juga membuatnya jadi ujung tombak<br />
proyek menara Signature Tower. Gedung pencakar<br />
langit setinggi 638 meter itu rencananya<br />
lebih jangkung ketimbang menara kembar Petronas,<br />
Malaysia.<br />
Kepada detik finance, Tomy Winata menyatakan<br />
proyek yang diperkirakan memakan<br />
biaya Rp 23 triliun itu akan dimulai pembangunannya<br />
pada 2012. Namun target itu terus<br />
mundur meski pada 21 Mei 2012 mereka sudah<br />
meneken kesepakatan dengan perusahaan<br />
perhotelan Amerika Serikat, MGM Hospitality.<br />
Belakangan, justru Wisnu yang mengoreksi<br />
bahwa Signature Tower targetnya rampung<br />
pada 2017. Pembangunannya, kata dia, akan<br />
dimulai pada Juli atau Agustus 2014. Namun,<br />
seperti proyek Jembatan Selat Sunda yang<br />
mandek, Signature Tower terkatung-katung.<br />
Meski beberapa proyek yang diurusnya<br />
dirundung masalah, semangat kerja Wisnu tak<br />
mengendur. Chief Operating Officer Artha<br />
Graha Indra S. Budiardjo menceritakan Wisnu<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Gedung Artha Graha di malam<br />
hari. Wisnu biasa kerja hingga<br />
larut di kantor dan baru sampai<br />
rumah pukul dua dini hari.<br />
Isfari Hikmat/detikcom<br />
kadang berada di kantor hingga pukul sepuluh<br />
malam. Acap kali hari libur pun dia tetap ke<br />
kantor. “Dia workaholic, kadang makan pun di<br />
kantor,” kata Indra.<br />
Menurut Indra, Wisnu, yang selalu berpenampilan<br />
rapi jali, selalu terlihat serius, termasuk<br />
gaya bicaranya. “Dia ngumpul juga cara<br />
bicaranya sangat akademis,” kata Indra.<br />
Mantan istri Wisnu, Linda Harahap, punya<br />
pandangan senada dengan Indra. Wisnu<br />
memang pekerja keras yang tak kenal waktu,<br />
bahkan keluarga pun jadi nomor dua.<br />
“Kalau datang ke kantor paling pagi, pulang<br />
paling malam,” kata Linda seperti ditirukan<br />
suami barunya, Yohan Wijaya, kepada majalah<br />
detik. “Kantor seolah jadi rumahnya.”<br />
Adik Wisnu, Sisil, membenarkannya. Saking<br />
setianya pada kantor, ujarnya, Wisnu bahkan<br />
rela tinggal sendiri di rumah pemberian kantor<br />
di Ancol.<br />
Padahal kartu tanda penduduknya menyebutkan<br />
dia berstatus warga Cipinang Asem,<br />
Halim, Jakarta Timur. “Menyendiri itu tidak dia<br />
banget,” ujarnya.<br />
Namun, belakangan, Wisnu berubah. Biasanya<br />
sebulan sekali pun tak bertemu. Namun,<br />
sejak ibu mereka meninggal pada 11 Oktober<br />
2012, Wisnu lebih banyak meluangkan waktu<br />
buat keluarganya.<br />
“Kalau lagi bener, dia suka mengajak kumpul<br />
makan-makan bareng,” kata Sisil. “Biasanya sih<br />
makan sop buntut, pernah di restoran di (Hotel)<br />
Borobudur.” ■<br />
ISFari HIKMAT, MONIQue SHINTami, IRWan NUGroho, PASTI LIBerTI,<br />
BahTiar RIFai | OKTA WIGuna<br />
Majalah detik 2 -- 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Tiga Mantan Istri,<br />
Dua Kekasih<br />
Wisnu Tjandra tiga kali bercerai.<br />
Menduda, ia menyimpan dua kekasih.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Ia mengawali hubungannya<br />
bersama Wisnu dengan<br />
kontroversi.<br />
Kafe itu tergolong sederhana, hanya<br />
memanfaatkan halaman samping<br />
7-Eleven dengan penutup kanopi.<br />
Namanya kafe FK, berada di Jalan<br />
Garuda Nomor 8C, Cireundeu, Jakarta Selatan.<br />
Baru satu bulan dibuka. Pemiliknya adalah<br />
Linda Harahap, mantan istri bos Bank Artha<br />
Graha Wisnu Tjandra yang menghilang sejak<br />
Minggu, 11 Mei.<br />
Kafe itu dikelola Linda dengan Yohan Wijaya,<br />
suami barunya. Biasanya Linda<br />
datang untuk bantu-bantu di<br />
kafe tersebut, tapi, Rabu 21<br />
Mei, malam itu, Linda tidak<br />
terlihat. "Ia di rumah," kata<br />
Yohan.<br />
Linda, yang bercerai dari Wisnu pada Oktober<br />
2013, menikah dengan Yohan pada Februari<br />
2014. Memulai hidup baru, Linda dan Yohan<br />
merintis usaha dengan mendirikan warung<br />
makan iga bakar yang tergolong sederhana itu.<br />
"Ini ide Ibu (Linda) sendiri. Sebelumnya usaha<br />
butik," jelas pria pemimpin Padepokan Fatwa<br />
Kehidupan di Jepara ini. FK adalah singkatan<br />
dari padepokan milik Yohan.<br />
Dikunjungi majalah detik, Yohan keberatan<br />
Linda diwawancarai. Ia khawatir Linda bakal<br />
dikejar-kejar wartawan gara-gara Wisnu menghilang.<br />
Yohan tidak ingin keluarga yang dibangunnya<br />
bersama Linda terganggu oleh kabar<br />
itu.<br />
Linda sendiri sudah memiliki momongan tiga<br />
anak. Anak pertama sudah duduk di bangku<br />
SMP, yang kedua di bangku SD, dan yang paling<br />
kecil masih di Taman Kanak-Kanak.<br />
“Sebenarnya sih, gimana ya, saya melarang<br />
dia. Saya melarang karena tidak ingin anak-anak<br />
terganggu,” ujar Yohan kepada majalah detik.<br />
Linda memiliki masa lalu berliku. Ia mengawali<br />
hubungannya bersama Wisnu dengan<br />
kontroversi. Wisnu diduga menikahi Linda<br />
saat Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha<br />
itu masih berstatus suami artis Peggy Melati<br />
Sukma.<br />
Jejak pernikahan Linda dengan Wisnu tidak<br />
jelas. Akun Twitter Linda, @leendawish, menuliskan,<br />
ia sudah berhubungan dengan Wisnu<br />
sejak 2003. “Ah sy sdh bersamanya dr thn<br />
2003, siapa merebut siapa *pikirsajasendiri,”<br />
kicaunya.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Wisnu Tjandra dan Peggy saat<br />
menikah.<br />
DetikHot<br />
Kicauan ini merupakan rangkaian adu tweet<br />
di Twitter. Kabarnya, hubungan Wisnu dengan<br />
Linda menjadi bagian dari kemelut rumah tangga<br />
Peggy. Saat itu Wisnu merupakan suami sah<br />
Peggy.<br />
Peggy dan Wisnu menikah pada 28 Januari<br />
2007. Keduanya bertemu di Artha Graha. Saat<br />
itu Wisnu duduk sebagai Wakil Direktur Utama<br />
Bank Artha Graha Internasional. Sedangkan<br />
Peggy adalah relawan di Artha Graha Peduli.<br />
Awalnya hubungan mereka sangat baik. Keduanya<br />
saling memahami karena berkarier di<br />
perusahaan yang sama. Bahkan Wisnu menjadi<br />
mualaf ketika hendak menikahi Peggy.<br />
Irena Handono mengaku sebagai ustazah<br />
yang mendampingi Wisnu ketika mengucap<br />
syahadatain. Ia bersama lembaganya, Irena<br />
Center, biasa memberikan pendampingan terhadap<br />
mualaf. “Iya, saya mendampingi di Irena<br />
Center,” katanya.<br />
Namun perjalanan rumah tangga Wisnu dan<br />
Peggy tidaklah mulus. Peggy mengaku kesulitan<br />
mengelola rumah tangga. Ia menulis dalam<br />
bukunya, Kujemput Engkau di Sepertiga Malam,<br />
bahwa permasalahan rumah tangganya benarbenar<br />
tidak terselesaikan.<br />
Baik Wisnu maupun Peggy sama-sama gila<br />
kerja. Mereka tidak memiliki waktu untuk bersama-sama<br />
membicarakan masalah keluarga.<br />
Apalagi ketika emosi keduanya memuncak,<br />
mereka malah berpisah dengan alasan menenangkan<br />
diri.<br />
“Jurang di antara kami semakin lebar, bahkan<br />
di pernikahan kami yang baru seumur jagung,<br />
baru satu tahun,” tulis Peggy.<br />
Peggy sendiri mengaku sudah pisah rumah<br />
dengan Wisnu menjelang pertengahan 2010.<br />
Ia lantas memasukkan berkas permohonan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Jurang di antara kami semakin<br />
lebar, bahkan di pernikahan<br />
kami yang baru seumur<br />
jagung, baru satu tahun.<br />
perceraian pada 12 Oktober 2011. Pengadilan<br />
memutuskan perceraian keduanya pada 14<br />
November 2011.<br />
Di tengah kekisruhan inilah Linda hadir.<br />
Akun @leendawish kembali berkicau telah<br />
melakukan perayaan ulang tahun pernikahan<br />
bersama Wisnu di Singapura sekitar Agustus<br />
2011, entah perayaan yang ke berapa. Jelasnya,<br />
foto tersebut menjadi sorotan<br />
pemberitaan di media sosial.<br />
Banyak akun Twitter yang<br />
mencemooh pengakuan<br />
Linda. Mereka menganggap<br />
Linda sebagai penyebab keretakan<br />
rumah tangga Wisnu<br />
dengan Peggy. Akhirnya akun<br />
Twitter @leendawish dinonaktifkan pada awal<br />
2012. Sayang, Yohan tidak tahu detail ka pan<br />
Linda menikah dengan Wisnu.<br />
Namun, faktanya, tiga anak yang bersama<br />
Linda kini juga ditanggung Wisnu. Kini, anak<br />
tertua mereka tengah duduk di bangku SMP.<br />
Yohan mengaku bahwa Wisnu masih meluangkan<br />
waktu untuk berkomunikasi dengan ketiga<br />
anak tersebut.<br />
Beberapa kali Wisnu datang untuk menjemput<br />
mereka. Ketiganya diajak Wisnu berjalanjalan.<br />
“Kadang (yang menjemput) sopirnya.<br />
Menyesuaikan waktu dia saja. Orangnya kan<br />
supersibuk,” tutur Yohan.<br />
Biaya pendidikan ketiga anak tersebut masih<br />
ditanggung Wisnu. Anak pertama dan kedua<br />
bersekolah di Gandhi School, Ancol, Jakarta<br />
Utara. Sekolah ini dekat dengan rumah Wisnu<br />
di Jalan Parang Tritis, Ancol, Jakarta Utara.<br />
Latar belakang rumah tangga Wisnu pun<br />
kian terkuak. Peggy dan Linda ternyata bukan<br />
istri pertama Wisnu. Harian The Jakarta Post<br />
edisi 11 Agustus 2002 menyebutkan Wisnu<br />
merupakan suami Valentine Nalandau. Koran<br />
berbahasa Inggris ini menuliskan mengenai rumah<br />
pasangan Wisnu dan Valentine di Sentul,<br />
Bogor, Jawa Barat.<br />
Penelusuran mengenai Valentine menemui<br />
jalan buntu. Ia hanya tercatat sebagai pegawai<br />
di Sentul City.<br />
Semua kisah petualangan asmara ini telah<br />
ditutup Linda. Yohan mengaku istrinya saat itu<br />
sangat berambisi mengejar gemerlap kehidupan.<br />
Ia tengah meniti karier sebagai model dan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Wisnu Tjandra dan mantan<br />
istrinya, Linda Harahap, berpose<br />
bersama anak-anak Linda.<br />
DOK. pribadi<br />
penyanyi, juga membuka usaha butik.<br />
Linda sempat bergabung dengan grup vokal<br />
Duo Venus. Sayang, kariernya dalam musik tidak<br />
berkembang. Jejak grup ini tidak terdengar.<br />
Wisnu dianggap sebagai lelaki yang dapat<br />
mengayomi Linda. Maklum, Wisnu masih tergolong<br />
muda, kaya, dan kariernya sukses. Ambisi<br />
Linda diharapkan bisa menjadi kenyataan<br />
di tangan Wisnu.<br />
“Tapi itu semua sudah dia tinggalkan,” ungkap<br />
Yohan.<br />
Peggy juga menanggalkan aktivitasnya<br />
di Artha Graha. Peggy menjabat sebagai<br />
konsultan ahli di Artha Graha Peduli selama<br />
tujuh tahun. Kini ia memilih menggeluti spiritualisme<br />
dengan berhijab dan mengajarkan<br />
manfaat salat malam atau tahajud. “Saya<br />
sendiri juga bagian dari Artha Graha, hanya<br />
satu setengah tahun ini saja sudah mundur,”<br />
jelas Peggy.<br />
Sedangkan Wisnu masih bertualang sebelum<br />
menghilang. Ia hidup menduda setelah bercerai<br />
dengan Linda. Sumber majalah detik menyebutkan<br />
kini Wisnu memiliki dua pacar, berinisial<br />
M dan I.<br />
Komandan Regu kompleks rumah Wisnu,<br />
Sarbini, juga mengaku melihat dua perempuan<br />
yang menginap di rumah Wisnu di Jalan Parang<br />
Tritis IV Nomor 6a, Ancol, Jakarta Utara,<br />
belakangan. Namun ia tidak dapat memastikan<br />
jika kedua perempuan tersebut merupakan M<br />
dan I. Yang pasti, polisi telah memeriksa kedua<br />
perempuan tersebut. n IRWan NUGROHO, PASTI LIBERTI<br />
Mappapa | ARYO BHAWONO<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Keluarga Wisnu Tjandra:<br />
Ingin Tahu<br />
Wisnu<br />
Terpaksa<br />
Hilang Apa<br />
Tidak<br />
“Cuma ingin tahu, kondisinya<br />
terpaksa atau tidak, sadar apa tidak.<br />
Kalau sadar, dalam kondisi baik,<br />
menghilang beberapa bulan pun tidak<br />
jadi masalah.”<br />
Majalah majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Cuma ingin tahu, kondisinya<br />
terpaksa atau tidak, sadar apa<br />
tidak.<br />
Keluarga Wakil Direktur Utama<br />
Bank Artha Graha Wisnu Tjandra<br />
terus menanti perkembangan pencarian<br />
polisi terhadap Wisnu. Keluarga<br />
merasa pria yang sudah tiga pekan tidak<br />
diketahui keberadaannya itu masih hidup.<br />
Mereka tidak mempermasalahkan Wisnu<br />
menghilang sementara waktu bila itu dilakukan<br />
dengan sadar dan tidak terpaksa.<br />
“Cuma ingin tahu, kondisinya terpaksa atau<br />
tidak, sadar apa tidak,” kata Sisil, adik Wisnu.<br />
Berikut ini wawancara<br />
Isfari Hikmat dan<br />
Bahtiar Rifai dengan<br />
kakak Wisnu Tjandra,<br />
Anastasia Sintowati,<br />
dan adik Wisnu, Sisil, di sebuah kafe di Jakarta,<br />
Kamis, 29 Mei 2014.<br />
Apakah sudah ada kabar dari polisi mengenai<br />
pencarian Wisnu Tjandra<br />
Anastasia: Ini sudah hari ke-18, masak iya<br />
kita tidak mendapat satu pun informasi yang<br />
kira-kira bisa membuat kita yakin soal keberadaannya.<br />
Kapan terakhir menanyakan kabar Wisnu<br />
ke polisi<br />
Anastasia: Rabu (21 Mei) menanyakan info<br />
itu dan belum ada berita. Tanggal 13 saya lapor.<br />
Setelah itu, kita dipanggil sebagai saksi, kapan<br />
itu saya lupa. Tidak beberapa lama setelah<br />
pemanggilan itu.<br />
Siapa yang pertama kali tahu Wisnu<br />
hilang<br />
Anastasia: Adik saya siang hari diberi tahu<br />
oleh sekretaris Wisnu.<br />
Bagaimana keluarga tahu Wisnu hilang<br />
Anastasia: Saya dapat telepon dari adik ipar<br />
saya, itu pukul empat atau sekitar setengah<br />
lima. Dengan nada panik, dia bilang Wisnu hilang,<br />
Wisnu tidak ada di kantor. Saya nanggapi<br />
biasa-biasa saja, mungkin pergi sama bosnya.<br />
Tidak kok, justru bosnya yang nanya. Saya<br />
masih tenang saat itu. Sudah, dicari saja dulu.<br />
Sudah dicari ke semuanya. Jam enam atau<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Saya merasa ini<br />
serius, dia tidak<br />
terlacak ada di<br />
mana.<br />
setengah tujuh itu ada telepon lagi, ngasih<br />
kabar keluarga supaya hadir di kantor. Mulai<br />
saya bertanya, ada apa ini. Begitu malam<br />
sampai di sana, mereka sudah duduk, banyak<br />
sekali orang di situ, mereka meeting. Baru saya<br />
berpikir, “Serius, nih.”<br />
Mereka cerita kronologi kejadian. Mereka<br />
mencari dari Senin pagi karena ada meeting<br />
penting yang harus dihadiri, tapi ia tidak hadir.<br />
Ditelepon sama sekretarisnya (ponsel Wisnu)<br />
mati. Siang juga begitu, tidak ada kabar. Sampai<br />
sore juga begitu, tidak ada kabar.<br />
Baru Senin malam atau Selasa pagi, setelah<br />
ditanya big boss ke mana WT (Wisnu Tjandra),<br />
baru mereka (panik), “Waduh, big boss sudah<br />
nyari, ke mana nih orang.”<br />
Saat itu saya merasa ini serius. Dia tidak<br />
terlacak ada di mana. Begitu menyatakan itu,<br />
mereka minta keluarga melaporkan karena<br />
yang berhak kan dari pihak keluarga. Mereka<br />
akhirnya mendampingi saya dan adik saya ke<br />
Polda.<br />
Bagaimana posisi terakhir Wisnu<br />
Anastasia: Minggu pagi kan sempat ziarah,<br />
ke gereja. Minggu siang kumpul bersama<br />
keluarga. Sorenya masih di rumah. Ada acara<br />
doa bersama, mendoakan keluarga yang<br />
menghadapi ujian. Sempat dia tidur di rumah,<br />
di depan televisi. Sorenya itu juga pulang ke<br />
rumahnya di Ancol. Dia sempat bercanda<br />
dengan keponakan.<br />
Kita cuma heran, tumben dia tidur, mungkin<br />
kecapekan.<br />
Apakah ada kecurigaan mengapa Wisnu<br />
hilang<br />
Anastasia: Dia bukan orang yang biasa<br />
membicarakan masalah.<br />
Mungkin ia punya masalah di kantor<br />
Anastasia: Kita, keluarga, tidak tahu banyak<br />
informasi tentang pekerjaannya, apa yang<br />
sedang ditangani, ada masalah apa, gelap.<br />
Pernah dengar Wisnu dekat dengan<br />
pengurus proyek di Sentul City<br />
Anastasia: Dia tidak pernah cerita soal proyek<br />
dia.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
pamit. Saat mau pulang, biasanya dia bilang<br />
besok mau pergi, mesti ke mana, ke mana.<br />
Nah, ini enggak, dia pamitnya mau pulang,<br />
ngantuk.<br />
Soal kedekatan Wisnu dengan perempuan<br />
Katanya ada yang akan ditemui di<br />
Malaysia<br />
Anastasia: Apalagi itu. Enggak tahu juga karena<br />
itu kehidupan pribadi. Dia sedang dekat<br />
dengan siapa, saya tidak tahu.<br />
Kediaman keluarga besar<br />
Wisnu Tjandra di Cipinang<br />
Asem, Jakarta Timur.<br />
Bahtiar Rifai/majalahdetik<br />
Apakah Wisnu punya utang<br />
Anastasia: Enggak tahu, kalau soal begitu,<br />
tanyakan ke kantor.<br />
Ada informasi dia ke Malaysia. Apakah<br />
keluarga tahu<br />
Anastasia: Saya tidak tahu, itu juga dapat infonya<br />
dari luar, makanya saya tidak tahu. Pada<br />
saat itu (kumpul dengan keluarga), dia tidak<br />
Informasinya, Wisnu pamit kepada<br />
Eyang Sari mau ke Malaysia. Apakah keluarga<br />
tahu<br />
Anastasia: Pamitnya sama Eyang ya ke<br />
Malaysia, enggak tahu dalam rangka apa.<br />
Dia tidak ngomong, cuma bilang ada urusan<br />
kerjaan.<br />
Seberapa sering Wisnu ke Klaten ketemu<br />
Eyang Sari<br />
Anastasia: Jarang, ketemu fisik jarang sekali.<br />
Terakhir sewaktu ada saudara meninggal,<br />
sepertinya tahun lalu.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Kedekatan Wisnu dengan Eyang Sari<br />
seperti apa<br />
Anastasia: Pas kebetulan dia telepon, sekalian<br />
saja dia pamit. Bukan spesial dia mau pamit<br />
mau ke mana. Kebetulan saja, ketika telepon<br />
itu say hello dan terlintas untuk pamit, besok<br />
mau ke sini. Bukan spesial pamit. Rumor di<br />
luar seperti apa, itu tidak mungkinlah.<br />
Terakhir ke luar negeri ke mana<br />
Anastasia: Ke Cina terakhir, paling standar<br />
ya ke Singapura, Hong Kong.<br />
Wisnu jarang naik taksi<br />
(Anastasia bertanya kepada Sisil) Pernah<br />
lihat dia naik taksi Kita enggak pernah (lihat)<br />
ya. Kalau kepepet, mungkin iya. Bisa dikatakan,<br />
kalau dia nongkrong di CJ’s Bar, enggak<br />
pakai taksi, kan. Bawa mobil sendiri, kan. Tidak<br />
mungkin dia pakai taksi. Kalaupun dia pingin,<br />
pasti dia order.<br />
Selain ke CJ’s Bar, ke mana saja Wisnu<br />
nongkrong<br />
Anastasia: Musro, seperti CJ’s tapi di Borobudur.<br />
Itu sepertinya tidak bisa kalian tembus.<br />
Kalau dia ke CJ’s, berarti itu bukan kaitannya<br />
dengan kantor.<br />
Harapan keluarga terhadap kondisi WT<br />
Sisil: Cuma ingin tahu, dia kondisinya terpaksa<br />
atau tidak, sadar apa enggak. Kalau sadar,<br />
dalam kondisi baik, menghilang beberapa<br />
bulan pun tidak jadi masalah. Demi kebaikan<br />
semuanya, kita tidak tahu faktor keterpaksaan<br />
itu sengaja dihilangkan atau menghilang.<br />
Apakah ada kemungkinan dia ingin menyendiri<br />
sementara<br />
Sisil: Menyendiri itu bukan dia banget.<br />
Anastasia: Tidak mau dihubungi sekalipun,<br />
dia selalu bilang, “BB gua off ya, tapi lu SMS.”<br />
Itu pasti selalu ada kontak. Tidak akan pernah<br />
kami lepas kontak. Tapi kali ini semuanya off.<br />
Kondisi Ayahanda bagaimana<br />
Anastasia: Secara fisik terlihat baik-baik saja,<br />
secara emosional dan apa yang dia pikirkan<br />
kita tidak tahu. Secara feeling orang tua, dia<br />
menganggap WT masih ada. Hanya, kenapa<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Fokus<br />
hilangnya Wisnu Tjandra<br />
Kediaman Wisnu Tjandra di<br />
Jalan Parang Tritis VI Nomor<br />
6a, Ancol, Jakarta Utara.<br />
Bahtiar Rifai/majalahdetik<br />
(WT hilang), Ayah tidak tahu. Dia (WT) sedang<br />
ada di suatu tempat dalam kondisi baik. Itu<br />
feeling, Ayah merasakan ada.<br />
Kita masih berharap itu. Saya pun masih<br />
berharap itu. Kita memang kehilangan, tapi<br />
kita masih merasakan dia ada namun tidak<br />
bisa menyentuh dia. Kenapa tidak mau<br />
muncul, itu yang jadi pertanyaan, kenapa<br />
tidak mau muncul, itu kenapa. Entah sampai<br />
kapan.<br />
Sisil: Dia (Ayah) masih berharap ini ada suatu<br />
masalah yang harus diselesaikan atau ada<br />
kerjaan, dan dia bakal balik. ■<br />
Bahtiar Rifai, Isfari Hikmat | Iin Yumiyanti<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
gaya hidup<br />
Ini bukan cuma soal mencari<br />
angkutan gratis. Tapi juga ikut<br />
membantu program pemerintah<br />
dalam rangka mengurangi<br />
kemacetan. Mau bergabung<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
gaya hidup<br />
#CariTebengan | Kuningan-Cibubur<br />
| Via tol | Sore ini pukul 17.00<br />
| 1 Seat | Share makanan kecil”. Sinta<br />
penasaran dengan cuitan teman<br />
sekantornya, Rina, sore itu. Cari tebengan di<br />
Twitter Ha<br />
Ah, Sinta rupanya belum tahu. Aktivitas cari<br />
dan beri tebengan sudah aktif di Twitter sejak<br />
2011. Dan semakin hari orang-orang yang nimbrung<br />
semakin banyak.<br />
Akun @nebengers kini telah memiliki followers<br />
lebih dari 62 ribu. Dan setiap hari aktivitas<br />
mencari dan menawarkan tebengan terus berjalan.<br />
Timeline-nya paling ramai saat pagi dan<br />
sore hari.<br />
Dan Rina, sebut saja begitu panggilannya,<br />
adalah salah satu yang aktif mencari tebengan.<br />
Hmm, cari gratisan, ya Eh, tunggu dulu,<br />
mereka yang mencari tebengan bukan berarti<br />
cuma mau gratisan, lo.<br />
Menurut Rina, komunitas ini bukanlah kumpulan<br />
orang-orang yang ingin pergi-pergi tanpa<br />
mengeluarkan ongkos. “Soalnya, kadang kita<br />
share bensin atau tol. Bisa juga bayar dengan<br />
traktir makan,” cerita Rina, yang sudah sangat<br />
sering nebeng.<br />
@nebengers<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
gaya hidup<br />
bakar. “Jadi semua orang enggak perlu bawa<br />
kendaraan sendiri, kan,” katanya.<br />
Thinkstock<br />
@nebengers<br />
Memang, sih, Rina tak<br />
menampik kalau terkadang<br />
ada pemberi tebengan yang<br />
superbaik. Dia sama sekali<br />
tak mau dibayar dengan apa<br />
pun. Tipe ini biasanya adalah<br />
orang-orang yang hanya<br />
membutuhkan teman di perjalanan saja.<br />
Menurut dia, komunitas ini tak hanya membantu<br />
mengurangi kemacetan lalu lintas, tapi<br />
juga bisa ikut menyumbang efisiensi bahan<br />
Waswas<br />
Rina mengenal @nebengers sejak 2012 secara<br />
tak sengaja saat browsing di Twitter. Dia<br />
langsung tertarik, mengingat banyak orang<br />
yang sebenarnya serute dengannya.<br />
Dia pun iseng me-mention akun @nebengers<br />
untuk bertanya bagaimana caranya bergabung.<br />
Dan, tak lama setelahnya, dia langsung mendapat<br />
jawaban. “Caranya tinggal daftar dan pastikan<br />
akun Twitter pribadi tak terkunci,” kata<br />
Rina.<br />
Awal-awal mention, Rina sebenarnya masih<br />
ragu-ragu. Ya, wajar sih, siapa yang tak khawatir<br />
menebeng orang yang baru dikenal Yakin,<br />
bakal tak akan ada apa-apa yang terjadi<br />
Namun Rina berusaha berpikir positif. Rina<br />
juga selalu waspada dengan selalu disiplin memention<br />
@nebengers setiap kali “bertransaksi”.<br />
Dia juga aktif mengecek timeline dan akun<br />
Facebook orang yang ditumpanginya.<br />
Rina mengaku tak langsung mendapat<br />
tebengan. Baru setelah beberapa kali Rina<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
gaya hidup<br />
@nebengers Thinkstock<br />
berhasil memperoleh tebengan.<br />
Pertama kali nebeng tentu masih<br />
agak canggung, tapi lama-lama<br />
malah asyik.<br />
Dan kini, tebengan Rina seakan<br />
menjadi langganan. Kadang-kadang<br />
mereka bergantian menyetir<br />
atau membelikan bensin. “Jadi kami<br />
berempat, yang punya mobil satu, ya<br />
gantian saja beli bensin,” ceritanya.<br />
Sumi adalah seorang anggota lainnya.<br />
Namun dia adalah orang yang memberi tumpangan.<br />
Rute sehari-harinya adalah Margonda-<br />
Sudirman dengan mengendarai sepeda motor.<br />
Sebelum ada komunitas ini, Sumi sebenarnya<br />
sudah sering menawarkan tebengan kepada<br />
teman-teman sekantornya yang searah. Maklum<br />
saja, boncengan sepeda motornya selalu<br />
kosong. Mubazir.<br />
Lagi pula memberi tebengan menguntungkan.<br />
Selama perjalanan akan ada teman untuk<br />
diajak mengobrol atau mampir untuk makan<br />
malam atau sekadar makan roti bakar.<br />
“Saya masih single, jadi, kalau makan malam<br />
suka nyari teman. Kalau sekalian nebeng kan<br />
enak. Siapa tahu nyantol jadi pacar,” gurau pria<br />
30 tahun ini.<br />
Lagi pula, selain berbagi, kegiatan ini berarti<br />
ikut membantu program pemerintah dalam<br />
mengurangi kemacetan. Semakin sering berbagi,<br />
semakin sedikit kemungkinan kendaraan<br />
pribadi memenuhi jalanan Ibu Kota.<br />
“Jadi, moto dari nebengers ini adalah menjalin<br />
persahabatan sembari mengurangi kemacetan,”<br />
kata Sumi. Hmm, mau ikut jejak mereka n<br />
KEN YunITA<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
gaya hidup<br />
Tip Aman Tebeng-menebeng<br />
Bertemu orang baru dan langsung nebeng atau memberi tebengan tentu<br />
menjadi momen yang “aneh”. Bahkan mungkin bisa berbahaya. Karena itu, tim<br />
nebengers memberi sejumlah tip agar aktivitas tebeng-menebeng ini aman.<br />
Jangan Mendadak<br />
Usahakan untuk mencari tebengan dua jam<br />
sebelum keberangkatan. Selain agar mendapat<br />
tebengan, mem-posting<br />
beberapa jam sebelumnya<br />
juga memberi waktu untuk<br />
saling mengenal antara si<br />
penebeng dan pemberi<br />
tebengan.<br />
Selalu Mention Akun @nebengers<br />
Demi keamanan, jangan lupa selalu men-cc akun @<br />
nebengers setiap kali “bertransaksi”. Dengan begitu,<br />
jika terjadi sesuatu, pelacakannya akan<br />
lebih mudah.<br />
Stalking<br />
Ini tentu tak punya tujuan buruk. Coba lihat-lihat<br />
akun si penebeng dan si pemberi tebengan. Lihat<br />
biodatanya, kalau perlu mintalah akun Facebook agar<br />
lebih mengenal siapa orang yang akan bersama kita.<br />
Kesepakatan<br />
Buat kesepakatan share sebelum tebeng-menebeng<br />
terjadi. Hal ini untuk menghindari perasaan tidak enak<br />
antara penebeng dan pemberi tebengan.<br />
Majalah Majalah detik 2 detik - 8 Desember 2 - 8 juni 2014 2013
wisata<br />
Brasil<br />
Brasil termasuk negara yang, katanya, tidak<br />
aman. Tapi banyak wisatawan tetap mengincar<br />
untuk menjelajahinya. Berani<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
wisata<br />
Amerika<br />
Brasil<br />
Belanda<br />
uset. Gue kemarin<br />
di Brasil kecopetan,”<br />
tulis seorang traveler<br />
dalam blog pribadinya.<br />
“Brasil enggak<br />
berubah, masih aneh.<br />
Enggak pesawatnya,<br />
enggak hotelnya,”<br />
tulis blogger sekaligus traveler lain.<br />
Pengalaman dua traveler itu hanya sebagian<br />
kecil dari sejumlah “keanehan” Brasil. Namun,<br />
entah kenapa, salah satu negara di Amerika<br />
Latin itu tetap menarik dikunjungi.<br />
Jerman<br />
jakarta<br />
Apalagi, tahun ini Brasil adalah negara<br />
tempat pesta sepak bola dunia berlangsung.<br />
Tak mengherankan jika banyak traveler yang<br />
mengincar untuk menjelajahi negara dengan<br />
ibu kota Sao Paulo itu.<br />
Padahal ongkos ke sana tak bisa dibilang<br />
murah, lo. Dari Indonesia, perjalanan ke Brasil<br />
cukup panjang, 20 jam hingga 24 jam.<br />
Dari Jakarta, traveler bisa melewati Frankfurt<br />
(Jerman), Amsterdam (Belanda), atau Los Angeles<br />
(Amerika Serikat). Rata-rata membutuhkan<br />
waktu 12 jam hingga 13 jam perjalanan.<br />
Nah, dari kota-kota itu, perjalanan akan dilanjutkan<br />
ke Sao Paulo dengan waktu tempuh<br />
sekitar 9 jam sampai 11 jam di udara. Melelahkan<br />
dan sudah pasti sampai di lokasi bakalan<br />
jet lag.<br />
Karena lamanya perjalanan itulah banyak<br />
traveler yang memilih berlama-lama di Sao<br />
Paulo. Rugi kalau cuma beberapa hari, capeknya<br />
belum hilang, sudah harus terbang lagi.<br />
Sejumlah traveler mengingatkan, selama berada<br />
di kota-kota di Brasil, termasuk Sao Paulo,<br />
hindari berjalan sendiri. Sebaiknya selalu ada<br />
teman.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
wisata<br />
Di samping banyaknya copet yang berkeliaran,<br />
Negeri Samba menjadi salah satu negara<br />
yang menjual senjata api dengan bebas. Jadi<br />
waspadalah.<br />
Sao Paulo adalah kota padat penduduk. Layaknya<br />
kota metropolitan, kota ini tak lepas dari<br />
gedung bertingkat dan kemacetan lalu lintas.<br />
Seperti di Jakarta, bersiaplah terkena macet<br />
berjam-jam, apalagi jika bepergian di saat<br />
jam-jam kerja. Inilah satu alasan lagi mengapa<br />
traveler sebaiknya mengajak orang yang sudah<br />
paham kota ini saat bepergian.<br />
Kota ini biasanya hanya menjadi kota transit<br />
wisatawan. Umumnya, traveler akan bepergian<br />
ke kota-kota lain di Brasil, seperti Rio de Janeiro<br />
dan Porto Alegre.<br />
Tapi bukan berarti Sao Paulo tak punya daya<br />
tarik. Sejak pertama kali tiba di bandaranya,<br />
wisatawan boleh jadi sudah jatuh cinta dengan<br />
fasilitasnya yang cukup baik.<br />
Pemerintah Brasil rupanya sangat sadar, sebagai<br />
pintu masuk wisatawan, bandara di Sao<br />
Paulo harus memukau. Para wisatawan harus<br />
merasa nyaman berada di bandara ini.<br />
Para wisatawan banyak menghabiskan uangnya<br />
untuk membeli barang-barang eksklusif,<br />
terutama produk kulit untuk para lelaki.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
wisata<br />
Rio de Janeiro<br />
Ke Brasil tanpa ke Rio rasanya belum afdal.<br />
Begitu kata banyak orang. Pemandangan kota<br />
ini memang lain dari yang lain, cocok untuk<br />
turis yang punya hobi melihat pemandangan<br />
indah.<br />
Rio punya pantai pasir putih yang indah,<br />
Copacabana. Karena keindahannya, konon,<br />
pantai yang mirip Kuta di Bali ini selalu dipadati<br />
pengunjung dari pagi hingga malam hari.<br />
Di musim panas, suhu di Rio bisa mencapai<br />
38 derajat Celsius.<br />
Kota ini bakal ramai karena akan menjadi<br />
tempat berlangsungnya final Piala Dunia 2014<br />
pada 13 Juli mendatang. Inilah saatnya orangorang<br />
Rio dan juga wisatawan berjemur.<br />
Satu kilometer sepanjang pantai dipadati hotel-hotel<br />
dengan tarif beragam. Mulai dari yang<br />
nonbintang hingga hotel bintang yang bertarif<br />
puluhan juta rupiah per malam.<br />
Mau tinggal di hotel seperti apa, tergantung<br />
kocek masing-masing wisatawan. Kalau mau<br />
mengirit, pilihlah kamar hotel yang mirip apartemen.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
wisata<br />
Biasanya bisa ditempati hingga enam orang.<br />
“Coba cari hotel via Internet, bisa dapat harga<br />
lebih murah daripada reservasi langsung,” saran<br />
salah satu traveler.<br />
Jangan lupa berjalan-jalan di lapangan sepak<br />
bola. Jika Anda menyewa pemandu wisata, biasanya<br />
mereka akan menawarkan wisata ke lapangan<br />
sepak bola.<br />
Di sini lapangan sepak bola bertebaran di mana-mana.<br />
Di salah satu lapangan itulah pemainpemain<br />
sepak bola terkenal, seperti Ronaldo,<br />
Ronaldinho, dan Kaka, memulai karier.<br />
Jangan juga melewatkan mencicipi aneka<br />
kuliner khas Brasil di Rio, seperti churrasco.<br />
Daging panggang di sini cukup beragam,<br />
mulai ayam, sapi, kambing, domba, hingga<br />
babi.<br />
Paling enak dinikmati bersama salad, nasi,<br />
atau pisang goreng. Makanan ini biasa disantap<br />
pada malam hari bersama keluarga atau kolega.<br />
Dibanding Sao Paulo, hiburan malam di Rio<br />
tergolong ramai. Pastikan menonton pertunjukan<br />
Samba, tarian khas Brasil yang paling terkenal.<br />
Nah, berani ke Brasil n KEN YUNITA | CBS NEWS | FIFA.COM<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
Hiii…, kalau Anda<br />
penakut, jangan<br />
pernah makan di<br />
tempat ini sendirian.<br />
Bisa-bisa, Anda<br />
ditemani “hantu”.<br />
foto-foto : kenyunita/majalah detik<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
atahari hampir tenggelam<br />
sewaktu saya tiba di Jalan<br />
Ciremai, Bogor. Setelah<br />
menyusuri jalanan yang<br />
memang banyak sekali tempat<br />
makan itu, akhirnya saya menemukan tempat<br />
yang saya cari.<br />
Karena lampu-lampu belum menyala, saya<br />
sempat tak melihat papan nama berwarna<br />
agak suram ini. Mungkin papan namanya<br />
disesuaikan dengan konsep tempat makan<br />
yang “seram” ini.<br />
Death by Chocolate. Itulah tempat makan<br />
yang saya tuju. Berdasarkan rekomendasi<br />
seorang teman yang tinggal di Bogor, tempat<br />
makan itu punya tema yang unik sekaligus<br />
makanan yang lumayan enak.<br />
Saya sempat menyangka tempat makan<br />
ini merupakan cabang Death by Chocolate<br />
yang ada di Pondok Indah Mall, Jakarta. Tapi<br />
ternyata keduanya sama sekali enggak ada<br />
hubungannya.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
Konon, Death by Chocolate di Bogor ini<br />
sempat dicibir karena kesamaan nama itu.<br />
Dianggap mendompleng katanya. Benar<br />
enggak, ya<br />
Dan akhirnya tempat makan ini mengganti<br />
nama menjadi Death by Chocolate & Spaghetti.<br />
Ha-ha-ha… masih mirip-mirip juga, ya. Tapi<br />
ya sudahlah, yang penting konsepnya benarbenar<br />
berbeda.<br />
Memang sih, menu andalan kedua tempat itu<br />
sama-sama cokelat. Tapi Death by Chocolate &<br />
Spaghetti menyajikan konsep tempat yang tak<br />
semua resto punya. Makan ditemani “hantu”.<br />
Hah<br />
Benar, kok. Kalau datang pada hari Jumat,<br />
Sabtu, Minggu, dan libur tanggal merah, Anda<br />
akan melihat banyak “hantu” berkeliaran di sini.<br />
Sayang, ketika saya datang, hantu-hantu di<br />
sana sedang tidak berdinas. Jadi, ya, saya cuma<br />
mendengar cerita dari salah satu mas-mas yang<br />
melayani orderan makan saya sore itu.<br />
Jadi, menurut dia, biasanya hantu-hantu<br />
keluar pukul 20.00 WIB. Mereka akan<br />
mendatangi setiap meja berpengunjung untuk<br />
mengucapkan “selamat menikmati”. Ngeri<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
Interiornya didominasi<br />
warna cokelat dan hitam,<br />
yang memberi kesan seram.<br />
enggak<br />
Konsep hantu yang ditawarkan sangat pas<br />
dengan desain rumah tua yang digunakan<br />
tempat makan ini. Apalagi interiornya<br />
didominasi warna cokelat dan hitam, yang<br />
memberi kesan seram.<br />
Suasana makin mencekam dengan<br />
penerangan yang sangat-sangat minim. Saking<br />
minimnya, saya sampai kesulitan membaca<br />
buku menu dengan tulisan kecil-kecil.<br />
Ada kawasan indoor dan outdoor yang bisa<br />
dipilih. Tamu boleh duduk di ruangan-ruangan<br />
rumah tua atau duduk di tenda-tenda putih di<br />
halaman.<br />
Keduanya tidak berpenyejuk udara. Tapi,<br />
sewaktu saya ke sana, udaranya tidak terlalu<br />
panas. Saya hanya mengeluhkan soal nyamuknyamuk<br />
yang menggigit kaki saya, ha-ha-ha....<br />
Seperti yang saya bilang, menu andalan di<br />
sini berupa cokelat. Aneka minuman dan kue<br />
cokelat berbentuk unik yang mungkin tak akan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
pernah ditemui di tempat lain tersedia di sini.<br />
Contohnya cake cokelat berbentuk kuburan<br />
lengkap dengan nisannya. Ngeri juga ya<br />
membayangkan bentuknya. Kue di sini<br />
ditawarkan mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp<br />
60 ribu.<br />
Untuk mewakili menu cokelat, saya memilih<br />
Hot Banana Chocolate seharga Rp 21 ribu.<br />
Saya tertarik karena campuran pisang dan<br />
cokelat dalam minuman mungkin akan enak.<br />
Tapi saya agak kecewa setelah<br />
menyeruputnya. Menurut saya, minuman<br />
ini terlalu pekat dan rasa pisangnya tak<br />
bisa menyatu dengan enak. Jadi minuman<br />
seukuran cangkir besar itu hanya saya minum<br />
sedikit.<br />
Saya juga memesan pancake Scary Snake.<br />
Saya tertarik dengan namanya yang unik.<br />
“Nanti penyajiannya seperti ular,” kata<br />
seorang pelayan.<br />
Dan tak lama, pancake pesanan saya tiba di<br />
meja. Dari atas, bentuknya memang seperti<br />
ular. Pancake yang bulat dibuat layaknya<br />
kepala ular dengan hiasan stik biskuit dan<br />
cokelat cair.<br />
Lidah ular dari es krim vanila berwarna<br />
putih tampak menyembul di antara pancake,<br />
sementara badan ular dibuat dari gula halus.<br />
Bentuknya sebenarnya lebih lucu ketimbang<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
kuliner<br />
mengerikan.<br />
Namun ternyata rasanya kurang sebanding<br />
dengan kelucuannya. Es krim vanilanya terlalu<br />
sedikit. Hanya satu sendokan langsung habis.<br />
Sedangkan pancake-nya kurang matang.<br />
Sayang!<br />
Karena dua pesanan saya kurang<br />
memuaskan, saya pun bertanya kepada<br />
pelayan mengenai menu yang benar-benar<br />
direkomendasikan.<br />
Dia lalu menyarankan saya mencoba<br />
Cheese Spaghetti. “Biasanya tamu di sini<br />
suka menu ini karena ini menggunakan<br />
saus keju buatan kami dan disajikan di atas<br />
hot plate,” ujarnya<br />
Dan ternyata spaghetti rekomendasi masmas<br />
pelayan tadi memang cukup enak.<br />
Hanya, kalau bukan pencinta keju, Anda bisa<br />
jadi bakal mengatakan terlalu eneg.<br />
Tapi, buat saya, menu ini cukup enak dan<br />
mengenyangkan. Andai belum kenyang<br />
karena menyantap pancake, saya pasti bakal<br />
memesannya lagi, ha-ha-ha….n KEN YUNITA<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Jalan Tengah<br />
Ekspor Tanah Air<br />
Jalan<br />
Tengah<br />
Ekspor<br />
Tanah Air<br />
Freeport dan perusahaan tambang<br />
boleh mengekspor produk mentah<br />
asalkan memberikan deposit<br />
pembuatan smelter. Pemerintah<br />
berusaha menghindari pemecatan<br />
ribuan karyawan.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Freeport dan perusahaan tambang boleh mengekspor produk<br />
mentah asalkan memberikan deposit pembuatan smelter.<br />
Pemerintah berusaha menghindari pemecatan ribuan karyawan.<br />
Deposit<br />
triliunan<br />
rupiah<br />
itu bakal<br />
menjadi milik<br />
pemerintah<br />
DARI lokasi tambang PT Freeport Indonesia<br />
di Grasberg, terentang pipa<br />
sepanjang 166 kilometer melewati<br />
hutan, rawa, dan pegunungan menuju<br />
Amamapare di pinggir laut. Pipa itu biasa<br />
mengalirkan bubur mengandung air dan bijih<br />
(ore) tembaga beserta emas dari lokasi tambang<br />
di Pegunungan Jaya Wijaya setinggi lebih<br />
dari 2.500 meter hingga pengolahan di pinggir<br />
Laut Arafura.<br />
Di dekat Dermaga Amamapare, bubur air<br />
dan bijih emas bercampur tembaga itu akan dikeringkan<br />
dan menjadi konsentrat. Konsentrat<br />
ini akan dinaikkan ke kapal untuk diekspor dan<br />
sebagian lagi ke smelter di Gresik. Dalam lima<br />
bulan ini, pipa itu terus bekerja meski tidak ada<br />
ekspor. Akibatnya, sekarang tertumpuk sekitar<br />
600 ribu ton konsentrat. Juru bicara Freeport,<br />
Daisy Primayanti, mengatakan, “Penampungan<br />
(konsentrat) kami sudah penuh.”<br />
Pemerintah memang akan melarang ekspor<br />
tambang mineral dalam bentuk mentah seperti<br />
konsentrat tembaga emas hasil tambang di<br />
Grasberg. Semua mesti dilebur di smelter dalam<br />
negeri sebelum diekspor. Jika tidak, perusahaan<br />
bakal dikenai bea keluar 25 persen dan dua tahun<br />
lagi naik menjadi 60 persen. Freeport pun<br />
memilih menghentikan ekspor daripada mengekspor<br />
tapi dikenai bea sehingga penampungan<br />
konsentrat menjadi penuh.<br />
Sebentar lagi penampungan itu mungkin bisa<br />
berkurang bebannya. Ini karena besar kemungkinan<br />
Freeport akan bisa mengekspor kembali<br />
hasil tambang mentah seperti semula. Syaratnya<br />
hanya kesediaan membuat smelter dan,<br />
untuk menunjukkan iktikad itu, memberikan<br />
deposit yang cukup besar, US$ 115 juta (sekitar<br />
Rp 1,3 triliun).<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Keharusan mengolah hasil<br />
tambang mineral di dalam<br />
negeri membawa efek<br />
samping. Sejumlah tambang<br />
di Konawe, Sulawesi<br />
Tenggara, terpaksa berhenti<br />
berproduksi.<br />
Ekho Ardiyanto/ANTARA<br />
Jika smelter itu tidak selesai sesuai dengan<br />
jadwal, deposit triliunan rupiah itu bakal menjadi<br />
milik pemerintah. “Kalau pembangunan smelter<br />
itu tidak terjadi, tentu pemerintah Indonesia<br />
punya hak mengambil dana yang didepositkan<br />
sebagai penerimaan negara,” kata Menteri Koordinator<br />
Perekonomian Chairul Tanjung.<br />
Chairul, yang baru beberapa pekan menjadi<br />
menteri menggantikan Hatta Rajasa karena<br />
maju dalam pemilu sebagai wakil presiden, memang<br />
langsung aktif menangani urusan Freeport<br />
dan perusahaan tambang besar pemegang<br />
kontrak karya lain. Hatta meninggalkan sejumlah<br />
pekerjaan rumah, termasuk renegosiasi<br />
kontrak karya pertambangan, untuk dibereskan<br />
Chairul.<br />
Salah satu masalah yang pelik adalah peraturan<br />
baru pemerintah, yang melarang ekspor<br />
bahan mentah. Istilahnya, larangan ekspor<br />
“tanah air” alias tanah dan air dari Indonesia<br />
dikeduk serta dikirim begitu saja ke luar negeri<br />
tanpa diolah. Pemerintah ingin hasil tambang<br />
itu diolah di dalam negeri sehingga memberi<br />
nilai tambah yang besar.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Freeport<br />
menyatakan<br />
akan bekerja<br />
sama dengan<br />
Newmont untuk<br />
membangun<br />
smelter di<br />
Gresik .<br />
Masalahnya, hingga peraturan ini mulai<br />
dijalankan dan sanksi berupa bea keluar besar<br />
diterapkan, perusahaan tambang mineral itu<br />
belum membuat smelter di dalam negeri. Freeport<br />
sebenarnya sudah mengolah sebagian<br />
hasil tambangnya di dalam negeri, yakni di PT<br />
Smelting di Gresik, Jawa Timur.<br />
PT Smelting adalah perusahaan patungan antara<br />
Freeport dengan tiga perusahaan Jepang,<br />
yaitu Mitsubishi Materials Corporation, Mitsubishi<br />
Corporation, dan Nippon Mining and<br />
Metals Co Ltd. Kapasitas produksi smelter milik<br />
PT Smelting mencapai 300 ribu ton per tahun.<br />
Tapi hanya sekitar 40 persen konsentrat Freeport<br />
yang bisa diolah di Gresik. Sisanya mesti<br />
diekspor dalam bentuk konsentrat. Pemerintah<br />
ingin seluruh hasil tambang diolah oleh smelter<br />
di dalam negeri. “Larangan ekspor mineral mentah<br />
adalah amanat undang-undang dan harus<br />
dijalankan,” ujar Menteri Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral Jero Wacik.<br />
Karena smelter di dalam negeri memang kapasitasnya<br />
sangat kurang, bisa dibilang perusahaan<br />
tambang seperti dilarang melakukan ekspor.<br />
Freeport dan perusahaan tambang besar<br />
lain, seperti PT Newmont Nusa Tenggara, pun<br />
mengancam memilih memecat ribuan karyawan<br />
daripada mengekspor dengan tambahan<br />
beban bea keluar.<br />
Pemerintah tentu tidak ingin ada pemecatan<br />
itu. Ini sebabnya, dua pekan setelah menjabat,<br />
Chairul memanggil para petinggi Freeport Indonesia<br />
dan Newmont Nusa Tenggara. Setelah<br />
pertemuan tiga jam, diambil jalan tengah.<br />
Freeport, Newmont, dan perusahaan<br />
tambang lain tetap bisa mengekspor bahan<br />
mentah untuk sementara waktu tanpa terkena<br />
bea keluar yang tinggi itu selama mereka bisa<br />
menunjukkan rencana membuat smelter yang<br />
butuh beberapa tahun itu.<br />
Freeport menyatakan akan bekerja sama<br />
dengan Newmont untuk membangun smelter<br />
di Gresik dengan peletakan batu pertama pada<br />
kuartal kedua tahun ini. Investasi smelter ini<br />
mencapai US$ 2,3 miliar (Rp 26 triliun). Presiden<br />
Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro<br />
Soetjipto mengatakan pabrik ini akan selesai<br />
dalam 3-4 tahun pengerjaan.<br />
Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara<br />
Martiono Hadianto membenarkan rencana<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Suasana lokasi tambang<br />
nikel di Sorowako, Sulawesi<br />
Selatan. Pengusaha tambang<br />
mineral, termasuk nikel,<br />
mesti berusaha mengolah<br />
produksinya di dalam negeri<br />
agar tidak terkena bea keluar<br />
yang tinggi.<br />
Yusuf Ahmad/REUTERS<br />
pembuatan smelter bekerja sama dengan Freeport.<br />
“Iya, benar itu,” ucapnya.<br />
Untuk memastikan smelter benar-benar dibangun,<br />
pemerintah meminta mereka menyetor deposit<br />
yang nilainya bervariasi. Freeport, misalnya,<br />
mesti menyetor US$ 115, sedangkan Newmont,<br />
karena porsinya lebih kecil di pabrik di Gresik itu,<br />
depositnya US$ 25 juta (Rp 290 miliar).<br />
Soal deposit ini disetujui oleh Freeport. “Kami<br />
juga sudah sampaikan komitmen bahwa siap<br />
memberikan uang jaminan,” kata Rozik.<br />
Setelah kesepakatan diambil, Menteri Keuangan<br />
mesti membuat peraturan yang<br />
membedakan perlakuan bagi perusahaan yang<br />
sedang dalam proses membuat smelter ini. Hanya,<br />
belum ada kepastian apakah peraturan ini<br />
akan mengatur pengurangan bea keluar atau<br />
justru menghapus bea keluar bagi perusahaan<br />
pemegang kontrak karya.<br />
“Kami belum tahu karena nanti masih ada<br />
pembahasan dengan Presiden,” ujar Kepala<br />
Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan<br />
Andin Hadiyanto. n Hans Henricus B.S. Aron, Budi<br />
Alimuddin, Rista Rama Dhany<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Tunggu Bos Tertinggi<br />
Freeport<br />
Soal renegosiasi, pemerintah<br />
akan bertemu dengan induk<br />
Freeport dari Amerika.<br />
perpanjangan kontrak karya<br />
JADI urusan pemerintah<br />
mendatang.<br />
pt freeport indonesia<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Chairul<br />
mengatakan soal<br />
perpanjangan<br />
kontrak akan<br />
diputuskan<br />
pemerintahan<br />
mendatang.<br />
SEMULA pertemuan para menteri<br />
yang dipimpin Menteri Koordinator<br />
Perekonomian Chairul Tanjung<br />
dengan para pemimpin PT Freeport<br />
Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara<br />
pekan lalu diperkirakan akan membahas ulang<br />
pasal-pasal dalam kontrak karya. Akan ada renegosiasi<br />
soal royalti sampai pelepasan saham<br />
ke Indonesia, yang pembicaraannya dimulai<br />
sejak era Menteri Koordinator Perekonomian<br />
Hatta Rajasa.<br />
Tapi ternyata bukan. “Ini hanya pertemuan<br />
yang menegaskan komitmen Freeport dan<br />
Newmont membangun smelter,” kata Direktur<br />
Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian<br />
Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar.<br />
Urusan pemerintah dengan para pemegang<br />
kontrak karya memang masih sangat panjang.<br />
Smelter hanya salah satu ujungnya. Masih ada<br />
sederet persoalan yang belum beres, mulai keinginan<br />
pemerintah agar perusahaan tambang<br />
menaikkan nilai royalti hasil tambang sampai<br />
perusahaan itu melepas mayoritas saham ke<br />
Indonesia.<br />
Untuk urusan ini, Chairul berencana melakukan<br />
pembahasan dengan CEO Freeport<br />
McMoRan, Richard C. Adkerson. Bos induk PT<br />
Freeport itu dijadwalkan datang ke Indonesia<br />
bulan ini.<br />
Yang jelas, menurut Sukhyar, sejumlah pasal<br />
renegosiasi kontrak karya sudah disetujui. Misalnya<br />
saja, Freeport setuju menaikkan royalti<br />
untuk pemerintah Indonesia. “Freeport kan dari<br />
dulu setuju royalti akan diubah, dari 1 persen<br />
menjadi 3,75 persen,” ucapnya. Namun, penerapannya,<br />
kata dia, menunggu amendemen<br />
kontrak karya.<br />
Yang tidak akan dibahas Chairul dengan Adkerson<br />
adalah soal nasib perusahaan-perusahaan<br />
tambang itu setelah kontrak karya mereka<br />
selesai. Kontrak karya Freeport berlaku hanya<br />
sampai 2021, sedangkan Newmont hingga<br />
2030.<br />
Chairul mengatakan soal perpanjangan kontrak—atau<br />
nantinya mesti diubah dari izin usaha<br />
pertambangan—akan diputuskan pemerintahan<br />
mendatang. Penyebabnya “Dalam klausul<br />
kontrak karya Freeport maupun Newmont menyebutkan<br />
pembahasan perpanjangan kontrak<br />
dilakukan dalam dua tahun sebelum kontrak<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Truk tambang PT<br />
Freeport Indonesia<br />
sedang bekerja di<br />
Grasberg, Papua.<br />
Perusahaan ini<br />
diwajibkan mengolah<br />
seluruh hasil<br />
tambangnya di<br />
Indonesia.<br />
pt freeport indonesia’<br />
berakhir,” katanya.<br />
Hal senada diungkapkan Presiden Direktur<br />
Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto.<br />
“Renegosiasi itu masih jauh, ini bukan renegosiasi,<br />
ini soal komitmen kami membangun<br />
smelter,” ucapnya.<br />
Status izin usaha pertambangan itu bisa<br />
dibilang “lebih rendah” ketimbang kontrak<br />
karya. Dalam kontrak karya, pasal-pasalnya<br />
tidak boleh diubah secara sepihak. Jika sudah<br />
ditandatangani, tidak akan diubah kecuali<br />
kedua belah pihak sepakat. Baik pemerintah<br />
maupun perusahaan tambang berada pada<br />
posisi setara.<br />
Sebaliknya, dalam izin usaha pertambangan,<br />
posisi pemerintah lebih tinggi daripada perusahaan<br />
yang mendapat izin. Namanya juga izin,<br />
pada dasarnya bisa dicabut atau diubah oleh<br />
pemerintah. n Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Rozik Boedioro Soetjipto,<br />
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia:<br />
Belum Tahu<br />
Bea Keluar<br />
Dicabut atau<br />
Diturunkan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
PT Freeport Indonesia sudah menyanggupi akan mendirikan<br />
pabrik pemurnian dan pengolahan mineral mentah<br />
atau smelter. Perusahaan tambang mineral asal Amerika<br />
Serikat ini akan membangun smelter di Gresik, Jawa<br />
Timur, pada kuartal kedua 2014, bekerja sama dengan rekannya,<br />
perusahaan tambang PT Newmont Nusa Tenggara.<br />
Tapi Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro<br />
Soetjipto masih gelap soal renegosiasi kontrak atau apakah bea<br />
keluar bakal dihapus sepenuhnya setelah ia memberikan deposit<br />
pembangunan smelter. Berikut ini petikan wawancara sebelum<br />
dan sesudah rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian,<br />
Jakarta, Rabu, 28 Mei 2014.<br />
Penggalian tambang Freeport<br />
di daerah Timika, Papua.<br />
PT Freeport Indonesia<br />
Apakah ada pembahasan mengenai renegosiasi<br />
kontrak<br />
Belum, belum. Tapi kita tetap ada pembicaraan<br />
terus.<br />
Apa yang perlu dibicarakan lebih lanjut<br />
dalam pembahasan renegosiasi kontrak<br />
Belum, belum. Tetap ada pembahasan.<br />
Apa saja yang Anda sampaikan kepada<br />
pemerintah dalam rakor tersebut<br />
Ya, soal smelter dan (rencana) jangka panjang<br />
Freeport di Indonesia.<br />
Keputusan perpanjangan kontrak dari<br />
pemerintah seperti apa<br />
Itu belum (dibicarakan), karena undang-undangnya<br />
mengatakan baru dibahas dua tahun<br />
sebelum masa kontrak berakhir.<br />
Rencana pembangunan smelter bagaimana<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Hasil feasibility study sudah dilaporkan ke Direktur<br />
Jenderal Mineral dan Batu Bara. Lokasinya<br />
nanti di Gresik. Nilai investasinya mencapai<br />
US$ 2,3 miliar dengan kapasitas produksi 1,6<br />
juta ton konsentrat per tahun.<br />
Kapan mulai ground breaking<br />
Harapannya, bisa kami mulai kuartal<br />
kedua tahun ini.<br />
Rencananya akan bekerja<br />
sama dengan PT<br />
Newmont Nusa Tenggara<br />
dan PT Aneka Tambang,<br />
berapa besar pembagian sahamnya<br />
Belum, belum. Sedang dalam pembicaraan.<br />
Pemerintah meminta Freeport menyetorkan<br />
uang jaminan untuk membangun<br />
smelter, apakah sudah siap<br />
Sudah ada komitmen untuk itu bahwa kami<br />
siap.<br />
Setelah smelter mulai dibangun, apakah<br />
bea keluar akan dihapus atau diturunkan<br />
Belum tahu, kami tunggu keputusan BKF<br />
(Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan).<br />
■ Hans Henricus B.S. Aron<br />
Majalah detik 2 -- 8 juni 2014
ekonomi renegosiasi tambang<br />
Kontrak<br />
Karya Panjang<br />
F reeport selalu menjadi simbol baik dan buruknya kontrak karya<br />
dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Kontrak karya—yang tidak<br />
boleh diutak-atik di tengah jalan secara sepihak—berhasil menarik investasi<br />
asing yang sangat besar sehingga Freeport bersedia masuk. Tapi pasal dalam kontrak<br />
karya yang kadang buruk—seperti rendahnya royalti—membuat nama Freeport<br />
kadang kontroversial. Perusahaan Amerika Serikat ini sendiri hadir di Papua<br />
sejak akhir 1960-an. Tapi rezeki baru membanjir setelah emas ditemukan pada akhir<br />
1980-an. n<br />
1967<br />
4<br />
Freeport Sulphur<br />
mendirikan Freeport<br />
Indonesia dan<br />
mengajukan kontrak<br />
karya—bukan izin—<br />
untuk wilayah itu.<br />
Indonesia bersedia<br />
menandatangani<br />
kontrak karya agar<br />
investasi asing<br />
masuk.<br />
1936<br />
1959 1960<br />
1<br />
Geolog dari Royal Dutch Shell<br />
Company, Jean Jacques Dozy,<br />
menemukan bijih logam di<br />
wilayah Timika, yang saat itu<br />
masih perawan.<br />
2<br />
Freeport Sulphur<br />
dari Amerika Serikat<br />
mendengar soal bijih<br />
logam yang ditemukan<br />
Dozy.<br />
3<br />
Freeport Sulphur<br />
mengirim ekspedisi<br />
ke Ertsberg dan<br />
menemukan bijih<br />
tembaga.<br />
5<br />
Tambang<br />
tembaga dan<br />
sedikit emas di<br />
Ertsberg mulai<br />
beroperasi.<br />
1972<br />
1984<br />
1980-an<br />
Freeport mencoba peruntungan eksplorasi<br />
di Grasberg, yang hanya berjarak<br />
tiga kilometer dari Ertsberg. Ternyata<br />
di Grasberg tidak hanya mengandung<br />
cadangan tembaga ketiga di dunia, tapi<br />
malah cadangan emas terbesar di dunia.<br />
7<br />
Freeport (yang nama induknya sudah menjadi<br />
Freeport McMoRan) ingin menjual tambang<br />
ini karena harga tembaga jatuh, tapi tidak<br />
ada peminat. Freeport malah memperkirakan<br />
perusahaan tambang ini nilainya tinggal US$<br />
200 juta (kurs sekarang Rp 1,8 triliun).<br />
6<br />
1990 1991 2017<br />
Tambang emas di Freeport<br />
mulai beroperasi.<br />
8<br />
Freeport mendapat kontrak karya<br />
baru yang berlaku sampai 30<br />
tahun dan ditambah 10 tahun.<br />
9<br />
Freeport dan Newmont sudah<br />
menyatakan bersedia membangun<br />
smelter. Jika berjalan<br />
sesuai rencana, smelter bakal<br />
selesai paling cepat tahun 2017.<br />
10<br />
Naskah: Nur Khoiri<br />
Sumber: Freeport/geotimes<br />
Kontrak Karya Freeport bakal kedaluwarsa. Kalaupun Freeport<br />
masih menggarap tambang emas raksasa itu, mereka<br />
hanya bisa bekerja dalam sistem izin usaha pertambangan,<br />
bukan kontrak karya.<br />
11<br />
2021<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
isnis<br />
Meraup Untung<br />
Baju Bola<br />
Mulai berbisnis baju bola dengan pasar teman<br />
sekerja, kini sudah bisa memiliki toko sendiri.<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Suasana toko baju bola<br />
di Jakarta. Sebulan bisa<br />
menjual ratusan helai<br />
dengan harga sekitar Rp<br />
100 ribu per buah.<br />
Ari Saputra/detikcom<br />
HELMA Ananda menggemari Real<br />
Madrid, klub Spanyol yang baru<br />
saja merebut piala Liga Champions.<br />
Ia juga menjadi penggemar tim nasional<br />
Spanyol. Seragam tim Real Madrid dan<br />
timnas Spanyol sudah ia miliki. Tapi gadis ini<br />
pekan lalu datang ke salah satu toko baju bola<br />
di kawasan Bekasi, Jawa Barat.<br />
Gadis kelas I SMA ini tidak membeli seragam<br />
dua tim terkenal itu untuk menambah koleksi<br />
jersey-nya. Tapi ia membuka dompet untuk<br />
membeli kaus biru muda Manchester City,<br />
klub juara Liga Inggris. “Buat cowokku, Bang,”<br />
ucapnya malu-malu.<br />
Kegemaran warga Indonesia terhadap sepak<br />
bola dan klub-klub terkenal ini membuat toko-<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Kesebelasan Australia<br />
sedang memperkenalkan<br />
seragam untuk digunakan<br />
di Piala Dunia 2006.<br />
Matt King/Getty Images<br />
toko baju bola tumbuh subur. Para pengusaha<br />
toko baju bola—yang sebagian masih berusia<br />
muda—bisa menikmati omzet puluhan juta<br />
rupiah dari tren yang digemari tak hanya pria<br />
tapi juga gadis seperti Helma itu.<br />
Salah satu pengusahanya adalah Yusuf Mahendra,<br />
yang baru berusia 23 tahun. Dimulai dari<br />
berjualan lewat Internet dan sekarang sudah<br />
bisa menyewa toko, Yusuf kini bisa menikmati<br />
omzet lumayan, sekitar Rp 20 juta sebulan.<br />
Pengusaha kaus bola seperti Yusuf memang<br />
bertebaran di mana-mana. Nyaris di setiap sudut<br />
Jakarta dan wilayah sekitarnya berdiri toko<br />
baju bola. JRP Jersey, misalnya, sampai mengoperasikan<br />
tiga toko di sekitar Bekasi dengan<br />
omzet 300-400 helai kaus per bulan atau sekitar<br />
Rp 30-40 juta.<br />
Dan para pedagang kaus bola ini sudah bersiap-siap<br />
panen saat pesta akbar Piala Dunia<br />
Sepak Bola digelar beberapa pekan mendatang.<br />
Dede Arswito, Manajer JRP Jersey, mengatakan<br />
hawa kenaikan penjualan bahkan sudah mulai<br />
terasa. “Penjualan kami naik sekitar 35 persen,”<br />
ucapnya.<br />
Menjelang perhelatan Piala Dunia ini, seragam<br />
sejumlah tim nasional top yang masuk<br />
putaran final di Brasil—seperti Brasil sendiri,<br />
Belanda, Jerman, Spanyol, Italia, dan Inggris—<br />
juga dipajang di rak-rak di sana.<br />
Kaus bola yang dijual toko-toko ini umumnya<br />
bukan orisinal, sehingga harganya murah<br />
meriah, hanya Rp 80-110 ribu. Menurut Yusuf,<br />
bahan kaus itu diimpor dari Thailand. “Semua<br />
masuk kategori grade orisinal (sekualitas asli),”<br />
ucapnya. “Kaus klub lokal bahannya juga buat-<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Gerai Liverpool di Jakarta.<br />
Penjualan seragam bola<br />
orisinal lebih sulit karena<br />
harganya jauh lebih mahal.<br />
Rengga sancaya/detikcom<br />
an Thailand, tapi menjahit dan sablonnya di Indonesia.”<br />
Tokonya memang menyediakan kaus<br />
dua klub yang populer di Bekasi, Persija Jakarta<br />
dan Persib Bandung.<br />
Tidak semua baju bola yang dijual di sini baju<br />
tiruan alias bukan orisinal. Golden Goal misalnya.<br />
Toko yang juga berada di kawasan Bekasi<br />
itu menyediakan kaus sejumlah tim tapi orisinal,<br />
resmi, persis seperti yang dipakai klub-klub<br />
terkenal. Harganya bisa lima kali lipat dari yang<br />
non-orisinal, Rp 329-549 ribu per helai. “Kami<br />
menjual kaus asli, bukan grade orisinal atau<br />
KW-nya,” ucap Manajer Golden Goal Imam<br />
Kusuma.<br />
Dengan harga setinggi itu, volume penjualan<br />
memang tidak semoncer di toko-toko lain. Tak<br />
aneh jika toko itu lebih mengandalkan jualan<br />
peranti olahraga dibanding jualan kaus. “Yang<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Salah satu pengelola toko<br />
baju bola.<br />
BUDI ALIMUDDIN/detikcom<br />
dominan dicari pelanggan kami di sini sepatu<br />
bola, sepatu futsal, dan bola,” ucapnya.<br />
Selain berjualan lewat toko, yang khas, mereka<br />
membuka lapak di Internet, mulai lewat Facebook,<br />
BBM, sampai situs-situs market place.<br />
Malah Yusuf mengawali bisnisnya via Internet.<br />
Awalnya, pemuda Yogyakarta ini mencoba<br />
berjualan kaus kepada teman-teman<br />
tempat kerja saat mulai merantau ke<br />
Bekasi dan bekerja di pabrik PT Ohsung<br />
Electronics Indonesia dua tahun silam.<br />
Jika hanya mengandalkan pelanggan<br />
teman sekantor, omzet tentu sangat<br />
terbatas. Untung saja, ia bergabung<br />
dengan kelompok penggemar klub Real<br />
Madrid, Madridista. Lewat mailing list<br />
penggemar klub yang kini dilatih Carlo<br />
Ancelotti itu, Yusuf menawarkan dagangannya.<br />
Sehabis itu, ia mulai berjualan lewat<br />
Internet. Usahanya terus membesar<br />
dan, setelah lebih dari dua tahun, ia<br />
bisa mengumpulkan uang Rp 60 juta.<br />
Uang ini ia investasikan untuk menyewa<br />
ruko dan menambah daftar<br />
dagangannya.<br />
Meski memiliki toko, ia tak melupakan berdagang<br />
di Internet. Malah toko ini membantunya<br />
semakin lancar berjualan di Internet. Pedagang<br />
yang memiliki toko fisik dipandang lebih bonafide<br />
dibanding penjual di Internet yang tidak<br />
memiliki toko fisik. “Toko ini menjadi penegas<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Sebagian penjualan baju<br />
bola disatukan dengan<br />
perlengkapan olahraga,<br />
seperti sepatu dan bola.<br />
Ari Saputra/detikcom<br />
bahwa toko online-nya dapat dipertanggungjawabkan,”<br />
katanya.<br />
Toko olahraga yang cukup besar, seperti<br />
Golden Goal—dengan omzet sebulan Rp 1-3<br />
miliar—juga lancar jaya berbisnis via Internet.<br />
Toko-toko ini juga melayani orang yang hendak<br />
kulakan. “Jadi kami juga melayani penjualan<br />
untuk para reseller,” ucapnya.<br />
Yusuf mendapat pasokan kaus dari pedagang<br />
di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Sepengetahuan<br />
Yusuf, importir besar membagi dagangannya<br />
di dua tempat, Tanah Abang dan Mangga Dua.<br />
Dari para pedagang di dua pasar pakaian ini,<br />
para pedagang antarpulau mengambil dagangan.<br />
Sedangkan pedagang kecil berada di mata<br />
rantai ketiga.<br />
Itu sebabnya, Yusuf bercita-cita memperbesar<br />
bisnisnya. “Pinginnya suatu saat nanti<br />
jadi pedagang besar antarpulau atau importir<br />
sekalian,” ucapnya. ■ Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Janji Manis<br />
Investasi<br />
Kondotel<br />
Tren investasi kondominium rangkap<br />
hotel bermunculan. Keuntungan lebih<br />
tinggi ketimbang deposito, tapi masih di<br />
bawah reksa dana saham.<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Sebuah pameran apartemen<br />
di kawasan Tangerang,<br />
Banten, Rabu (7/5).<br />
Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO<br />
UCAPAN itu tampak menjanjikan di<br />
mata Fitri Oktaviani. Konsultan keuangan<br />
ini sangat senang berlibur ke<br />
Bandung dan ada tawaran memiliki<br />
apartemen menengah ke atas lengkap dengan<br />
isi perabotannya di kota cantik berjulukan Parijs<br />
van Java itu. “Saya butuh tempat tinggal yang<br />
dapat saya gunakan sewaktu-waktu,” katanya.<br />
Fitri makin bersemangat membeli karena<br />
apartemen itu memiliki tawaran tambahan:<br />
manajemen apartemen siap mencarikan tamu<br />
yang bersedia membayar untuk menginap di<br />
kota tempat wisata favorit itu. Jadi, saat pemiliknya<br />
tidak berlibur, duit yang dikucurkan di<br />
apartemen tak akan menganggur. “Saya ingin<br />
properti tersebut tidak memerlukan perawatan,<br />
melainkan dapat menghasilkan uang,”<br />
ucapnya.<br />
Maka ia mengeluarkan uang Rp 440 juta.<br />
Uang sebanyak itu—pada 2005—bisa ditukar<br />
dengan sebuah apartemen menengah-atas<br />
dengan unit tipe junior suite. Apartemen yang<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Seorang pengunjung<br />
mengamati maket gedung<br />
pada acara pameran<br />
properti.<br />
Muhammad Adimaja/ ANTARA FOTO<br />
dibeli Fitri ini, dalam istilah pasar, sering disebut<br />
kondotel alias kondominium (apartemen milik)<br />
merangkap hotel.<br />
Investasi kondotel ini sekarang banyak pilihannya.<br />
Dalam pameran perumahan di Balai<br />
Sidang Jakarta pekan lalu, misalnya, sejumlah<br />
kondotel ditawarkan, mulai Harper Puncak di<br />
jalur wisata Puncak, Bogor, dan manajemen<br />
hotelnya dikelola Aston sampai Woodland Park<br />
di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, dengan<br />
manajemen dipegang Grup Swiss-Belhotel.<br />
Para pengembang itu memberi janji yang<br />
menggiurkan kepada para investor. Anggota<br />
staf pemasaran Harper Puncak, Zahra Putri, misalnya,<br />
mengatakan, “Kami janjikan keuntungan<br />
setahun 10 persen.” Mereka melepas kondotel<br />
di Puncak dengan kisaran harga Rp 900 juta<br />
hingga Rp 2 miliar per unit. Unit itu nanti akan<br />
disewakan dengan tarif Rp 1-1,2 juta per malam<br />
dengan kontrak pengelolaan sampai 25 tahun.<br />
Direktur Pemasaran PT Kurnia Propertindo<br />
Sejahtera, Ratna, bahkan menjanjikan keuntungan<br />
sampai 12 persen per tahun untuk kondotel<br />
Sahid Eminence, yang sedang dibangun<br />
di kawasan Ciloto, Puncak. Sahid Eminence<br />
dilepas dengan harga per unit Rp 1,2-3,5 miliar.<br />
“Nanti, setelah serah-terima dengan pihak<br />
pengelola, investor akan mendapat bagi hasil,”<br />
ucapnya.<br />
Mereka menjanjikan pasar yang kuat karena<br />
manajemen Sahid berada di belakang mereka.<br />
Ratna mengakui Puncak hanya ramai pada<br />
akhir pekan. Tapi mereka memiliki pasar sendiri,<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Pengunjung memperhatikan<br />
brosur kondotel di Bali<br />
dalam pameran di Senayan<br />
City, Jakarta, beberapa<br />
waktu lalu.<br />
Ari Saputra/detikcom<br />
yakni kalangan birokrat.<br />
“Permintaan dari sebagian besar pelanggan<br />
kami, yaitu orang-orang birokrasi yang akan<br />
menyelenggarakan rapat-rapat sekaligus ingin<br />
menikmati udara yang sejuk, kami tanggapi<br />
dengan pendirian kondotel ini,” ucapnya.<br />
Tapi apakah keuntungan yang didapat para<br />
investor benar-benar setinggi yang dijanjikan<br />
Ojrat Mugiyono, manajer pemasaran kantor<br />
properti Jakarta Property, mengatakan hasil<br />
rata-rata di kondotel 9 persen per tahun. “Pengembalian<br />
nilai keuntungannya lebih cepat<br />
ketimbang deposito perbankan,” ucapnya<br />
membandingkan dengan investasi lain yang<br />
sangat populer.<br />
Hasil yang lebih tinggi daripada deposito<br />
ini diakui oleh Fitri, yang membeli kondotel di<br />
Bandung pada 2005. Tapi, dibanding bentuk<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Maket kondotel di Bali<br />
dalam pameran di Senayan<br />
City, Jakarta, beberapa<br />
waktu lalu.<br />
Ari Saputra/detikcom<br />
investasi lain, keuntungan dari kondotel lebih<br />
kecil. “Masih lebih rendah daripada rata-rata<br />
keuntungan reksa dana saham,” katanya menyebut<br />
investasi di pasar modal.<br />
Harga kondotel yang dibeli Fitri itu Rp 440<br />
juta, tapi belum termasuk biaya notaris dan<br />
pajak. Tapi, begitu membeli, ia mendapat Rp<br />
96 juta dari jaminan sewa selama 2 tahun dari<br />
manajemen kondotel. “Total yang saya bayarkan,<br />
termasuk biaya pajak dan notaris, sekitar<br />
Rp 360 juta,” ucapnya<br />
Oleh pengelola kondotel, unit itu disewakan<br />
Rp 800 ribu per malam. Setiap tahun, ia menerima<br />
laporan tingkat hunian dan pembagian<br />
keuntungan yang diperoleh. Tapi keuntungan<br />
kondotel bukan hanya dari sewa. Seperti investasi<br />
properti lain, investor bakal mendapat keuntungan<br />
saat hunian itu dijual.<br />
Inilah yang dilakukan Fitri tahun lalu. Tahun<br />
lalu, karena ada keperluan yang membutuhkan<br />
dana lumayan banyak, ia melepas kondotel di<br />
Bandung itu. Total pemasukan dari penjualan<br />
kondotel ditambah sewa selama 8 tahun adalah<br />
Rp 252 juta. “Rata-rata per tahun saya dapat<br />
8,7 persen, waktu itu,” ucapnya. ■<br />
Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
isnis<br />
Mesti<br />
Tahu<br />
Pasar<br />
Hotel<br />
INVESTASI kondotel memang sedikit berbeda<br />
dibanding menanam modal di bidang properti<br />
lain. Biasanya, untuk berinvestasi rumah<br />
atau apartemen, misalnya, cukup mengetahui<br />
harga pasar hunian dan tren kenaikan harga<br />
beberapa tahun terakhir.<br />
Tapi, untuk menanam modal di kondotel,<br />
sebaiknya mengetahui juga sedikit soal pasar<br />
wisata atau calon tamu. “Sebaiknya investor<br />
menyelidiki tingkat okupansi hunian hotel di<br />
lokasi kondotel tersebut,” kata Ojrat Mugiyono,<br />
Manajer Pemasaran Jakarta Property.<br />
Hal yang sama diungkapkan Riki Pratama,<br />
project consultant sejumlah kondotel di Bali. Ia<br />
mengatakan investor tidak boleh emosional,<br />
jangan hanya karena senang piknik di lokasi<br />
apartemen sekaligus hotel itu. Hal ini untuk<br />
menghindari membayar kredit rumah bertahun-tahun<br />
tapi hanya bisa menikmati beberapa<br />
hari menginap gratis. Sedangkan, katanya,<br />
“Return minimal.”<br />
Selain urusan calon tamu penyewa, pemilik<br />
mesti memasukkan faktor penyusutan nilai<br />
saat berhitung nilai investasi di kondotel.<br />
Penyusutan nilai ini terutama perabotan dan<br />
gedung. Saat menjual kondotel kembali, sofa<br />
atau kitchen set di kondotel itu tentu mungkin<br />
mulai gores-gores, pudar warnanya, bahkan<br />
rusak. “Penurunan nilai furnitur dan renovasi<br />
ruang juga perlu diperhitungkan sebagai biaya<br />
investasi,” ucapnya.<br />
Yang juga tidak boleh dilupakan dalam<br />
perhitungan adalah soal pajak penghasilan.<br />
Ojrat meminta calon investor mencermati<br />
kontrak pembagian keuntungan sewanya. Saat<br />
menghitung sewa, mesti memasukkan faktor<br />
pajak. “Untuk pendapatan sebagai pemilik<br />
unit, Anda akan dikenai pajak penghasilan<br />
sebesar 10 persen,” ucapnya. ■ Budi Alimuddin<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
Kennedy<br />
Bunuh<br />
Marilyn Monroe<br />
Lebih dari separuh abad jasad<br />
Marilyn Monroe terbaring di<br />
Westwood Memorial Park,<br />
Los Angeles. Tapi kematiannya<br />
masih saja menuai kontroversi.<br />
Secara resmi, penyebab kematian<br />
sang bintang adalah bunuh diri dengan<br />
cara menelan puluhan pil penenang.<br />
Berkembang juga bisik-bisik,<br />
John F. Kennedy dan adiknya, Robert<br />
F. Kennedy, yang terlibat cinta segitiga<br />
de ngan Marilyn, berada di balik<br />
kematiannya.<br />
Jay Margolis dan Richard Buskin lewat<br />
buku The Murder of Marilyn Monroe: Case<br />
Closed, yang rencananya dirilis 3 Juni 2014,<br />
menguatkan gosip tersebut. Apa dasar<br />
kesimpulan keduanya<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Dibunuh Karena<br />
Diari Merah<br />
Marilyn Monroe<br />
mengancam akan<br />
membeberkan skandal<br />
perselingkuhannya dengan<br />
Kennedy bersaudara.<br />
Majalah detik 52 -- 11 8 Juni mei 2014
selingan<br />
Marilyn Monroe ditemukan<br />
tertelungkup dalam<br />
selimut tanpa busana di<br />
tempat tidurnya.<br />
Daily Mail<br />
James Edwin Hall dan Murray Liebowitz<br />
adalah petugas paramedis yang<br />
pertama kali tiba di kediaman aktris<br />
kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe<br />
(MM), 5 Agustus 1962. Di kamar tamu, Hall<br />
mendapati aktris berambut pirang bernama<br />
asli Norma Jeane Mortenson itu tertelungkup<br />
tanpa busana dalam balutan selimut.<br />
Hall lalu berinisiatif menurunkan tubuh<br />
perempuan berusia 36 tahun itu ke lantai dan<br />
berusaha memberinya bantuan pernapasan<br />
dengan cara menekan dada secara teratur<br />
(“pijat jantung”). Kala itu, berdasarkan pengamatannya,<br />
tak terdapat muntahan seperti<br />
yang lazim terjadi pada orang yang mengalami<br />
overdosis.<br />
“Juga tidak ada bau obat dari mulutnya, suatu<br />
gejala klasik lain (dari overdosis). Beberapa botol<br />
pil yang ada di meja pun tertutup rapi,” ujarnya<br />
dalam buku bertajuk The Murder of Marilyn<br />
Monroe: Case Closed. Buku terbitan Skyhorse<br />
Publishing itu rencananya diluncurkan pada 3<br />
Juni 2014.<br />
Hall mulai memberi pijat jantung eksternal<br />
dan terlihat MM mulai bernapas lagi. Ia pun<br />
kembali memberi bantuan napas. Kali ini<br />
dengan tabung plastik bersih pemompa udara<br />
lewat tenggorokannya. Pada saat yang sama,<br />
Liebowitz berlari ke ambulans untuk mempersiapkan<br />
peralatan resusitasi. Ia hendak mengambil<br />
tandu dari ambulans ketika seorang pria<br />
muncul di ambang pintu: Dr Greenson. Sang<br />
psikiater dengan lantang berujar, “Aku dokternya.”<br />
Greenson melarang Hall menggunakan<br />
alat resusitasi. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan<br />
jarum suntik dari tasnya.<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
Ralph Greenson<br />
Daily Mail<br />
“Dia tampak menjelajahi rusuk MM seperti<br />
seorang amatir, lalu mendorong jarum ke dadanya.<br />
Tapi itu tidak masuk dengan tepat. Jarum<br />
menyangkut pada tulang salah satu rusuknya.<br />
Aku telah menyaksikan banyak prosedur medis,<br />
dan orang ini benar-benar brutal,” kata Hall.<br />
James Hall telah bekerja untuk Schaefer<br />
Ambulance selama beberapa tahun. Ayahnya,<br />
Dr George E. Hall, ahli bedah di Beverly Hills<br />
dan mantan Kepala Staf LA Hospital. Ibunya<br />
perawat bedah.<br />
Kesaksian Hall dan Liebowitz menjadi salah<br />
satu bahan bagi Jay Margolis dan Richard<br />
Buskin untuk menyimpulkan bahwa Robert<br />
Kennedy merupakan dalang di balik kematian<br />
MM. Ia sengaja dibunuh agar tak mengungkap<br />
aib keluarga Kennedy, yang dicatat dalam buku<br />
hariannya. Dalam menjalankan aksinya, Robert<br />
menyertakan saudara iparnya, aktor Peter Lawford<br />
dan Greenson, psikiater yang sudah lama<br />
menangani MM. “Greenson menyuntikkan zat<br />
pentobarbital yang berakibat fatal terhadap<br />
jantung sang aktris,” tulis Jay Margolis dan Richard<br />
Buskin dalam buku itu.<br />
Padahal kesimpulan resmi yang beredar lebih<br />
dari 50 tahun, MM tewas karena bunuh diri. Dia<br />
menenggak puluhan butir obat penenang yang<br />
biasa dikonsumsinya dari Greenson.<br />
Margolis disebut-sebut sebagai wartawan<br />
investigasi yang selama bertahun-tahun<br />
mendalami kematian MM. Pada Agustus 2011,<br />
setelah lima tahun menyelidiki kematian MM,<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
Lawford dan Robert Kennedy<br />
Daily Mail<br />
dia menerbitkan buku Marilyn Monroe: A Case<br />
for Murder. Untuk karya terbarunya ini, sarjana<br />
lulusan Universitas California itu menggandeng<br />
Buskin, penulis buku best seller New York Times<br />
yang menerbitkan 30 buku nonfiksi.<br />
lll<br />
Selain kedua petugas paramedis itu, Margolis<br />
dan Buskin menjadikan kesaksian Peter Lawford<br />
sebagai bahan tulisan di bukunya. Lawford-lah<br />
yang menyertai Robert menyambangi kediaman<br />
MM di Brentwood, Los Angeles, pada 4<br />
Agustus 1962 sore hari. Robert, yang menjabat<br />
jaksa agung, datang untuk menyampaikan pesan<br />
dari sang kakak, John F. Kennedy, agar MM<br />
tak lagi menelepon ke Gedung Putih. John juga<br />
memastikan tak akan menceraikan Jacqueline<br />
Kennedy seperti diinginkan MM.<br />
Tapi, setelah bersua dengan MM, kata Lawford,<br />
iparnya itu seolah tak berdaya. Seperti<br />
tersihir dan mengikuti begitu saja ajakan sang<br />
bintang untuk bercumbu. ”Malam itu mereka<br />
menjadi sepasang kekasih dan menghabiskan<br />
malam di kamar tidur tamu,” ujarnya. Lawford<br />
mengaku lebih banyak duduk di dekat kolam<br />
renang sembari menikmati segelas sampanye.<br />
Sampai kemudian terjadi keributan di dalam<br />
rumah.<br />
Marilyn Monroe terdengar mengancam akan<br />
membeberkan skandal mereka, yang dicatat di<br />
sebuah buku kecil berwarna merah. Ia juga ber-<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
usaha menyerang Robert<br />
dengan sebuah pisau kecil.<br />
Tapi hal itu bisa dicegah<br />
Lawford dengan cara menendang<br />
lengan Monroe.<br />
Pisau pun terpental dari<br />
genggaman Marilyn. Robert<br />
mendesak agar MM<br />
menyerahkan diarinya itu.<br />
Untuk menenangkan MM,<br />
dia mengontak Greenson.<br />
Lawford mengungkapkan<br />
semua itu karena<br />
merasa dikejar-kejar dosa<br />
yang terus memburunya.<br />
“(Pembunuhan) itu adalah<br />
hal paling gila yang<br />
pernah dilakukan. Saya<br />
merasa cukup gila telah<br />
membiarkan itu terjadi,”<br />
tuturnya suatu ketika.<br />
Narasumber lain yang digunakan Margolis<br />
dan Buskin adalah Fred Otash, detektif yang<br />
menyadap rumah MM atas permintaan Lawford.<br />
Dia menyatakan FBI dan CIA menyadap<br />
rumah MM. Kepala FBI J. Edgar Hoover telah<br />
menerima laporan bahwa Robert berada di<br />
dalam rumah MM beberapa saat sebelum<br />
aktris itu meninggal. Juga ada Sersan Marvin<br />
Iannone, petugas dari Kepolisian Los Angeles<br />
yang ditempatkan di rumah MM atas perintah<br />
Robert.<br />
Sementara itu, wartawan foto majalah Life,<br />
Leigh Wiener—ia menyuap petugas kamar<br />
mayat dengan sebotol wiski agar bisa masuk<br />
kamar mayat guna memotret jasad MM berjam-jam<br />
setelah kematiannya—menyatakan<br />
pada tubuh sang aktris ada warna biru atau<br />
ungu, yang merupakan indikasi injeksi jarum.<br />
Kesaksian ini berlawanan dengan keterangan<br />
ahli forensik yang memeriksa jenazah MM, Dr<br />
Thomas T. Noguchi. Dalam memoar “Coroner<br />
to the Stars”, yang dia tulis bersama Joseph<br />
DiMona, berdasarkan pengamatannya menggunakan<br />
kaca pembesar, ia tak melihat ada<br />
bekas tanda suntikan pada kulit MM. Juga tak<br />
ada tanda-tanda kekerasan.<br />
“Cuma di punggung kiri agak ke bawah ada<br />
tanda memar sedikit. Warnanya memperlihatkan<br />
bahwa memar ringan itu belum lama<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
Polisi memindahkan jenazah<br />
Marilyn dari kediamannya.<br />
Daily Mail<br />
Tap/klik untuk berkomentar<br />
terjadi. Saya yakin hal itu<br />
tidak ada hubungannya<br />
dengan kematiannya,”<br />
tulis Noguchi dalam<br />
buku yang diterbitkan<br />
pada Oktober 1983 itu.<br />
Dari pemeriksaan organ-organ<br />
bagian dalam<br />
tubuh, ia juga tidak melihat<br />
adanya pil di lambung<br />
ataupun usus kecil.<br />
Tidak pula ada sisanya<br />
atau kristal. Tetapi botolbotol<br />
pil menunjukkan<br />
Marilyn menelan 40-50<br />
butir pentobarbital dan<br />
sejumlah besar pil kloralhidrat.<br />
Sementara itu, pemeriksaan darah oleh<br />
toksikolog Raymond J. Abernathy menunjukkan<br />
ada 8,0 mg persen kloralhidrat dan<br />
13,0 mg persen pentobarbital (Nembutal)<br />
berdasarkan uji hati. Angka itu jauh di atas<br />
dosis yang bisa menyebabkan kematian.<br />
Apalagi ditemukan botol Nembutal kosong<br />
(yang baru dibeli sehari sebelumnya, berisi<br />
50 butir) bersama botol kloralhidrat yang<br />
isinya tinggal 10 (mestinya 50). “Ini semua<br />
dianggap jelas menunjukkan bahwa Marilyn<br />
Monroe bunuh diri,” tulis Noguchi.<br />
Tak semua setuju dengan kesimpulan Jay Margolis<br />
dan Richard Buskin lewat buku itu. Situs<br />
ravishly.com edisi 19 Mei, misalnya, mempertanyakan<br />
kompetensi keduanya menyelidiki misteri<br />
tersebut. Meski diklaim sebagai wartawan<br />
investigasi, tulis situs tersebut, sesungguhnya<br />
Margolis tak pernah memiliki sertifikat sebagai<br />
wartawan investigasi. Begitupun Buskin, yang<br />
disebut cuma sering meliput berita tentang<br />
para selebritas untuk New York Post dan The<br />
Daily Mail.<br />
Selain kedua penulis dihujani cercaan, penerbit<br />
dituding bertindak gegabah dengan terburuburu<br />
menerbitkan buku tersebut. “Sungguh tak<br />
masuk akal Bobby (sapaan Robert) berambisi<br />
menjadi Presiden Amerika, nekat bertindak<br />
seperti itu,” tulis situs tersebut. ■<br />
Arif Arianto | Sudrajat | DailyMail | The Age<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014<br />
Majalah detik 2 - 8 Juni 2014
selingan<br />
Mafia<br />
di Balik Kematian<br />
Marilyn Monroe<br />
“Sam Giancana punya motif untuk menghabisi bom seks Amerika itu.<br />
Robert Kennedy terlalu cerdas untuk berbuat bodoh.”<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Secara resmi, kepolisian Los Angeles<br />
menyatakan penyebab kematian<br />
aktris Marilyn Monroe (MM) di usia<br />
36 tahun pada 5 Agustus 1962 adalah<br />
bunuh diri. Ia disebut-sebut pernah empat kali<br />
mencoba melakukan hal itu. Sebab,<br />
sudah menjadi rahasia umum, MM<br />
mengalami depresi berat di balik<br />
kehidupannya yang glamor. Emosinya<br />
tidak stabil. Karena itu, selama<br />
bertahun-tahun ia mengkonsumsi pil<br />
tidur.<br />
Namun teori ini menafikan sederet<br />
fakta dan pertanyaan. Bagaimana<br />
mungkin lambung Marilyn Monroe<br />
hampir kosong kalau ia menelan begitu<br />
banyak pil Setidaknya mesti ada kapsul<br />
atau tablet yang setengah tercerna, ada<br />
bubuk, atau ada tanda merah pada lapisan<br />
lambung. Kenapa tim forensik tidak melakukan<br />
uji racun pada lambung ataupun<br />
organ-organ vital lainnya<br />
Bertahun-tahun setelah kematian MM,<br />
George Masters, mantan penata rias wajah dan<br />
rambut MM, membuat cerita sendiri. Sehari<br />
sebelum ditemukan tewas di kamar tidurnya,<br />
kata Masters, majikannya itu terbang ke Danau<br />
Tahoe di Nevada ke rumah Frank Sinatra. Di<br />
sana ia bertemu dengan bos mafia kenamaan<br />
Sam Giancana dan si empunya rumah Frank<br />
Sinatra.<br />
Bukan sekadar untuk menyanyi, MM diundang<br />
karena Giancana rupanya punya misi khusus.<br />
Dia membujuk agar MM tak membocorkan<br />
kepada pers soal hubungan cintanya yang<br />
terlarang dengan Presiden John F. Kennedy.<br />
Kesaksian Masters ini sengaja disimpan dalam<br />
bentuk rekaman audio sebelum dia meninggal<br />
pada 1998.<br />
“Malam sebelum dia meninggal, terakhir kali<br />
saya melihatnya berada di Tahoe. Di sana dia<br />
bersama Sam Giancana, seorang bos mafia,”<br />
tutur Masters dalam kaset rekaman yang ditemukan<br />
keponakannya, Jeff Platts, 60 tahun.<br />
Atas dasar cerita pamannya itu, Platts berkeyakinan<br />
bahwa Kennedy berada di balik<br />
kematian MM. “Jelas sekali, ini semua karena<br />
Kennedy. Saya kira FBI yang melakukannya,”<br />
kata Platts.<br />
Pendapat berbeda disampaikan Darwin<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Sam Giancana di Chicago, 1965<br />
Daily Mail<br />
Porter dalam buku Marilyn at Rainbow’s End:<br />
Sex Lies, Murder, and the Great Cover-Up, yang<br />
dirilis Mei 2012. Ia secara lugas menuding Sam<br />
Giancana-lah yang punya motif menghabisi<br />
MM. “Marilyn pernah mengancamnya akan<br />
membeberkan operasi gelap mafia pimpinan<br />
Giancana,” kata Porter kepada tabloid Inggris,<br />
Mirror, 28 Juli 2012.<br />
Dalam wawancara eksklusif itu, Porter,<br />
yang pernah menulis biografi sejumlah aktris<br />
serta aktor kenamaan Hollywood, seperti<br />
Frank Sinatra, Ronald Reagan, dan Elizabeth<br />
Taylor, menepis kemungkinan Jaksa Agung<br />
Robert Kennedy di balik aksi Giancana. “Tentu<br />
saja tak mungkin. Dia orang yang sangat<br />
cerdas, tak mungkin melakukan hal sebodoh<br />
itu,” ujarnya. n<br />
Daily Mail | Sudrajat<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Marilyn Monroe,<br />
antara Sukarno dan Kennedy<br />
Selain Kennedy, Sukarno<br />
disebut-sebut pernah<br />
terlibat affair dengan<br />
Marilyn Monroe. Tak<br />
didukung data sahih.<br />
wallpaperswide.com, John Vachon/LOOK Magazine<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Marilyn Monroe bersama<br />
Presiden Sukarno.<br />
George Snow, © Bettmann/CORBIS<br />
Pada Mei 1956, Presiden Sukarno ditemani<br />
putra sulungnya, Guntur, melakukan kunjungan<br />
kenegaraan selama beberapa hari<br />
ke Amerika Serikat. Selain bertemu dengan<br />
para petinggi Negeri Abang Sam, Sukarno menyempatkan<br />
diri singgah ke Hollywood dan mendapat<br />
liputan luas dari berbagai media.<br />
Sutradara Joshua Logan, yang tengah memimpin<br />
syuting film Bus Stop, termasuk sineas yang menghadiri<br />
perjamuan makan malam oleh Presiden Motion<br />
Picture Association of America (MPAA) Eric Allen Johnston<br />
untuk menghormati Sukarno. Beberapa aktor<br />
ternama Hollywood yang hadir antara lain Gregory<br />
Peck, George Murphy (kelak menjadi senator), dan<br />
Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi presiden<br />
Amerika Serikat).<br />
Aktris Marilyn Monroe (MM), yang merintis karier<br />
de ngan menjadi sampul pertama majalah Playboy, sebetulnya<br />
tak termasuk dalam daftar undangan malam<br />
itu. Namun, karena ia tengah membintangi Bus Stop,<br />
Logan mengajaknya turut serta.<br />
“Saya ingin kau menemui sahabat saya nanti malam,”<br />
ujar Logan kepada MM. Padahal sebetulnya<br />
MM harus terbang ke New York untuk merayakan<br />
ulang tahun ke-30 keesokan harinya. Namun ia tak<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Kalau foto Sukarno bertemu<br />
dengan Marilyn Monroe<br />
itu ada, dan media juga<br />
memuatnya. Tetapi itu kan<br />
di depan orang banyak.<br />
kuasa menolak ajakan sang sutradara.<br />
Mengenakan gaun gelap berleher panjang,<br />
seketika kehadiran MM justru membuat atmosfer<br />
pesta lebih hidup. Para pewarta foto<br />
langsung membidikkan<br />
kameranya begitu Sukarno<br />
menyalami MM.<br />
Meski baru pertama kali<br />
bersua, keduanya terlibat<br />
perbincangan akrab bak<br />
sahabat karib. “Anda seorang<br />
yang sangat penting<br />
dan terkenal sekali<br />
di Indonesia,” kata Sukarno.<br />
Meski pertemuan itu sebetulnya di luar agenda<br />
dan tak jelas benar apa yang dibicarakan,<br />
fantasi liar sebagian orang berkembang begitu<br />
saja. Apalagi Logan kemudian melontarkan pernyataan<br />
spekulatif bahwa sangat mungkin antara<br />
Sukarno dan MM mengadakan pertemuan<br />
lanjutan setelah pesta itu. Hal itu berdasarkan<br />
asumsi bahwa presiden pertama RI itu dikenal<br />
luas sebagai pengagum perempuan cantik,<br />
sedangkan MM dikenal sebagai bom seks Hollywood<br />
nomor wahid kala itu.<br />
“Saya pikir mereka berdua melakukan pertemuan<br />
lanjutan setelah pesta itu,” kenang Logan<br />
seperti dikutip Anthony Bruce Summers dalam<br />
buku Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe<br />
yang terbit pada 1985. Di buku itu Summers<br />
juga mengutip pernyataan Joseph Smith, mantan<br />
pejabat CIA di Asia, yang menyampaikan<br />
pernyataan senada. “Pertengahan 1958, saya<br />
mendengar ada rencana untuk membawa mereka<br />
bersama ke ranjang,” ujar Smith.<br />
Namun pengajar sejarah dan filsafat sejarah<br />
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Romo<br />
D.R. Baskara Tulus Wardaya, yang banyak menulis<br />
tentang Sukarno, meragukan kesaksian<br />
semacam itu. Dalam beberapa literatur tentang<br />
Presiden John F. Kennedy maupun sejarah<br />
Amerika yang dipelajarinya, tidak ditemukan<br />
adanya informasi tentang hubungan khusus<br />
antara Sukarno dan MM, meski Sukarno beberapa<br />
kali mengunjungi Amerika.<br />
“Kalau foto Sukarno bertemu dengan Marilyn<br />
Monroe itu ada, dan media juga memuatnya.<br />
Tetapi itu kan di depan orang banyak,” ucapnya.<br />
Andai Sukarno mengagumi bintang seksi<br />
Hollywood tersebut, hal itu bisa saja terjadi<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
Presiden Kennedy dan<br />
Sukarno.<br />
Bettmann/CORBIS<br />
mengingat reputasi Sukarno sebelumnya. Dalam<br />
otobiografi yang ditulis Cindy Adams, Sukarno<br />
tak bisa menyembunyikan kesukaannya<br />
terhadap wanita. “Bukan suatu dosa atau tidak<br />
sopan kalau seseorang mengagumi seorang<br />
perempuan cantik,” katanya.<br />
Namun, menurut Baskara, kekaguman terhadap<br />
seorang perempuan bukan berarti ada hubungan<br />
khusus, apalagi terlibat affair. Terlebih, dalam<br />
sejumlah literatur mengenai Sukarno di Tanah Air,<br />
termasuk dalam buku karya Guntur Soekarnoputra,<br />
Bung Karno: Bapakku, Kawanku, Guruku, tak<br />
sekali pun nama Marilyn Monroe disinggung.<br />
Sukarno cuma pernah menyebut nama aktris Ava<br />
Gardner dan Yvonne De Carlo.<br />
Kedua nama itu mencuat ketika Guntur<br />
meminta konfirmasi kepada sang bapak, apakah<br />
Allen Lawrence Pope, spionase CIA yang<br />
pesawatnya, B-26 Invader, ditembak jatuh TNI<br />
di Maluku pada 1958, benar dibarter dengan<br />
helikopter dan pembangunan jalan di Jakarta.<br />
Menjawab pertanyaan putra sulungnya itu,<br />
Sukarno, diiringi derai tawa, berujar, “Mudahmudahan<br />
Amerika kirim Pope yang lain. Kalau<br />
tertangkap nanti, aku minta tukar dengan Ava<br />
Gardner dan Yvonne De Carlo!”<br />
Selain itu, Sukarno tak pernah melontarkan<br />
pernyataan dukacita ketika Marilyn Monroe<br />
ramai diberitakan tewas di kamarnya pada 5<br />
Agustus 1962. Dalam buku karya Cindy Adams,<br />
Sukarno menyampaikan dukacitanya saat<br />
mendengar John F. Kennedy tewas ditembak di<br />
Dallas pada akhir 1963. n ARIF ARIANTO | SUDRAJat<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
selingan<br />
visitwesthollywood<br />
Dari Panti Asuhan<br />
Menjadi Bintang Amerika<br />
Norma Jeane Mortenson adalah nama asli Marilyn Monroe. Ia dilahirkan di Los Angeles, California, 1 Juni<br />
1926. Sejak kecil, ia tinggal di panti asuhan dan bekerja di tempat itu pada usia 9 tahun. Memasuki usia remaja,<br />
ia kemudian dikenal sebagai fotomodel, penyanyi, dan bintang film yang berani beradegan panas.<br />
Sebagai bintang, rupanya ia tak terlalu menikmati kehidupannya. “Sangat menakutkan menjadi seorang<br />
bintang. Orang-orang akan mencintai kamu tanpa mengetahui sesuatu dengan benar dan mereka akan membencimu<br />
dengan cara yang sama,” ucapnya suatu ketika.<br />
Norma mengubah namanya menjadi Marilyn Monroe pada<br />
23 Februari 1956 melalui pengesahan pengadilan Amerika.<br />
Pada 1942, Marilyn, yang bekerja sebagai buruh di pabrik pesawat<br />
terbang, menikah dengan James Dougherty, tetapi bercerai empat<br />
tahun kemudian.<br />
Pada 1954, Marilyn menikah lagi dengan bintang bisbol paling top di Amerika Serikat<br />
waktu itu, Joe DiMaggio. Tapi pernikahan itu cuma bertahan sembilan bulan. Pada<br />
1956, Marilyn menikah dengan penulis sandiwara terkemuka Arthur Miller, tapi bercerai<br />
pada 1960.<br />
Marilyn menjadi model sampul<br />
pertama majalah dewasa Playboy<br />
pada Desember 1953. Pada 2012,<br />
bertepatan dengan 50 tahun<br />
kematian Marilyn, Playboy menampilkan<br />
foto-foto bugil Marilyn<br />
jepretan fotografer Tom Kelley.<br />
Juga foto telanjang Marilyn dua<br />
hari menjelang kematiannya hasil<br />
jepretan Lawrence Schiller.<br />
Adegan foto Marilyn dengan rok terkembang saat berdiri di atas<br />
subway dalam film The Seven Year Itch menjadi ikon pop hingga<br />
sekarang. Rambut pirangnya yang bergelombang dan lipstik<br />
merah menyala turut menjadi trademark Marilyn.<br />
Selama kariernya di dunia layar perak, Marilyn membintangi<br />
sekitar 30 film. Ia meraih dua Golden Globe sebagai aktris<br />
komedi terbaik pada 1960 (Some Like It Hot) dan sebagai Favorit<br />
Film Dunia pada 1962.<br />
Akting terkenal Marilyn lewat perannya sebagai Pola Debevoise<br />
dalam film How to Marry a Millionaire pada 1953.<br />
Marilyn pernah dikirim ke Korea untuk menghibur<br />
tentara di sana pada 1950.<br />
SuMBer: Daily Mail | abcnews | crimelibrary<br />
Ia mempunyai 200 buku, termasuk karya-karya penulis besar,<br />
seperti Tolstoy, Whitman, dan Milton. Ia selalu membawa satu<br />
buku bersamanya, yakni biografi Abraham Lincoln.<br />
Ada lebih dari 600 buku di seluruh dunia yang bercerita<br />
tentang Marilyn Monroe.<br />
Ukuran tubuh klasik Marilyn, menurut penata busananya,<br />
adalah 37-23-36.<br />
Elton John menciptakan lagu Candle in the Wind untuk mengenang<br />
Marilyn. Lagu itu pulalah yang dipersembahkan saat Putri Diana tewas<br />
dalam kecelakaan bersama kekasihnya pada 1997.<br />
Grup rock Def Leppard pun pernah mendedikasikan lagu mereka, Photograph,<br />
dari album Hysteria (1981) untuk Marilyn.<br />
Baju yang dikenakan Marilyn saat menghadiri ulang tahun Presiden Amerika<br />
John F. Kennedy pada 19 Mei 1962 laku terjual seharga US$ 1,2 juta.<br />
Sepasang anting rhinestone milik Marilyn terjual hingga US$ 185 ribu atau<br />
setara dengan Rp 2,1 miliar pada pertengahan April lalu di balai lelang Julien's<br />
Auctions. Anting tersebut pernah dikenakan Marilyn dalam pemutaran<br />
perdana film Hollywood pada 1955.<br />
Pada wal Maret 2014, William Castleberry, mantan pengawal pribadi aktris-aktris di Hollywood,<br />
mengklaim punya video seks Marilyn dengan Kennedy bersaudara. Ia berniat melelangnya seharga<br />
ribuan dolar AS untuk membayar utang.<br />
Selain menjalin affair dengan Kennedy bersaudara, Marilyn pernah terlibat cinta terlarang dengan<br />
Frederick Vanderbilt, pialang kereta api terkemuka di Amerika. Juga dengan penyanyi Elvis<br />
Presley dan Sinatra seperti ditulis Darwin Porter penulis buku Marilyn: Rainbow's End, yang terbit<br />
pada Mei 2012.<br />
Darwin Porter juga mengklaim bahwa MM pernah menjalin cinta<br />
sesama jenis dengan Joan Crawford, Marlene Dietrich, dan Elizabeth<br />
Taylor.<br />
SuMBer: Daily Mail | abcnews | crimelibrary<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Sapu<br />
Bersih<br />
ala Macan<br />
dari Timur<br />
“Semua orang harus membantuku. Jangan mengkritik, jangan membuat<br />
masalah baru. Tidak akan ada gunanya.”<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Seorang demonstran<br />
melemparkan tong<br />
sampah ke arah tentara<br />
dalam bentrokan massa<br />
antikudeta dengan<br />
militer di Bangkok,<br />
Kamis (29/5).<br />
Reuters/Damir Sagolj<br />
Pada 30 Januari 2010, harian The Nation<br />
memuat tulisan bertajuk “Should<br />
We Fear This Man”. Artikel itu mengulas<br />
soal kemungkinan pergantian<br />
pucuk pimpinan militer Thailand dari Jenderal<br />
Anupong Paochinda kepada wakilnya, Jenderal<br />
Prayuth Chan-ocha.<br />
Prayuth lebih muda lima tahun dari Anupong,<br />
seniornya. Tapi, dalam banyak hal, kedua orang<br />
ini tak terpisahkan. The Nation mengibaratkan<br />
keduanya sebagai orang dengan bayangannya.<br />
Keduanya lulus dari Sekolah Akademi Persiapan<br />
Militer dan Akademi Militer Kerajaan Chulachomklao.<br />
Anupong masuk kelas 10, sementara<br />
Prayuth dua kelas di bawahnya.<br />
Lulus dari Akademi Militer, keduanya samasama<br />
memulai karier di kesatuan elite Resimen<br />
Infanteri Ke-21 Divisi Infanteri Kedua Pengawal<br />
Ratu. Julukan kesatuan ini Burapa Phayak alias<br />
Macan dari Timur. Ketika Anupong mendapat<br />
promosi menjadi Komandan Divisi Infanteri<br />
Kedua, Prayuth menjadi wakilnya.<br />
Bintang mereka semakin bersinar kala Prawit<br />
Wongsuwan menjabat Panglima Militer<br />
Thailand pada 2004. Seperti kedua juniornya,<br />
Anupong dan Prayuth, Jenderal Prawit<br />
merupakan Macan dari Timur. Saat Panglima<br />
Militer Thailand Jenderal Sonthi Boonyaratglin<br />
menggusur Perdana Menteri Thaksin Shinawatra<br />
pada September 2006, pasukan Anupong<br />
dan Prayuth menjadi tulang punggungnya.<br />
Sejak saat itu, hanya tinggal soal waktu saja<br />
bagi keduanya untuk menggapai pucuk karier<br />
militer. Ketika Jenderal Anupong turun dari posisinya<br />
sebagai Panglima Militer Thailand pada<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Jika kalian<br />
mengulang pola<br />
sebelumnya, kalian<br />
akan mendapatkan<br />
hasil serupa.”<br />
September 2010, Jenderal Prayuth menggantikannya.<br />
Sama-sama seorang royalis—pendukung<br />
setia Raja Bhumibol Adulyadej—keduanya<br />
sama-sama kurang suka terhadap Thaksin dan<br />
barisan Kaus Merah, yang<br />
dianggap kurang hormat<br />
kepada keluarga kerajaan.<br />
Jenderal Anupong-lah<br />
yang memimpin pasukan<br />
memberangus demonstrasi<br />
Kaus Merah pada<br />
2010 dan menewaskan<br />
puluhan orang.<br />
Sekalipun tak terangterangan<br />
memihak, pada<br />
pemilihan umum 2011<br />
Jenderal Prayuth mengimbau<br />
rakyat Thailand memilih pemimpin yang<br />
bisa menjamin stabilitas dan melindungi kerajaan.<br />
Satu pernyataan tersirat ditujukan kepada<br />
Dinasti Shinawatra.<br />
“Jika kalian mengulang pola sebelumnya, kalian<br />
akan mendapatkan hasil serupa,” Jenderal<br />
Prayuth memperingatkan, kala itu. “Aku ingin<br />
kalian menggunakan penilaian yang masuk<br />
akal untuk memastikan negeri ini aman dan<br />
keluarga kerajaan terlindungi. Pilih orang baik<br />
untuk memimpin negeri ini.”<br />
Pernyataan Jenderal Prayuth, menurut Pavin<br />
Chachavalpongpun, peneliti di Institute of Southeast<br />
Asian Studies, merupakan intervensi<br />
politik terang-terangan. Tapi kala itu, disokong<br />
rakyat di daerah pedesaan, langkah adik perempuan<br />
Thaksin, Yingluck Shinawatra, menuju<br />
kursi Perdana Menteri Thailand tak terbendung.<br />
l l l<br />
Pada Kamis sore dua pekan lalu, Jenderal<br />
Prayuth memutuskan mengambil alih pemerintahan<br />
Thailand. Seluruh kuasa pemerintahan<br />
Thailand beralih ke Dewan Nasional Pemeliharaan<br />
Keamanan dan Ketertiban pimpinan sang<br />
jenderal. Perdana Menteri Thailand Yingluck<br />
Shinawatra sudah lengser setelah diturunkan<br />
paksa oleh Mahkamah Konstitusi.<br />
“Demi kelancaran operasi pemerintahan,<br />
konstitusi tahun 2007 dibekukan, kecuali pasalpasal<br />
yang terkait dengan kerajaan,” Jenderal<br />
Prayuth membacakan pernyataan. Dewan<br />
Nasional juga melarang aktivitas politik yang<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Polisi berjaga<br />
seusai bentrokan<br />
demonstran<br />
antikudeta dengan<br />
militer, Rabu (28/5).<br />
Damir Sagolj/Reuters<br />
melibatkan lebih dari lima orang. Sebanyak<br />
155 pemimpin politik dari pelbagai kelompok<br />
dilarang pergi ke luar negeri, termasuk Yingluck<br />
dan beberapa anggota keluarganya.<br />
Pada Senin pekan lalu, Raja Bhumibol memberikan<br />
restu kepada Jenderal Prayuth untuk<br />
memimpin pemerintahan Thailand. Jenderal<br />
Prayuth mengatakan tak akan menentukan bakal<br />
berapa lama mempertahankan kekuasaannya.<br />
Dia juga berjanji akan mengembalikan<br />
“demokrasi sebenarnya” di Thailand, tapi juga<br />
tak menentukan tenggatnya.<br />
“Tergantung situasinya,” kata Jenderal Prayuth<br />
pekan lalu. Setelah restu dari Raja Bhumibol<br />
turun, jenderal kelahiran Provinsi Nakhon<br />
Ratchasima itu siap bekerja. Enam bulan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Jika kalian<br />
menghendaki aku<br />
banyak bicara, aku<br />
tak akan punya waktu<br />
untuk bekerja.”<br />
didera krisis politik tanpa ujung, perekonomian<br />
Thailand terus melorot. “Orang-orang mungkin<br />
bertanya-tanya apakah kami kompeten atau<br />
tidak.... Aku hanya bilang dengan sepenuh hati<br />
akan melakukan semuanya.”<br />
Dia tampak tak sabar menghadapi hujan<br />
pertanyaan dari wartawan. “Jika kalian menghendaki<br />
aku banyak bicara, aku tak akan punya<br />
waktu untuk bekerja. Jangan memberiku<br />
banyak pertanyaan,” kata<br />
sang jenderal. “Aku di sini<br />
tidak untuk berargumentasi<br />
dengan siapa pun. Aku<br />
ingin membawa semua<br />
hal ke tempat terbuka dan<br />
memperbaikinya…. Semua<br />
orang harus membantuku.<br />
Jangan mengkritik, jangan<br />
membuat masalah baru.<br />
Tidak akan ada gunanya.”<br />
Hari itu juga Dewan Nasional membebaskan<br />
para pemimpin oposisi maupun barisan Kaus<br />
Merah. Sebelumnya mereka sempat ditahan<br />
di markas militer sejak tentara mengkudeta<br />
pemerintah. Mantan perdana menteri Yingluck<br />
juga dibebaskan sehari sebelumnya. Mereka<br />
semua harus melaporkan setiap aktivitasnya<br />
kepada Dewan Nasional. Hanya tinggal beberapa<br />
orang yang masih berada dalam tahanan<br />
militer, seperti Pravit Rojanaphruk, wartawan<br />
harian The Nation.<br />
Untuk membantu kerja Dewan Nasional,<br />
Jenderal Prayuth meminta bantuan dua seniornya,<br />
dua Macan dari Timur, Prawit Wongsuwan<br />
dan Anupong Paochinda. “Macan tua” Prawit<br />
Wongsuwan menjadi Ketua Badan Penasihat<br />
Dewan Nasional, sementara Anupong menjadi<br />
penasihat urusan keamanan dan hubungan<br />
internasional. Pridiyathorn Devakula, mantan<br />
gubernur bank sentral, ditunjuk menjadi penasihat<br />
ekonomi.<br />
Prayuth sigap bergerak. Dia melakukan rotasi<br />
besar-besaran di kepolisian dan gubernur beberapa<br />
provinsi. Ada puluhan pejabat kepolisian<br />
yang dipindahkan atau dicopot dari jabatannya.<br />
Sebagian besar dari pejabat ini diduga punya<br />
hubungan dekat dengan keluarga Shinawatra.<br />
Ada beberapa pejabat daerah yang tak tersentuh,<br />
menurut seorang sumber, karena daerah<br />
mereka bukanlah basis Kaus Merah.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Panglima Militer<br />
Thailand Jenderal<br />
Prayuth Chan-ocha<br />
menjawab<br />
pertanyaan-pertanyaan<br />
wartawan di Bangkok,<br />
pekan lalu.<br />
Erik de Castro/Reuters<br />
Kepala Kepolisian Jenderal Adul Saengsingkaew<br />
dicopot digantikan wakilnya, Jenderal<br />
Watcharapol Prasarnrajkit. Kepala Kepolisian<br />
Metropolitan Bangkok Kamronwit Thoopkrachang<br />
digeser dan digantikan Chakthip Chaijinda,<br />
Kepala Kepolisian Bangkok pada masa<br />
Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Gubernur<br />
Chiang Mai, Wichien Phuthiwinyu, digeser ke<br />
Provinsi Sariburi. Winai Buapradit, Gubernur<br />
Nakhon Ratchasima, dipindahkan ke Provinsi<br />
Phattalung.<br />
Setelah membatasi semua konten yang boleh<br />
ditayangkan televisi dan menyaring semua<br />
pemberitaan di media, pemimpin militer di<br />
Dewan Nasional mulai memasang sensor di<br />
Internet. Pada Rabu siang pekan lalu, akses<br />
Facebook di negeri itu sempat ngadat. “Tak ada<br />
perlunya bagi Dewan Nasional untuk mem-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Tentara, polisi,<br />
dan tenaga<br />
medis berjaga di<br />
Monumen Victoria,<br />
Bangkok, Senin<br />
(26/5).<br />
Damir Sagolj/Reuters<br />
blokir Facebook,” kata Nathawat Chancharoen,<br />
juru bicara Dewan Nasional.<br />
Namun Surachai Srisaraka, Sekretaris Tetap<br />
Teknologi Informasi dan Komunikasi, mengatakan<br />
dia mendapat perintah dari Dewan<br />
Nasional untuk menutup akses Facebook sementara<br />
sebelum belakangan membukanya<br />
kembali. Kementerian Informasi, menurut<br />
Surachai, akan menemui pengelola Facebook,<br />
YouTube, Twitter, Line, dan perusahaan<br />
Internet lain untuk meminta mereka “bekerja<br />
sama” menghentikan kampanye antikudeta<br />
lewat Internet. Entah mana pernyataan mereka<br />
yang benar. n SAPTO PRADITYO | BANGKOK POST |<br />
REUTERS | THE NATION | ECONOMICTIMES | GUARDIAN<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Mohamed Abd al-Ghany-Reuters<br />
Fatwa Haram<br />
bagi Jenderal al-Sisi<br />
“Jika dia tak cukup bagus,<br />
kami akan menurunkan dia.”<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Kandidat Presiden Mesir,<br />
Abdul Fattah al-Sisi,<br />
melambaikan tangan setelah<br />
memberikan suara di Kairo<br />
pekan lalu.<br />
Amr Abdallah/Reuters<br />
Setahun lalu, kepada rakyat Mesir,<br />
Jenderal Abdul Fattah al-Sisi mengatakan<br />
tak punya ambisi politik secuil<br />
pun. “Ini bukanlah peran untuk seorang<br />
prajurit,” kata Jenderal Al-Sisi, Menteri<br />
Pertahanan Mesir, di layar televisi, kala itu.<br />
Tapi hari ini jarak mantan Menteri Pertahanan<br />
Mesir itu dengan kursi nomor satu di Kairo<br />
hanya tinggal sejengkal. Satu-satunya orang<br />
yang bisa menjegalnya menjadi Presiden Mesir<br />
lewat pemilihan umum, Hamdeen Sabahi, bukanlah<br />
lawan sepadan bagi sang jenderal.<br />
Di Kairo ratusan orang berkeliling kota mengelu-elukan<br />
Al-Sisi. Bagi para pendukungnya,<br />
Jenderal Al-Sisi adalah pahlawan Mesir. “Ikhwanul<br />
Muslimin melukai mataku dengan katapel,”<br />
kata Sayed Ahmed Ab al-Aal dua pekan lalu.<br />
Satu matanya ditutup kain. “Tapi aku akan tetap<br />
menyokong Jenderal Al-Sisi sekalipun aku buta.<br />
Aku tak bisa hidup tanpa dia.”<br />
Ada banyak alasan bagi mereka untuk menyokong<br />
Jenderal Al-Sisi, 59 tahun, pemimpin<br />
rezim militer yang menggusur Presiden Muhammad<br />
Mursi setahun lalu. “Dia melindungi<br />
kami. Dia akan menyelamatkan ekonomi kami.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Tapi aku akan tetap<br />
menyokong Jenderal<br />
al-Sisi sekalipun<br />
aku buta.”<br />
Dia akan mengembalikan keamanan di Mesir,”<br />
kata Goma Abu Masalam.<br />
Mereka menutup mata soal kebijakan tangan<br />
besi yang diterapkan Jenderal Al-Sisi kepada<br />
kelompok Ikhwanul Muslimin. Mereka juga tak<br />
terlalu peduli soal pemilihan<br />
Presiden Mesir<br />
kali ini, yang jauh dari<br />
standar demokrasi. “Aku<br />
menyukai dia karena dia<br />
akan membangkitkan<br />
kembali negeri ini,” ujar<br />
Amal Sulaeman, 40<br />
tahun, seorang guru.<br />
Sejak rezim Muhammad<br />
Husni Mubarak<br />
yang memerintah<br />
Mesir selama tiga<br />
dekade tumbang pada Februari 2011, negeri<br />
itu tak pernah benar-benar tenang dan damai.<br />
Kemenangan Partai Kebebasan dalam pemilihan<br />
umum Mesir dua tahun lalu menempatkan<br />
Muhammad Mursi, mantan anggota dewan<br />
pimpinan Ikhwanul, di kursi nomor satu Mesir.<br />
Hanya satu setengah tahun mencicipi bangku<br />
kekuasaan, Presiden Mursi kembali digoyang<br />
demonstrasi dan akhirnya dipaksa turun dari<br />
kursinya oleh militer yang dipimpin Menteri<br />
Pertahanan Field Marshal Abdul Fattah al-Sisi,<br />
Juli 2013.<br />
Organisasi Ikhwanul Muslimin yang menyokong<br />
Mursi distempel sebagai kelompok<br />
teroris. Ribuan anggota dan pejabatnya diburu<br />
dan dijebloskan ke penjara. Aset-aset mereka<br />
dibekukan. Pengadilan menjatuhkan vonis hukuman<br />
mati kepada ribuan pengurus Ikhwanul<br />
Muslimin.<br />
“Kami capek, setelah tiga tahun kami ingin<br />
istirahat,” kata Nawal al-Roody, seorang ibu<br />
rumah tangga. Ambruknya perekonomian<br />
Mesir dan kisruh politik berlarat-larat membuat<br />
mereka lelah. Nawal, Shereen Khedr, eksekutif<br />
perusahaan asuransi, dan teman-temannya<br />
percaya, jenderal kelahiran Distrik Gamaliya,<br />
Kairo, itu bisa mengatasi rupa-rupa masalah<br />
yang membelit Mesir. “Jika dia tak cukup bagus,<br />
kami akan menurunkan dia,” Shereen mengancam.<br />
●●●<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Seorang demonstran<br />
mengusung poster<br />
bergambar Jenderal Al-Sisi<br />
dan mantan presiden Husni<br />
Mubarak saat menggelar<br />
protes menentang rezim<br />
militer di Kairo pekan lalu.<br />
Amr Abdallah/Reuters<br />
Seperti sudah diramal jauhjauh<br />
hari, pemilihan presiden<br />
pekan lalu hanya menjadi<br />
stempel atas kekuasaan Jenderal<br />
Al-Sisi. Menurut hasil<br />
perhitungan sementara hingga<br />
Kamis pekan lalu, Jenderal Al-Sisi meraup<br />
93,3 persen suara dan hanya menyisakan 3,0<br />
persen dukungan bagi lawannya, Hamdeen<br />
Sabahi. Sisanya, 3,7 persen suara, dianggap<br />
tidak sah.<br />
Hanya tiga tahun setelah rezim Mubarak<br />
roboh, rezim militer kembali berkuasa di Mesir.<br />
Sebagian orang yang dulu pendukung setia<br />
Mubarak kini mengalihkan sokongannya kepada<br />
Al-Sisi. Mubarak seorang marsekal, Al-Sisi<br />
seorang jenderal.<br />
“Aku tetap mendukung dan mencintai Mubarak,”<br />
kata Haidar al-Baghdadi, anggota parlemen<br />
Mesir pada masa Mubarak. Kini Haidar<br />
mengorganisasi kampanye bagi Al-Sisi. “Dia<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Kami capek, setelah<br />
tiga tahun kami ingin<br />
istirahat.”<br />
seorang pahlawan yang menyelamatkan Mesir<br />
dari Ikhwanul.” Jenderal Al-Sisi juga mengangkat<br />
Mohammed al-Tohamy, jenderal Ketua Komisi<br />
Antikorupsi di era Mubarak sebagai Direktur<br />
Dinas Intelijen.<br />
Di alun-alun Tahrir ribuan orang berkerumun<br />
merayakan kemenangan Al-Sisi. Kembang api<br />
tak henti menyembur ke langit. Suara klakson<br />
bertalu-talu, bersahutan dengan jeritan trompet.<br />
“Kami sangat senang karena Al-Sisi mendapatkan<br />
banyak dukungan,”<br />
ujar Kawther Mohamed. Dia<br />
datang ke alun-alun Tahrir<br />
bersama putrinya.<br />
Namun di Fayoum, kota<br />
kecil di selatan Kairo, suara<br />
dukungan kepada sang jenderal<br />
hampir tak terdengar.<br />
Tak ada antrean, bahkan tak<br />
ada yang datang ke tempat<br />
pemungutan suara, Selasa pekan lalu. Hussein,<br />
pembuat kerajinan, tak beranjak dari kafe. “Aku<br />
tak memberikan suara karena aku pikir ini bukan<br />
pemilihan umum yang adil. Hasilnya sudah<br />
diatur,” kata Hussein.<br />
Sejak lama Fayoum merupakan basis pendukung<br />
Ikhwanul. Mereka memboikot pemilihan<br />
presiden yang diselenggarakan rezim militer<br />
yang mereka anggap telah mengkudeta Presiden<br />
Mursi. Di Fayoum, grafiti bertulisan “Al-Sisi<br />
pembunuh”, “Al-Sisi pengkhianat”, dan “Mursi<br />
akan kembali” bertebaran di dinding-dinding<br />
rumah.<br />
“Sekarang, karena kami berada di luar kekuasaan,<br />
kami punya kesempatan untuk kembali<br />
kepada massa pendukung kami,” kata Abdel<br />
Hafeez, 27 tahun, dokter hewan dan anggota<br />
Ikhwanul. Selama berada di pemerintahan, menurut<br />
Hafeez, Ikhwanul terlalu sibuk dengan<br />
pelbagai urusan sehingga lalai berkomunikasi<br />
dengan pendukungnya.<br />
Kendati hampir menyapu bersih suara dalam<br />
pemilihan presiden pekan lalu, tak berarti<br />
sebagian besar rakyat Mesir menyokong sang<br />
jenderal. Sebab, partisipasi pemilih hanya 44,4<br />
persen dari sekitar 54 juta warga yang memiliki<br />
hak pilih. Padahal jadwal pemungutan suara sudah<br />
diperpanjang dan pemerintah menetapkan<br />
hari pemungutan sebagai hari libur, tapi minat<br />
warga Mesir memilih tetap tak terangkat.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Polisi berkuda berpatroli<br />
di Distrik Gamaliya, Kairo,<br />
sehari menjelang pemilihan<br />
Presiden Mesir pekan lalu.<br />
Asmaa Waguih/Reuters<br />
Kubu Sabahi juga meragukan angka partisipasi<br />
yang dilansir Komite Pemilihan. “Kemarin<br />
angkanya masih sangat rendah dibanding hari<br />
ini. Apakah angka partisipasinya mendadak<br />
melonjak menjadi 45 persen” Hossam Moanes,<br />
Manajer Kampanye Hamdeen Sabahi,<br />
bertanya-tanya.<br />
Bukan cuma diboikot Ikhwanul dan pendukungnya,<br />
sejumlah ulama mengharamkan partisipasi<br />
dalam pemilihan presiden Mesir 2014.<br />
Ulama kondang kelahiran Saft Turab, Delta Nil,<br />
Mesir, Yusuf al-Qardawi, bersama ratusan ulama<br />
yang tergabung dalam Persatuan Ilmuwan<br />
Muslim Internasional (IUMS) mengeluarkan<br />
fatwa mengharamkan partisipasi dalam pemilihan<br />
presiden.<br />
“Seluruh rakyat Mesir di Kairo, seluruh provinsi,<br />
kota, dan desa, tinggal saja di rumah dan jangan<br />
bebani diri kalian dengan dosa besar,” kata Qardawi,<br />
Ahad, menjelang pemilihan. “Tak diizinkan<br />
bagi kalian untuk memberikan suara kepada mereka<br />
yang tak patuh kepada Allah.... Kalian dilarang<br />
terlibat dalam ketidakadilan.” Walaupun bukan<br />
anggota Ikhwanul, Qardawi punya hubungan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Panitia pemungutan suara<br />
menunggu warga yang<br />
hendak memberikan<br />
suara di Saladin Citadel,<br />
Kairo, pekan lalu.<br />
Amr Abdallah/Reuters<br />
akrab dengan organisasi tersebut.<br />
Fatwa Syekh Al-Qardawi dikecam Menteri<br />
Agama Mesir Mokhtar Gomaa. Fatwa Qardawi,<br />
menurut Gomaa, salah arah. “Qardawi mengeluarkan<br />
fatwa yang mendukung te rorisme dan<br />
korupsi,” Gomaa menuding ke arah Ikhwanul<br />
yang disokong Yusuf al-Qardawi.<br />
Belum terang apakah Al-Sisi bisa memulihkan<br />
ekonomi Mesir yang loyo seperti<br />
diharapkan pemilihnya. Berulang kali saat diwawancara,<br />
dia selalu berkelit setiap ditanya<br />
apa yang akan dia lakukan setelah menjadi<br />
presiden. Yang berulang-ulang dia sampaikan<br />
hanya resep sederhana: kerja keras seperti<br />
dia. Bangun pukul lima pagi, jalan kaki ke<br />
kantor untuk menghemat bahan bakar, dan<br />
pakai lampu hemat energi. ■<br />
SaptO PRADITYO | REUTERS | NBC | BBC | AL-MOnitOR | TELEGRAPH<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Menanti<br />
Takhta Saudi<br />
Raja Abdullah menggeser sejumlah pejabat penting.<br />
Siap beralih ke generasi ketiga.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Pangeran Bandar bin<br />
Sultan<br />
Patdollardv<br />
Dua bulan lalu, Pangeran Bandar bin<br />
Sultan masih merupakan salah satu<br />
pangeran di antara ratusan pangeran<br />
di Arab Saudi yang memiliki kekuasaan<br />
besar. Sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan<br />
Nasional dan Direktur Jenderal Al-Mukhabarat<br />
Al-A'amah alias Dinas Intelijen Saudi, kekuasaan<br />
Pangeran Bandar dalam pelbagai operasi intelijen<br />
di luar negeri sangat besar.<br />
Dialah orang di balik layar yang mengatur<br />
pasokan senjata ke milisi oposisi anti-Presiden<br />
Suriah Bashar al-Assad. Demi menjatuhkan<br />
rezim Assad, yang disokong Iran, menurut<br />
sumber Asrararabiya, Pangeran Bandar menggelontorkan<br />
ratusan juta dolar AS ke kantong<br />
milisi Front Al-Nusrat dan Negara Islam di Irak<br />
dan Mediterania Timur (ISIL).<br />
Sebelum pulang ke Saudi pada 2005, selama<br />
22 tahun Pangeran Bandar menjadi Duta Besar<br />
di Amerika Serikat. Dialah yang memuluskan<br />
sejumlah transaksi jumbo pembelian senjata<br />
dan mesin perang bernilai lebih dari seribu<br />
triliun rupiah dari Amerika Serikat dan Inggris.<br />
Ayahnya, Pangeran Sultan bin Abdulaziz,<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Pendekatan Pangeran<br />
Bandar terlalu<br />
hitam-putih.”<br />
merupakan putra mahkota Kerajaan Arab<br />
Saudi dan Menteri Pertahanan Saudi, sebelum<br />
berpulang tiga tahun lalu. Dengan pengalaman<br />
dan sokongan kuat latar belakang keluarganya,<br />
posisi Pangeran Bandar mestinya sulit digoyang.<br />
Tapi sejumlah blunder yang dia lakukan<br />
membuat Pangeran Bandar terpental dari “orbit<br />
utama” Kerajaan Saudi.<br />
Pada pertengahan April lalu, Raja Abdullah<br />
mencopot posisi Pangeran<br />
Bandar sebagai Direktur Dinas<br />
Intelijen Saudi. “Pendekatan<br />
Pangeran Bandar terlalu<br />
hitam-putih. Janjinya kepada<br />
Raja untuk menggusur rezim<br />
Assad di Suriah juga berlebihan,” ujar seorang<br />
sumber di Saudi.<br />
Pangeran Muhammad bin Nayef, Menteri<br />
Dalam Negeri Saudi, menurut sumber lain,<br />
juga keberatan dengan kebijakan Pangeran<br />
Bandar yang sangat royal kepada kelompok<br />
militan Islam, seperti ISIL dan Front Al-Nusrat.<br />
Dia khawatir, jika semakin besar, kelompok ini<br />
bakal menjadi tempat persemaian kelompok<br />
teroris di Saudi.<br />
Komentar keras Pangeran Bandar kepada sekutunya,<br />
Presiden Amerika Serikat Barack Obama,<br />
yang dianggapnya kurang tegas kepada Suriah,<br />
membuat merah telinga para petinggi Gedung<br />
Putih dan membuat hubungan kedua negara<br />
tegang. Sejumlah sumber menuturkan, saat<br />
melawat ke Saudi pada akhir Maret lalu, Presiden<br />
Obama menyampaikan keluhan kepada Raja<br />
Abdullah soal komentar Pangeran Bandar.<br />
Menurut versi kantor berita Saudi, Pangeran<br />
Bandar melepas posisinya atas permintaan dia<br />
sendiri. Namun, di Saudi, negeri dengan begitu<br />
banyak larangan, dan informasi dikontrol sangat<br />
ketat, setiap pergeseran posisi seorang<br />
pangeran selalu menerbitkan rupa-rupa gosip.<br />
Konon, walaupun sulit dibuktikan, pencopotan<br />
Pangeran Bandar terkait dengan saling sikut<br />
memperebutkan takhta Saudi. Apalagi bulanbulan<br />
ini merupakan saat-saat genting dalam<br />
suksesi takhta Bani Saud.<br />
Raja Abdullah, yang bertakhta sejak 2005,<br />
usianya sudah sangat lanjut. Pada Agustus<br />
nanti, usia raja keenam Saudi ini akan berumur<br />
90 tahun. Sejak beberapa bulan lalu, kondisi<br />
kesehatan Raja Abdullah terus memburuk. Re-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Pangeran Salman<br />
bin Abdulaziz<br />
LA Times<br />
potnya, kondisi kesehatan sang putra mahkota,<br />
Pangeran Salman bin Abdulaziz, 79 tahun, juga<br />
tak lebih baik.<br />
Tidak lazimnya sebuah kerajaan, seperti<br />
Kerajaan Inggris, Belanda, dan Brunei, takhta<br />
Kerajaan Saudi tak diwariskan dari sang ayah<br />
kepada putranya. Setelah raja pertama Saudi,<br />
Raja Abdulaziz, mangkat pada 1953, takhta Arab<br />
Saudi diwariskan di antara puluhan putra Raja<br />
Abdulaziz alias Ibnu Saud.<br />
Dari 22 istrinya, Raja Abdulaziz memiliki 45 putra<br />
dan 36 di antaranya bertahan hidup hingga<br />
dewasa. Kini semua putra Raja Abdulaziz sudah<br />
berusia lanjut. Tak ada pilihan lain, dalam beberapa<br />
tahun lagi, estafet takhta Saudi harus dialihkan<br />
ke generasi ketiga, generasi cucu Ibnu Saud.<br />
●●●<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Tak ada alternatif<br />
lain. Kalian tak punya<br />
pilihan.”<br />
Dua tahun lalu, Pangeran Muqrin bin Abdulaziz<br />
mengalami nasib sama dengan Pangeran<br />
Bandar. Pangeran Muqrin, 69 tahun, putra<br />
termuda Ibnu Saud, dicopot dari posisinya<br />
sebagai Direktur Jenderal Dinas Intelijen Arab<br />
Saudi dan ditunjuk sebagai Utusan Khusus Raja<br />
Abdullah untuk Asia Tenggara.<br />
Kala itu barangkali tak ada yang menyangka<br />
bahwa karier Pangeran<br />
Muqrin belum tamat.<br />
Hanya beberapa pekan<br />
sebelum pencopotan<br />
Pangeran Bandar, Raja<br />
Abdullah mengangkat<br />
adik tirinya itu sebagai wakil putra mahkota,<br />
calon kedua ahli waris takhta Saudi setelah putra<br />
mahkota Pangeran Salman bin Abdulaziz,<br />
kakak tirinya.<br />
“Tak ada alternatif lain. Kalian tak punya pilihan,”<br />
kata Khaled al-Maeena, redaktur Saudi<br />
Gazette. Menurut Joseph Kechichian, sejarawan<br />
Timur Tengah dan peneliti senior di Rand<br />
Corporation, untuk mengantisipasi kekosongan<br />
ahli waris takhta, Raja Abdullah tak punya<br />
pilihan selain menunjuk putra mahkota kedua.<br />
Sebab, seperti sang raja, putra mahkota Pangeran<br />
Salman tengah gering.<br />
Yang agak tak lazim, penunjukan Pangeran<br />
Muqrin tak melibatkan Pangeran Salman. Pangeran<br />
Muqrin juga dianggap “melangkahi”<br />
kakak tirinya, Pangeran Ahmed, walaupun, menurut<br />
kabar yang dilansir kantor berita Saudi,<br />
pengangkatan Pangeran Muqrin sudah direstui<br />
oleh Dewan Kesetiaan—dewan yang dibentuk<br />
Raja Abdullah dan beranggotakan keluarga<br />
kerajaan.<br />
Menteri Kehakiman Saudi Mohammed<br />
bin Abdulkareem al-Issa, mengatakan pengangkatan<br />
Pangeran Muqrin merefleksikan kesepahaman<br />
di antara keluarga besar keturunan<br />
Ibnu Saud. “Dalam banyak soal, Pangeran<br />
Muqrin merupakan orang dekat dan penasihat<br />
kepercayaan Raja Abdullah,” kata Fahad Nazer,<br />
mantan diplomat Amerika di Saudi.<br />
Namun, di mata sejumlah analis politik, penunjukan<br />
Pangeran Muqrin hanyalah “jembatan”<br />
untuk memuluskan jalan bagi putra-putra Raja<br />
Abdullah mengamankan takhta Saudi. “Tujuannya,<br />
suatu saat nanti, Pangeran Mutaib bisa jadi<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Raja Abdullah<br />
3news<br />
putra mahkota,” kata Theodore Karasik, Direktur<br />
Riset Institute for Near East and Gulf Military<br />
Analysis di Dubai. Putra kedua Raja Abdullah, Pangeran<br />
Mutaib, 61 tahun—kini Menteri Pengawal<br />
Nasional—merupakan salah satu kandidat kuat<br />
ahli waris takhta Saudi dari generasi ketiga.<br />
Menjelang saat-saat akhir, Raja Abdullah<br />
sepertinya berusaha melapangkan jalan untuk<br />
pengalihan takhta. Dua pekan lalu, Raja Abdullah<br />
merombak pejabat di sejumlah pos strategis dan<br />
menempatkan putra-putranya di posisi kunci. Pangeran<br />
Turki, 44 tahun, diangkat sebagai Gubernur<br />
Riyadh, provinsi paling strategis di Saudi. Putranya<br />
yang lain, Abdulaziz bin Abdullah, ditunjuk<br />
sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.<br />
Pangeran Salman bin Sultan bin Abdulaziz—<br />
seperti Pangeran Bandar, dia merupakan bagian<br />
dari klan Sudairi, keturunan Ibnu Saud dari istri<br />
Hassa al-Sudairi—dicopot dari posisinya sebagai<br />
Wakil Menteri Pertahanan. Dia digantikan<br />
oleh Pangeran Khaled bin Bandar bin Abdulaziz,<br />
Gubernur Riyadh. Menurut Jamal Wakim,<br />
sejarawan di Universitas Internasional Libanon,<br />
Raja Abdullah berusaha mengikis pengaruh<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
internasional<br />
Pangeran Muqrin<br />
bin Abdulaziz<br />
CMGDigital<br />
klan Sudairi ini.<br />
Mendiang Raja Fahd; mendiang putra mahkota,<br />
Pangeran Sultan dan Pangeran Nayef;<br />
juga putra mahkota saat ini, Pangeran Salman;<br />
semuanya keturunan Sudairi. Salah satu pangeran<br />
dari generasi ketiga yang dianggap<br />
sebagai calon paling kuat ahli waris takhta sekaligus<br />
pesaing bagi Pangeran Mutaib adalah<br />
Menteri Dalam Negeri Muhammad bin Nayef,<br />
putra mendiang Pangeran Nayef.<br />
Wakim khawatir, tanpa persiapan yang matang<br />
dan tanpa kesepakatan di antara keluarga<br />
besar Kerajaan Saudi, peralihan takhta dari generasi<br />
kedua ke generasi ketiga bisa berujung<br />
pada perebutan takhta. Menurut Ford Fraker,<br />
mantan Duta Besar Amerika di Saudi, ada banyak<br />
skenario peralihan takhta di negeri kaya<br />
minyak itu. “Mereka punya cara sendiri dan<br />
cukup sukses selama 75 tahun,” kata Fraker. ■<br />
SAPTO PRaditYO | ReuteRS | MOnitOR | GUARdian | AL-ARabiYA<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Dan Juaranya adalah...<br />
“Mereka akan pulang dari Brasil<br />
tanpa mencetak satu gol pun.”<br />
Brasil<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Ini soal belajar<br />
merasa nyaman<br />
saat berada dalam<br />
kondisi tak nyaman.<br />
Sejak beberapa pekan lalu, Steven<br />
Gerrard, Wayne Rooney, Frank Lampard,<br />
dan anggota skuat tim Piala<br />
Dunia Inggris boyongan ke petirahan<br />
tepi pantai Vale do Lobo di Algarve, Portugal.<br />
Para “prajurit” St. George Cross ini tentu tak<br />
hendak leyeh-leyeh, berjemur menikmati terik<br />
matahari.<br />
Roy Hodgson, sang manajer, sengaja membawa<br />
anak buahnya ke Vale do Lobo supaya<br />
mereka banyak berkeringat. “Ini soal belajar<br />
merasa nyaman saat berada dalam kondisi tak<br />
nyaman,” kata Hodgson, Kamis dua pekan lalu.<br />
Dia juga membawa tim ahli dari Universitas<br />
Loughborough untuk memantau perkembangan<br />
Gerrard dan kawan- kawan. “Kami mengetes<br />
berapa banyak mereka berkeringat, bagaimana<br />
pemulihan kebugaran mereka, dan apa yang<br />
bisa kami lakukan untuk membantunya.” Di<br />
hari pertama di Vale do Lobo, tim Inggris hanya<br />
melakukan pemanasan ringan. “Perlahan, kami<br />
akan terus meningkatkan bebannya.”<br />
Hodgson perlu melatih pasukannya di lokasi<br />
lebih hangat seperti Vale do Lobo, karena lokasi<br />
pertandingan pertama mereka di Piala Dunia<br />
Brasil nanti adalah Stadion Arena Amazonia di<br />
Kota Manaus, Negara Bagian Amazonas.<br />
Menurut ramalan AccuWeather, pada 14 Juni<br />
nanti, saat Gerrard dan kawan-kawan melawan<br />
tim kelas berat, Italia, temperatur udara di<br />
Manaus pada siang hari mencapai 29 derajat<br />
Celsius dengan kelembapan 80 persen, sedikit<br />
lebih panas dan lembap dari Vale do Lobo, yang<br />
rata-rata sekitar 25 derajat Celsius.<br />
Walaupun Vale do Lobo tak persis menyerupai<br />
Manaus, kota yang dikepung hutan<br />
Amazon, persiapan tim Inggris sangat serius<br />
dan lebih scientific. Saat mempersiapkan tim<br />
nasional Swiss menjelang Piala Dunia 1994 di<br />
Amerika Serikat, Hodgson melatih adaptasi<br />
mereka menghadapi temperatur udara panas<br />
dengan banyak bersauna.<br />
Bukan sekadar lawan-lawan tangguh seperti<br />
Italia yang bisa menjegal Inggris di babak penyisihan.<br />
Klimatolog dari Universitas Reading,<br />
Inggris, Nicholas Klingaman, memperingatkan<br />
kemungkinan kedatangan El Nino di Brasil. El<br />
Nino—bahasa Spanyol, alias bocah laki-laki—<br />
adalah memanasnya suhu muka laut di sepanjang<br />
ekuator Samudra Pasifik bagian tengah<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Latihan pemain Brasil, Thiago<br />
Silva dan Paulinho.<br />
Reuters<br />
timur.<br />
Biasanya, jika El Nino datang, Brasil dan<br />
sebagian negara-negara Amerika Latin akan<br />
menderita. Suhu udara di siang hari amat panas<br />
dan kekeringan panjang. “Jika El Nino muncul,<br />
suhu udara di bulan Juni dan Juli akan naik dan<br />
sangat tak nyaman,” Klingaman memperingatkan.<br />
Seandainya benar ramalan Klingaman, tim<br />
Inggris dan jago-jago bola sepak lain dari Eropa<br />
bakal tersiksa.<br />
●●●<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Timnas Brasil<br />
dalam pertandingan<br />
persahabatan, Maret<br />
2014.<br />
FIFA<br />
Dari cara Felipao bermain,<br />
mereka tak akan menang<br />
dengan tiga atau empat gol.<br />
Latihan beberapa pekan di<br />
Portugal bisa jadi akan membuat<br />
Rooney, Jordan Henderson,<br />
dan kawan-kawannya tak terlalu<br />
kaget dengan udara panas<br />
di Brasil. Suntikan motivasi psikiater kondang<br />
Steve Peters barangkali juga bisa menggenjot<br />
semangat tempur skuat St. George Cross di<br />
lapangan.<br />
Dosen di Universitas Sheffield ini punya segudang<br />
pengalaman berurusan dengan olahragawan.<br />
Dia pernah menangani bintang snooker<br />
Ronnie O’Sullivan dan tim balap sepeda Inggris<br />
yang meraih beberapa medali emas dalam<br />
Olimpiade. Sejak November 2012, Peters bergabung<br />
di Stadion Anfield, markas Liverpool.<br />
“Para pemain sangat memperhatikan kata-kata<br />
Peters,” kata Hodgson.<br />
Tapi tetap saja, secara matematis, Inggris bukan<br />
favorit juara di Negeri Samba. Tuan rumah<br />
Brasil diramal bakal merebut gelar juara Piala<br />
Dunia untuk keenam kalinya. “Brasil terang<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Sergio Busquets dan<br />
Fernando Torres.<br />
REUTERS<br />
paling difavoritkan. Sulit untuk mengalahkan<br />
tim Samba di sana,” kata John Welch, ekonom<br />
Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC).<br />
“Tapi, dari cara Felipao bermain, mereka tak<br />
akan menang dengan tiga atau empat gol.”<br />
Felipao adalah sapaan bagi Luiz Felipe Scolari,<br />
manajer tim Samba.<br />
Namanya pertandingan sepak bola, apalagi<br />
di antara tim-tim dengan kekuatan hampir<br />
setara, hasilnya sangat sulit ditebak. Tapi justru<br />
itulah asyiknya sepak bola. Semua orang,<br />
bahkan para ekonom yang sehari-hari tak ada<br />
urusannya dengan sepak bola, boleh meramal<br />
menurut versi dan metodenya masing-masing.<br />
Reuters meminta 120 ekonom dan analis keuangan<br />
untuk meramal siapa di antara 32 tim<br />
yang berlaga di Brasil yang akan memboyong<br />
trofi Piala Dunia 2014. Setelah Brasil, tim favorit<br />
juara berikutnya versi para ekonom itu adalah<br />
Jerman, dinominasikan oleh 18 ekonom; disusul<br />
Argentina, difavoritkan 13 analis keuangan; dan<br />
Spanyol, juara Piala Dunia 2010, yang hanya<br />
dijagokan oleh 8 ekonom.<br />
Hamilton Moreira Alves, analis keuangan<br />
Banco do Brasil, meramal peluang tim-tim<br />
Eropa merebut trofi Piala Dunia kali ini nyaris<br />
tak ada. Nol. Menurut statistik, belum pernah<br />
ada tim Eropa yang memenangi Piala Dunia di<br />
Amerika Latin. “Tim-tim Eropa juga tak pernah<br />
tiga kali berturut-turut memenangi Piala Dunia,”<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Latihan timnas<br />
Spanyol di Las Rojas.<br />
FIFA<br />
kata Alves. Pada Piala Dunia 2006, Italia menjadi<br />
jawara. Empat tahun kemudian giliran tim<br />
matador yang mengangkat trofi Piala Dunia.<br />
Bagaimana peluang tim Inggris “Mereka<br />
akan pulang dari Brasil tanpa mencetak satu<br />
gol pun,” Isaac Matshego, ekonom bank dari<br />
Afrika Selatan, Nedbank, memprediksi. Tapi<br />
Hodgson dan anak buahnya tak usah berkecil<br />
hati de ngan prediksi pesimistis para ahli<br />
keuangan itu. Jika memakai metode statistik<br />
yang dirancang Reuters Breakingviews, tim<br />
Inggris berpeluang lolos hingga babak perempat<br />
final.<br />
Ada empat faktor yang jadi pertimbangan,<br />
yakni nilai pasar seluruh anggota tim, peringkat<br />
FIFA, besarnya dukungan suporter, dan populasi<br />
penduduk. Menurut Reuters Breakingviews, dengan<br />
bobot lebih besar pada nilai pasar pemain<br />
dan ranking FIFA, tim Jerman akan menjadi juara<br />
dengan mengalahkan Spanyol di babak final. Tuan<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
sains<br />
Tim Jerman, favorit juara.<br />
FIFA<br />
rumah hanya akan mendapat jatah juara ketiga<br />
setelah mengalahkan Argentina.<br />
Tapi, sekali lagi, itu hanyalah ramalan di atas<br />
kertas. Perhitungan di lapangan bisa jauh berbeda.<br />
Empat tahun lalu, perusahaan raksasa keuangan<br />
Goldman Sachs menerbitkan ramalan<br />
Piala Dunia 2010 sepanjang 75 halaman. Para<br />
analis ekonomi dan keuangan Goldman dari<br />
pelbagai negara menganalisis kekuatan 32 tim<br />
yang bertanding di Afrika Selatan.<br />
Dengan analisis yang lumayan canggih,<br />
menurut perhitungan jago-jago ekonomi Goldman,<br />
Brasil-lah (calon) juaranya, disusul Spanyol,<br />
Jerman, Inggris, Argentina, Italia, dan<br />
Prancis. Kenyataannya, Spanyol-lah yang pulang<br />
membawa gelar. Sedangkan Brasil tersungkur<br />
di perempat final. Justru Uruguay, yang tak jadi<br />
tim favorit versi Goldman, malah lolos hingga<br />
babak empat besar. ■<br />
SAPTO PRADITYO | REUTERS | BBC | GOLDMan SACHS<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Anggun<br />
Paling Laris<br />
Buffon<br />
Masih<br />
Mumpuni<br />
Aline Adita<br />
Kaku Garagara<br />
Theron<br />
Tap judul<br />
untuk baca<br />
artikel<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
people<br />
Aline Adita<br />
Kaku Gara-gara<br />
Theron<br />
andrenovelino/male<br />
Sudah lama Aline Adita mengagumi aktris sekaligus model<br />
Charlize Theron. Dia pun sampai tak percaya saat bisa<br />
bertemu dengan kekasih Sean Penn itu. Apalagi sampai<br />
syuting bareng.<br />
Aline menjadi salah satu talent di salah satu iklan yang dibintangi<br />
Charlize Theron. Pengambilan gambarnya dilakukan di Los Angeles.<br />
“Ampun, saya gugup setengah mati, takut salah ngomong,” ujarnya.<br />
Saking gugupnya, Aline sampai harus terus-menerus komat-kamit<br />
menghafal naskah. Namun dia tetap saja kaku dan kikuk. Dia baru<br />
mulai santai saat melihat Theron bersikap biasa, bahkan ber-selfie<br />
dan tertawa lepas.<br />
Akhirnya syuting berjalan lancar dan sukses. Seusai syuting, Aline<br />
tidak malu dan kikuk lagi. Ia bahkan menyodorkan foto kepada Theron<br />
dan meminta tanda tangan sang idola. “Good job,” puji Theron.<br />
“Aduh, rasanya pingin pingsan dipuji Theron,” canda Aline. n Ken<br />
Yunita<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
people<br />
Anggun<br />
Paling Laris<br />
dok World Music AWArd<br />
Senang bukan kepalang. Mungkin itu yang dirasakan<br />
Anggun saat menerima penghargaan sebagai<br />
Best Selling Indonesian Artist di ajang World Music<br />
Award.<br />
Dia pun membagikan rasa senangnya lewat cuitan di<br />
Twitter. Pemilik nama lengkap Anggun Cipta Sasmi ini juga<br />
mengunggah fotonya yang tengah tersenyum lebar sambil<br />
memegang piala.<br />
“Best Selling Indonesian Artist @WorldMusicAward #Grateful<br />
#ThankYou #TerimaKasih,” tulisnya.<br />
Anggun mengalahkan sejumlah penyanyi Indonesia top<br />
lainnya, seperti Fatin dan Raisa. Nominasi ini tidak melibatkan<br />
juri untuk memilih pemenangnya, melainkan melalui hasil<br />
voting para fans.<br />
Dengan penghargaan ini, popularitas Anggun di dunia musik<br />
internasional semakin bersinar. Apalagi dia menjadi satusatunya<br />
penyanyi dari Indonesia yang tampil di WMA 2014<br />
bersanding dengan Miley Cyrus, Mariah Carey, dan Ricky<br />
Martin. n Ken Yunita<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
people<br />
Buffon<br />
Masih Mumpuni<br />
dok World Music AWArd<br />
Selain mumpuni dalam menjaga gawang, Gianluigi Buffon<br />
dianggap punya kepemimpinan yang bagus. Buffon pun dipercaya<br />
menjadi kapten tim nasional Italia pada Piala Dunia<br />
2014 mendatang.<br />
Sebagai pemegang caps terbanyak di skuat Gli Azzurri dengan 139<br />
penampilan, kiper 36 tahun ini jelas punya pengalaman dan merupakan<br />
sosok yang tepat untuk memegang ban kapten.<br />
Tak cuma berwibawa dan punya hasrat besar untuk menang, Buffon<br />
juga dinilai selalu mampu mencairkan suasana tim.<br />
“Buffon punya mental juara dan mentalitas yang luar biasa. Dia<br />
adalah pemain yang selalu ingin menang, bahkan di setiap latihan,”<br />
ujar Daniele De Rossi kepada FIFA seperti dikutip Football Italia.<br />
Buffon bukan hanya dianggap sebagai seorang teman yang baik,<br />
tetapi juga seorang rekan sejati yang selalu menjadi petarung hebat.<br />
“Dia adalah nilai yang hebat di dalam lapangan maupun di dalam<br />
ruang ganti,” tambah gelandang AS Roma itu. n ISMAIL JIWO ATMOKO<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
pameran<br />
Teresia May/ANTARA FOTO<br />
Politik Kartun<br />
Dodo Karundeng<br />
Seorang kartunis menyikapi persoalan Indonesia dengan cara berbeda. Lewat goresan<br />
spidol di atas kertas, dia menunjuk tanpa tedeng aling-aling, “Di sini, lo, salahnya.”<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
pameran<br />
D<br />
ua<br />
pendaki gunung sudah<br />
berada di punggung<br />
gunung. Awan sama<br />
tinggi dengan kepala<br />
mereka. Bangkai yang<br />
tinggal tulang tergeletak<br />
di tanah, dekat mereka.<br />
Satu pendaki menunjuk puncak gunung sambil<br />
berujar pada kawannya, “Ku yakin sampai di<br />
sana.” Kawannya menyahut, “Pake tanda tanya<br />
Ato tanda seru!”<br />
Anda bisa menjawab pertanyaan sang pendaki<br />
di kartun itu Atau tersenyum garing saja<br />
sambil berkata dalam hati, “No hope” Tentu<br />
tidak perlu penjelasan mengapa Dodo Karundeng,<br />
nama sang kartunis, mengambil kalimat<br />
yang sama persis dengan album ke-3 Susilo<br />
Bambang Yudhoyono (2010) itu.<br />
Kartun Ku Yakin Sampai di Sana (2010) ada<br />
di antara deretan kartun lain Dodo Karundeng<br />
dalam pameran tunggalnya bertajuk “Tahu Politik”<br />
di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, 20-<br />
30 Mei 2014. Dodo, yang pada 2007 pensiun<br />
dari Biro Foto Antara sebagai editor dan pewarta<br />
foto, pernah belajar seni lukis di Institut<br />
Kesenian Jakarta. Ini merupakan pamerannya<br />
yang ke-6 sejak pertama kali berpameran pada<br />
1997 dan merupakan pameran kartunnya ke-2<br />
setelah Otak Kartun pada Februari 2012.<br />
Lewat karikaturnya yang kental sisi humoristik,<br />
Dodo menyindir, menyaji humor secara<br />
satiristik. Serupa anak panah yang melesat,<br />
menyasar tepat di jantung tanpa sempat meli-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
pameran<br />
par-melipir.<br />
Misalnya di Membrakot Hidung Pembohong<br />
(2012) dan Anda Menghayati Betul Peran Anda,<br />
Bos! (2012), yang memuat narasi-narasi bernada<br />
getir. Di Membrakot Hidung Pembohong, seorang<br />
berhidung panjang melotot akibat orang<br />
di depannya menggigit hidungnya sambil<br />
mengacungkan jempol. Pembohong itu keok<br />
di bohongnya.<br />
Dan Anda Menghayati Betul Peran Anda, Bos!<br />
diambil dari ucapan seorang bocah perempuan<br />
kepada pemain sepak bola yang sedang pemanasan.<br />
Baju pemain bola berwarna merah<br />
dan celana putih. Di dadanya tertulis “Rp”. Ya,<br />
kartun ini tentang dua kawan yang sulit dipisahkan,<br />
olahraga dan duit, padahal penonton<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
pameran<br />
berapi-api membela jagoannya berbekal semangat<br />
nasionalisme.<br />
Menikmati kartun politik bukan hanya menangkap<br />
makna gambar, tapi juga menengok<br />
peristiwa masa lampau berikut sinyal-sinyal<br />
kebudayaan yang muncul, masa ketika kartun<br />
itu dibuat. Karena itu, penikmat kartun jangan<br />
lupa melirik tahun pembuatan yang tertulis di<br />
tepi.<br />
Ketertarikan Dodo Karundeng membuat<br />
kartun politik dimulai ketika ramainya pemilu<br />
dan Susilo Bambang Yu dhoyono menang untuk<br />
pertama kalinya, 2004. Dia banyak mengangkat<br />
isu aktual di berbagai kota. Peristiwa<br />
yang erat dengan kehidupan sosial, politik, dan<br />
budaya masyarakat dia terjemahkan ke dalam<br />
bahasa gambar yang lugu dan lugas. Kritiknya<br />
yang mengena dan tajam selalu mengandung<br />
unsur kebersahajaan dan kepolosan sikap.<br />
Persoalan kehidupan juga menjadi masalah estetika.<br />
Kembali ke Ku Yakin Sampai di Sana. Karena<br />
kartun Dodo dan album lagu SBY dibuat pada<br />
tahun yang sama, 2010, maka masih pas ketika<br />
si pendaki melontarkan pertanyaan tentang<br />
tanda tanya atau tanda seru itu. Sekarang, setelah<br />
empat tahun berlalu, dan pemerintahan<br />
SBY tinggal hitungan bulan, tentulah kita sudah<br />
menyimpan jawaban di saku masing-masing.<br />
Ataukah ungkapan “no hope” itu bocoran jawaban<br />
■<br />
SilVIA GALIKANO<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
foto-foto: dok. Edge of Tomorrow<br />
Narasi Kuat untuk<br />
Tom Cruise<br />
Setelah dipaksa terjun ke medan perang,<br />
Cage mengalami mati dan hidup kembali<br />
berkali-kali. Bersama Vrataski, koleganya<br />
yang perempuan, dia menemukan cara<br />
menghentikan serangan alien.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Tap untuk melihat Video<br />
Judul: Edge of Tomorrow<br />
Genre: Action | Sci-Fi<br />
Sutradara: Doug Liman<br />
Skenario: Christopher<br />
McQuarrie, Jez Butterworth<br />
Produksi:<br />
Warner Bros Pictures<br />
Pemain: Tom Cruise, Emily<br />
Blunt, Bill Paxton<br />
Durasi: 1 jam 53menit<br />
Pasukan diterjunkan dari pesawatpesawat<br />
futuristik dalam pertempuran<br />
besar di pantai. Ada Mayor William<br />
Cage (Tom Cruise) di sana. Mereka<br />
bertugas menahan serangan alien, disebut mimic,<br />
yang bergerak cepat menguasai negaranegara<br />
pantai.<br />
Cage bukanlah prajurit perang. Sebelumnya,<br />
dia di bagian penerangan (humas) militer, yang<br />
bertugas memberi keterangan pers tentang<br />
perang yang berlangsung. Sering juga dia jadi<br />
narasumber dalam talk show di televisi mewakili<br />
militer. Walau profesinya tentara, Cage<br />
selalu berada di tempat bersih, rapi, dengan<br />
kegantengan terjaga.<br />
Namun, ketika bergabung dengan koman-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
dan Eropa, Jenderal Brigham<br />
(Brendan Gleeson), Cage dicap<br />
desertir dan dipaksa terjun ke<br />
pertempuran. Sang jenderal tetap pada<br />
keputusannya walau Cage beralasan<br />
dia bukanlah prajurit perang atau dia<br />
bahkan trauma melihat darah. Cage<br />
sempat berusaha melarikan diri, tapi segera<br />
diringkus ramai-ramai, dibius, dan dikirim<br />
ke garis depan pertempuran.<br />
Saat siuman, Cage sudah berada di barak, di<br />
bawah komando Sersan Farrell (Bill Paxton).<br />
Bermodal hanya sehari latihan fisik, dia diterjunkan<br />
di arena perang sesungguhnya.<br />
Ternyata perang tak seheroik yang selama ini<br />
dia umbarkan ke media, melainkan jauh mengerikan.<br />
Mimic menyerang dari semua sudut,<br />
keluar dari laut, juga muncul dari dalam tanah.<br />
Cage tewas seketika setelah terkena sengatan,<br />
tapi seketika itu juga terbangun di barak dalam<br />
kondisi persis hari kemarin dia siuman dari bius.<br />
Cage pun mengulang lagi urut-urutan seperti<br />
kemarin, hanya kali ini dia dapat menghindari<br />
serangan alien yang membunuhnya. Namun,<br />
kemudian dia tewas kena hantam pesawat<br />
jatuh, dan seketika terbangun lagi pada hari<br />
pertama tiba di barak.<br />
Begitu terus, Cage mengulang hidupnya<br />
hingga tewas, hidup lagi, tewas lagi. Setiap kali<br />
hidup lagi, dia jadi lebih terlatih dengan taktik<br />
lebih baik dibanding sebelumnya.<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
Semangat dan energi Edge<br />
of Tomorrow lebih dekat<br />
ke Go ketimbang The<br />
Bourne Identity.<br />
Dalam pertempuran<br />
itu, Cage mengenal Rita<br />
Vrataski (Emily Blunt),<br />
perempuan prajurit pasukan<br />
khusus yang sebelumnya<br />
mengalami<br />
apa yang sekarang Cage<br />
alami. Vrataski kemudian<br />
menggembleng<br />
Cage cara menghadapi<br />
mimic. Mereka juga<br />
bekerja sama dengan<br />
ilmuwan Dr Carter<br />
(Noah Taylor). Hasilnya, mereka mendapat<br />
kesimpulan bahwa seluruh mimic<br />
digerakkan omega yang<br />
disimpan di satu tempat<br />
rahasia. Bersama-sama<br />
mereka mencari omega<br />
untuk menghentikan serangan<br />
mimic.<br />
Diangkat dari novel ringan<br />
berjudul All You Need Is Kill yang ditulis Hiroshi<br />
Sakurazaka, Edge of Tomorrow secara acak<br />
mengumpulkan macam-macam tren, mulai era<br />
video game (restart, yang mati lalu hidup lagi),<br />
anime Jepang (kostum tempur robotik), hingga<br />
film-film science-fiction besutan sutradara<br />
Belanda, Paul Verhoeven. Di saat yang sama<br />
terasa sangat segar dan orisinal.<br />
Film ini disutradarai Doug Liman, yang sebelumnya<br />
membuat film action Mr & Mrs Smith<br />
(2005) dan The Bourne Identity (2002) serta film<br />
indie Swingers (1996) dan Go (1990). Semangat<br />
dan energi Edge of Tomorrow lebih dekat ke Go<br />
ketimbang The Bourne Identity.<br />
Eksekusi narasi versi Liman lebih mengesankan<br />
dibanding pendekatan novelnya. Dia<br />
mampu memberi bobot emosional secara<br />
aktual tanpa banyak dialog. Adegan terbaik,<br />
yakni adegan perang di pantai, cepat dan keras,<br />
membawa pesan bahwa kematian bisa terjadi<br />
kapan saja, tanpa aba-aba, dan tanpa drama.<br />
Tak dapat dibantah, film ini milik Tom Cruise,<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
nama yang jadi jaminan mutu. Ini juga jadi<br />
penampilan akbarnya selama beberapa tahun<br />
terakhir. Peran-peran Cruise sebelumnya adalah<br />
jagoan yang gagah, tak terkalahkan, dan tak<br />
kenal takut. Di Edge of Tomorrow, Cruise membuang<br />
semua cap ini sejak adegan pertama,<br />
dan membuat film action yang tidak hanya segar<br />
memikat, tapi juga mengantar pada tangga<br />
baru kariernya. Tom Cruise yang masih tampak<br />
muda pada usia 50 tahun itu menjawab pertanyaan<br />
kita mengapa dia pantas jadi bintang.<br />
Emily Blunt merentangkan seutas benang<br />
emosional memikat sebagai perempuan jago-<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
FILM<br />
an, tanpa membuat karakternya tampak lemah.<br />
Dengan awal yang lumayan lamban, Edge of<br />
Tomorrow membawa kita ke dalam ganasnya<br />
perang. Special effect dan action-nya mulus.<br />
Film ini akan membuat Anda menahan napas<br />
sambil sesekali menyeringai di sana-sini. Bukankah<br />
itu tujuan kita ke bioskop ■<br />
Silvia Galikano<br />
Majalah<br />
Majalah<br />
detik<br />
detik 2 - 8<br />
juni<br />
juni<br />
2014<br />
2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
TAD THE LOST<br />
EXPLORER<br />
S ejak kecil, Tad sudah bermimpi menjadi arkeolog<br />
terkenal, namun setelah dewasa dia bekerja sebagai<br />
buruh bangunan. Namun itu tidak menyurutkan<br />
ambisinya untuk menemukan sesuatu.<br />
Sampai tiba saatnya ketika takdir mengubahnya menjadi<br />
legenda. Profesor Humbert memberinya sebuah artefak yang<br />
membawanya menuju petualangan besar dalam hidupnya menuju<br />
kota emas Haititi. Di saat yang sama, sekelompok penjahat juga<br />
berupaya menemukan kota emas tersebut. Berhasilkah Tad<br />
Jenis Film : Animation<br />
Produser : Lvaro Augustn, Csar Vargas, Nicols Matji<br />
Produksi : LIGHTBOX ENTERTAINMENT<br />
Sutradara : Enrique Gato<br />
Durasi: 92 menit<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
X-MEN:<br />
DAYS OF<br />
FUTURE PAST<br />
X -Men: Days of Future Past<br />
akan mengambil latar masa depan.<br />
Semua mutan diburu oleh robot-robot<br />
milik pemerintah yang disebut sebagai Sentinel<br />
(Pengawal).<br />
Alur cerita kembali ke tahun 1970-an di mana<br />
Wolverine (Hugh Jackman) yang dikirim ke masa lalu<br />
oleh Profesor X (Patrick Stewart) untuk membantu<br />
Profesor X muda (James McAvoy) dan mutan-mutan<br />
lainnya. Para mutan yang tahu di masa depan akan<br />
diburu oleh Sentinel kini bekerja sama mencegah<br />
kehancuran mereka di masa depan.<br />
Jenis Film : Action, Adventure, Fantasy |<br />
Produser : Simon Kinberg, Hutch Parker,<br />
Lauren Shuler Donner, Bryan Singer |<br />
Produksi : 20th Century Fox | Sutradara :<br />
Bryan Singer | Durasi: 130 menit<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
seni hiburan<br />
Film Pekan Ini<br />
SANG PEMBERANI<br />
M adi Ghafur, bocah SMP yang<br />
pemberani di Aceh, terobsesi<br />
menjadi juara karate nasional<br />
seperti Diwa, sang abang yang meninggal<br />
diterjang tsunami. Sarifah, ibunda Madi,<br />
sebenarnya bangga dengan cita-cita putranya.<br />
Namun mental remaja yang masih labil<br />
menyebabkan Madi kalah dari Nirza pada<br />
seleksi karate daerah.<br />
Didukung talenta dan gemblengan dua sensei<br />
ternama, Azwar dan Kus, di atas kertas Madi bisa<br />
menjadi kampiun di kelasnya. Namun menjadi<br />
juara sejati butuh tekad dan keberanian untuk<br />
mengubah nasib di saat-saat genting.<br />
Jenis Film : Drama<br />
Produser : Reza B.<br />
Surianegara<br />
Produksi :<br />
Eclipse Films & B<br />
Edutainment<br />
Sutradara : Agung<br />
Dewa, Alyandra,<br />
Ryuken Raissa<br />
Durasi: 90 menit<br />
Majalah Majalah detik 4 detik - 10 november 2 - 8 juni 2014<br />
2013
seni hiburan<br />
agenda<br />
juni<br />
3<br />
juni<br />
6<br />
Tari Kontemporer Hip Hop POCKEMON<br />
CreW ‘Silence On Tourne!‘<br />
3 Jun 2014, 8.00pm,Gedung Kesenian Jakarta Jl.Gedung Kesenian<br />
No.1, Jakarta, Promoter: Gedung Kesenian Jakarta<br />
Konser Tendostars<br />
Yukie (Pas Band), Richard Mutter, Denny Mplay, Dikdik, DJ Teori<br />
Mobilderek, Jumat, 6 Juni 2014 pk 20.00, Gedung Kesenian<br />
Jakarta, Tiket Rp 100.000 & Rp 75.000<br />
Taylor Swift The Red Tour<br />
4 Juni 2014, Mata Elang International Stadium, Jakarta,<br />
Festival Rp 800.000, Silver Rp 1,25 juta, Gold Rp 2 juta, Ruby<br />
Rp 3 juta, dan Diamond Rp4 juta.<br />
juni<br />
4<br />
PETER CETERA The Inspiration<br />
Live in Jakarta<br />
6 Jun 2014, 8.00pm, The Kasablanka, Kota Kasablanka Mall<br />
Jakarta Selatan, Promoter: Innoform Media<br />
juni<br />
6<br />
juni<br />
6<br />
Anniversary 50th The Beatles<br />
6 Jun 2014, 5.00pm, The Hall Senayan City Senayan City Lt.8,<br />
Jakarta, Promoter: Idekami Kreatif<br />
Debut Solo BasTian STEEL<br />
7 Jun 2014, 8.00pm, The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka<br />
Jakarta Selatan, Promoter: Solindo Convex<br />
juni<br />
7<br />
juni<br />
6<br />
ORJAN NILSEN<br />
6 Jun 2014, 2.00am, Colosseum Club Jl.Kunir No. 7 Kota Tua<br />
Jakarta Barat, Promoter: Colosseum Club<br />
Kelas Menulis dan Berpikir Kreatif<br />
Pengajar: Ayu Utami, Sabtu 7, 14, 21 Juni; 5, 12, 19 Juli; 9,<br />
16, 23, 30 Agustus 2014, 14.00 Wib, Serambi Salihara/Anjung<br />
Salihara<br />
Konser Taman Suropati Chamber:<br />
Gita Senja Metropolitan<br />
Minggu, 8 Juni 2014 pkL 15.30, Gedung Kesenian Jakarta,<br />
Tiket Rp 100.000 & Rp 75.000<br />
Majalah detik 2 - 8 juni 2014
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />
Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />
Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
Tap untuk<br />
kembali ke cover