30.12.2014 Views

VIZsMW

VIZsMW

VIZsMW

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DAFTAR ISI<br />

Edisi 131 2 - 8 JUNI 2014<br />

Tap Pada konten untuk membaca artikel<br />

Fokus<br />

Setelah<br />

Pamit Hendak<br />

ke Malaysia<br />

Wisnu Tjandra sempat pamit<br />

hendak pergi ke Malaysia<br />

sebelum hilang. Tiga pekan<br />

berlalu, ia tak kunjung<br />

ditemukan. Mobil dinas dan<br />

handphone kerja ditinggal di<br />

kantor.<br />

Nasional<br />

kriminal<br />

n BEREBUT SIMPATI HINGGA ADU STRATEGI<br />

n pro-JOKOWI, LALU SANKSI<br />

internasional<br />

n AKSI MAYO BERAKHIR DI BYPASS<br />

hukum<br />

n kloTER BERIKUT PASCA-SURYADHARMA<br />

ekonomi<br />

n SAPU BERSIH ALA MACAN DARI TIMUR<br />

n FATWA HARAM BAGI JENDERAL AL-SISI<br />

n MENANTI TAKHTA SAUDI<br />

interview<br />

n HATTA RAJASA<br />

kolom<br />

n klaiM TETANGGA DAN KETEGASAN PEMIMPIN<br />

sisi lain capres<br />

n SIAPA DULUAN BERBAJU PUTIH<br />

selingan<br />

n Jalan TENGAH EKSPOR TANAH AIR<br />

n kontrak karya panjang<br />

n TUNGGU BOS TERTINGGI FREEPORT<br />

bisnis<br />

n meraup untung baju bola<br />

n janji manis investasi kondotel<br />

sains<br />

n DAN JUARANYA ADALAH... BRASIL<br />

lensa<br />

n KERJA KERAS PEMANGGUL MIKOSHI<br />

n KENNEDY BUNUH MARILYN MONROE<br />

Seni hiburan<br />

people<br />

n poliTIK KARTUN DODO KARUNDENG<br />

n ALINE ADITA | ANGGUN | BUFFON<br />

gaya hidup<br />

n NARASI KUAT UNTUK TOM CRUISE<br />

n film pekan ini<br />

n agenda<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n EKSOTISNYA BRASIL<br />

n BERANI NEBENG<br />

n makan DITEMANI HANTU<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo<br />

Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,<br />

Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa:<br />

Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo<br />

Product Management: Sena Achari, Sofyan Hakim Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,<br />

Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,<br />

Fuad Hasim, Luthfy Syahban.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


lensa<br />

Kerja Keras<br />

Pemanggul Mikoshi<br />

Tap untuk melihat foto UKURAN BESAR<br />

Foto: Ari Saputra. Video: Ari Saputra. Editing: Galih<br />

Puluhan remaja hingga orang tua, baik perempuan maupun pria, bersemangat memanggul mikoshi. Berkali-kali mereka beristirahat<br />

dan meregangkan otot. Namun lelah bukan masalah dalam kemeriahan Festival Little Tokyo Ennichisai di kawasan Blok M, Jakarta,<br />

Sabtu-Minggu (24-25/5).<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


lensa<br />

Remaja dan pria dewasa bergotong-royong menarik dashi, kereta dengan alat-alat musik tabuh di atasnya. Dashi berada di bagian belakang arak-arakan<br />

mikoshi.


lensa<br />

Salah satu mikoshi yang dipanggul puluhan orang sekaligus. Mikoshi merupakan miniatur Kuil Shinto. Terdapat boneka burung phoenix di puncak<br />

mikoshi.


Para pemanggul mikoshi bercucuran keringat saat mengaraknya berkeliling di kawasan Blok M. Event tahunan sejak 4 tahun lalu tersebut<br />

semakin ramai.


lensa<br />

Dashi ditarik dari depan dan direm dari belakang. Dashi merupakan bagian penting dalam prosesi tersebut.


lensa<br />

Pria-pria pemanggul mikoshi yang kelelahan setelah berpawai. Selain mikoshi dan dashi, berbagai folklore Jepang digelar. Juga budaya urban art dari<br />

Negeri Matahari Terbit, seperti J-pop, anime, dan cosplay.


nasional<br />

Pro-Jokowi,<br />

Lalu Sanksi<br />

Hasan/detikcom<br />

Sejumlah politikus Golkar di DPR yang mendukung<br />

pasangan Jokowi-Jusuf Kalla digeser ke Komisi Agama<br />

dan dicopot dari jabatan struktural partai. Sanksi atau<br />

sekadar drama untuk “bermain” di dua kaki<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Ical saat berkampanye<br />

untuk Partai Golkar di<br />

Jakarta, Maret lalu.<br />

Hasan/detikcom<br />

Satu per satu kader muda Partai<br />

Golkar yang mendukung pasangan<br />

calon presiden dan calon wakil presiden<br />

Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK)<br />

mulai “dikunci” dan dimutasi. Mereka<br />

dianggap sebagai pembangkang lantaran tidak<br />

mengikuti jejak partai mendukung pasangan<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kader Golkar<br />

di Dewan Perwakilan Rakyat yang pro-Jokowi<br />

juga digeser dari komisi-komisi “penting”.<br />

Sebut saja Agus Gumiwang Kartasasmita.<br />

Wakil Ketua Komisi I DPR, yang membidangi<br />

pertahanan dan luar negeri, ini digeser ke Komisi<br />

VIII. Begitu juga Poempida Hidayatulloh,<br />

yang sebelumnya di Komisi IX DPR (bidang<br />

tenaga kerja, transmigrasi, dan kependudukan),<br />

dipindah ke Komisi VIII, yang menangani<br />

agama dan pemberdayaan perempuan.<br />

Bukan hanya Agus dan Poempida, Ketua Departemen<br />

Kebijakan Partai Golkar Nusron Wahid,<br />

yang terang-terangan menyatakan dukungan<br />

kepada Jokowi-JK, juga harus meninggalkan<br />

kursinya di Komisi XI (keuangan dan perbankan).<br />

Politikus Partai Beringin yang mendapat suara<br />

terbanyak pada pemilihan umum legislatif 2014<br />

itu juga dimutasi ke Komisi VIII.<br />

Rotasi yang dilakukan Ketua Fraksi Golkar<br />

DPR Setya Novanto pada Senin, 26 Mei lalu,<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Setya Novanto<br />

Rengga sancaya/detikcom<br />

itu ditanggapi dingin oleh Poempida. Menantu<br />

tokoh senior Golkar, Fahmi Idris, itu tidak merasa<br />

kaget oleh keputusan partainya tersebut.<br />

Baginya, hal itu merupakan konsekuensi yang<br />

harus dihadapi terkait pilihan politiknya mendukung<br />

pasangan Jokowi-JK.<br />

“Dari dulu saya memang berada di faksi Pak<br />

JK. (Pemilu) 2009 saya jadi juru bicara JK-Wiranto.<br />

Munas Riau 2009, saya juga bersama Pak JK<br />

mendukung Surya Paloh. Saya pun sudah dianggap<br />

anak oleh Pak JK. Jadi hubungan kami<br />

begitu dekat,” kata Poempida kepada majalah<br />

detik.<br />

Pria yang bekerja untuk Prabowo pada<br />

2000-2003 itu mengaku mengagumi Jusuf<br />

Kalla. Namun selama ini ia tidak pernah mempermasalahkan<br />

majunya Ketua Umum Golkar<br />

Aburizal Bakrie (ARB) sebagai capres. “Bahkan<br />

saya mendukung beliau untuk menjadi capres<br />

karena beliau adalah ketua umum. Tapi kan<br />

ceritanya sekarang lain, Pak ARB tidak dalam<br />

posisi mencalonkan diri. Jadi wajar kalau saya<br />

punya pilihan lain,” ujar juru bicara JK itu.<br />

Meski mengaku legawa, Poempida merasa<br />

kecewa terhadap cara partainya menggeser<br />

sejumlah politikus yang mendukung pasangan<br />

yang diusung Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai<br />

Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura itu.<br />

Cara tersebut dianggapnya otoriter seperti<br />

gaya rezim Orde Baru.<br />

Wakil Sekretaris Jenderal Lalu Mara Satria<br />

Wangsa mengatakan, sesuai dengan hasil<br />

rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat Golkar,<br />

kader yang duduk di struktur partai juga harus<br />

menanggalkan jabatan apabila membelot dari<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Tokoh senior Partai Golkar<br />

berkumpul di Jakarta, Rabu<br />

(21/5), setelah keputusan<br />

Ical mendukung Prabowo<br />

dalam pencalonan presiden.<br />

Hasan/detikcom<br />

kebijakan mendukung Prabowo-Hatta. Kendati<br />

begitu, kader tersebut tidak dipecat dari partai.<br />

Namun soal pergeseran kader Golkar di DPR,<br />

Lalu Mara mengaku tidak tahu. “Kalau kaitannya<br />

dengan anggota Dewan, tanya Ketua<br />

Fraksi Golkar di DPR. Kalau urusan fraksi, saya<br />

tidak ikut rapatnya,” tuturnya.<br />

Hal senada dikatakan Wakil Sekjen Golkar<br />

Tantowi Yahya. Ia menyebut rotasi yang dilakukan<br />

terhadap tiga kader pro-Jokowi di DPR merupakan<br />

bentuk sanksi. “Itu sanksi organisasi,”<br />

ucapnya. Tantowi ditunjuk menggantikan posisi<br />

Agus Gumiwang sebagai Wakil Ketua Komisi I.<br />

Tidak semua elite Golkar sepakat dengan<br />

pemberian sanksi kepada sejumlah kader muda<br />

yang merapat ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla. Wakil<br />

Ketua DPR dari Golkar, Priyo Budi Santoso,<br />

salah satunya. Menurut Priyo, kader yang merapat<br />

ke kubu koalisi pimpinan PDI Perjuangan<br />

itu merupakan kader-kader terbaik.<br />

“Mereka punya pendapat sendiri. Seharusnya<br />

tidak ada sanksi, ada pembicaraan dulu.<br />

Itu saran kami,” kata Priyo, yang mengaku akan<br />

mengikuti keputusan partainya mendukung<br />

Prabowo-Hatta, meskipun secara pribadi dekat<br />

dengan Jusuf Kalla.<br />

Namun perpecahan di Golkar itu dianggap<br />

oleh pengamat politik Arya Fernandes hanyalah<br />

drama yang tengah dimainkan partai<br />

berlambang pohon beringin tersebut. Menurut<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Suasana rapat DPR di<br />

Senayan, Jakarta, Januari<br />

lalu.<br />

rachman/Detikcom.<br />

dia, Golkar ujung-ujungnya akan merapat ke<br />

pasangan capres yang menjadi pemenang.<br />

Arya menilai Golkar sedang “bermain di dua<br />

kaki” dalam pemilihan presiden 2014 ini. Satu<br />

kaki berada di pasangan Jokowi-JK, dan kaki<br />

lainnya di Prabowo-Hatta. Cara itu dianggapnya<br />

menjadi kebiasaan Golkar sejak lama. Partai itu<br />

memang tidak pernah lepas dari pemerintahan,<br />

siapa pun presidennya.<br />

Ia menuturkan, apabila pasangan Prabowo-<br />

Hatta menang dalam pemilihan presiden,<br />

Golkar pasti akan mendapat jatah menteri<br />

karena partai itu secara resmi masuk dalam<br />

koalisi pendukung pasangan itu. Sebaliknya,<br />

apabila pasangan Jokowi-JK yang menang,<br />

Golkar akan menjadi bagian dari koalisi partai<br />

pendukung Jokowi lantaran Jusuf Kalla, mantan<br />

Ketua Umum Golkar, merupakan kader partai<br />

itu. Apalagi ada gerakan sejumlah kader partai<br />

tersebut yang mendukung Jokowi-JK.<br />

Cara Golkar merotasi beberapa kadernya di<br />

DPR tersebut menjadi indikasi partai itu tengah<br />

“bermain di dua kaki”. Sebabnya, Golkar tidak<br />

memecat kader-kadernya yang mendukung<br />

Jokowi. “Karena Golkar tetap punya harapan<br />

untuk merapat ke Jokowi jika Prabowo kalah.<br />

Begitupun sebaliknya,” ujarnya.<br />

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie tak<br />

mengiyakan maupun membantah penilaian ini.<br />

Saat ditemui di kantor DPP Golkar beberapa<br />

waktu lalu, ia mengatakan sebuah kalimat bersayap.<br />

"Mata uang itu ada dua sisi. Ada yang<br />

bilang bermain di dua kaki, ada yang bilang<br />

Golkar sangat demokratis," tuturnya.<br />

■ Deden Gunawan, Jaffry Prabu Prakoso | Dimas<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Berebut Simpati<br />

hingga Adu Strategi<br />

Masa kampanye pemilihan presiden baru akan dimulai pekan ini, tapi<br />

dua kubu calon sudah beradu strategi dalam menggalang dukungan.<br />

Masing-masing mengklaim visi dan misinya paling ideal.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Jokowi di tengah kawasan<br />

lumpur Lapindo di Sidoarjo,<br />

Kamis (29/5).<br />

Budi Hartadi/detik surabaya<br />

Hari-hari Joko Widodo semakin<br />

sibuk saja. Menjelang pemilihan<br />

presiden 2014, calon presiden yang<br />

diusung Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai<br />

Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura itu<br />

kian gencar melakukan safari politik ke beberapa<br />

daerah. Bisa dikata, tak ada hari yang tidak<br />

dimanfaatkan pria yang akrab dengan sapaan<br />

Jokowi itu untuk bersafari.<br />

Seperti pada hari libur nasional kenaikan Isa<br />

Almasih, Kamis, 29 Mei lalu. Ia mengunjungi<br />

beberapa daerah secara maraton. Pagi hari,<br />

Jokowi sudah menyambangi Pondok Pesantren<br />

Buntet di Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat,<br />

untuk menemui Kiai Haji Anas Arsyad dan para<br />

santri di sana.<br />

Dari Cirebon, Jokowi ke Bandung untuk<br />

mengikuti dua acara di Kota Kembang bersama<br />

pasangannya, calon wakil presiden Jusuf<br />

Kalla. Acara tersebut adalah deklarasi Rela wan<br />

Jokowi-JK di Gelanggang Olahraga C-Tria dan<br />

deklarasi Relawan GK Forbes Jokowi-JK di GOR<br />

Bhayangkara.<br />

Dari ibu kota Jawa Barat, rombongan Jokowi<br />

bertolak ke Surabaya, Jawa Timur, untuk menghadiri<br />

peringatan 8 tahun semburan lumpur<br />

Lapindo di Sidoarjo pada sore harinya. Jokowi<br />

tiba di titik 21 tanggul penahan lumpur Lapindo<br />

sekitar pukul 15.50 WIB. Kedatangannya disambut<br />

ratusan warga Porong, Sidoarjo.<br />

Mantan Wali Kota Solo itu berbagi tugas<br />

dengan sang cawapres. Pada hari yang sama,<br />

dari Bandung Jusuf Kalla bertolak ke kampung<br />

halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan,<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Prabowo menghadiri deklarasi<br />

pendukung Prabowo-Hatta<br />

se-Jawa Barat di Bandung,<br />

Rabu (28/5).<br />

Grandy/detikfoto<br />

untuk menghadiri deklarasi Tim Pemenangan<br />

Jokowi-JK di Tribun Karebosi Link, Kota Makassar.<br />

Bandung juga menjadi kota tujuan Prabowo<br />

Subianto untuk bersafari politik pada Rabu,<br />

28 Mei lalu. Capres yang diusung lima partai,<br />

yakni Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai<br />

Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan<br />

Sejahtera, dan Golkar, itu juga menghadiri<br />

deklarasi pendukungnya di Kota Kembang. Tak<br />

kurang dari 63 elemen masyarakat Jawa Barat<br />

menyatakan dukungan kepada Prabowo, yang<br />

berpasangan dengan Hatta Rajasa.<br />

Dari Bandung, Kamis, 29 Mei, Prabowo me-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Anggota tim sukses<br />

Jokowi-JK, Eva Kusuma<br />

Sundari.<br />

ari saputra/detikfoto<br />

nyambangi Solo untuk menghadiri deklarasi di<br />

kota basis pendukung Jokowi tersebut. Dalam<br />

acara di Hotel Sunan itu, Prabowo disambut<br />

ratusan pendukungnya. Ketua Dewan Pembina<br />

Gerindra tersebut didampingi sejumlah petinggi<br />

partai penyokong yang tergabung dalam<br />

Koalisi Merah Putih.<br />

Masa kampanye pemilihan presiden 2014,<br />

yang hanya diikuti dua pasangan calon,<br />

Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla,<br />

baru dimulai pekan ini, tepatnya 4 Juni<br />

2014. Kampanye akan digelar selama<br />

satu bulan hingga 5 Juli mendatang<br />

atau 4 hari sebelum pencoblosan, 9<br />

Juli 2014.<br />

Namun, jauh hari sebelum masa<br />

kampanye digelar, kedua kubu sudah<br />

adu strategi. Tidak hanya berlomba<br />

menggalang dukungan dari berbagai<br />

elemen di sejumlah daerah,<br />

kubu Jokowi dan Prabowo<br />

juga berebut simpati<br />

masyarakat melalui visi,<br />

misi, dan program yang<br />

mereka tawarkan apabila terpilih sebagai presiden<br />

dan wakil presiden.<br />

Pasangan Prabowo-Hatta berjanji akan memprioritaskan<br />

peningkatan alokasi anggaran<br />

untuk program pertanian, kehutanan, perikanan,<br />

hingga kelautan. Salah satu yang dijanjikan<br />

untuk sektor pertanian adalah mencetak 2 juta<br />

hektare lahan baru untuk meningkatkan pangan<br />

serta meningkatkan produktivitas melalui<br />

penambahan dana riset sebanyak Rp 10 triliun<br />

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara<br />

2015-2019.<br />

Dradjad Wibowo, anggota tim sukses Koalisi<br />

Merah Putih, mengklaim Agenda Program<br />

Nyata yang diusung pasangan Prabowo-Hatta<br />

merupakan terobosan baru yang paling realistis<br />

untuk diimplementasikan. Program yang ditawarkan<br />

pasangan ini tertuang dalam 9 halaman<br />

visi dan misi. “Kami tidak ingin janji-janji politik.<br />

Dan program kami bukan cuma yang akademis<br />

dan teoretis,” kata politikus PAN ini.<br />

Sementara itu, anggota tim sukses Jokowi-JK,<br />

Eva Kusuma Sundari, mengklaim program pasangan<br />

inilah yang paling ideal. Program yang<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


nasional<br />

Pengamat politik dari<br />

Universitas Indonesia,<br />

Reni Suwarso.<br />

rengga/detikfoto<br />

ditawarkan Jokowi-JK, yang dituangkan melalui<br />

42 halaman visi dan misi, menurut Eva, bersifat<br />

lebih partisipatif karena melibatkan peran masyarakat.<br />

Di bidang penegakan hukum, misalnya,<br />

Jokowi-JK mendukung Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi sebagai lembaga independen<br />

yang bebas dari kekuatan politik. “Kami<br />

mendukung KPK dan akan berfokus pada<br />

pembenahan sistem birokrasi serta regulasinya.<br />

Sebab, persoalan KPK bukan hanya<br />

bagaimana menambah jumlah anggota<br />

penyidik,” ujar kader PDI Perjuangan<br />

ini.<br />

Pengamat politik dari<br />

Universitas Indonesia,<br />

Reni Suwarso, menilai<br />

visi, misi, serta program<br />

Prabowo-Hatta dengan<br />

Jokowi-JK memiliki<br />

perbedaan karakter dan<br />

orientasi. Reni menilai<br />

program Jokowi-JK lebih<br />

mengedepankan idealisme dengan konsep<br />

abstrak. Sedangkan Prabowo-Hatta lebih menekankan<br />

target, aspek kuantitatif, tapi kurang<br />

idealis.<br />

Perbedaan lain, Jokowi-JK dianggap memiliki<br />

pengalaman di pemerintahan. Sedangkan Prabowo-Hatta<br />

merupakan kombinasi pengalaman<br />

di bidang militer dan pemerintahan. Begitupun<br />

soal orientasi pencapaian, menurut Reni,<br />

Prabowo-Hatta tampak lebih membidik kelas<br />

menengah, atas, dan internasional. Adapun<br />

Jokowi membidik level menengah ke bawah.<br />

“Bagi Prabowo-Hatta, semua kerja dihitung<br />

dan serba target, sementara Jokowi-JK idealis,<br />

menginginkan Indonesia yang lebih baik,” tuturnya.<br />

Namun Arbi Sanit, pengamat politik lainnya<br />

dari UI, mengatakan, yang terpenting adalah<br />

bagaimana kedua pasangan tersebut menawarkan<br />

program yang paling realistis, bukan<br />

memberi janji-janji politik semata. “Kalau visimisi<br />

pasti ngecap. Pertanyaannya, bisa enggak<br />

merealisasinya” katanya. n M. Rizal, Kustiah | Dimas<br />

Majalah detik detik 7 - 213 - 8 april juni 2014


interview<br />

Hatta rajasa:<br />

Jangan<br />

Ragukan<br />

Loyalitas<br />

Prabowo<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

Pada 2009, ketika mendampingi Ibu Mega sebagai calon wakil presiden,<br />

tak ada isu soal pelanggaran HAM. Mengapa sekarang muncul<br />

evin O’Rourke, ekonom dari Universitas<br />

Harvard, menyebut kebijakan<br />

ekonomi Indonesia di bawah Menteri<br />

Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa<br />

sebagai Hattanomics. Salah satu cirinya<br />

adalah protektif dan restriktif dalam<br />

perdagangan dan bisa membatasi modal<br />

asing. Kebijakan seperti itu sepertinya<br />

akan dilanjutkan bila kelak dia terpilih<br />

bersama Prabowo Subianto untuk memimpin<br />

pemerintahan 2014-2019.<br />

“Kami memiliki misi yang sama untuk<br />

membawa bangsa ini maju, bermartabat,<br />

dan berkeadilan,” kata Hatta kepada majalah<br />

detik di markas tim pemenangan Prabowo-<br />

Hatta di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak,<br />

Jakarta Timur, Senin, 26 Mei lalu.<br />

Selain memaparkan visi ekonominya ke<br />

depan, insinyur perminyakan dari Institut<br />

Teknologi Bandung ini tak berkeberatan<br />

membeberkan langkah koalisi bersama partai-partai<br />

berbasis Islam untuk menyokong<br />

Prabowo. Tapi, apa pendapatnya soal sinisme<br />

publik atas masalah hukum yang menjerat<br />

beberapa elite partai peserta koalisi Benarkah<br />

sang besan diam-diam menyokongnya<br />

untuk menjadi calon wakil presiden Berikut<br />

ini petikan wawancaranya.<br />

Saat Anda menjadi Menko Perekonomian,<br />

perekonomian Indonesia masuk<br />

10 besar dunia, bagaimana kemungkinan<br />

kelanjutannya<br />

Ya, yang pertama tentu harus kita syu-<br />

Majalah detik 14 -20 April 2014


interview<br />

Video<br />

kuri bahwa banyak sekali kemajuan yang<br />

dicapai bangsa ini selama 10 tahun terakhir.<br />

Walaupun tentu banyak juga yang harus<br />

kita tuntaskan. Karena itu, capaian dalam<br />

10 tahun terakhir melalui purchasing power<br />

parity (paritas daya beli masyarakat) itu<br />

haruslah membuat kita bekerja keras lagi<br />

untuk tiga hal yang penting.<br />

Pertama, mendorong pertumbuhan<br />

ekonomi yang tinggi, yang realistis, sambil<br />

tetap menjaga stabilitas untuk menciptakan<br />

lapangan kerja seluas-luasnya. Untuk menekan<br />

(angka) kemiskinan. Kedua, mengurangi<br />

kesenjangan secepat mungkin, baik kesenjangan<br />

pendapatan masyarakat maupun<br />

kesenjangan pemerataan pembangunan.<br />

Ketiga, bagaimana upaya kita untuk terus<br />

meningkatkan kualitas sumber daya manusia<br />

Indonesia. Sebab, kita akan bersaing dalam<br />

integrasi ekonomi global dan ASEAN yang<br />

sudah ada di depan mata.<br />

Jika kelak Anda turut memimpin pemerintahan,<br />

seperti apa upaya konkret<br />

untuk menjaga kelanjutan capaian itu<br />

Ya, kita akan menjaga ini dengan konsep<br />

continuity and change. Pembangunan yang<br />

sudah baik akan kita lanjutkan dan percepat,<br />

yang kurang baik kita perbaiki, dan yang tidak<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

baik kita ganti dengan yang baik. Ingat, pada<br />

2015 kita akan mengakhiri pembangunan millennium<br />

development goals (MDG) dan akan<br />

mengembangkan konsep baru, sustainable<br />

development goals (SDG), yang mengacu pada<br />

tiga hal, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.<br />

Konsep itu harus ditopang oleh tiga hal,<br />

yaitu strong growth (pertumbuhan yang<br />

kuat), balance (keseimbangan), serta sustain<br />

atau berkelanjutan. Pilar dari sustainability<br />

itu adalah sosial dan kultural. Menjaga kelestarian<br />

lingkungan serta aspek pertumbuhan<br />

yang kuat.<br />

Nasionalis berbeda dengan nasionalisasi.<br />

(Kita) melindungi kepentingan nasional (tapi)<br />

tetap terbuka dengan dunia luar. Jadi bukan<br />

proteksi yang membabi buta.<br />

Visi ini sejalan dengan visi Prabowo<br />

Betul sekali. Saya berdialog sebelum kami<br />

bersama-sama dengan Mas Prabowo. Selama<br />

18 bulan kami bersama-sama melihat platform<br />

ekonomi, kemudian melihat tantangan<br />

yang dihadapi bangsa ini, baik tantangan<br />

dari eksternal maupun dari internal. Tantangan<br />

eksternal kita ternyata juga tidak ringan.<br />

Karena masih akan terjadi apa yang disebut<br />

Didik Dwi haryanto/mytrans<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

perlambatan pertumbuhan ekonomi negaranegara<br />

maju yang akan berpengaruh pada<br />

permintaan (produk manufaktur dan komoditas<br />

tambang, kehutanan, pertanian, dan<br />

pertambangan Indonesia).<br />

Kedua, adanya integrasi ekonomi global<br />

saat ini menjadi kesempatan sekaligus<br />

tantangan bagi bangsa Indonesia. Ketiga,<br />

di kawasan ASEAN ada dinamika baru<br />

yang membuat kita juga harus waspada.<br />

Dinamika itu adalah masalah di Laut Cina<br />

Selatan. Di situ ada lima claimed state atau<br />

lima negara yang mengklaim (kedaulatan)<br />

atas wilayah atau kawasan laut itu. Hal itu<br />

bukan tidak mungkin menimbulkan kondisi<br />

instabilitas di kawasan.<br />

Bersama pengusaha Chairul Tanjung yang akan menggantikannya sebagai<br />

Menko Perekonomian diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<br />

abror Rizki/ rumnggapres<br />

Apa yang harus dilakukan dengan adanya<br />

dinamika di kawasan itu<br />

Ya, tentu saja Indonesia harus kuat, sehingga<br />

menjadi negara yang bisa memberi<br />

solusi bagi penyelesaian masalah tersebut.<br />

Artinya, Indonesia selalu menjadi negara<br />

terde pan dalam memberikan solusi untuk<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

menjaga kawasan yang damai dan aman.<br />

Indonesia mampu menyelesaikan masalah<br />

tersebut. Misalnya ketika ada perselisihan<br />

(karena sama-sama klaim) antara Filipina<br />

dan Cina, atau Vietnam dan Cina, dan sebagainya.<br />

Dengan demikian, Indonesia bukan<br />

hanya menjadi pemain dunia, tetapi, lebih<br />

dari itu, menjadi pemain utama dunia yang<br />

berpengaruh.<br />

Saat berdialog dengan Prabowo soal<br />

ekonomi, ada gesekan pandangan<br />

Sama sekali tidak ada gesekan. Kalau ada<br />

perbedaan pandangan, tentu itu wajar-wajar<br />

saja. Tetapi intinya adalah sama, kami saling<br />

memberikan masukan berdasarkan sudut<br />

pandang masing-masing sebagai mitra dan<br />

sahabat. Kami memiliki pandangan dan tujuan<br />

yang sama.<br />

Bersama Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat membahas revisi<br />

peraturan pajak penghasilan pada 9 Desember 2013.<br />

Rachman Haryanto/detikFoto<br />

Kesamaan itu karena Anda menjalankan<br />

kebijakan ekonomi Hattanomics<br />

yang dinilai protektif<br />

Itu istilah yang digunakan Kevin O’Rourke,<br />

pengamat ekonomi dari Harvard University.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

Memimpin rapat koordinasi tentang perkembangan kebijakan dan<br />

pertumbuhan ekonomi<br />

Rachman Haryanto/detikFoto<br />

Dia menilai, langkah yang kami lakukan berorientasi<br />

pada kebijakan ekonomi saat ini<br />

cukup protektif, restriktif dalam perdagangan,<br />

dan bisa membatasi modal asing. Sebenarnya<br />

tidaklah demikian. Visi saya (saat<br />

sebagai Menko Perekonomian) bagaimana<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

dengan nasionalisasi. Ini penting untuk<br />

menjawab tantangan yang ada. Melindungi<br />

kepentingan nasional, tetap terbuka dengan<br />

dunia luar. Jadi bukan proteksi yang<br />

membabi buta.<br />

melaksanakan kebijakan ekonomi yang<br />

nasionalis, menumbuhkan perekonomian<br />

masyarakat, memperkuat, memeratakan,<br />

sekaligus melindungi kepentingan rakyat<br />

kita. Yang harus diingat, nasionalis berbeda<br />

Hatta Rajasa (kanan) menerima kenang-kenangan lukisan dari jajaran menteri<br />

Kabinet Indonesia Bersatu II usai serah terima jabatan di Jakarta, Senin (19/5).<br />

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari<br />

Bagaimana dengan investor asing<br />

Kita lihat saja, selama ini pemerintah telah<br />

memberi ruang yang luas kepada investor luar<br />

negeri dalam menanamkan investasinya di<br />

Indonesia. Yang kami tekankan adalah sistem<br />

dan konsep pasar terbuka yang berkeadilan,<br />

artinya pembangunan yang berlangsung<br />

memperhatikan kepentingan masyarakat luas<br />

dalam jangka panjang.<br />

Dengan demikian, ada perlindungan<br />

terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas<br />

dan inklusif, sehingga tercipta kesejahteraan<br />

masyarakat Indonesia di semua<br />

lapisan. Lebih dari itu, kebijakan seperti ini<br />

mampu menciptakan perekonomian yang<br />

melibatkan segala lapisan masyarakat dan<br />

memberikan nilai tambah bagi sumber daya<br />

alam yang ada.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

Dengan alasan itu Anda bersedia mendampingi<br />

Prabowo<br />

Pak Prabowo juga merupakan sosok yang<br />

memiliki visi dan komitmen kebangsaan<br />

yang begitu kuat. Dedikasi dan loyalitasnya<br />

terhadap bangsa dan negara tidak diragukan<br />

lagi. Kami memiliki misi yang sama untuk<br />

membawa bangsa ini maju, bermartabat,<br />

dan berkeadilan. Koalisi yang kami bangun<br />

bukan didasari atas politik yang pragmatis<br />

dan transaksional, melainkan persamaan<br />

platform tentang Indonesia ke depan yang<br />

adil, makmur, dan sejahtera.<br />

Koalisi yang kami bangun bukan didasari<br />

atas politik yang pragmatis dan transaksional.<br />

rasetyo Utomo / ANTARA FOTO<br />

Tudingan bahwa Prabowo telah melakukan<br />

pelanggaran HAM masih sering<br />

dilontarkan. Anda tak terbebani<br />

Tidak. Persoalan itu sudah diselesaikan. Saya<br />

kira tudingan seperti itu mengada-ada. Pada<br />

2009, ketika Pak Prabowo mendampingi Ibu<br />

Mega (sebagai calon wakil presiden), tidak<br />

ada masalah. Isu-isu seperti itu tidak ada.<br />

Mengapa sekarang muncul lagi<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

Kalau ada satudua<br />

orang partai<br />

yang bermasalah<br />

(secara hukum),<br />

bukan berarti keseluruhan<br />

partai<br />

bermasalah.<br />

Partai-partai mitra koalisi Anda, kader,<br />

dan beberapa ketuanya bermasalah secara<br />

hukum….<br />

Harus dibedakan antara institusi partai<br />

dan individu. Kalau ada satu-dua partai yang<br />

bermasalah, bukan berarti keseluruhan partai<br />

bermasalah. Yang mengalami masalah itu<br />

kan oknum dari partai, bukan lembaganya.<br />

Dukungan-dukungan yang dirajut dalam<br />

kerangka koalisi itu antarlembaga. Dukungan<br />

itu dukungan institusi, partai. Memang, selalu<br />

ada individu yang melakukan seperti itu, tapi<br />

kita harus menghormati hukum. Itu harus<br />

dibedakan.<br />

Kasus Rasyid juga menimbulkan sinisme<br />

masyarakat terhadap Anda....<br />

Putra saya itu diproses secara hukum, saya<br />

sendiri yang mengantarkannya ke pengadilan,<br />

dan saya minta diadili seadil-adilnya. Dia dihukum<br />

6 bulan dengan masa percobaan 12 bulan.<br />

Dia tak bisa kuliah. Bukankah itu sebuah proses<br />

hukum yang harus kita hormati tanpa ada intervensi<br />

apa pun<br />

Benarkah secara informal Partai Demokrat<br />

sesungguhnya mendukung Anda<br />

karena faktor Susilo Bambang Yudhoyono<br />

sebagai besan<br />

Itu sama sekali tidak benar. Kami dalam<br />

berpolitik menjunjung tinggi sikap profesionalisme.<br />

Membedakan mana urusan<br />

partai, urusan politik, dan mana urusan<br />

pribadi. Selalu saja orang berpikir seperti<br />

itu, mengkait-ngaitkan saya dengan Pak<br />

SBY. Saya sangat profesional sekali untuk<br />

mengambil keputusan.<br />

Menurut pandangan saya, demi bangsa<br />

dan negara, kedua demi kebaikan semua, dan<br />

yang ketiga adalah apa yang berkembang<br />

dari konstituen Partai Demokrat. Pilihan itu<br />

bukan karena saya besan Pak SBY, tidak ada<br />

sama sekali, dan kami (bersikap) profesional<br />

sampai sekarang. Ini urusan negara, mengapa<br />

harus dicampuradukkan dengan urusan<br />

keluarga ■<br />

ARIF ARIANTO, MONIQue SHintami<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


interview<br />

BIODATA<br />

Nama lengkap: Ir. M. Hatta Rajasa<br />

Tempat/tanggal lahir: Palembang,<br />

Sumatera Selatan, 18 Desember 1953<br />

Istri: Drg. Oktiniwati Ulfa Dariah<br />

Rajasa<br />

Anak:<br />

Reza Rajasa, Aliya Rajasa, Azimah<br />

Rajasa, Rasyid Rajasa<br />

Pendidikan:<br />

• SMA Negeri 4 Palembang<br />

• Insinyur Teknik Perminyakan<br />

Institut Teknologi Bandung (ITB),<br />

1973<br />

• Studi Pembangunan ITB hanya<br />

satu tahun, karena aktif di partai<br />

dan menjadi Menteri Riset dan<br />

Teknologi, 2001<br />

Karier:<br />

• Ketua Umum Dewan Pimpinan<br />

Pusat Partai Amanat Nasional,<br />

2010 s.d. sekarang<br />

• Menteri Koordinator Ekonomi,<br />

2009-2014<br />

• Menteri Perhubungan Kabinet<br />

Indonesia Bersatu, 2004-2009<br />

• Menteri Riset dan Teknologi<br />

Kabinet Gotong Royong, 2001-<br />

2004<br />

• Sekretaris Jenderal Partai Amanat<br />

Nasional, 2000-2005<br />

• Ketua Fraksi Partai Reformasi DPR<br />

RI, 1999-2004<br />

• Presiden Direktur Arthindo, 1982-<br />

2000<br />

• Wakil Manajer Teknis PT Meta<br />

Epsi, perusahaan pengeboran<br />

minyak, 1980-1983<br />

• Teknisi Lapangan PT Bina Patra<br />

Jaya, 1977-1978<br />

Penghargaan:<br />

• Bintang Mahaputera Adipradana<br />

2013<br />

• Economic Booster of The Year,<br />

Indonesia Property&Bank, 2013<br />

• Reformasi Award dari Pro-Democracy,<br />

2013<br />

• Gwanghwa Medal, The first<br />

rank of the Order Of Diplomatic<br />

Service Merit, Republic of Korea,<br />

2012<br />

• Public Policy Award dari Asia<br />

Society, 2011<br />

• Ganesha Prajamanggala Bakti<br />

Kencana dari ITB, 2011<br />

• Ganesha Prajamanggala Bakti<br />

Adiutama dari ITB, 2009<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


hukum<br />

Kloter Berikut<br />

Pasca-Suryadharma<br />

Setelah menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus korupsi haji,<br />

KPK mendalami dugaan aliran mencurigakan di rekening sejumlah orang.<br />

Anggito Abimanyu mundur sebagai Dirjen Penyelenggaraan Haji meski masih<br />

berstatus saksi.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


hukum<br />

Direktur Jenderal Penyelenggaraan<br />

Haji dan Umrah Anggito Abimanyu<br />

(berbaju koko) saat diwawancarai<br />

di kantornya, gedung Kementerian<br />

Agama, Jakarta, beberapa waktu<br />

lalu.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

Mantan Ketua Umum Pimpinan<br />

Pusat Muhammadiyah Ahmad<br />

Syafii Maarif tak menyangka akan<br />

kedatangan tamu istimewa pada<br />

Ahad, 25 Mei lalu. Tamu tersebut adalah Direktur<br />

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah<br />

Kementerian Agama Anggito Abimanyu. Bekas<br />

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian<br />

Keuangan itu secara khusus menemui Syafii di<br />

kediamannya, Yogyakarta.<br />

Saat itu, Anggito datang untuk membicarakan<br />

kasus penyelenggaraan haji yang saat ini<br />

tengah disidik Komisi Pemberantasan Korupsi.<br />

“Tampaknya AA (Anggito Abimanyu) tidak punya<br />

beban dan punya niat baik untuk membenahi<br />

masalah haji yang dibuat ruwet itu,” kata<br />

Syafii melalui pesan singkat ponsel kepada<br />

majalah detik, Rabu, 28 Mei lalu.<br />

Kepada Syafii, Anggito curhat mengenai<br />

kesulitan yang ia dihadapi selama menjabat<br />

Dirjen Penyelenggaraan Haji. Misalnya soal<br />

pengadaan pemondokan, biaya transportasi,<br />

dan katering untuk jemaah haji. Masalahmasalah<br />

itu dianggapnya sebagai bom waktu<br />

lantaran sistem pengadaan yang telanjur rusak.<br />

“Sehingga, sebagai dirjen baru, tentu dia perlu<br />

melakukan pembenahan menyeluruh,” ujarnya.<br />

Dua hari sebelumnya, Jumat, 23 Mei, Anggito<br />

mendampingi Menteri Agama Suryadharma Ali<br />

saat memberikan keterangan pers menanggapi<br />

penetapan Suryadharma sebagai tersangka<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


hukum<br />

Presiden Yudhoyono didampingi<br />

Wakil Presiden Boediono<br />

menerima Suryadharma Ali<br />

di Istana Bogor, Senin (26/5).<br />

Suryadharma menyatakan mundur<br />

sebagai Menteri Agama.<br />

Abror Rizki/Rumnggapres<br />

oleh KPK. Keduanya terkejut Suryadharma<br />

Ali―biasa disebut SDA—ditetapkan sebagai<br />

tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan<br />

dana dan pengadaan dalam penyelenggaraan<br />

haji.<br />

Meski sudah resmi mengajukan surat mundur<br />

sebagai Menteri Agama kepada Presiden Susilo<br />

Bambang Yudhoyono pada Rabu, 28 Mei, SDA<br />

belum juga paham mengapa dirinya dilabeli tersangka<br />

oleh komisi antikorupsi tersebut. “Saya<br />

berdoa penetapan saya sebagai tersangka ini<br />

hanyalah kesalahpahaman belaka,” tuturnya<br />

kala itu.<br />

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan<br />

itu mengatakan akan menyiapkan pembelaan<br />

dan penjelasan agar duduk masalah haji<br />

menjadi terang. Suryadharma juga menegaskan<br />

tidak melakukan pelanggaran dalam penyelenggaraan<br />

haji.<br />

Sikap Suryadharma dianggap wajar oleh<br />

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi<br />

Keuangan (PPATK) M Yusuf. Sebab, dalam<br />

laporan hasil analisis yang diserahkan PPATK<br />

ke KPK, aliran dana di rekening Suryadharma<br />

tergolong wajar. “Untuk pribadi Pak SDA, kita<br />

belum menemukan (aliran mencurigakan) pada<br />

2012. Kita tahu dia punya putri yang bersekolah<br />

di luar negeri, tapi rekeningnya masih normal,”<br />

ucap Yusuf saat ditemui di kantornya, Jakarta,<br />

Senin, 26 Mei lalu.<br />

Namun, meski tidak ada aliran dana mencurigakan,<br />

menurut Yusuf bukan berarti KPK tak<br />

bisa menetapkan status SDA sebagai tersangka.<br />

“Sebab, ada Pasal 2 (1) atau Pasal 3 Undang-<br />

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tipikor<br />

yang bisa menjerat SDA,” katanya.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


hukum<br />

PPATK melacak dugaan<br />

transaksi mencurigakan<br />

sebesar miliaran rupiah di<br />

rekening seorang anggota<br />

DPR yang membidangi<br />

masalah haji.<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

Yusuf menjelaskan, selama melakukan audit<br />

biaya perjalanan ibadah haji pada 2004-2012<br />

dengan total dana Rp 84 triliun, PPATK mengendus<br />

kejanggalan, yakni adanya aliran dana<br />

kepada pihak ketiga dan sejumlah dana<br />

dalam bentuk gelondongan. Misalnya<br />

peruntukan dana US$ 13 juta guna<br />

membayar pesawat. Namun<br />

tidak jelas berapa nilai pembayaran<br />

dan berapa banyak<br />

pesawat yang digunakan.<br />

“Sumbernya ada yang dari<br />

kickback dan untuk travel,”<br />

ujarnya.<br />

Kendati tak menemukan<br />

kejanggalan di rekening<br />

Suryadharma, PPATK berhasil<br />

melacak dugaan transaksi mencurigakan<br />

sebesar miliaran rupiah di<br />

rekening seorang anggota Dewan Perwakilan<br />

Rakyat yang membidangi masalah haji.<br />

Hal yang sama terendus di rekening seorang<br />

pejabat Kementerian Agama berinisial B, dengan<br />

nilai transaksi lebih dari Rp 3 miliar serta di<br />

rekening seorang pengusaha travel.<br />

Namun Yusuf menuturkan, lembaganya tidak<br />

bisa melakukan klarifikasi lebih jauh apakah<br />

transaksi di rekening pejabat B, pengusaha<br />

travel berinisial H, dan politikus F tersebut<br />

berhubungan dengan dana abadi umat serta<br />

biaya penyelenggaraan ibadah haji. “Kami tidak<br />

tahu, ini tugas KPK untuk mengklarifikasi,” ucap<br />

Yusuf.<br />

Penyidik KPK, menurut juru bicara Johan Budi,<br />

memang masih mendalami dugaan aliran dana<br />

mencurigakan di rekening B, H, dan F. Adapun<br />

soal Anggito, komisi antirasuah itu baru akan<br />

melakukan pemeriksaan dalam waktu dekat.<br />

Status Anggito juga masih saksi. “(Anggito) terlibat<br />

atau tidak, tergantung hasil pemeriksaan,”<br />

kata Johan.<br />

Meski masih berstatus saksi, Anggito mundur<br />

dari jabatannya sebagai Dirjen Penyelenggaraan<br />

Haji pada Jumat, 30 Mei lalu. Permohonan<br />

mundur telah diterima Presiden Yudhoyono<br />

melalui Menteri Koordinator Kesejahteraan<br />

Rakyat Agung Laksono. “Beliau meminta persetujuan<br />

mundur karena kemungkinan seperti<br />

yang diberitakan di media akan menghadapi<br />

masalah hukum,” kata Agung di Istana Cipanas,<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


hukum<br />

Sejumlah aktivis Indonesia<br />

Corruption Watch melakukan<br />

aksi teatrikal "lempar jumrah<br />

untuk mengusir setan" di kantor<br />

ICW, Kalibata, Jakarta, Jumat<br />

(23/5).<br />

agung pambudhy/detikcom<br />

Jawa Barat.<br />

Sebelumnya, KPK menyita telepon seluler<br />

Anggito Abimanyu. KPK menduga ada banyak<br />

data penting yang bisa diperoleh dari ponsel<br />

milik sang dirjen.<br />

Sedangkan penetapan Suryadharma Ali sebagai<br />

tersangka disayangkan oleh praktisi hukum<br />

Maqdir Ismail, apalagi jika penetapan status<br />

itu hanya berdasarkan laporan PPATK. Sebab,<br />

semestinya lembaga yang menentukan kerugian<br />

negara dalam proses penyelenggaraan haji<br />

dan umrah adalah Badan Pemeriksa Keuangan<br />

melalui proses audit, bukan PPATK. “Penetapan<br />

tersangka pada SDA terlalu prematur. Sebagai<br />

lembaga penegak hukum seharusnya KPK taat<br />

ketentuan dan asas. Jangan dibolak-balik,” ujarnya.<br />

Namun Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja<br />

malah menyebut kemungkinan lembaganya<br />

menjerat Suryadharma dengan pasal tindak<br />

pidana pencucian uang (TPPU) berdasarkan<br />

laporan PPATK tersebut. “Itu (laporan PPATK)<br />

bagian yang akan kami dalami untuk TPPU,”<br />

tutur Adnan di kantornya, Rabu 28 Mei lalu.<br />

Bukan hanya terhadap Suryadharma, Adnan<br />

menegaskan KPK akan segera menetapkan tersangka<br />

lain dalam kasus korupsi penyelenggaraan<br />

haji. “Tunggu saja tanggal mainnya. Yang<br />

pasti SDA enggak sendirian,” ucapnya. Ia pun<br />

mengibaratkan tersangka lain yang bakal menyusul<br />

Suryadharma itu dengan istilah kloter<br />

(kelompok terbang). “Ada kloter ke sana, ada<br />

kloter ke tahanan (KPK),” katanya. Lalu siapa<br />

yang masuk kloter berikutnya itu Mengutip<br />

Adnan, tunggu tanggal mainnya. ■<br />

Deden G., Kustiah, Ikhwanul K., Rivki | Dimas<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kriminal<br />

Aksi Mayo<br />

Berakhir<br />

di Bypass<br />

Bos komplotan perampokan sadis,<br />

Maju Santoso alias Mayo, tewas didor<br />

polisi. Baku tembak terjadi di tengah<br />

keramaian lalu lintas di Jalan D.I.<br />

Panjaitan, Jakarta Timur.<br />

ilustrasi: edi wahyono<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kriminal<br />

Mobil Honda Jazz yang<br />

ditumpangi Mayo saat baku<br />

tembak dengan polisi.<br />

Edward Febriyatri Kusuma/ Detikcom<br />

Dar-der-dor suara tembakan<br />

mengejutkan warga di Jalan D.I.<br />

Panjaitan, kawasan Kebon Nanas,<br />

Jakarta Timur, sekitar pukul 10.15<br />

WIB, Senin, 26 Mei lalu. Bak aksi di sebuah<br />

film laga, sekelompok pria dan seorang<br />

pengendara mobil terlibat baku tembak<br />

di tepi jalan yang dikenal dengan sebutan<br />

Bypass itu. Kejadian berlangsung cepat di<br />

tengah ramainya lalu lintas kendaraan yang<br />

melintas.<br />

Warga akhirnya tahu, tembak-menembak itu<br />

terjadi saat polisi berniat menyergap seorang<br />

bos komplotan rampok. Baku tembak pecah<br />

saat pelaku―Maju Santoso alias Mayo, 35 tahun—melawan<br />

dan menembak ke arah polisi<br />

saat turun dari mobil yang tengah dikendarainya,<br />

Honda Jazz berwarna silver bernomor<br />

polisi E-333-LS.<br />

“Awalnya, dia turun dari mobil seperti akan<br />

membeli sesuatu. Tapi ada polisi pakai baju<br />

preman, lalu terjadi saling tembak. Polisi menembak<br />

empat kali,” kata seorang ibu yang<br />

menyaksikan peristiwa tersebut.<br />

Tembak-menembak terjadi dalam jarak 5<br />

meter. Mayo, yang mengenakan sweater bergaris<br />

kuning, sempat melepaskan tembakan<br />

tiga kali, yang salah satunya mengenai polisi.<br />

Mayo akhirnya tewas dengan tembakan yang<br />

mengenai kepala dan dadanya.<br />

Saksi mata lain, Iwan, mengungkapkan,<br />

saat kejadian, di dalam Honda Jazz bernomor<br />

polisi Kota Cirebon, Jawa Barat, tersebut ada<br />

seorang perempuan muda dan anak kecil ber-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kriminal<br />

Polisi memeriksa mobil<br />

yang digunakan pelaku.<br />

Edward Febriyatri Kusuma/ Detikcom<br />

umur 7 tahun. Keduanya berteriak histeris.<br />

“Mereka menangis terus,” ujar Iwan, yang<br />

mengaku sempat mengabadikan peristiwa itu<br />

melalui kamera telepon selulernya.<br />

Mayo merupakan otak sejumlah perampokan<br />

di sejumlah tempat di Jakarta Timur. Ia diketahui<br />

berasal dari Blok Sumur Tuan, Kelurahan<br />

Wiyong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.<br />

Pria kelahiran 12 April 1979 ini tercatat<br />

dalam kartu tanda penduduknya beralamat<br />

di Jalan Kampung Jembatan, Cipinang Besar<br />

Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Sedangkan<br />

dua orang lain di dalam mobil adalah anak dan<br />

istri Mayo. Keduanya diamankan polisi.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kriminal<br />

Mereka spesialis<br />

pencurian dengan<br />

pemberatan,<br />

pencurian dengan<br />

kekerasan, artinya<br />

perampokan, serta<br />

pencurian ranmor.<br />

Mayo sudah lama menjadi incaran atau<br />

target operasi Satuan Kejahatan dengan Kekerasan<br />

(Jatanras) Kepolisian Daerah Metro<br />

Jaya. Komplotan Mayo, yang dikenal dengan<br />

Kelompok Cirebon, terdiri atas tujuh orang,<br />

termasuk dirinya. “Mereka spesialis pencurian<br />

dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan,<br />

artinya perampokan, serta pencurian<br />

ranmor (kendaraan bermotor),” tutur Kepala<br />

Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />

Besar Rikwanto.<br />

Setelah baku tembak yang menewaskan<br />

Mayo itu, sore harinya polisi berhasil<br />

menangkap dua orang anggota komplotan<br />

tersebut, salah satunya DK, di Kampung<br />

Rambutan, Jakarta Timur. Komplotan ini terkenal<br />

sadis saat merampok. “Kalau (korban)<br />

melawan, mereka lakukan penembakan,”<br />

ucap Rikwanto.<br />

Secara terpisah, Kepala Satuan Jatanras<br />

Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry<br />

Heryawan mengatakan komplotan ini diburu<br />

sejak dua bulan lalu. Komplotan Cirebon antara<br />

lain melakukan perampokan di sebuah<br />

rumah di Jalan Bambu Mas Utara, Pondok<br />

Bambu, Jakarta Timur, pada 27 April 2014.<br />

Kelompok ini juga merampok rumah perwira<br />

menengah TNI Angkatan Laut di Duren Sawit<br />

pada 17 April lalu.<br />

Sebelum aksi kejahatannya berakhir di Jalan<br />

Bypass itu, Mayo sempat diintai anggota Unit<br />

III Jatantras, yang dipimpin Ajun Komisaris Ari<br />

Cahya, sejak pelaku berada di Kampung Rambutan.<br />

Dari tempat itu Mayo mengemudikan<br />

mobilnya menyusuri Jalan Kramat Jati, Cawang,<br />

dan Jalan D.I. Panjaitan, Kebon Nanas.<br />

Ia lalu menghentikan Honda Jazz-nya untuk<br />

menjemput anak dan istrinya, yang indekos di<br />

belakang kantor Samsat Jakarta Timur.<br />

Begitu istri dan anak Mayo masuk mobil<br />

untuk diantar ke Terminal Kampung Rambutan<br />

lantaran hendak pulang ke Cirebon, saat<br />

itu anggota yang sudah menguntit meminta<br />

Mayo menyerah. Tapi gembong rampok tersebut<br />

melawan dan berupaya lari. Polisi pun<br />

sempat mengeluarkan tembakan peringatan.<br />

Namun Mayo malah mengambil pistolnya di<br />

tas hitam di dalam mobil.<br />

Tembak-menembak terjadi. Mayo langsung<br />

menembakkan peluru ke arah petugas seba-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kriminal<br />

Kepala Polda Metro Jaya<br />

Inspektur Jenderal Dwi<br />

Priyatno.<br />

ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf<br />

nyak tiga kali. Salah satunya mengenai perut<br />

Brigadir Satu Zefrie Setiadji. Polisi itu pun<br />

roboh. Sedangkan seorang petugas, Ajun Inspektur<br />

Dua Eko Widianto, terluka di bagian<br />

kaki saat menghindari tembakan Mayo. Melihat<br />

dua rekannya ditembaki, petugas lain<br />

melumpuhkan Mayo dengan membalas<br />

tembakan sebanyak empat kali. Mayo akhirnya<br />

tersungkur saat sebuah tembakan<br />

mengenai kepalanya.<br />

Honda Jazz yang digunakan<br />

Mayo diduga menggunakan<br />

nomor palsu karena ditemukan<br />

juga sebuah pelat nomor B (Jakarta).<br />

Selain menyita mobil,<br />

polisi mengamankan sepucuk<br />

pistol revolver pabrikan bermerek<br />

S & W dengan kaliber<br />

32 milimeter. Kedua barang itu<br />

akan diselidiki bagaimana bisa<br />

diperoleh pelaku. “Hasil visum<br />

dan uji balistik, senjata pelaku<br />

identik dengan merek S & W,<br />

nomor register 9.060, kaliber 32<br />

buatan USA,” kata Herry.<br />

Istri dan anak Mayo sempat dibawa ke<br />

Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan<br />

sebelum akhirnya dilepas sehari sesudahnya.<br />

Sedangkan jenazah Mayo sudah diambil oleh<br />

keluarganya dan dibawa ke Cirebon. Adapun<br />

dua polisi yang terluka dalam tembak-menembak<br />

itu menjalani perawatan di Rumah Sakit<br />

Persahabatan, Jakarta.<br />

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal<br />

Dwi Priyatno mengatakan jajarannya saat ini<br />

tengah memburu anggota lainnya yang tersisa<br />

dari komplotan Cirebon. “Kami sudah tangkap<br />

dua pelaku, seluruhnya ada tujuh pelaku yang<br />

sering melakukan pencurian (dengan) kekerasan<br />

dengan pemberatan,” ujarnya.<br />

Menurut jenderal polisi berbintang dua ini,<br />

jajarannya telah diminta lebih mengedepankan<br />

tindakan persuasif. Namun, karena Mayo<br />

melawan dan menembak saat akan ditangkap,<br />

ia terpaksa dilumpuhkan agar tidak membahayakan<br />

orang lain. ■<br />

ISFari HIKMAT, EDWARD FEBriyatri KUSUMA, JAFFRY PRABU<br />

prakoso | M. RIZal<br />

Majalah Majalah detik detik 20 - 26 2 januari - 8 juni 2014


sisi lain capres<br />

Siapa<br />

Duluan<br />

Berbaju<br />

Putih<br />

Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa<br />

sama-sama mengklaim lebih dulu<br />

berkemeja putih. Jokowi kini kembali<br />

ke seragam “kebesaran”: kemeja motif<br />

kotak-kotak.<br />

Ada yang berbeda pada Joko<br />

Widodo atau Jokowi. Calon<br />

presiden yang diusung oleh<br />

Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan, Partai Nasional Demokrat,<br />

Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai<br />

Hanura itu dua pekan belakangan ini mengenakan<br />

kemeja bermotif kotak-kotak.<br />

Baju “kebesaran” yang ia kenakan selama<br />

hajatan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta<br />

pada 2012 itu praktis ia tanggalkan<br />

setelah terpilih menjadi gubernur. Sejak<br />

itu, Jokowi lebih sering mengenakan kemeja<br />

putih saat berkantor maupun ketika<br />

blusukan.<br />

Kemeja putih polos dengan lengan<br />

yang digulung seakan-akan menjadi ciri<br />

khas mantan Wali Kota Solo itu. “Identi-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sisi lain capres<br />

tas” tersebut ia teruskan hingga ia dikukuhkan<br />

menjadi capres oleh partainya,<br />

PDI Perjuangan. Saat mendeklarasikan<br />

diri sebagai calon presiden dan calon<br />

wakil presiden, Jokowi, yang berpasangan<br />

dengan mantan Ketua Umum Golkar<br />

Jusuf Kalla, juga sama-sama berkemeja<br />

putih dengan lengan digulung.<br />

Jokowi terlihat kembali mengenakan kemeja<br />

kotak-kotak lengan panjang saat hadir<br />

melantik pengurus Relawan Jokowi (Rejo)<br />

di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu,<br />

24 Mei 2014. Kemeja yang sama juga ia<br />

gunakan saat syuting iklan bersama JK―sapaan<br />

akrab Jusuf Kalla—di Taman Suropati,<br />

Jakarta Pusat, Selasa pagi, 27 Mei lalu.<br />

Tapi hanya Jokowi yang mengenakan<br />

kemeja kotak-kotak, sedangkan JK tetap<br />

memakai kemeja putih. Keduanya jadi tak<br />

terlihat kompak. Mengapa “Kita bukan<br />

lagi anak SD yang harus berseragam,”<br />

kata JK sembari tertawa. Seusai syuting,<br />

pasangan capres-cawapres itu duduk<br />

santai di bangku taman yang berada di<br />

depan rumah dinas Gubernur Jakarta<br />

tersebut.<br />

Menurut JK, tak jadi masalah jika<br />

dirinya dan Jokowi tidak tampil senada.<br />

“Sejak dulu saya selalu pakai polos-polos.<br />

Jokowi tetap Jokowi, saya ya saya. Berdua<br />

saling melengkapi,” ujarnya. Jokowi juga<br />

menyebut perbedaan baju itu bukan<br />

masalah. Baginya, perbedaan tersebut<br />

indah. “Indonesia kan warna-warni, ini<br />

kebinekaan kita,” tuturnya.<br />

Meski kembali berkemeja kotak-kotak,<br />

Jokowi mengklaim dirinyalah capres yang<br />

lebih dulu mengenakan kemeja putih. Pria<br />

yang pada 21 Juni mendatang berusia 53<br />

tahun itu pun menyindir pasangan lawan,<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang<br />

juga mengenakan kemeja putih sebagai<br />

ciri khas mereka.<br />

“Kemarin kita pakai putih-putih, eh di<br />

sana juga pakai putih. Trend setter-nya<br />

kita, sana follower-nya,” ucap Jokowi saat<br />

hadir dalam Rapat Kerja Nasional Partai<br />

NasDem di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta<br />

Utara, Selasa, 27 Mei lalu.<br />

Prabowo dan Hatta sama-sama berkemeja<br />

putih saat mendeklarasikan diri<br />

di Rumah Polonia, Jakarta Timur, markas<br />

tim sukses mereka. Entah merasa “ditiru”<br />

oleh kubu lawan atau karena sebab lain,<br />

Jokowi kini kembali berkemeja kotakkotak.<br />

Namun, disebut Jokowi sebagai pengikut<br />

(follower), kubu Prabowo-Hatta tak terima.<br />

Melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, Wakil<br />

Ketua Umum Partai Gerindra―partai<br />

utama pengusung Prabowo-Hatta—Fadli<br />

Zon menegaskan kemeja putih sudah lama<br />

menjadi seragam partainya.<br />

“Rupanya @jokowi_do2 kurang informasi.<br />

Baju putih itu seragam @Gerindra<br />

sejak 2008. Jadi sejak itu @Prabowo08<br />

pakai baju putih. Siapa jiplak” demikian<br />

cuitan Fadli.<br />

Entah siapa yang benar. Yang jelas, sama-sama<br />

klaim kemeja putih kini menjadi<br />

amunisi baru di tengah “pertempuran”<br />

dua kubu menjelang pemilihan presiden<br />

9 Juli mendatang. Jadi, siapa lebih dulu,<br />

Jokowi atau Prabowo n Ayunda W. Savitri, Saud<br />

Rosadi, Ahmad Toriq | Dimas<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Kolom<br />

Klaim Tetangga<br />

dan Ketegasan<br />

Pemimpin<br />

Bersikap tegas dalam persoalan sengketa wilayah<br />

perbatasan merupakan pilihan relevan untuk<br />

dilakukan hingga kapan pun.<br />

Oleh: Emil Radhiansyah<br />

Biodata<br />

Nama: Emil Radhiansyah<br />

Tempat/Tanggal Lahir:<br />

Palembang, 14 Agustus 1981<br />

Setelah berhasil memenangi gugatan atas kepemilikan Pulau<br />

Sipadan dan Ligitan di Kalimantan Timur pada 2002, kini Malaysia<br />

sepertinya tengah berupaya mendapatkan wilayah perairan di perbatasan<br />

Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Caranya, negeri jiran<br />

itu diketahui membangun menara mercusuar di wilayah perairan Tanjung Datu,<br />

yang sebetulnya masih menjadi wilayah sengketa dengan Indonesia.<br />

Dilihat dari landas kontinen, keberadaan mercusuar itu jelas berada di wilayah<br />

perairan Indonesia. Ini bila mengacu pada perjanjian Indonesia-Malaysia<br />

pada 1969, meski secara teritorial wilayah perairan ini merupakan wilayah<br />

abu-abu sehingga posisinya status quo.<br />

Sejatinya, persoalan yang mendasar bukanlah pembangunan yang terjadi<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Kolom<br />

Pendidikan:<br />

n Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional,<br />

Universitas Indonesia,<br />

2005-2007<br />

n Sarjana Ilmu Hubungan Internasional,<br />

Universitas Budi Luhur, Jakarta,<br />

1999-2004<br />

n SMA Xaverius 1 Palembang, 1996-<br />

1999<br />

Pekerjaan:<br />

n Dosen Universitas Paramadina,<br />

Jakarta, 2010-sekarang<br />

n Ketua Departemen Hubungan<br />

Internasional Universitas Paramadina,<br />

Jakarta, sejak November 2013<br />

n Dosen Universitas Budi Luhur,<br />

Jakarta, Maret 2008 hingga November<br />

2010<br />

n Dosen Universitas Al Azhar<br />

Indonesia, September 2008 hingga<br />

November 2010<br />

n Dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu<br />

Politik, September 2008 hingga<br />

Agustus 2009<br />

Pelatihan:<br />

di Tanjung Datu, melainkan bagaimana strategi kita menghadapi setiap potensi<br />

konflik yang sewaktu-waktu bisa menjadi kenyataan serta sikap nyata<br />

yang akan ditempuh. Sebab, potensi konflik perbatasan tak cuma dengan<br />

Malaysia, tapi juga dengan Singapura, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste,<br />

dan negara tetangga lainnya.<br />

Sengketa wilayah perbatasan dengan Malaysia pasca-era kolonial mencuat<br />

tatkala Presiden Sukarno melancarkan konfrontasi dengan Malaysia.<br />

Semangat Ganyang Malaysia yang digelorakan oleh Sukarno masih terus<br />

membara hingga saat ini. Apalagi setelah lepasnya Sipadan-Ligitan, juga<br />

muncul klaim atas Pulau Ambalat di sebelah timur Pulau Kalimantan dan di<br />

Laut Sulawesi pada 2012.<br />

Klaim Malaysia muncul setelah perusahaan minyak nasional milik pemerintah<br />

negeri itu memberi konsesi eksplorasi minyak dan gas lepas pantai di Blok<br />

Ambalat kepada perusahaan multinasional Shell. Padahal, pada 1999, Indonesia<br />

memberi konsesi eksploitasi minyak kepada perusahaan tambang minyak asal<br />

Italia, ENI. Kemudian, pada 2004, Indonesia kembali memberi konsesi kepada<br />

perusahaan minyak multinasional, yaitu Unocal asal Amerika Serikat.<br />

Saat itu tidak ada reaksi apa pun dari Malaysia. Maklum, sudah menjadi<br />

pengetahuan umum, perairan tersebut masih merupakan wilayah perairan<br />

Indonesia. Tetapi mengapa klaim-klaim dan tindakan provokatif dari Malaysia<br />

kemudian bermunculan<br />

Menurut saya, ini karena tidak adanya sikap tegas pimpinan nasional. Dalam<br />

hubungan antarnegara, terdapat adagium “tidak ada lawan dan kawan yang<br />

abadi, yang ada adalah kepentingan nasional”. Karena itu, prinsip peaceful coexistence,<br />

yang kemudian diwujudkan dengan dalih zero enemy neighborhood<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Kolom<br />

berupa penghindaran konflik dan sikap tidak tegas, merupakan sikap yang<br />

salah.<br />

Sebab, bagaimanapun, “my best friend or neighbor” dalam hubungan<br />

internasional bisa menjadi “the worst enemy” bila menyangkut kepentingan.<br />

Karena itu, bersikap tegas kepada Malaysia dalam persoalan sengketa wilayah<br />

perbatasan merupakan pilihan relevan untuk dilakukan hingga kapan pun.<br />

Sikap tegas bukan berarti harus berupa memaklumkan perang. Memperkuat<br />

perbatasan dengan menempatkan pasukan TNI di wilayah-wilayah<br />

perbatasan yang berpotensi menjadi ajang konflik. Selain itu, memberikan<br />

dukungan bagi kegiatan ekonomi masyarakat agar tak meninggalkan wilayah<br />

itu sangat dibutuhkan. Dengan demikian, Indonesia akan memiliki nilai<br />

tawar sehingga disegani oleh negara lain.<br />

Ingat, dalam hubungan antarnegara di forum internasional, terutama saat<br />

terjadi konflik, berlaku “teori deterrence”, yaitu “jika ingin perdamaian, bersiaplah<br />

perang”. Namun, dalam kondisi kekinian, di mana orang kerap berdalih<br />

lebih mengutamakan dialog sebagai wujud diplomasi, perang tak harus diarn<br />

International Program for Academic<br />

Development Batch II di<br />

Victoria University of Wellington,<br />

Selandia Baru, 2012<br />

n Training of Trainers untuk penguatan<br />

nilai-nilai nasional bagi dosen<br />

di Indonesia, Lembaga Ketahanan<br />

Nasional RI, 2012<br />

Karya Ilmiah:<br />

n Wind of Change<br />

n Development in Indonesian Border<br />

Area, bersama Rusdiyanta, MSi<br />

n The Rise of Social Movement in<br />

Bolivia, dimuat di The Transnational<br />

Journal<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Kolom<br />

tikan sebagai perang konvensional mengangkat senjata. Sikap tegas, berupa<br />

aksi nyata dari sebuah pernyataan yang tegas dari seorang pemimpin, juga<br />

bisa dimaknai sebagai sikap deterrence dari negara yang bersangkutan.<br />

Indonesia memiliki pengalaman seperti itu pada pemerintahan Presiden<br />

Soeharto pada 1980-an. Kala itu, Australia mencoba “mengganggu” Indonesia.<br />

Akhirnya, atas instruksi Soeharto, Menhankam/Panglima ABRI Jenderal<br />

Benny Moerdani mengetatkan pelayaran yang masuk maupun ke luar wilayah<br />

Alur Laut Kepulauan Indonesia yang menuju negara itu. Akibatnya,<br />

Australia kelimpungan karena cost ekonomi yang harus dibayar sangat besar.<br />

Kali ini, pemimpin Indonesia bisa meniru pengalaman itu terhadap Malaysia.<br />

Sayangnya, dalam beberapa kasus yang ada, sikap dan pernyataan seperti<br />

itu tidak pernah terjadi.<br />

Sikap tegas itu juga harus dibarengi dengan kesiapan data dan fakta yang<br />

kuat untuk mendukung klaim. Fakta dan peninggalan otentik kesejarahan<br />

dan fakta adanya kegiatan masyarakat di wilayah tersebut juga harus dipersiapkan<br />

sebaik-baiknya.<br />

Indonesia juga tidak boleh beralasan mengutamakan diplomasi karena<br />

memiliki ketergantungan ekonomi yang besar terhadap Malaysia, karena<br />

mengirim banyak tenaga kerja. Sebab, Malaysia, terutama para pengusahanya,<br />

juga berkepentingan atas kehadiran TKI. Artinya, jika tidak ada TKI, mereka<br />

juga akan kelimpungan karena kegiatan produksi perusahaan terhenti,<br />

minimal terganggu.<br />

Tidak sedikit pula investor Malaysia yang menanamkan investasinya di<br />

Indonesia, baik di bidang perkebunan, pertambangan, manufaktur, maupun<br />

finansial. Jadi mengapa Indonesia tidak berani bersikap tegas<br />

Majalah Majalah detik 2 detik - 8 juni 2 - 2014 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Setelah<br />

Pamit<br />

Hendak<br />

ke Malaysia<br />

Wisnu Tjandra sempat pamit<br />

hendak pergi ke Malaysia sebelum<br />

hilang. Tiga pekan berlalu, ia tak<br />

kunjung ditemukan. Mobil dinas dan<br />

handphone kerja ditinggal di kantor.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Dua perempuan<br />

yang menginap di<br />

rumah Wisnu pada<br />

malam sebelum<br />

hilang, juga<br />

tidak luput dari<br />

penyelidikan Artha<br />

Graha.<br />

Awalnya Anastasia Sintowati biasa<br />

saja ketika adik iparnya dengan<br />

panik mengabarkan Wisnu Tjandra<br />

tidak ada di kantornya. Ah, mungkin<br />

pergi sama bosnya, pikir kakak kandung Wisnu<br />

itu.<br />

Namun kantor Wisnu, Artha Graha, tibatiba<br />

meneleponnya dan memintanya segera<br />

datang. Ia pun jadi waswas. Tanpa membantah,<br />

perempuan berusia 53 tahun itu pada Selasa,<br />

13 Mei 2014, pukul 18.30 WIB, bergegas mendatangi<br />

Artha Graha di kawasan SCBD, Jalan<br />

Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.<br />

Para petinggi dan karyawan perusahaan<br />

milik taipan Tomy Winata itu ternyata sudah<br />

menunggu Anastasia. Ia kemudian diberi penjelasan<br />

bahwa Wisnu, Wakil Direktur Utama<br />

Bank Artha Graha, sudah tidak masuk kerja<br />

selama dua hari. Handphone-nya juga tidak<br />

bisa dihubungi.<br />

Anastasia mulai menangkap absennya sang<br />

adik sebagai masalah serius. Ia, yang juga tidak<br />

mengetahui Wisnu di mana, lama-lama jadi<br />

panik.<br />

Dalam pertemuan itu, akhirnya Artha Graha<br />

meminta keluarga melapor ke polisi. Didampingi<br />

pegawai Artha Graha, pukul 22.30 WIB<br />

Anastasia melaporkan hilangnya Wisnu ke<br />

Polda Metro Jaya. “Mereka minta keluarga<br />

melaporkan karena yang berhak melapor itu<br />

pihak keluarga,” kata Anastasia kepada majalah<br />

detik.<br />

Selain lapor polisi, keluarga juga mencoba<br />

melacak Wisnu dengan mengontak orangorang<br />

yang pernah dekat dengannya, termasuk<br />

mantan istrinya, Linda Harahap. Namun hasilnya<br />

masih nihil. “Istri saya juga masih tanda<br />

tanya,” kata suami baru Linda, Yohan Wijaya,<br />

kepada majalah detik.<br />

Artha Graha pun tidak tinggal diam. Sebuah<br />

tim khusus dibentuk guna menemukan Wisnu.<br />

Penyelidikan dimulai. Peggy Melati Sukma,<br />

mantan istri Wisnu yang juga pernah menjadi<br />

relawan Artha Graha Peduli, pun ditelepon.<br />

Linda, yang sudah dikontak keluarga, juga kembali<br />

ditelepon staf Artha Graha.<br />

Bahkan dua perempuan yang menginap di<br />

rumah Wisnu di Jalan Parang Tritis IV Nomor<br />

6a, Ancol, Jakarta Utara, pada malam sebelum<br />

hilang, juga tidak luput dari penyelidikan Artha<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Gedung Artha Graha<br />

agung pambudhy/detikfoto<br />

Graha. Sarbini, komandan regu keamanan RW<br />

11 mengatakan, dua perempuan itu memang<br />

sering terpantau CCTV datang ke rumah berlantai<br />

dua milik Wisnu.<br />

Menurut Sarbini, staf Artha Graha mencari<br />

alamat kedua perempuan itu dan menemukannya<br />

di Pejompongan, Jakarta Pusat. Saat diinterogasi,<br />

keduanya mengaku sedang dekat dengan<br />

Wisnu. Karena tidak ada kaitannya dengan<br />

menghilangnya Wisnu, mereka dilepaskan.<br />

“Enggak ada masalah, jadi dilepas,” kata Sarbini<br />

kepada majalah detik.<br />

Semua informasi dan hasil penyelidikan Artha<br />

Graha itu lantas diserahkan Tomy Winata<br />

kepada Polda Metro Jaya. Polda Metro Jaya<br />

pun tidak main-main mencari Wisnu. Maklum,<br />

Wisnu bukan orang sembarangan. Penyidik<br />

dalam jumlah jumbo disebar sampai<br />

ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.<br />

Banyaknya polisi yang dikerahkan terlihat<br />

dari kesaksian Suyamto, petugas keamanan<br />

Sarinah. “Pagi, siang, malam polisi datang nanya<br />

terus. Beda-beda timnya,” ujar Suyamto<br />

kepada majalah detik.<br />

Untuk melakukan pendalaman, polisi memeriksa<br />

sekretaris, sopir pribadi, dan beberapa<br />

rekan kerja Wisnu di Artha Graha. Polisi juga<br />

mendatangi kantor Artha Graha.<br />

Sedangkan dari luar perusahaan, polisi memeriksa<br />

tiga anggota keluarga Wisnu, termasuk<br />

Anastasia, juga sopir taksi Silver Bird yang disewa<br />

Wisnu sebelum menghilang di Mal Sarinah,<br />

Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.<br />

Polisi juga menyisir informasi dari para perempuan<br />

yang pernah ataupun sedang dekat<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Tap untuk melihat<br />

Video<br />

dengan Wisnu. Peggy, misalnya, dipanggil pada<br />

Selasa, 27 Mei 2014 lalu. Polisi memeriksanya<br />

selama tiga jam. “Ditanya hal-hal yang normatif.<br />

Maksudnya hubungan personal saya dengan<br />

dia. Tidak terkait dengan kehilangannya ini,”<br />

tutur Peggy saat ditemui majalah detik di<br />

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,<br />

Jakarta.<br />

Peggy juga membenarkan dia dihubungi Artha<br />

Graha. “Itu natural saja,” tambah Peggy<br />

Sumber majalah detik membeberkan,<br />

selain Peggy, seorang perempuan berinisial M<br />

juga diperiksa polisi. M diduga pacar baru Wisnu.<br />

Namun belum jelas apakah dia salah satu<br />

dari dua perempuan yang kerap menyambangi<br />

rumah Wisnu atau bukan. Polisi masih belum<br />

mau membuka mulut.<br />

Namun setelah semua usaha itu, tiga pekan<br />

berlalu, keberadaan Wisnu tetap tidak ketahuan.<br />

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya<br />

Komisaris Besar Rikwanto mengatakan polisi<br />

belum mendapat titik terang mengenai Wisnu.<br />

Apakah Wisnu diculik, disekap, kabur, atau<br />

mungkin dibunuh, belum ada petunjuk.<br />

Sampai pekan lalu, status Wisnu masih<br />

sebagai orang hilang. Polisi berharap rekan<br />

atau keluarga atau siapa pun yang tahu Wisnu<br />

melapor.<br />

●●●<br />

Tidak lama setelah kedua pacarnya pulang,<br />

Minggu, 11 Mei 2014, pagi itu, Wisnu memacu<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Menara BCA di dekat Bundaran<br />

HI Jakarta Pusat.<br />

ari saputra/detikfoto<br />

mobil Range Rover ke Cipinang Asem. Sempat<br />

ke gereja, Wisnu lalu mengajak sang ayah<br />

berziarah ke makam ibunya di San Diego Hills,<br />

Karawang. Sejak ibunya meninggal pada 11<br />

Oktober 2012, Wisnu dan keluarga terbilang<br />

sering berziarah ke pemakaman mewah tersebut.<br />

Namun hari itu ia tidak memberitahukan<br />

rencananya kepada keluarga. “Kalau ditanya<br />

anehnya apa, paling ketika ‘nyulik’ Babe itu,”<br />

ujar adik Wisnu, Sisil.<br />

Sehari sebelumnya, Wisnu menghubungi seorang<br />

mantan biarawati sepuh di Klaten, Jawa<br />

Tengah. Namanya Eyang Sari. Usianya sudah<br />

117 tahun. Eyang Sari, menurut Anastasia, masih<br />

tergolong kerabatnya. Ia adalah leluhur ibu<br />

kandungnya, namun tidak memiliki hubungan<br />

darah.<br />

Di keluarga besar Wisnu, Eyang Sari adalah<br />

orang yang dituakan dan sering dimintai nasihat<br />

spiritual, termasuk oleh Wisnu. Hari Sabtu itu,<br />

Wisnu bilang kepada Eyang Sari akan terbang<br />

ke Malaysia pada Minggu malam. Kepentingannya<br />

untuk pekerjaan. Namun tidak dijelaskan<br />

pekerjaan apa.<br />

Wisnu pamit dan memohon doa restu Eyang<br />

agar perjalanannya lancar. Sesudah kembali<br />

dari Malaysia, ia akan ke Bali dan selanjutnya<br />

berkunjung ke Klaten, menemui Eyang. Eyang<br />

pun meminta Wisnu berziarah ke makam ibunya<br />

sebelum berangkat. “Supaya tenang,” kata<br />

Eyang Sari seperti ditirukan Anastasia. Ditemui<br />

majalah detik, Eyang Sari tidak mau berkomentar.<br />

Meski berpamitan ke Malaysia, namun Artha<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Mohon doa agar Wisnu<br />

Tjandra selalu di dalam<br />

perlindungan Tuhan Yang<br />

Maha Esa.<br />

Tomy Winata<br />

detikcom<br />

Graha memastikan tidak ada perjalanan dinas<br />

yang dilakukan Wisnu ke negeri jiran itu. Juru<br />

bicara Artha Graha, Indra S.B., mengatakan,<br />

begitu mendengar informasi itu dari keluarga,<br />

pihaknya langsung mengecek pengeluaran perusahaan.<br />

Hasilnya, tidak ada pembelian tiket<br />

ke Malaysia untuk Wisnu pada Minggu malam<br />

itu. “Ke Imigrasi juga tak ada nama dia ke luar<br />

(negeri),” kata Indra kepada majalah detik.<br />

Menurut Sisil, Wisnu kembali dari San Diego<br />

Hills sekitar tengah hari. Kakaknya itu terlihat<br />

kecapekan karena habis mengemudikan mobil.<br />

Sampai-sampai Wisnu tertidur lama di depan<br />

televisi. Hingga sore hari, Wisnu masih di rumah<br />

ayahnya. Ia mengikuti acara kumpul<br />

dan berdoa bersama. “Mendoakan<br />

keluarga yang ujian, ulangan,” kata<br />

Sisil.<br />

Sore itu, Wisnu sangat riang bercengkerama<br />

dengan keluarganya. Ia<br />

bercanda bersama keponakan. Juga beberapa<br />

kali mengambil foto keluarga dengan kamera<br />

handphone-nya. Setelah itu, Wisnu pamit pulang<br />

ke Ancol.<br />

Berdasarkan kronologi yang dihimpun majalah<br />

detik, sekitar pukul 19.00 WIB Wisnu meluncur<br />

ke gedung Artha Graha. Bagi karyawan<br />

Artha Graha, bukan pemandangan aneh Wisnu<br />

ngantor di hari Minggu atau hari libur lainnya.<br />

Namun agak ganjil ketika Wisnu mengendarai<br />

sendiri mobil dinasnya, Toyota Camry bernomor<br />

polizsi B-1818-PAR, ke kantor. “Biasanya<br />

pakai sopir,” ujar sumber majalah detik.<br />

Setelah memarkir mobil, Wisnu naik ke lantai<br />

15, ke ruang kerjanya. Dari pantauan kamera<br />

CCTV, saat masuk gedung, ia terlihat membawa<br />

tas yang biasa digunakannya untuk perjalanan<br />

ke luar kota.<br />

Hampir empat jam Wisnu berada di ruang kerjanya.<br />

Ia sempat memesan makanan cepat saji.<br />

Juga menelepon seorang analis keuangan terkait<br />

rencana Artha Graha menjajaki pembelian Bank<br />

Mutiara. Hasil penjajakan itu rencananya akan<br />

dilaporkan Wisnu kepada Tomy Winata dalam<br />

pertemuan Senin keesokan harinya.<br />

Indra mengatakan Wisnu, yang waktu itu sendirian<br />

di kantor, juga sempat menghubungi rekan<br />

kerjanya untuk meminta alamat e-mail. Namun,<br />

hingga keluar dari kantor, ia tidak mengirimkan<br />

file ke alamat e-mail yang dimintanya.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat,<br />

tempat komunikasi terakhir<br />

dengan Wisnu Tjandra.<br />

ari saputra/Detikfoto<br />

Wisnu diketahui keluar dari gedung Artha<br />

Graha pada pukul 22.47 WIB. Ia masih membawa<br />

tasnya. Menurut penyelidikan polisi,<br />

sebelum pergi, ia meninggalkan semua alat<br />

komunikasi yang biasa dipakai untuk keperluan<br />

kantor. Sementara, handphone pribadi sebanyak<br />

tiga buah tetap dibawa.<br />

Selain meninggalkan handphone kantor,<br />

Wisnu juga tak memindahkan mobil dinasnya<br />

dari area parkir. Ia naik taksi Express dari<br />

depan gedung Artha Graha. Taksi itu terlacak<br />

berhenti di Menara BCA dekat Bundaran Hotel<br />

Indonesia. Malam itu, ia memang membayar<br />

sejumlah tagihan kartu kredit. Ia juga mentransfer<br />

sejumlah uang ke adik iparnya. Uang<br />

itu rutin dikirim untuk keperluan ayahnya dan<br />

rumah tangga keluarga di Kebon Pala. “Bukan<br />

jumlah yang banyak. Buat bayar listrik dan<br />

bayar pembantu,” kata Anastasia.<br />

Kelar dari anjungan tunai mandiri, Wisnu menuju<br />

Hotel Mulia di kawasan Senayan. Ia masuk<br />

ke CJ’s Bar. Menurut Manajer Operasional CJ’s<br />

Bar, Benny, Wisnu memang langganan di bar<br />

tersebut. Namun ia enggan mengungkapkan<br />

lebih jauh aktivitas Wisnu malam itu.<br />

Menurut sumber majalah detik, Wisnu<br />

sempat memesan minuman Chivas. Ia juga<br />

menghubungi M melalui BlackBerry Messenger<br />

agar menyusul. Namun M minta dijemput<br />

karena ia perempuan dan waktu itu sudah<br />

malam. Namun, sampai Wisnu keluar dari bar,<br />

keduanya tidak pernah bersua.<br />

Wisnu meninggalkan Hotel Mulia pada pukul<br />

00.35 WIB. Hari berganti, Senin, 12 Mei 2014. Sesaat<br />

sebelum pergi, tiga handphone Wisnu dalam<br />

keadaan mati. Ia memesan taksi menuju Gambir.<br />

Di tengah perjalanan, ia menerima panggilan telepon,<br />

yang diduga lewat handphone dan nomor<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

CJ’s Bar Hotel Mulia<br />

dok. cj`s<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

baru, dari seseorang. “Iya, iya,” kata Wisnu seperti<br />

dituturkan sumber majalah detik.<br />

Setelah menerima telepon, Wisnu meminta<br />

sopir taksi Silver Bird itu mengubah tujuan ke Sarinah.<br />

Saat itu mobil hendak mencapai bundaran<br />

depan gedung Indosat. Putar balik, Wisnu turun<br />

di sayap kanan gedung Sarinah atau di depan<br />

Djakarta Theatre. Ia masuk gedung melalui pintu<br />

samping dan menghilang sampai kini.<br />

Linda, yang lama mendampingi hidup Wisnu,<br />

menuturkan, sangat langka mantan suaminya<br />

itu naik taksi. Hal itu dibenarkan Anastasia,<br />

apalagi untuk pergi nongkrong di CJ’s Bar, yang<br />

merupakan bar kalangan berduit di Jakarta.<br />

“Sudah mabuk atau tidak, Wisnu tetap saja<br />

pakai mobil sendiri,” ucap Anastasia.<br />

Keluarga menyerahkan kasus hilangnya Wisnu<br />

kepada kepolisian. Mereka tidak mau berspekulasi<br />

macam-macam, termasuk apakah Wisnu hilang<br />

terkait dengan pekerjaannya. Sebab, selama ini,<br />

ia juga jarang membicarakan pekerjaan di Artha<br />

Graha dengan keluarga besarnya.<br />

“Keluarga tidak tahu banyak info tentang pekerjaan<br />

dia, apa yang sedang ditangani, ada masalah<br />

apa, gelap,” kata Sisil. “Secara feeling, orang tua<br />

menganggap Wisnu masih ada di suatu tempat<br />

dalam kondisi baik,” Anastasia menimpali.<br />

Artha Graha juga menjamin hilangnya Wisnu<br />

tidak ada hubungannya dengan pekerjaan di kantor.<br />

“Beliau itu minggu lalu sempat makan bersamasama,<br />

semua lancar-lancar saja,” ucap Indra.<br />

Tomy Winata menyatakan tidak ada masalah<br />

antara dirinya dan Wisnu. Ia berharap Wisnu<br />

dalam keadaan baik-baik saja. “Mohon doa agar<br />

Wisnu Tjandra selalu di dalam perlindungan Tuhan<br />

Yang Maha Esa,” ujar Tomy. ■<br />

ISFari HIKMAT, BAHTiar RIFai, PASTI LIBERTI MAPPAPA, MONIQue SHINTami,<br />

edZan RAHARJO | IRWan NUGROHO<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Jejak<br />

Terakhir<br />

Wisnu<br />

Tjandra<br />

Wisnu Tjandra, mantan Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha terdeteksi di beberapa tempat sebelum akhirnya<br />

menghilang. Berikut ini tempat-tempat yang disinggahi Wisnu sebelum lenyap.<br />

• Pagi hari Wisnu Tjandra menjemput ayahnya di Cipinang Asem, Kebon Pala, Jakarta Timur, untuk berziarah ke<br />

makam ibunya di kompleks pemakaman mewah San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.<br />

Minggu, 11 Mei 2014<br />

• Sore hari Wisnu sudah pulang ke rumahnya di Jl Parang Tritis<br />

IV No 6A, Ancol Barat, Jakarta Utara.<br />

• Pukul 18.00-19.00 WIB Wisnu meninggalkan rumahnya menggunakan mobil dinas Toyota Camry<br />

B 1818 PAR ke Gedung Artha Graha di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan. Hampir empat<br />

jam ia sendiri di ruangannya.<br />

• Pukul 22.47 WIB Wisnu meninggalkan gedung Artha Graha sambil membawa tas. Ia memesan<br />

taksi Express menuju ATM di Menara BCA. Setelah itu, Wisnu pergi ke CJ’s Bar, bar eksekutif di<br />

Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat.<br />

• Wisnu menghabiskan waktu hingga lewat tengah malam di CJ’s Bar.<br />

Senin, 12 Mei 2014<br />

• Pukul 00.35 WIB Wisnu meninggalkan CJ’s Bar dengan menumpang taksi Silver-<br />

Bird. Ia meminta untuk diantar ke daerah Gambir, Jakarta Pusat.<br />

• Menjelang Patung Kuda Jl MH Thamrin, Wisnu menerima telepon dari seseorang. Wisnu<br />

mengubah tujuan ke pusat belanja Sarinah, Jakarta Pusat.<br />

• Pukul 01.00 WIB Wisnu masih terdeteksi di Kawasan Mall Sarinah. Ia masuk<br />

melalui pintu sayap kanan Gedung Sarinah. Namun, setelah itu ia raib.<br />

Selasa, 13 Mei 2014<br />

• Kakak Wisnu, Anastasia Sintowati, melaporkan bahwa<br />

adiknya telah menghilang ke Polda Metro Jaya.<br />

Sumber: Polda DKI Metro Jaya<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Yang Dimanja<br />

Tomy<br />

Winata<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Gila kerja, Wisnu Tjandra jadi orang kepercayaan Tomy Winata. Banyak<br />

memegang megaproyek ambisius Artha Graha. Tercatat sebagai lulusan<br />

terbaik Universitas Pertahanan Indonesia.<br />

Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono menjelaskan<br />

konsep Jembatan Selat Sunda<br />

dalam acara Asia Infrastructure<br />

Exhibition & Confrence pada<br />

15 April 2010. Artha Graha<br />

Network mengincar proyek<br />

senilai Rp 100 triliun ini.<br />

Roomenggapress<br />

Benedictus Wisnu Tjandra jadi<br />

pusat perhatian petinggi TNI dan<br />

Kementerian Pertahanan. Hari itu,<br />

27 Oktober 2011, ia adalah bintang<br />

acara wisuda Sekolah Pascasarjana Strategi<br />

Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia.<br />

Mahasiswa program studi Strategi Perang<br />

Semesta angkatan 2010 ini menjadi lulusan<br />

terbaik dengan indeks prestasi kumulatif 3,86.<br />

Rektor Letnan Jenderal (Purnawirawan) Syarifudin<br />

Tippe menganugerahinya penghargaan<br />

Yudha Buana Cendekia karena meraih nilai<br />

tertinggi itu.<br />

Bukan cuma itu, karya ilmiah Wisnu pun<br />

dimuat di Jurnal Pertahanan edisi Maret 2012.<br />

Wisnu satu-satunya penulis yang bukan staf<br />

Universitas Pertahanan dan akademisi bergelar<br />

doktor.<br />

Ia menulis “Strategi Pertahanan Alur Laut<br />

Kepulauan Indonesia I-Selat Sunda”. Isinya soal<br />

keamanan Selat Sunda dan potensi benturan<br />

kapal komersial dengan pelayaran militer internasional.<br />

Wisnu mencontohkan kapal induk<br />

Amerika Serikat, USS George Washington,<br />

yang kerepotan menghadapi ramainya lalu<br />

lintas laut saat melintasi Selat Sunda pada 6 Juli<br />

2011.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

TW tidak<br />

mungkin satu<br />

hari tanpa<br />

berkomunikasi<br />

dengan Wisnu.<br />

“Tingginya frekuensi lalu lintas kapal komersial<br />

dapat membahayakan pelayaran kapal militer<br />

atau terjadi tabrakan tidak terduga antara kapal<br />

internasional dan kapal lokal,” tulisnya. Maka<br />

Wisnu pun menawarkan solusi pembangunan<br />

Jembatan Selat Sunda, yang menghubungkan<br />

Jawa dengan Sumatera.<br />

Wisnu memang paham betul proyek jembatan<br />

senilai sekitar Rp 100 triliun itu. Ia adalah<br />

Direktur Artha Graha Network, pemegang<br />

saham mayoritas di PT Graha Banten Lampung<br />

Sejahtera, yang melakukan prastudi kelayakan<br />

proyek itu.<br />

Dalam berbagai kesempatan, dia menjadi corong<br />

perusahaan itu buat mendorong realisasi<br />

proyek jembatan sepanjang 29 kilometer tersebut.<br />

Kiprahnya ini membuat kariernya meroket<br />

di bahtera bisnis taipan Tomy Winata itu.<br />

Wisnu, yang memegang rupa-rupa jabatan<br />

di Grup Artha Graha, disebut-sebut sebagai<br />

tangan kanan Tomy Winata. Untuk banyak<br />

urusan, Wakil Komisaris Utama Bank Artha<br />

Graha Internasional itu sering mengontak Wisnu,<br />

bahkan sampai mengantongi tiga nomor<br />

kontak Wisnu.<br />

“TW tidak mungkin satu hari tanpa berkomunikasi<br />

dengan Wisnu,” kata seorang yang kenal<br />

dekat dengan Wisnu. “Apalagi kalau ada proyek<br />

besar seperti Jembatan Selat Sunda.”<br />

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris<br />

Besar Rikwanto mengatakan penyelidik<br />

yang meminta keterangan ke Artha Graha<br />

terkait hilangnya Wisnu mendapat cerita bahwa<br />

dia adalah orang kedua di sana. “Ada yang<br />

bilang dia tangan kanan, orang yang dipercayakan,<br />

orang yang diandalkan,” kata Rikwanto.<br />

Tak aneh kalau Wisnu termasuk anak buah<br />

yang dimanjakan dengan fasilitas mentereng,<br />

mulai dari mobil Toyota Camry hingga rumah<br />

di kawasan elite Ancol. Wisnu diberi rumah<br />

dinas di Jalan Parang Tritis, yang berada di sisi<br />

barat Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.<br />

Rumah-rumah di sana tercatat bernilai di atas<br />

Rp 10 miliar.<br />

Komandan Regu Keamanan lingkungan rumah<br />

Wisnu, Sarbini, 39 tahun, mengatakan ada<br />

tiga rumah yang ditempati orang Artha Graha.<br />

Sarbini mengingat, Wisnu sudah tinggal di sana<br />

belasan tahun.<br />

Setiap harinya, kata Sarbini, rumah di Jalan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Wakil Direktur Utama Bank<br />

Artha Graha Wisnu Tjandra.<br />

Wisnu memegang banyak<br />

posisi kunci di Artha Graha<br />

Network milik Tomy Winata.<br />

Dok. pribadi<br />

Parang Tritis IV itu selalu<br />

dijaga satpam dari Artha<br />

Graha. Wisnu sendiri jarang<br />

di rumah dan baru pulang<br />

kerja sekitar pukul dua dini<br />

hari.<br />

lll<br />

Lulus dari SMA Pangudi<br />

Luhur, Wisnu pada 1981<br />

masuk Jurusan Administrasi<br />

Niaga Fakultas Ilmu Sosial<br />

dan Ilmu Politik Universitas<br />

Indonesia. Kakak Wisnu, Anastasia Sintowati,<br />

bercerita, setelah meraih gelar sarjana, adiknya<br />

itu sempat bekerja di beberapa perusahaan<br />

sebelum bekerja di Artha Graha.<br />

Selama empat tahun sejak bergabung ke Bank<br />

Artha Graha pada 1989, Wisnu meniti karier<br />

hingga posisi manajer senior. Dia membidangi<br />

divisi treasury, yang mengurusi likuiditas bank<br />

serta transaksi yang bernilai besar dan berisiko<br />

tinggi.<br />

Pilihan spesialisasi itu membuat kariernya<br />

makin melambung ketika pindah ke Bank Ratu<br />

pada 1993.<br />

Dalam tiga tahun, dia sudah menjabat vice<br />

president treasury division di bank milik bos<br />

kosmetik Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo,<br />

tersebut.<br />

Wisnu meninggalkan Bank Ratu pada 1996,<br />

sebelum bank itu karam dan dilikuidasi oleh<br />

Bank Indonesia pada 2000.<br />

Hengkang dari Bank Ratu, Wisnu kembali ke<br />

Bank Artha Graha. Kali ini ia menjadi direktur<br />

treasury, sumber daya manusia, dan umum.<br />

Mengapa ia kembali ke Artha Graha Anastasia<br />

mengatakan hanya Wisnu yang tahu persis.<br />

Pasalnya, sang adik tak pernah bicara soal<br />

pekerjaan dan proyek kepada keluarga besar.<br />

Lantas, pada 1997, Artha Graha mengklaim<br />

dimintai bantuan oleh Bank Indonesia untuk<br />

menolong Bank Artha Prima. Kedua bank itu<br />

merger dan Wisnu menjadi direktur treasury &<br />

restrukturisasi.<br />

Wisnu akhirnya menembus dewan direksi<br />

pada 2004 ketika dijadikan wakil direktur utama.<br />

Jabatan itu dipegangnya hingga kini.<br />

Sebagai bankir, Wisnu banyak bergaul<br />

dengan otoritas perbankan. Mantan Deputi<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Wisnu jadi ujung tombak<br />

megaproyek menara tertinggi<br />

di Indonesia, Signature Tower.<br />

Lebih tinggi dari menara<br />

kembar Petronas, Malaysia.<br />

skyscrapercenter<br />

Gubernur Senior Bank Indonesia<br />

Miranda S. Goeltom<br />

mengaku mengenalnya. “Saya<br />

tahu karena dia sering hadir di<br />

acara-acara perbankan,” kata<br />

terpidana kasus suap anggota<br />

DPR memakai cek pelawat ini.<br />

Peran Wisnu di grup bisnis<br />

Tomy Winata makin kentara<br />

sejak 2012. Saat itu dia jadi Direktur<br />

PT Jakarta International<br />

Hotels & Development Tbk,<br />

perusahaan yang mengurusi<br />

bisnis properti Grup Artha<br />

Graha Network.<br />

Maka, selain urusan perbankan,<br />

Wisnu menangani bisnis<br />

hotel dan properti. Pada 26 Juni<br />

2012, Wisnu didapuk jadi komisaris independen<br />

dalam rapat umum pemegang saham tahunan<br />

PT Danayasa Arthatama.<br />

Danayasa adalah pengelola superblok Sudirman<br />

Central Business District, Jakarta. Gedung<br />

yang ditanganinya antara lain gedung Bursa<br />

Efek Indonesia, gedung One Pacific Place, dan<br />

gedung Artha Graha tempat Tomy Winata<br />

berkantor.<br />

Posisinya di sayap bisnis properti Tomy Winata<br />

ini juga membuatnya jadi ujung tombak<br />

proyek menara Signature Tower. Gedung pencakar<br />

langit setinggi 638 meter itu rencananya<br />

lebih jangkung ketimbang menara kembar Petronas,<br />

Malaysia.<br />

Kepada detik finance, Tomy Winata menyatakan<br />

proyek yang diperkirakan memakan<br />

biaya Rp 23 triliun itu akan dimulai pembangunannya<br />

pada 2012. Namun target itu terus<br />

mundur meski pada 21 Mei 2012 mereka sudah<br />

meneken kesepakatan dengan perusahaan<br />

perhotelan Amerika Serikat, MGM Hospitality.<br />

Belakangan, justru Wisnu yang mengoreksi<br />

bahwa Signature Tower targetnya rampung<br />

pada 2017. Pembangunannya, kata dia, akan<br />

dimulai pada Juli atau Agustus 2014. Namun,<br />

seperti proyek Jembatan Selat Sunda yang<br />

mandek, Signature Tower terkatung-katung.<br />

Meski beberapa proyek yang diurusnya<br />

dirundung masalah, semangat kerja Wisnu tak<br />

mengendur. Chief Operating Officer Artha<br />

Graha Indra S. Budiardjo menceritakan Wisnu<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Gedung Artha Graha di malam<br />

hari. Wisnu biasa kerja hingga<br />

larut di kantor dan baru sampai<br />

rumah pukul dua dini hari.<br />

Isfari Hikmat/detikcom<br />

kadang berada di kantor hingga pukul sepuluh<br />

malam. Acap kali hari libur pun dia tetap ke<br />

kantor. “Dia workaholic, kadang makan pun di<br />

kantor,” kata Indra.<br />

Menurut Indra, Wisnu, yang selalu berpenampilan<br />

rapi jali, selalu terlihat serius, termasuk<br />

gaya bicaranya. “Dia ngumpul juga cara<br />

bicaranya sangat akademis,” kata Indra.<br />

Mantan istri Wisnu, Linda Harahap, punya<br />

pandangan senada dengan Indra. Wisnu<br />

memang pekerja keras yang tak kenal waktu,<br />

bahkan keluarga pun jadi nomor dua.<br />

“Kalau datang ke kantor paling pagi, pulang<br />

paling malam,” kata Linda seperti ditirukan<br />

suami barunya, Yohan Wijaya, kepada majalah<br />

detik. “Kantor seolah jadi rumahnya.”<br />

Adik Wisnu, Sisil, membenarkannya. Saking<br />

setianya pada kantor, ujarnya, Wisnu bahkan<br />

rela tinggal sendiri di rumah pemberian kantor<br />

di Ancol.<br />

Padahal kartu tanda penduduknya menyebutkan<br />

dia berstatus warga Cipinang Asem,<br />

Halim, Jakarta Timur. “Menyendiri itu tidak dia<br />

banget,” ujarnya.<br />

Namun, belakangan, Wisnu berubah. Biasanya<br />

sebulan sekali pun tak bertemu. Namun,<br />

sejak ibu mereka meninggal pada 11 Oktober<br />

2012, Wisnu lebih banyak meluangkan waktu<br />

buat keluarganya.<br />

“Kalau lagi bener, dia suka mengajak kumpul<br />

makan-makan bareng,” kata Sisil. “Biasanya sih<br />

makan sop buntut, pernah di restoran di (Hotel)<br />

Borobudur.” ■<br />

ISFari HIKMAT, MONIQue SHINTami, IRWan NUGroho, PASTI LIBerTI,<br />

BahTiar RIFai | OKTA WIGuna<br />

Majalah detik 2 -- 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Tiga Mantan Istri,<br />

Dua Kekasih<br />

Wisnu Tjandra tiga kali bercerai.<br />

Menduda, ia menyimpan dua kekasih.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Ia mengawali hubungannya<br />

bersama Wisnu dengan<br />

kontroversi.<br />

Kafe itu tergolong sederhana, hanya<br />

memanfaatkan halaman samping<br />

7-Eleven dengan penutup kanopi.<br />

Namanya kafe FK, berada di Jalan<br />

Garuda Nomor 8C, Cireundeu, Jakarta Selatan.<br />

Baru satu bulan dibuka. Pemiliknya adalah<br />

Linda Harahap, mantan istri bos Bank Artha<br />

Graha Wisnu Tjandra yang menghilang sejak<br />

Minggu, 11 Mei.<br />

Kafe itu dikelola Linda dengan Yohan Wijaya,<br />

suami barunya. Biasanya Linda<br />

datang untuk bantu-bantu di<br />

kafe tersebut, tapi, Rabu 21<br />

Mei, malam itu, Linda tidak<br />

terlihat. "Ia di rumah," kata<br />

Yohan.<br />

Linda, yang bercerai dari Wisnu pada Oktober<br />

2013, menikah dengan Yohan pada Februari<br />

2014. Memulai hidup baru, Linda dan Yohan<br />

merintis usaha dengan mendirikan warung<br />

makan iga bakar yang tergolong sederhana itu.<br />

"Ini ide Ibu (Linda) sendiri. Sebelumnya usaha<br />

butik," jelas pria pemimpin Padepokan Fatwa<br />

Kehidupan di Jepara ini. FK adalah singkatan<br />

dari padepokan milik Yohan.<br />

Dikunjungi majalah detik, Yohan keberatan<br />

Linda diwawancarai. Ia khawatir Linda bakal<br />

dikejar-kejar wartawan gara-gara Wisnu menghilang.<br />

Yohan tidak ingin keluarga yang dibangunnya<br />

bersama Linda terganggu oleh kabar<br />

itu.<br />

Linda sendiri sudah memiliki momongan tiga<br />

anak. Anak pertama sudah duduk di bangku<br />

SMP, yang kedua di bangku SD, dan yang paling<br />

kecil masih di Taman Kanak-Kanak.<br />

“Sebenarnya sih, gimana ya, saya melarang<br />

dia. Saya melarang karena tidak ingin anak-anak<br />

terganggu,” ujar Yohan kepada majalah detik.<br />

Linda memiliki masa lalu berliku. Ia mengawali<br />

hubungannya bersama Wisnu dengan<br />

kontroversi. Wisnu diduga menikahi Linda<br />

saat Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha<br />

itu masih berstatus suami artis Peggy Melati<br />

Sukma.<br />

Jejak pernikahan Linda dengan Wisnu tidak<br />

jelas. Akun Twitter Linda, @leendawish, menuliskan,<br />

ia sudah berhubungan dengan Wisnu<br />

sejak 2003. “Ah sy sdh bersamanya dr thn<br />

2003, siapa merebut siapa *pikirsajasendiri,”<br />

kicaunya.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Wisnu Tjandra dan Peggy saat<br />

menikah.<br />

DetikHot<br />

Kicauan ini merupakan rangkaian adu tweet<br />

di Twitter. Kabarnya, hubungan Wisnu dengan<br />

Linda menjadi bagian dari kemelut rumah tangga<br />

Peggy. Saat itu Wisnu merupakan suami sah<br />

Peggy.<br />

Peggy dan Wisnu menikah pada 28 Januari<br />

2007. Keduanya bertemu di Artha Graha. Saat<br />

itu Wisnu duduk sebagai Wakil Direktur Utama<br />

Bank Artha Graha Internasional. Sedangkan<br />

Peggy adalah relawan di Artha Graha Peduli.<br />

Awalnya hubungan mereka sangat baik. Keduanya<br />

saling memahami karena berkarier di<br />

perusahaan yang sama. Bahkan Wisnu menjadi<br />

mualaf ketika hendak menikahi Peggy.<br />

Irena Handono mengaku sebagai ustazah<br />

yang mendampingi Wisnu ketika mengucap<br />

syahadatain. Ia bersama lembaganya, Irena<br />

Center, biasa memberikan pendampingan terhadap<br />

mualaf. “Iya, saya mendampingi di Irena<br />

Center,” katanya.<br />

Namun perjalanan rumah tangga Wisnu dan<br />

Peggy tidaklah mulus. Peggy mengaku kesulitan<br />

mengelola rumah tangga. Ia menulis dalam<br />

bukunya, Kujemput Engkau di Sepertiga Malam,<br />

bahwa permasalahan rumah tangganya benarbenar<br />

tidak terselesaikan.<br />

Baik Wisnu maupun Peggy sama-sama gila<br />

kerja. Mereka tidak memiliki waktu untuk bersama-sama<br />

membicarakan masalah keluarga.<br />

Apalagi ketika emosi keduanya memuncak,<br />

mereka malah berpisah dengan alasan menenangkan<br />

diri.<br />

“Jurang di antara kami semakin lebar, bahkan<br />

di pernikahan kami yang baru seumur jagung,<br />

baru satu tahun,” tulis Peggy.<br />

Peggy sendiri mengaku sudah pisah rumah<br />

dengan Wisnu menjelang pertengahan 2010.<br />

Ia lantas memasukkan berkas permohonan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Jurang di antara kami semakin<br />

lebar, bahkan di pernikahan<br />

kami yang baru seumur<br />

jagung, baru satu tahun.<br />

perceraian pada 12 Oktober 2011. Pengadilan<br />

memutuskan perceraian keduanya pada 14<br />

November 2011.<br />

Di tengah kekisruhan inilah Linda hadir.<br />

Akun @leendawish kembali berkicau telah<br />

melakukan perayaan ulang tahun pernikahan<br />

bersama Wisnu di Singapura sekitar Agustus<br />

2011, entah perayaan yang ke berapa. Jelasnya,<br />

foto tersebut menjadi sorotan<br />

pemberitaan di media sosial.<br />

Banyak akun Twitter yang<br />

mencemooh pengakuan<br />

Linda. Mereka menganggap<br />

Linda sebagai penyebab keretakan<br />

rumah tangga Wisnu<br />

dengan Peggy. Akhirnya akun<br />

Twitter @leendawish dinonaktifkan pada awal<br />

2012. Sayang, Yohan tidak tahu detail ka pan<br />

Linda menikah dengan Wisnu.<br />

Namun, faktanya, tiga anak yang bersama<br />

Linda kini juga ditanggung Wisnu. Kini, anak<br />

tertua mereka tengah duduk di bangku SMP.<br />

Yohan mengaku bahwa Wisnu masih meluangkan<br />

waktu untuk berkomunikasi dengan ketiga<br />

anak tersebut.<br />

Beberapa kali Wisnu datang untuk menjemput<br />

mereka. Ketiganya diajak Wisnu berjalanjalan.<br />

“Kadang (yang menjemput) sopirnya.<br />

Menyesuaikan waktu dia saja. Orangnya kan<br />

supersibuk,” tutur Yohan.<br />

Biaya pendidikan ketiga anak tersebut masih<br />

ditanggung Wisnu. Anak pertama dan kedua<br />

bersekolah di Gandhi School, Ancol, Jakarta<br />

Utara. Sekolah ini dekat dengan rumah Wisnu<br />

di Jalan Parang Tritis, Ancol, Jakarta Utara.<br />

Latar belakang rumah tangga Wisnu pun<br />

kian terkuak. Peggy dan Linda ternyata bukan<br />

istri pertama Wisnu. Harian The Jakarta Post<br />

edisi 11 Agustus 2002 menyebutkan Wisnu<br />

merupakan suami Valentine Nalandau. Koran<br />

berbahasa Inggris ini menuliskan mengenai rumah<br />

pasangan Wisnu dan Valentine di Sentul,<br />

Bogor, Jawa Barat.<br />

Penelusuran mengenai Valentine menemui<br />

jalan buntu. Ia hanya tercatat sebagai pegawai<br />

di Sentul City.<br />

Semua kisah petualangan asmara ini telah<br />

ditutup Linda. Yohan mengaku istrinya saat itu<br />

sangat berambisi mengejar gemerlap kehidupan.<br />

Ia tengah meniti karier sebagai model dan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Wisnu Tjandra dan mantan<br />

istrinya, Linda Harahap, berpose<br />

bersama anak-anak Linda.<br />

DOK. pribadi<br />

penyanyi, juga membuka usaha butik.<br />

Linda sempat bergabung dengan grup vokal<br />

Duo Venus. Sayang, kariernya dalam musik tidak<br />

berkembang. Jejak grup ini tidak terdengar.<br />

Wisnu dianggap sebagai lelaki yang dapat<br />

mengayomi Linda. Maklum, Wisnu masih tergolong<br />

muda, kaya, dan kariernya sukses. Ambisi<br />

Linda diharapkan bisa menjadi kenyataan<br />

di tangan Wisnu.<br />

“Tapi itu semua sudah dia tinggalkan,” ungkap<br />

Yohan.<br />

Peggy juga menanggalkan aktivitasnya<br />

di Artha Graha. Peggy menjabat sebagai<br />

konsultan ahli di Artha Graha Peduli selama<br />

tujuh tahun. Kini ia memilih menggeluti spiritualisme<br />

dengan berhijab dan mengajarkan<br />

manfaat salat malam atau tahajud. “Saya<br />

sendiri juga bagian dari Artha Graha, hanya<br />

satu setengah tahun ini saja sudah mundur,”<br />

jelas Peggy.<br />

Sedangkan Wisnu masih bertualang sebelum<br />

menghilang. Ia hidup menduda setelah bercerai<br />

dengan Linda. Sumber majalah detik menyebutkan<br />

kini Wisnu memiliki dua pacar, berinisial<br />

M dan I.<br />

Komandan Regu kompleks rumah Wisnu,<br />

Sarbini, juga mengaku melihat dua perempuan<br />

yang menginap di rumah Wisnu di Jalan Parang<br />

Tritis IV Nomor 6a, Ancol, Jakarta Utara,<br />

belakangan. Namun ia tidak dapat memastikan<br />

jika kedua perempuan tersebut merupakan M<br />

dan I. Yang pasti, polisi telah memeriksa kedua<br />

perempuan tersebut. n IRWan NUGROHO, PASTI LIBERTI<br />

Mappapa | ARYO BHAWONO<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Keluarga Wisnu Tjandra:<br />

Ingin Tahu<br />

Wisnu<br />

Terpaksa<br />

Hilang Apa<br />

Tidak<br />

“Cuma ingin tahu, kondisinya<br />

terpaksa atau tidak, sadar apa tidak.<br />

Kalau sadar, dalam kondisi baik,<br />

menghilang beberapa bulan pun tidak<br />

jadi masalah.”<br />

Majalah majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Cuma ingin tahu, kondisinya<br />

terpaksa atau tidak, sadar apa<br />

tidak.<br />

Keluarga Wakil Direktur Utama<br />

Bank Artha Graha Wisnu Tjandra<br />

terus menanti perkembangan pencarian<br />

polisi terhadap Wisnu. Keluarga<br />

merasa pria yang sudah tiga pekan tidak<br />

diketahui keberadaannya itu masih hidup.<br />

Mereka tidak mempermasalahkan Wisnu<br />

menghilang sementara waktu bila itu dilakukan<br />

dengan sadar dan tidak terpaksa.<br />

“Cuma ingin tahu, kondisinya terpaksa atau<br />

tidak, sadar apa tidak,” kata Sisil, adik Wisnu.<br />

Berikut ini wawancara<br />

Isfari Hikmat dan<br />

Bahtiar Rifai dengan<br />

kakak Wisnu Tjandra,<br />

Anastasia Sintowati,<br />

dan adik Wisnu, Sisil, di sebuah kafe di Jakarta,<br />

Kamis, 29 Mei 2014.<br />

Apakah sudah ada kabar dari polisi mengenai<br />

pencarian Wisnu Tjandra<br />

Anastasia: Ini sudah hari ke-18, masak iya<br />

kita tidak mendapat satu pun informasi yang<br />

kira-kira bisa membuat kita yakin soal keberadaannya.<br />

Kapan terakhir menanyakan kabar Wisnu<br />

ke polisi<br />

Anastasia: Rabu (21 Mei) menanyakan info<br />

itu dan belum ada berita. Tanggal 13 saya lapor.<br />

Setelah itu, kita dipanggil sebagai saksi, kapan<br />

itu saya lupa. Tidak beberapa lama setelah<br />

pemanggilan itu.<br />

Siapa yang pertama kali tahu Wisnu<br />

hilang<br />

Anastasia: Adik saya siang hari diberi tahu<br />

oleh sekretaris Wisnu.<br />

Bagaimana keluarga tahu Wisnu hilang<br />

Anastasia: Saya dapat telepon dari adik ipar<br />

saya, itu pukul empat atau sekitar setengah<br />

lima. Dengan nada panik, dia bilang Wisnu hilang,<br />

Wisnu tidak ada di kantor. Saya nanggapi<br />

biasa-biasa saja, mungkin pergi sama bosnya.<br />

Tidak kok, justru bosnya yang nanya. Saya<br />

masih tenang saat itu. Sudah, dicari saja dulu.<br />

Sudah dicari ke semuanya. Jam enam atau<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Saya merasa ini<br />

serius, dia tidak<br />

terlacak ada di<br />

mana.<br />

setengah tujuh itu ada telepon lagi, ngasih<br />

kabar keluarga supaya hadir di kantor. Mulai<br />

saya bertanya, ada apa ini. Begitu malam<br />

sampai di sana, mereka sudah duduk, banyak<br />

sekali orang di situ, mereka meeting. Baru saya<br />

berpikir, “Serius, nih.”<br />

Mereka cerita kronologi kejadian. Mereka<br />

mencari dari Senin pagi karena ada meeting<br />

penting yang harus dihadiri, tapi ia tidak hadir.<br />

Ditelepon sama sekretarisnya (ponsel Wisnu)<br />

mati. Siang juga begitu, tidak ada kabar. Sampai<br />

sore juga begitu, tidak ada kabar.<br />

Baru Senin malam atau Selasa pagi, setelah<br />

ditanya big boss ke mana WT (Wisnu Tjandra),<br />

baru mereka (panik), “Waduh, big boss sudah<br />

nyari, ke mana nih orang.”<br />

Saat itu saya merasa ini serius. Dia tidak<br />

terlacak ada di mana. Begitu menyatakan itu,<br />

mereka minta keluarga melaporkan karena<br />

yang berhak kan dari pihak keluarga. Mereka<br />

akhirnya mendampingi saya dan adik saya ke<br />

Polda.<br />

Bagaimana posisi terakhir Wisnu<br />

Anastasia: Minggu pagi kan sempat ziarah,<br />

ke gereja. Minggu siang kumpul bersama<br />

keluarga. Sorenya masih di rumah. Ada acara<br />

doa bersama, mendoakan keluarga yang<br />

menghadapi ujian. Sempat dia tidur di rumah,<br />

di depan televisi. Sorenya itu juga pulang ke<br />

rumahnya di Ancol. Dia sempat bercanda<br />

dengan keponakan.<br />

Kita cuma heran, tumben dia tidur, mungkin<br />

kecapekan.<br />

Apakah ada kecurigaan mengapa Wisnu<br />

hilang<br />

Anastasia: Dia bukan orang yang biasa<br />

membicarakan masalah.<br />

Mungkin ia punya masalah di kantor<br />

Anastasia: Kita, keluarga, tidak tahu banyak<br />

informasi tentang pekerjaannya, apa yang<br />

sedang ditangani, ada masalah apa, gelap.<br />

Pernah dengar Wisnu dekat dengan<br />

pengurus proyek di Sentul City<br />

Anastasia: Dia tidak pernah cerita soal proyek<br />

dia.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

pamit. Saat mau pulang, biasanya dia bilang<br />

besok mau pergi, mesti ke mana, ke mana.<br />

Nah, ini enggak, dia pamitnya mau pulang,<br />

ngantuk.<br />

Soal kedekatan Wisnu dengan perempuan<br />

Katanya ada yang akan ditemui di<br />

Malaysia<br />

Anastasia: Apalagi itu. Enggak tahu juga karena<br />

itu kehidupan pribadi. Dia sedang dekat<br />

dengan siapa, saya tidak tahu.<br />

Kediaman keluarga besar<br />

Wisnu Tjandra di Cipinang<br />

Asem, Jakarta Timur.<br />

Bahtiar Rifai/majalahdetik<br />

Apakah Wisnu punya utang<br />

Anastasia: Enggak tahu, kalau soal begitu,<br />

tanyakan ke kantor.<br />

Ada informasi dia ke Malaysia. Apakah<br />

keluarga tahu<br />

Anastasia: Saya tidak tahu, itu juga dapat infonya<br />

dari luar, makanya saya tidak tahu. Pada<br />

saat itu (kumpul dengan keluarga), dia tidak<br />

Informasinya, Wisnu pamit kepada<br />

Eyang Sari mau ke Malaysia. Apakah keluarga<br />

tahu<br />

Anastasia: Pamitnya sama Eyang ya ke<br />

Malaysia, enggak tahu dalam rangka apa.<br />

Dia tidak ngomong, cuma bilang ada urusan<br />

kerjaan.<br />

Seberapa sering Wisnu ke Klaten ketemu<br />

Eyang Sari<br />

Anastasia: Jarang, ketemu fisik jarang sekali.<br />

Terakhir sewaktu ada saudara meninggal,<br />

sepertinya tahun lalu.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Kedekatan Wisnu dengan Eyang Sari<br />

seperti apa<br />

Anastasia: Pas kebetulan dia telepon, sekalian<br />

saja dia pamit. Bukan spesial dia mau pamit<br />

mau ke mana. Kebetulan saja, ketika telepon<br />

itu say hello dan terlintas untuk pamit, besok<br />

mau ke sini. Bukan spesial pamit. Rumor di<br />

luar seperti apa, itu tidak mungkinlah.<br />

Terakhir ke luar negeri ke mana<br />

Anastasia: Ke Cina terakhir, paling standar<br />

ya ke Singapura, Hong Kong.<br />

Wisnu jarang naik taksi<br />

(Anastasia bertanya kepada Sisil) Pernah<br />

lihat dia naik taksi Kita enggak pernah (lihat)<br />

ya. Kalau kepepet, mungkin iya. Bisa dikatakan,<br />

kalau dia nongkrong di CJ’s Bar, enggak<br />

pakai taksi, kan. Bawa mobil sendiri, kan. Tidak<br />

mungkin dia pakai taksi. Kalaupun dia pingin,<br />

pasti dia order.<br />

Selain ke CJ’s Bar, ke mana saja Wisnu<br />

nongkrong<br />

Anastasia: Musro, seperti CJ’s tapi di Borobudur.<br />

Itu sepertinya tidak bisa kalian tembus.<br />

Kalau dia ke CJ’s, berarti itu bukan kaitannya<br />

dengan kantor.<br />

Harapan keluarga terhadap kondisi WT<br />

Sisil: Cuma ingin tahu, dia kondisinya terpaksa<br />

atau tidak, sadar apa enggak. Kalau sadar,<br />

dalam kondisi baik, menghilang beberapa<br />

bulan pun tidak jadi masalah. Demi kebaikan<br />

semuanya, kita tidak tahu faktor keterpaksaan<br />

itu sengaja dihilangkan atau menghilang.<br />

Apakah ada kemungkinan dia ingin menyendiri<br />

sementara<br />

Sisil: Menyendiri itu bukan dia banget.<br />

Anastasia: Tidak mau dihubungi sekalipun,<br />

dia selalu bilang, “BB gua off ya, tapi lu SMS.”<br />

Itu pasti selalu ada kontak. Tidak akan pernah<br />

kami lepas kontak. Tapi kali ini semuanya off.<br />

Kondisi Ayahanda bagaimana<br />

Anastasia: Secara fisik terlihat baik-baik saja,<br />

secara emosional dan apa yang dia pikirkan<br />

kita tidak tahu. Secara feeling orang tua, dia<br />

menganggap WT masih ada. Hanya, kenapa<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Fokus<br />

hilangnya Wisnu Tjandra<br />

Kediaman Wisnu Tjandra di<br />

Jalan Parang Tritis VI Nomor<br />

6a, Ancol, Jakarta Utara.<br />

Bahtiar Rifai/majalahdetik<br />

(WT hilang), Ayah tidak tahu. Dia (WT) sedang<br />

ada di suatu tempat dalam kondisi baik. Itu<br />

feeling, Ayah merasakan ada.<br />

Kita masih berharap itu. Saya pun masih<br />

berharap itu. Kita memang kehilangan, tapi<br />

kita masih merasakan dia ada namun tidak<br />

bisa menyentuh dia. Kenapa tidak mau<br />

muncul, itu yang jadi pertanyaan, kenapa<br />

tidak mau muncul, itu kenapa. Entah sampai<br />

kapan.<br />

Sisil: Dia (Ayah) masih berharap ini ada suatu<br />

masalah yang harus diselesaikan atau ada<br />

kerjaan, dan dia bakal balik. ■<br />

Bahtiar Rifai, Isfari Hikmat | Iin Yumiyanti<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


gaya hidup<br />

Ini bukan cuma soal mencari<br />

angkutan gratis. Tapi juga ikut<br />

membantu program pemerintah<br />

dalam rangka mengurangi<br />

kemacetan. Mau bergabung<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


gaya hidup<br />

#CariTebengan | Kuningan-Cibubur<br />

| Via tol | Sore ini pukul 17.00<br />

| 1 Seat | Share makanan kecil”. Sinta<br />

penasaran dengan cuitan teman<br />

sekantornya, Rina, sore itu. Cari tebengan di<br />

Twitter Ha<br />

Ah, Sinta rupanya belum tahu. Aktivitas cari<br />

dan beri tebengan sudah aktif di Twitter sejak<br />

2011. Dan semakin hari orang-orang yang nimbrung<br />

semakin banyak.<br />

Akun @nebengers kini telah memiliki followers<br />

lebih dari 62 ribu. Dan setiap hari aktivitas<br />

mencari dan menawarkan tebengan terus berjalan.<br />

Timeline-nya paling ramai saat pagi dan<br />

sore hari.<br />

Dan Rina, sebut saja begitu panggilannya,<br />

adalah salah satu yang aktif mencari tebengan.<br />

Hmm, cari gratisan, ya Eh, tunggu dulu,<br />

mereka yang mencari tebengan bukan berarti<br />

cuma mau gratisan, lo.<br />

Menurut Rina, komunitas ini bukanlah kumpulan<br />

orang-orang yang ingin pergi-pergi tanpa<br />

mengeluarkan ongkos. “Soalnya, kadang kita<br />

share bensin atau tol. Bisa juga bayar dengan<br />

traktir makan,” cerita Rina, yang sudah sangat<br />

sering nebeng.<br />

@nebengers<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


gaya hidup<br />

bakar. “Jadi semua orang enggak perlu bawa<br />

kendaraan sendiri, kan,” katanya.<br />

Thinkstock<br />

@nebengers<br />

Memang, sih, Rina tak<br />

menampik kalau terkadang<br />

ada pemberi tebengan yang<br />

superbaik. Dia sama sekali<br />

tak mau dibayar dengan apa<br />

pun. Tipe ini biasanya adalah<br />

orang-orang yang hanya<br />

membutuhkan teman di perjalanan saja.<br />

Menurut dia, komunitas ini tak hanya membantu<br />

mengurangi kemacetan lalu lintas, tapi<br />

juga bisa ikut menyumbang efisiensi bahan<br />

Waswas<br />

Rina mengenal @nebengers sejak 2012 secara<br />

tak sengaja saat browsing di Twitter. Dia<br />

langsung tertarik, mengingat banyak orang<br />

yang sebenarnya serute dengannya.<br />

Dia pun iseng me-mention akun @nebengers<br />

untuk bertanya bagaimana caranya bergabung.<br />

Dan, tak lama setelahnya, dia langsung mendapat<br />

jawaban. “Caranya tinggal daftar dan pastikan<br />

akun Twitter pribadi tak terkunci,” kata<br />

Rina.<br />

Awal-awal mention, Rina sebenarnya masih<br />

ragu-ragu. Ya, wajar sih, siapa yang tak khawatir<br />

menebeng orang yang baru dikenal Yakin,<br />

bakal tak akan ada apa-apa yang terjadi<br />

Namun Rina berusaha berpikir positif. Rina<br />

juga selalu waspada dengan selalu disiplin memention<br />

@nebengers setiap kali “bertransaksi”.<br />

Dia juga aktif mengecek timeline dan akun<br />

Facebook orang yang ditumpanginya.<br />

Rina mengaku tak langsung mendapat<br />

tebengan. Baru setelah beberapa kali Rina<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


gaya hidup<br />

@nebengers Thinkstock<br />

berhasil memperoleh tebengan.<br />

Pertama kali nebeng tentu masih<br />

agak canggung, tapi lama-lama<br />

malah asyik.<br />

Dan kini, tebengan Rina seakan<br />

menjadi langganan. Kadang-kadang<br />

mereka bergantian menyetir<br />

atau membelikan bensin. “Jadi kami<br />

berempat, yang punya mobil satu, ya<br />

gantian saja beli bensin,” ceritanya.<br />

Sumi adalah seorang anggota lainnya.<br />

Namun dia adalah orang yang memberi tumpangan.<br />

Rute sehari-harinya adalah Margonda-<br />

Sudirman dengan mengendarai sepeda motor.<br />

Sebelum ada komunitas ini, Sumi sebenarnya<br />

sudah sering menawarkan tebengan kepada<br />

teman-teman sekantornya yang searah. Maklum<br />

saja, boncengan sepeda motornya selalu<br />

kosong. Mubazir.<br />

Lagi pula memberi tebengan menguntungkan.<br />

Selama perjalanan akan ada teman untuk<br />

diajak mengobrol atau mampir untuk makan<br />

malam atau sekadar makan roti bakar.<br />

“Saya masih single, jadi, kalau makan malam<br />

suka nyari teman. Kalau sekalian nebeng kan<br />

enak. Siapa tahu nyantol jadi pacar,” gurau pria<br />

30 tahun ini.<br />

Lagi pula, selain berbagi, kegiatan ini berarti<br />

ikut membantu program pemerintah dalam<br />

mengurangi kemacetan. Semakin sering berbagi,<br />

semakin sedikit kemungkinan kendaraan<br />

pribadi memenuhi jalanan Ibu Kota.<br />

“Jadi, moto dari nebengers ini adalah menjalin<br />

persahabatan sembari mengurangi kemacetan,”<br />

kata Sumi. Hmm, mau ikut jejak mereka n<br />

KEN YunITA<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


gaya hidup<br />

Tip Aman Tebeng-menebeng<br />

Bertemu orang baru dan langsung nebeng atau memberi tebengan tentu<br />

menjadi momen yang “aneh”. Bahkan mungkin bisa berbahaya. Karena itu, tim<br />

nebengers memberi sejumlah tip agar aktivitas tebeng-menebeng ini aman.<br />

Jangan Mendadak<br />

Usahakan untuk mencari tebengan dua jam<br />

sebelum keberangkatan. Selain agar mendapat<br />

tebengan, mem-posting<br />

beberapa jam sebelumnya<br />

juga memberi waktu untuk<br />

saling mengenal antara si<br />

penebeng dan pemberi<br />

tebengan.<br />

Selalu Mention Akun @nebengers<br />

Demi keamanan, jangan lupa selalu men-cc akun @<br />

nebengers setiap kali “bertransaksi”. Dengan begitu,<br />

jika terjadi sesuatu, pelacakannya akan<br />

lebih mudah.<br />

Stalking<br />

Ini tentu tak punya tujuan buruk. Coba lihat-lihat<br />

akun si penebeng dan si pemberi tebengan. Lihat<br />

biodatanya, kalau perlu mintalah akun Facebook agar<br />

lebih mengenal siapa orang yang akan bersama kita.<br />

Kesepakatan<br />

Buat kesepakatan share sebelum tebeng-menebeng<br />

terjadi. Hal ini untuk menghindari perasaan tidak enak<br />

antara penebeng dan pemberi tebengan.<br />

Majalah Majalah detik 2 detik - 8 Desember 2 - 8 juni 2014 2013


wisata<br />

Brasil<br />

Brasil termasuk negara yang, katanya, tidak<br />

aman. Tapi banyak wisatawan tetap mengincar<br />

untuk menjelajahinya. Berani<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


wisata<br />

Amerika<br />

Brasil<br />

Belanda<br />

uset. Gue kemarin<br />

di Brasil kecopetan,”<br />

tulis seorang traveler<br />

dalam blog pribadinya.<br />

“Brasil enggak<br />

berubah, masih aneh.<br />

Enggak pesawatnya,<br />

enggak hotelnya,”<br />

tulis blogger sekaligus traveler lain.<br />

Pengalaman dua traveler itu hanya sebagian<br />

kecil dari sejumlah “keanehan” Brasil. Namun,<br />

entah kenapa, salah satu negara di Amerika<br />

Latin itu tetap menarik dikunjungi.<br />

Jerman<br />

jakarta<br />

Apalagi, tahun ini Brasil adalah negara<br />

tempat pesta sepak bola dunia berlangsung.<br />

Tak mengherankan jika banyak traveler yang<br />

mengincar untuk menjelajahi negara dengan<br />

ibu kota Sao Paulo itu.<br />

Padahal ongkos ke sana tak bisa dibilang<br />

murah, lo. Dari Indonesia, perjalanan ke Brasil<br />

cukup panjang, 20 jam hingga 24 jam.<br />

Dari Jakarta, traveler bisa melewati Frankfurt<br />

(Jerman), Amsterdam (Belanda), atau Los Angeles<br />

(Amerika Serikat). Rata-rata membutuhkan<br />

waktu 12 jam hingga 13 jam perjalanan.<br />

Nah, dari kota-kota itu, perjalanan akan dilanjutkan<br />

ke Sao Paulo dengan waktu tempuh<br />

sekitar 9 jam sampai 11 jam di udara. Melelahkan<br />

dan sudah pasti sampai di lokasi bakalan<br />

jet lag.<br />

Karena lamanya perjalanan itulah banyak<br />

traveler yang memilih berlama-lama di Sao<br />

Paulo. Rugi kalau cuma beberapa hari, capeknya<br />

belum hilang, sudah harus terbang lagi.<br />

Sejumlah traveler mengingatkan, selama berada<br />

di kota-kota di Brasil, termasuk Sao Paulo,<br />

hindari berjalan sendiri. Sebaiknya selalu ada<br />

teman.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


wisata<br />

Di samping banyaknya copet yang berkeliaran,<br />

Negeri Samba menjadi salah satu negara<br />

yang menjual senjata api dengan bebas. Jadi<br />

waspadalah.<br />

Sao Paulo adalah kota padat penduduk. Layaknya<br />

kota metropolitan, kota ini tak lepas dari<br />

gedung bertingkat dan kemacetan lalu lintas.<br />

Seperti di Jakarta, bersiaplah terkena macet<br />

berjam-jam, apalagi jika bepergian di saat<br />

jam-jam kerja. Inilah satu alasan lagi mengapa<br />

traveler sebaiknya mengajak orang yang sudah<br />

paham kota ini saat bepergian.<br />

Kota ini biasanya hanya menjadi kota transit<br />

wisatawan. Umumnya, traveler akan bepergian<br />

ke kota-kota lain di Brasil, seperti Rio de Janeiro<br />

dan Porto Alegre.<br />

Tapi bukan berarti Sao Paulo tak punya daya<br />

tarik. Sejak pertama kali tiba di bandaranya,<br />

wisatawan boleh jadi sudah jatuh cinta dengan<br />

fasilitasnya yang cukup baik.<br />

Pemerintah Brasil rupanya sangat sadar, sebagai<br />

pintu masuk wisatawan, bandara di Sao<br />

Paulo harus memukau. Para wisatawan harus<br />

merasa nyaman berada di bandara ini.<br />

Para wisatawan banyak menghabiskan uangnya<br />

untuk membeli barang-barang eksklusif,<br />

terutama produk kulit untuk para lelaki.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


wisata<br />

Rio de Janeiro<br />

Ke Brasil tanpa ke Rio rasanya belum afdal.<br />

Begitu kata banyak orang. Pemandangan kota<br />

ini memang lain dari yang lain, cocok untuk<br />

turis yang punya hobi melihat pemandangan<br />

indah.<br />

Rio punya pantai pasir putih yang indah,<br />

Copacabana. Karena keindahannya, konon,<br />

pantai yang mirip Kuta di Bali ini selalu dipadati<br />

pengunjung dari pagi hingga malam hari.<br />

Di musim panas, suhu di Rio bisa mencapai<br />

38 derajat Celsius.<br />

Kota ini bakal ramai karena akan menjadi<br />

tempat berlangsungnya final Piala Dunia 2014<br />

pada 13 Juli mendatang. Inilah saatnya orangorang<br />

Rio dan juga wisatawan berjemur.<br />

Satu kilometer sepanjang pantai dipadati hotel-hotel<br />

dengan tarif beragam. Mulai dari yang<br />

nonbintang hingga hotel bintang yang bertarif<br />

puluhan juta rupiah per malam.<br />

Mau tinggal di hotel seperti apa, tergantung<br />

kocek masing-masing wisatawan. Kalau mau<br />

mengirit, pilihlah kamar hotel yang mirip apartemen.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


wisata<br />

Biasanya bisa ditempati hingga enam orang.<br />

“Coba cari hotel via Internet, bisa dapat harga<br />

lebih murah daripada reservasi langsung,” saran<br />

salah satu traveler.<br />

Jangan lupa berjalan-jalan di lapangan sepak<br />

bola. Jika Anda menyewa pemandu wisata, biasanya<br />

mereka akan menawarkan wisata ke lapangan<br />

sepak bola.<br />

Di sini lapangan sepak bola bertebaran di mana-mana.<br />

Di salah satu lapangan itulah pemainpemain<br />

sepak bola terkenal, seperti Ronaldo,<br />

Ronaldinho, dan Kaka, memulai karier.<br />

Jangan juga melewatkan mencicipi aneka<br />

kuliner khas Brasil di Rio, seperti churrasco.<br />

Daging panggang di sini cukup beragam,<br />

mulai ayam, sapi, kambing, domba, hingga<br />

babi.<br />

Paling enak dinikmati bersama salad, nasi,<br />

atau pisang goreng. Makanan ini biasa disantap<br />

pada malam hari bersama keluarga atau kolega.<br />

Dibanding Sao Paulo, hiburan malam di Rio<br />

tergolong ramai. Pastikan menonton pertunjukan<br />

Samba, tarian khas Brasil yang paling terkenal.<br />

Nah, berani ke Brasil n KEN YUNITA | CBS NEWS | FIFA.COM<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

Hiii…, kalau Anda<br />

penakut, jangan<br />

pernah makan di<br />

tempat ini sendirian.<br />

Bisa-bisa, Anda<br />

ditemani “hantu”.<br />

foto-foto : kenyunita/majalah detik<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

atahari hampir tenggelam<br />

sewaktu saya tiba di Jalan<br />

Ciremai, Bogor. Setelah<br />

menyusuri jalanan yang<br />

memang banyak sekali tempat<br />

makan itu, akhirnya saya menemukan tempat<br />

yang saya cari.<br />

Karena lampu-lampu belum menyala, saya<br />

sempat tak melihat papan nama berwarna<br />

agak suram ini. Mungkin papan namanya<br />

disesuaikan dengan konsep tempat makan<br />

yang “seram” ini.<br />

Death by Chocolate. Itulah tempat makan<br />

yang saya tuju. Berdasarkan rekomendasi<br />

seorang teman yang tinggal di Bogor, tempat<br />

makan itu punya tema yang unik sekaligus<br />

makanan yang lumayan enak.<br />

Saya sempat menyangka tempat makan<br />

ini merupakan cabang Death by Chocolate<br />

yang ada di Pondok Indah Mall, Jakarta. Tapi<br />

ternyata keduanya sama sekali enggak ada<br />

hubungannya.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

Konon, Death by Chocolate di Bogor ini<br />

sempat dicibir karena kesamaan nama itu.<br />

Dianggap mendompleng katanya. Benar<br />

enggak, ya<br />

Dan akhirnya tempat makan ini mengganti<br />

nama menjadi Death by Chocolate & Spaghetti.<br />

Ha-ha-ha… masih mirip-mirip juga, ya. Tapi<br />

ya sudahlah, yang penting konsepnya benarbenar<br />

berbeda.<br />

Memang sih, menu andalan kedua tempat itu<br />

sama-sama cokelat. Tapi Death by Chocolate &<br />

Spaghetti menyajikan konsep tempat yang tak<br />

semua resto punya. Makan ditemani “hantu”.<br />

Hah<br />

Benar, kok. Kalau datang pada hari Jumat,<br />

Sabtu, Minggu, dan libur tanggal merah, Anda<br />

akan melihat banyak “hantu” berkeliaran di sini.<br />

Sayang, ketika saya datang, hantu-hantu di<br />

sana sedang tidak berdinas. Jadi, ya, saya cuma<br />

mendengar cerita dari salah satu mas-mas yang<br />

melayani orderan makan saya sore itu.<br />

Jadi, menurut dia, biasanya hantu-hantu<br />

keluar pukul 20.00 WIB. Mereka akan<br />

mendatangi setiap meja berpengunjung untuk<br />

mengucapkan “selamat menikmati”. Ngeri<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

Interiornya didominasi<br />

warna cokelat dan hitam,<br />

yang memberi kesan seram.<br />

enggak<br />

Konsep hantu yang ditawarkan sangat pas<br />

dengan desain rumah tua yang digunakan<br />

tempat makan ini. Apalagi interiornya<br />

didominasi warna cokelat dan hitam, yang<br />

memberi kesan seram.<br />

Suasana makin mencekam dengan<br />

penerangan yang sangat-sangat minim. Saking<br />

minimnya, saya sampai kesulitan membaca<br />

buku menu dengan tulisan kecil-kecil.<br />

Ada kawasan indoor dan outdoor yang bisa<br />

dipilih. Tamu boleh duduk di ruangan-ruangan<br />

rumah tua atau duduk di tenda-tenda putih di<br />

halaman.<br />

Keduanya tidak berpenyejuk udara. Tapi,<br />

sewaktu saya ke sana, udaranya tidak terlalu<br />

panas. Saya hanya mengeluhkan soal nyamuknyamuk<br />

yang menggigit kaki saya, ha-ha-ha....<br />

Seperti yang saya bilang, menu andalan di<br />

sini berupa cokelat. Aneka minuman dan kue<br />

cokelat berbentuk unik yang mungkin tak akan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

pernah ditemui di tempat lain tersedia di sini.<br />

Contohnya cake cokelat berbentuk kuburan<br />

lengkap dengan nisannya. Ngeri juga ya<br />

membayangkan bentuknya. Kue di sini<br />

ditawarkan mulai harga Rp 20 ribu hingga Rp<br />

60 ribu.<br />

Untuk mewakili menu cokelat, saya memilih<br />

Hot Banana Chocolate seharga Rp 21 ribu.<br />

Saya tertarik karena campuran pisang dan<br />

cokelat dalam minuman mungkin akan enak.<br />

Tapi saya agak kecewa setelah<br />

menyeruputnya. Menurut saya, minuman<br />

ini terlalu pekat dan rasa pisangnya tak<br />

bisa menyatu dengan enak. Jadi minuman<br />

seukuran cangkir besar itu hanya saya minum<br />

sedikit.<br />

Saya juga memesan pancake Scary Snake.<br />

Saya tertarik dengan namanya yang unik.<br />

“Nanti penyajiannya seperti ular,” kata<br />

seorang pelayan.<br />

Dan tak lama, pancake pesanan saya tiba di<br />

meja. Dari atas, bentuknya memang seperti<br />

ular. Pancake yang bulat dibuat layaknya<br />

kepala ular dengan hiasan stik biskuit dan<br />

cokelat cair.<br />

Lidah ular dari es krim vanila berwarna<br />

putih tampak menyembul di antara pancake,<br />

sementara badan ular dibuat dari gula halus.<br />

Bentuknya sebenarnya lebih lucu ketimbang<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


kuliner<br />

mengerikan.<br />

Namun ternyata rasanya kurang sebanding<br />

dengan kelucuannya. Es krim vanilanya terlalu<br />

sedikit. Hanya satu sendokan langsung habis.<br />

Sedangkan pancake-nya kurang matang.<br />

Sayang!<br />

Karena dua pesanan saya kurang<br />

memuaskan, saya pun bertanya kepada<br />

pelayan mengenai menu yang benar-benar<br />

direkomendasikan.<br />

Dia lalu menyarankan saya mencoba<br />

Cheese Spaghetti. “Biasanya tamu di sini<br />

suka menu ini karena ini menggunakan<br />

saus keju buatan kami dan disajikan di atas<br />

hot plate,” ujarnya<br />

Dan ternyata spaghetti rekomendasi masmas<br />

pelayan tadi memang cukup enak.<br />

Hanya, kalau bukan pencinta keju, Anda bisa<br />

jadi bakal mengatakan terlalu eneg.<br />

Tapi, buat saya, menu ini cukup enak dan<br />

mengenyangkan. Andai belum kenyang<br />

karena menyantap pancake, saya pasti bakal<br />

memesannya lagi, ha-ha-ha….n KEN YUNITA<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Jalan Tengah<br />

Ekspor Tanah Air<br />

Jalan<br />

Tengah<br />

Ekspor<br />

Tanah Air<br />

Freeport dan perusahaan tambang<br />

boleh mengekspor produk mentah<br />

asalkan memberikan deposit<br />

pembuatan smelter. Pemerintah<br />

berusaha menghindari pemecatan<br />

ribuan karyawan.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Freeport dan perusahaan tambang boleh mengekspor produk<br />

mentah asalkan memberikan deposit pembuatan smelter.<br />

Pemerintah berusaha menghindari pemecatan ribuan karyawan.<br />

Deposit<br />

triliunan<br />

rupiah<br />

itu bakal<br />

menjadi milik<br />

pemerintah<br />

DARI lokasi tambang PT Freeport Indonesia<br />

di Grasberg, terentang pipa<br />

sepanjang 166 kilometer melewati<br />

hutan, rawa, dan pegunungan menuju<br />

Amamapare di pinggir laut. Pipa itu biasa<br />

mengalirkan bubur mengandung air dan bijih<br />

(ore) tembaga beserta emas dari lokasi tambang<br />

di Pegunungan Jaya Wijaya setinggi lebih<br />

dari 2.500 meter hingga pengolahan di pinggir<br />

Laut Arafura.<br />

Di dekat Dermaga Amamapare, bubur air<br />

dan bijih emas bercampur tembaga itu akan dikeringkan<br />

dan menjadi konsentrat. Konsentrat<br />

ini akan dinaikkan ke kapal untuk diekspor dan<br />

sebagian lagi ke smelter di Gresik. Dalam lima<br />

bulan ini, pipa itu terus bekerja meski tidak ada<br />

ekspor. Akibatnya, sekarang tertumpuk sekitar<br />

600 ribu ton konsentrat. Juru bicara Freeport,<br />

Daisy Primayanti, mengatakan, “Penampungan<br />

(konsentrat) kami sudah penuh.”<br />

Pemerintah memang akan melarang ekspor<br />

tambang mineral dalam bentuk mentah seperti<br />

konsentrat tembaga emas hasil tambang di<br />

Grasberg. Semua mesti dilebur di smelter dalam<br />

negeri sebelum diekspor. Jika tidak, perusahaan<br />

bakal dikenai bea keluar 25 persen dan dua tahun<br />

lagi naik menjadi 60 persen. Freeport pun<br />

memilih menghentikan ekspor daripada mengekspor<br />

tapi dikenai bea sehingga penampungan<br />

konsentrat menjadi penuh.<br />

Sebentar lagi penampungan itu mungkin bisa<br />

berkurang bebannya. Ini karena besar kemungkinan<br />

Freeport akan bisa mengekspor kembali<br />

hasil tambang mentah seperti semula. Syaratnya<br />

hanya kesediaan membuat smelter dan,<br />

untuk menunjukkan iktikad itu, memberikan<br />

deposit yang cukup besar, US$ 115 juta (sekitar<br />

Rp 1,3 triliun).<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Keharusan mengolah hasil<br />

tambang mineral di dalam<br />

negeri membawa efek<br />

samping. Sejumlah tambang<br />

di Konawe, Sulawesi<br />

Tenggara, terpaksa berhenti<br />

berproduksi.<br />

Ekho Ardiyanto/ANTARA<br />

Jika smelter itu tidak selesai sesuai dengan<br />

jadwal, deposit triliunan rupiah itu bakal menjadi<br />

milik pemerintah. “Kalau pembangunan smelter<br />

itu tidak terjadi, tentu pemerintah Indonesia<br />

punya hak mengambil dana yang didepositkan<br />

sebagai penerimaan negara,” kata Menteri Koordinator<br />

Perekonomian Chairul Tanjung.<br />

Chairul, yang baru beberapa pekan menjadi<br />

menteri menggantikan Hatta Rajasa karena<br />

maju dalam pemilu sebagai wakil presiden, memang<br />

langsung aktif menangani urusan Freeport<br />

dan perusahaan tambang besar pemegang<br />

kontrak karya lain. Hatta meninggalkan sejumlah<br />

pekerjaan rumah, termasuk renegosiasi<br />

kontrak karya pertambangan, untuk dibereskan<br />

Chairul.<br />

Salah satu masalah yang pelik adalah peraturan<br />

baru pemerintah, yang melarang ekspor<br />

bahan mentah. Istilahnya, larangan ekspor<br />

“tanah air” alias tanah dan air dari Indonesia<br />

dikeduk serta dikirim begitu saja ke luar negeri<br />

tanpa diolah. Pemerintah ingin hasil tambang<br />

itu diolah di dalam negeri sehingga memberi<br />

nilai tambah yang besar.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Freeport<br />

menyatakan<br />

akan bekerja<br />

sama dengan<br />

Newmont untuk<br />

membangun<br />

smelter di<br />

Gresik .<br />

Masalahnya, hingga peraturan ini mulai<br />

dijalankan dan sanksi berupa bea keluar besar<br />

diterapkan, perusahaan tambang mineral itu<br />

belum membuat smelter di dalam negeri. Freeport<br />

sebenarnya sudah mengolah sebagian<br />

hasil tambangnya di dalam negeri, yakni di PT<br />

Smelting di Gresik, Jawa Timur.<br />

PT Smelting adalah perusahaan patungan antara<br />

Freeport dengan tiga perusahaan Jepang,<br />

yaitu Mitsubishi Materials Corporation, Mitsubishi<br />

Corporation, dan Nippon Mining and<br />

Metals Co Ltd. Kapasitas produksi smelter milik<br />

PT Smelting mencapai 300 ribu ton per tahun.<br />

Tapi hanya sekitar 40 persen konsentrat Freeport<br />

yang bisa diolah di Gresik. Sisanya mesti<br />

diekspor dalam bentuk konsentrat. Pemerintah<br />

ingin seluruh hasil tambang diolah oleh smelter<br />

di dalam negeri. “Larangan ekspor mineral mentah<br />

adalah amanat undang-undang dan harus<br />

dijalankan,” ujar Menteri Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral Jero Wacik.<br />

Karena smelter di dalam negeri memang kapasitasnya<br />

sangat kurang, bisa dibilang perusahaan<br />

tambang seperti dilarang melakukan ekspor.<br />

Freeport dan perusahaan tambang besar<br />

lain, seperti PT Newmont Nusa Tenggara, pun<br />

mengancam memilih memecat ribuan karyawan<br />

daripada mengekspor dengan tambahan<br />

beban bea keluar.<br />

Pemerintah tentu tidak ingin ada pemecatan<br />

itu. Ini sebabnya, dua pekan setelah menjabat,<br />

Chairul memanggil para petinggi Freeport Indonesia<br />

dan Newmont Nusa Tenggara. Setelah<br />

pertemuan tiga jam, diambil jalan tengah.<br />

Freeport, Newmont, dan perusahaan<br />

tambang lain tetap bisa mengekspor bahan<br />

mentah untuk sementara waktu tanpa terkena<br />

bea keluar yang tinggi itu selama mereka bisa<br />

menunjukkan rencana membuat smelter yang<br />

butuh beberapa tahun itu.<br />

Freeport menyatakan akan bekerja sama<br />

dengan Newmont untuk membangun smelter<br />

di Gresik dengan peletakan batu pertama pada<br />

kuartal kedua tahun ini. Investasi smelter ini<br />

mencapai US$ 2,3 miliar (Rp 26 triliun). Presiden<br />

Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro<br />

Soetjipto mengatakan pabrik ini akan selesai<br />

dalam 3-4 tahun pengerjaan.<br />

Presiden Direktur Newmont Nusa Tenggara<br />

Martiono Hadianto membenarkan rencana<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Suasana lokasi tambang<br />

nikel di Sorowako, Sulawesi<br />

Selatan. Pengusaha tambang<br />

mineral, termasuk nikel,<br />

mesti berusaha mengolah<br />

produksinya di dalam negeri<br />

agar tidak terkena bea keluar<br />

yang tinggi.<br />

Yusuf Ahmad/REUTERS<br />

pembuatan smelter bekerja sama dengan Freeport.<br />

“Iya, benar itu,” ucapnya.<br />

Untuk memastikan smelter benar-benar dibangun,<br />

pemerintah meminta mereka menyetor deposit<br />

yang nilainya bervariasi. Freeport, misalnya,<br />

mesti menyetor US$ 115, sedangkan Newmont,<br />

karena porsinya lebih kecil di pabrik di Gresik itu,<br />

depositnya US$ 25 juta (Rp 290 miliar).<br />

Soal deposit ini disetujui oleh Freeport. “Kami<br />

juga sudah sampaikan komitmen bahwa siap<br />

memberikan uang jaminan,” kata Rozik.<br />

Setelah kesepakatan diambil, Menteri Keuangan<br />

mesti membuat peraturan yang<br />

membedakan perlakuan bagi perusahaan yang<br />

sedang dalam proses membuat smelter ini. Hanya,<br />

belum ada kepastian apakah peraturan ini<br />

akan mengatur pengurangan bea keluar atau<br />

justru menghapus bea keluar bagi perusahaan<br />

pemegang kontrak karya.<br />

“Kami belum tahu karena nanti masih ada<br />

pembahasan dengan Presiden,” ujar Kepala<br />

Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan<br />

Andin Hadiyanto. n Hans Henricus B.S. Aron, Budi<br />

Alimuddin, Rista Rama Dhany<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Tunggu Bos Tertinggi<br />

Freeport<br />

Soal renegosiasi, pemerintah<br />

akan bertemu dengan induk<br />

Freeport dari Amerika.<br />

perpanjangan kontrak karya<br />

JADI urusan pemerintah<br />

mendatang.<br />

pt freeport indonesia<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Chairul<br />

mengatakan soal<br />

perpanjangan<br />

kontrak akan<br />

diputuskan<br />

pemerintahan<br />

mendatang.<br />

SEMULA pertemuan para menteri<br />

yang dipimpin Menteri Koordinator<br />

Perekonomian Chairul Tanjung<br />

dengan para pemimpin PT Freeport<br />

Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara<br />

pekan lalu diperkirakan akan membahas ulang<br />

pasal-pasal dalam kontrak karya. Akan ada renegosiasi<br />

soal royalti sampai pelepasan saham<br />

ke Indonesia, yang pembicaraannya dimulai<br />

sejak era Menteri Koordinator Perekonomian<br />

Hatta Rajasa.<br />

Tapi ternyata bukan. “Ini hanya pertemuan<br />

yang menegaskan komitmen Freeport dan<br />

Newmont membangun smelter,” kata Direktur<br />

Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar.<br />

Urusan pemerintah dengan para pemegang<br />

kontrak karya memang masih sangat panjang.<br />

Smelter hanya salah satu ujungnya. Masih ada<br />

sederet persoalan yang belum beres, mulai keinginan<br />

pemerintah agar perusahaan tambang<br />

menaikkan nilai royalti hasil tambang sampai<br />

perusahaan itu melepas mayoritas saham ke<br />

Indonesia.<br />

Untuk urusan ini, Chairul berencana melakukan<br />

pembahasan dengan CEO Freeport<br />

McMoRan, Richard C. Adkerson. Bos induk PT<br />

Freeport itu dijadwalkan datang ke Indonesia<br />

bulan ini.<br />

Yang jelas, menurut Sukhyar, sejumlah pasal<br />

renegosiasi kontrak karya sudah disetujui. Misalnya<br />

saja, Freeport setuju menaikkan royalti<br />

untuk pemerintah Indonesia. “Freeport kan dari<br />

dulu setuju royalti akan diubah, dari 1 persen<br />

menjadi 3,75 persen,” ucapnya. Namun, penerapannya,<br />

kata dia, menunggu amendemen<br />

kontrak karya.<br />

Yang tidak akan dibahas Chairul dengan Adkerson<br />

adalah soal nasib perusahaan-perusahaan<br />

tambang itu setelah kontrak karya mereka<br />

selesai. Kontrak karya Freeport berlaku hanya<br />

sampai 2021, sedangkan Newmont hingga<br />

2030.<br />

Chairul mengatakan soal perpanjangan kontrak—atau<br />

nantinya mesti diubah dari izin usaha<br />

pertambangan—akan diputuskan pemerintahan<br />

mendatang. Penyebabnya “Dalam klausul<br />

kontrak karya Freeport maupun Newmont menyebutkan<br />

pembahasan perpanjangan kontrak<br />

dilakukan dalam dua tahun sebelum kontrak<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Truk tambang PT<br />

Freeport Indonesia<br />

sedang bekerja di<br />

Grasberg, Papua.<br />

Perusahaan ini<br />

diwajibkan mengolah<br />

seluruh hasil<br />

tambangnya di<br />

Indonesia.<br />

pt freeport indonesia’<br />

berakhir,” katanya.<br />

Hal senada diungkapkan Presiden Direktur<br />

Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto.<br />

“Renegosiasi itu masih jauh, ini bukan renegosiasi,<br />

ini soal komitmen kami membangun<br />

smelter,” ucapnya.<br />

Status izin usaha pertambangan itu bisa<br />

dibilang “lebih rendah” ketimbang kontrak<br />

karya. Dalam kontrak karya, pasal-pasalnya<br />

tidak boleh diubah secara sepihak. Jika sudah<br />

ditandatangani, tidak akan diubah kecuali<br />

kedua belah pihak sepakat. Baik pemerintah<br />

maupun perusahaan tambang berada pada<br />

posisi setara.<br />

Sebaliknya, dalam izin usaha pertambangan,<br />

posisi pemerintah lebih tinggi daripada perusahaan<br />

yang mendapat izin. Namanya juga izin,<br />

pada dasarnya bisa dicabut atau diubah oleh<br />

pemerintah. n Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Rozik Boedioro Soetjipto,<br />

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia:<br />

Belum Tahu<br />

Bea Keluar<br />

Dicabut atau<br />

Diturunkan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

PT Freeport Indonesia sudah menyanggupi akan mendirikan<br />

pabrik pemurnian dan pengolahan mineral mentah<br />

atau smelter. Perusahaan tambang mineral asal Amerika<br />

Serikat ini akan membangun smelter di Gresik, Jawa<br />

Timur, pada kuartal kedua 2014, bekerja sama dengan rekannya,<br />

perusahaan tambang PT Newmont Nusa Tenggara.<br />

Tapi Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik Boedioro<br />

Soetjipto masih gelap soal renegosiasi kontrak atau apakah bea<br />

keluar bakal dihapus sepenuhnya setelah ia memberikan deposit<br />

pembangunan smelter. Berikut ini petikan wawancara sebelum<br />

dan sesudah rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian,<br />

Jakarta, Rabu, 28 Mei 2014.<br />

Penggalian tambang Freeport<br />

di daerah Timika, Papua.<br />

PT Freeport Indonesia<br />

Apakah ada pembahasan mengenai renegosiasi<br />

kontrak<br />

Belum, belum. Tapi kita tetap ada pembicaraan<br />

terus.<br />

Apa yang perlu dibicarakan lebih lanjut<br />

dalam pembahasan renegosiasi kontrak<br />

Belum, belum. Tetap ada pembahasan.<br />

Apa saja yang Anda sampaikan kepada<br />

pemerintah dalam rakor tersebut<br />

Ya, soal smelter dan (rencana) jangka panjang<br />

Freeport di Indonesia.<br />

Keputusan perpanjangan kontrak dari<br />

pemerintah seperti apa<br />

Itu belum (dibicarakan), karena undang-undangnya<br />

mengatakan baru dibahas dua tahun<br />

sebelum masa kontrak berakhir.<br />

Rencana pembangunan smelter bagaimana<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Hasil feasibility study sudah dilaporkan ke Direktur<br />

Jenderal Mineral dan Batu Bara. Lokasinya<br />

nanti di Gresik. Nilai investasinya mencapai<br />

US$ 2,3 miliar dengan kapasitas produksi 1,6<br />

juta ton konsentrat per tahun.<br />

Kapan mulai ground breaking<br />

Harapannya, bisa kami mulai kuartal<br />

kedua tahun ini.<br />

Rencananya akan bekerja<br />

sama dengan PT<br />

Newmont Nusa Tenggara<br />

dan PT Aneka Tambang,<br />

berapa besar pembagian sahamnya<br />

Belum, belum. Sedang dalam pembicaraan.<br />

Pemerintah meminta Freeport menyetorkan<br />

uang jaminan untuk membangun<br />

smelter, apakah sudah siap<br />

Sudah ada komitmen untuk itu bahwa kami<br />

siap.<br />

Setelah smelter mulai dibangun, apakah<br />

bea keluar akan dihapus atau diturunkan<br />

Belum tahu, kami tunggu keputusan BKF<br />

(Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan).<br />

■ Hans Henricus B.S. Aron<br />

Majalah detik 2 -- 8 juni 2014


ekonomi renegosiasi tambang<br />

Kontrak<br />

Karya Panjang<br />

F reeport selalu menjadi simbol baik dan buruknya kontrak karya<br />

dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Kontrak karya—yang tidak<br />

boleh diutak-atik di tengah jalan secara sepihak—berhasil menarik investasi<br />

asing yang sangat besar sehingga Freeport bersedia masuk. Tapi pasal dalam kontrak<br />

karya yang kadang buruk—seperti rendahnya royalti—membuat nama Freeport<br />

kadang kontroversial. Perusahaan Amerika Serikat ini sendiri hadir di Papua<br />

sejak akhir 1960-an. Tapi rezeki baru membanjir setelah emas ditemukan pada akhir<br />

1980-an. n<br />

1967<br />

4<br />

Freeport Sulphur<br />

mendirikan Freeport<br />

Indonesia dan<br />

mengajukan kontrak<br />

karya—bukan izin—<br />

untuk wilayah itu.<br />

Indonesia bersedia<br />

menandatangani<br />

kontrak karya agar<br />

investasi asing<br />

masuk.<br />

1936<br />

1959 1960<br />

1<br />

Geolog dari Royal Dutch Shell<br />

Company, Jean Jacques Dozy,<br />

menemukan bijih logam di<br />

wilayah Timika, yang saat itu<br />

masih perawan.<br />

2<br />

Freeport Sulphur<br />

dari Amerika Serikat<br />

mendengar soal bijih<br />

logam yang ditemukan<br />

Dozy.<br />

3<br />

Freeport Sulphur<br />

mengirim ekspedisi<br />

ke Ertsberg dan<br />

menemukan bijih<br />

tembaga.<br />

5<br />

Tambang<br />

tembaga dan<br />

sedikit emas di<br />

Ertsberg mulai<br />

beroperasi.<br />

1972<br />

1984<br />

1980-an<br />

Freeport mencoba peruntungan eksplorasi<br />

di Grasberg, yang hanya berjarak<br />

tiga kilometer dari Ertsberg. Ternyata<br />

di Grasberg tidak hanya mengandung<br />

cadangan tembaga ketiga di dunia, tapi<br />

malah cadangan emas terbesar di dunia.<br />

7<br />

Freeport (yang nama induknya sudah menjadi<br />

Freeport McMoRan) ingin menjual tambang<br />

ini karena harga tembaga jatuh, tapi tidak<br />

ada peminat. Freeport malah memperkirakan<br />

perusahaan tambang ini nilainya tinggal US$<br />

200 juta (kurs sekarang Rp 1,8 triliun).<br />

6<br />

1990 1991 2017<br />

Tambang emas di Freeport<br />

mulai beroperasi.<br />

8<br />

Freeport mendapat kontrak karya<br />

baru yang berlaku sampai 30<br />

tahun dan ditambah 10 tahun.<br />

9<br />

Freeport dan Newmont sudah<br />

menyatakan bersedia membangun<br />

smelter. Jika berjalan<br />

sesuai rencana, smelter bakal<br />

selesai paling cepat tahun 2017.<br />

10<br />

Naskah: Nur Khoiri<br />

Sumber: Freeport/geotimes<br />

Kontrak Karya Freeport bakal kedaluwarsa. Kalaupun Freeport<br />

masih menggarap tambang emas raksasa itu, mereka<br />

hanya bisa bekerja dalam sistem izin usaha pertambangan,<br />

bukan kontrak karya.<br />

11<br />

2021<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


isnis<br />

Meraup Untung<br />

Baju Bola<br />

Mulai berbisnis baju bola dengan pasar teman<br />

sekerja, kini sudah bisa memiliki toko sendiri.<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Suasana toko baju bola<br />

di Jakarta. Sebulan bisa<br />

menjual ratusan helai<br />

dengan harga sekitar Rp<br />

100 ribu per buah.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

HELMA Ananda menggemari Real<br />

Madrid, klub Spanyol yang baru<br />

saja merebut piala Liga Champions.<br />

Ia juga menjadi penggemar tim nasional<br />

Spanyol. Seragam tim Real Madrid dan<br />

timnas Spanyol sudah ia miliki. Tapi gadis ini<br />

pekan lalu datang ke salah satu toko baju bola<br />

di kawasan Bekasi, Jawa Barat.<br />

Gadis kelas I SMA ini tidak membeli seragam<br />

dua tim terkenal itu untuk menambah koleksi<br />

jersey-nya. Tapi ia membuka dompet untuk<br />

membeli kaus biru muda Manchester City,<br />

klub juara Liga Inggris. “Buat cowokku, Bang,”<br />

ucapnya malu-malu.<br />

Kegemaran warga Indonesia terhadap sepak<br />

bola dan klub-klub terkenal ini membuat toko-<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Kesebelasan Australia<br />

sedang memperkenalkan<br />

seragam untuk digunakan<br />

di Piala Dunia 2006.<br />

Matt King/Getty Images<br />

toko baju bola tumbuh subur. Para pengusaha<br />

toko baju bola—yang sebagian masih berusia<br />

muda—bisa menikmati omzet puluhan juta<br />

rupiah dari tren yang digemari tak hanya pria<br />

tapi juga gadis seperti Helma itu.<br />

Salah satu pengusahanya adalah Yusuf Mahendra,<br />

yang baru berusia 23 tahun. Dimulai dari<br />

berjualan lewat Internet dan sekarang sudah<br />

bisa menyewa toko, Yusuf kini bisa menikmati<br />

omzet lumayan, sekitar Rp 20 juta sebulan.<br />

Pengusaha kaus bola seperti Yusuf memang<br />

bertebaran di mana-mana. Nyaris di setiap sudut<br />

Jakarta dan wilayah sekitarnya berdiri toko<br />

baju bola. JRP Jersey, misalnya, sampai mengoperasikan<br />

tiga toko di sekitar Bekasi dengan<br />

omzet 300-400 helai kaus per bulan atau sekitar<br />

Rp 30-40 juta.<br />

Dan para pedagang kaus bola ini sudah bersiap-siap<br />

panen saat pesta akbar Piala Dunia<br />

Sepak Bola digelar beberapa pekan mendatang.<br />

Dede Arswito, Manajer JRP Jersey, mengatakan<br />

hawa kenaikan penjualan bahkan sudah mulai<br />

terasa. “Penjualan kami naik sekitar 35 persen,”<br />

ucapnya.<br />

Menjelang perhelatan Piala Dunia ini, seragam<br />

sejumlah tim nasional top yang masuk<br />

putaran final di Brasil—seperti Brasil sendiri,<br />

Belanda, Jerman, Spanyol, Italia, dan Inggris—<br />

juga dipajang di rak-rak di sana.<br />

Kaus bola yang dijual toko-toko ini umumnya<br />

bukan orisinal, sehingga harganya murah<br />

meriah, hanya Rp 80-110 ribu. Menurut Yusuf,<br />

bahan kaus itu diimpor dari Thailand. “Semua<br />

masuk kategori grade orisinal (sekualitas asli),”<br />

ucapnya. “Kaus klub lokal bahannya juga buat-<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Gerai Liverpool di Jakarta.<br />

Penjualan seragam bola<br />

orisinal lebih sulit karena<br />

harganya jauh lebih mahal.<br />

Rengga sancaya/detikcom<br />

an Thailand, tapi menjahit dan sablonnya di Indonesia.”<br />

Tokonya memang menyediakan kaus<br />

dua klub yang populer di Bekasi, Persija Jakarta<br />

dan Persib Bandung.<br />

Tidak semua baju bola yang dijual di sini baju<br />

tiruan alias bukan orisinal. Golden Goal misalnya.<br />

Toko yang juga berada di kawasan Bekasi<br />

itu menyediakan kaus sejumlah tim tapi orisinal,<br />

resmi, persis seperti yang dipakai klub-klub<br />

terkenal. Harganya bisa lima kali lipat dari yang<br />

non-orisinal, Rp 329-549 ribu per helai. “Kami<br />

menjual kaus asli, bukan grade orisinal atau<br />

KW-nya,” ucap Manajer Golden Goal Imam<br />

Kusuma.<br />

Dengan harga setinggi itu, volume penjualan<br />

memang tidak semoncer di toko-toko lain. Tak<br />

aneh jika toko itu lebih mengandalkan jualan<br />

peranti olahraga dibanding jualan kaus. “Yang<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Salah satu pengelola toko<br />

baju bola.<br />

BUDI ALIMUDDIN/detikcom<br />

dominan dicari pelanggan kami di sini sepatu<br />

bola, sepatu futsal, dan bola,” ucapnya.<br />

Selain berjualan lewat toko, yang khas, mereka<br />

membuka lapak di Internet, mulai lewat Facebook,<br />

BBM, sampai situs-situs market place.<br />

Malah Yusuf mengawali bisnisnya via Internet.<br />

Awalnya, pemuda Yogyakarta ini mencoba<br />

berjualan kaus kepada teman-teman<br />

tempat kerja saat mulai merantau ke<br />

Bekasi dan bekerja di pabrik PT Ohsung<br />

Electronics Indonesia dua tahun silam.<br />

Jika hanya mengandalkan pelanggan<br />

teman sekantor, omzet tentu sangat<br />

terbatas. Untung saja, ia bergabung<br />

dengan kelompok penggemar klub Real<br />

Madrid, Madridista. Lewat mailing list<br />

penggemar klub yang kini dilatih Carlo<br />

Ancelotti itu, Yusuf menawarkan dagangannya.<br />

Sehabis itu, ia mulai berjualan lewat<br />

Internet. Usahanya terus membesar<br />

dan, setelah lebih dari dua tahun, ia<br />

bisa mengumpulkan uang Rp 60 juta.<br />

Uang ini ia investasikan untuk menyewa<br />

ruko dan menambah daftar<br />

dagangannya.<br />

Meski memiliki toko, ia tak melupakan berdagang<br />

di Internet. Malah toko ini membantunya<br />

semakin lancar berjualan di Internet. Pedagang<br />

yang memiliki toko fisik dipandang lebih bonafide<br />

dibanding penjual di Internet yang tidak<br />

memiliki toko fisik. “Toko ini menjadi penegas<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Sebagian penjualan baju<br />

bola disatukan dengan<br />

perlengkapan olahraga,<br />

seperti sepatu dan bola.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

bahwa toko online-nya dapat dipertanggungjawabkan,”<br />

katanya.<br />

Toko olahraga yang cukup besar, seperti<br />

Golden Goal—dengan omzet sebulan Rp 1-3<br />

miliar—juga lancar jaya berbisnis via Internet.<br />

Toko-toko ini juga melayani orang yang hendak<br />

kulakan. “Jadi kami juga melayani penjualan<br />

untuk para reseller,” ucapnya.<br />

Yusuf mendapat pasokan kaus dari pedagang<br />

di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Sepengetahuan<br />

Yusuf, importir besar membagi dagangannya<br />

di dua tempat, Tanah Abang dan Mangga Dua.<br />

Dari para pedagang di dua pasar pakaian ini,<br />

para pedagang antarpulau mengambil dagangan.<br />

Sedangkan pedagang kecil berada di mata<br />

rantai ketiga.<br />

Itu sebabnya, Yusuf bercita-cita memperbesar<br />

bisnisnya. “Pinginnya suatu saat nanti<br />

jadi pedagang besar antarpulau atau importir<br />

sekalian,” ucapnya. ■ Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Janji Manis<br />

Investasi<br />

Kondotel<br />

Tren investasi kondominium rangkap<br />

hotel bermunculan. Keuntungan lebih<br />

tinggi ketimbang deposito, tapi masih di<br />

bawah reksa dana saham.<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Sebuah pameran apartemen<br />

di kawasan Tangerang,<br />

Banten, Rabu (7/5).<br />

Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO<br />

UCAPAN itu tampak menjanjikan di<br />

mata Fitri Oktaviani. Konsultan keuangan<br />

ini sangat senang berlibur ke<br />

Bandung dan ada tawaran memiliki<br />

apartemen menengah ke atas lengkap dengan<br />

isi perabotannya di kota cantik berjulukan Parijs<br />

van Java itu. “Saya butuh tempat tinggal yang<br />

dapat saya gunakan sewaktu-waktu,” katanya.<br />

Fitri makin bersemangat membeli karena<br />

apartemen itu memiliki tawaran tambahan:<br />

manajemen apartemen siap mencarikan tamu<br />

yang bersedia membayar untuk menginap di<br />

kota tempat wisata favorit itu. Jadi, saat pemiliknya<br />

tidak berlibur, duit yang dikucurkan di<br />

apartemen tak akan menganggur. “Saya ingin<br />

properti tersebut tidak memerlukan perawatan,<br />

melainkan dapat menghasilkan uang,”<br />

ucapnya.<br />

Maka ia mengeluarkan uang Rp 440 juta.<br />

Uang sebanyak itu—pada 2005—bisa ditukar<br />

dengan sebuah apartemen menengah-atas<br />

dengan unit tipe junior suite. Apartemen yang<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Seorang pengunjung<br />

mengamati maket gedung<br />

pada acara pameran<br />

properti.<br />

Muhammad Adimaja/ ANTARA FOTO<br />

dibeli Fitri ini, dalam istilah pasar, sering disebut<br />

kondotel alias kondominium (apartemen milik)<br />

merangkap hotel.<br />

Investasi kondotel ini sekarang banyak pilihannya.<br />

Dalam pameran perumahan di Balai<br />

Sidang Jakarta pekan lalu, misalnya, sejumlah<br />

kondotel ditawarkan, mulai Harper Puncak di<br />

jalur wisata Puncak, Bogor, dan manajemen<br />

hotelnya dikelola Aston sampai Woodland Park<br />

di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, dengan<br />

manajemen dipegang Grup Swiss-Belhotel.<br />

Para pengembang itu memberi janji yang<br />

menggiurkan kepada para investor. Anggota<br />

staf pemasaran Harper Puncak, Zahra Putri, misalnya,<br />

mengatakan, “Kami janjikan keuntungan<br />

setahun 10 persen.” Mereka melepas kondotel<br />

di Puncak dengan kisaran harga Rp 900 juta<br />

hingga Rp 2 miliar per unit. Unit itu nanti akan<br />

disewakan dengan tarif Rp 1-1,2 juta per malam<br />

dengan kontrak pengelolaan sampai 25 tahun.<br />

Direktur Pemasaran PT Kurnia Propertindo<br />

Sejahtera, Ratna, bahkan menjanjikan keuntungan<br />

sampai 12 persen per tahun untuk kondotel<br />

Sahid Eminence, yang sedang dibangun<br />

di kawasan Ciloto, Puncak. Sahid Eminence<br />

dilepas dengan harga per unit Rp 1,2-3,5 miliar.<br />

“Nanti, setelah serah-terima dengan pihak<br />

pengelola, investor akan mendapat bagi hasil,”<br />

ucapnya.<br />

Mereka menjanjikan pasar yang kuat karena<br />

manajemen Sahid berada di belakang mereka.<br />

Ratna mengakui Puncak hanya ramai pada<br />

akhir pekan. Tapi mereka memiliki pasar sendiri,<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Pengunjung memperhatikan<br />

brosur kondotel di Bali<br />

dalam pameran di Senayan<br />

City, Jakarta, beberapa<br />

waktu lalu.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

yakni kalangan birokrat.<br />

“Permintaan dari sebagian besar pelanggan<br />

kami, yaitu orang-orang birokrasi yang akan<br />

menyelenggarakan rapat-rapat sekaligus ingin<br />

menikmati udara yang sejuk, kami tanggapi<br />

dengan pendirian kondotel ini,” ucapnya.<br />

Tapi apakah keuntungan yang didapat para<br />

investor benar-benar setinggi yang dijanjikan<br />

Ojrat Mugiyono, manajer pemasaran kantor<br />

properti Jakarta Property, mengatakan hasil<br />

rata-rata di kondotel 9 persen per tahun. “Pengembalian<br />

nilai keuntungannya lebih cepat<br />

ketimbang deposito perbankan,” ucapnya<br />

membandingkan dengan investasi lain yang<br />

sangat populer.<br />

Hasil yang lebih tinggi daripada deposito<br />

ini diakui oleh Fitri, yang membeli kondotel di<br />

Bandung pada 2005. Tapi, dibanding bentuk<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Maket kondotel di Bali<br />

dalam pameran di Senayan<br />

City, Jakarta, beberapa<br />

waktu lalu.<br />

Ari Saputra/detikcom<br />

investasi lain, keuntungan dari kondotel lebih<br />

kecil. “Masih lebih rendah daripada rata-rata<br />

keuntungan reksa dana saham,” katanya menyebut<br />

investasi di pasar modal.<br />

Harga kondotel yang dibeli Fitri itu Rp 440<br />

juta, tapi belum termasuk biaya notaris dan<br />

pajak. Tapi, begitu membeli, ia mendapat Rp<br />

96 juta dari jaminan sewa selama 2 tahun dari<br />

manajemen kondotel. “Total yang saya bayarkan,<br />

termasuk biaya pajak dan notaris, sekitar<br />

Rp 360 juta,” ucapnya<br />

Oleh pengelola kondotel, unit itu disewakan<br />

Rp 800 ribu per malam. Setiap tahun, ia menerima<br />

laporan tingkat hunian dan pembagian<br />

keuntungan yang diperoleh. Tapi keuntungan<br />

kondotel bukan hanya dari sewa. Seperti investasi<br />

properti lain, investor bakal mendapat keuntungan<br />

saat hunian itu dijual.<br />

Inilah yang dilakukan Fitri tahun lalu. Tahun<br />

lalu, karena ada keperluan yang membutuhkan<br />

dana lumayan banyak, ia melepas kondotel di<br />

Bandung itu. Total pemasukan dari penjualan<br />

kondotel ditambah sewa selama 8 tahun adalah<br />

Rp 252 juta. “Rata-rata per tahun saya dapat<br />

8,7 persen, waktu itu,” ucapnya. ■<br />

Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


isnis<br />

Mesti<br />

Tahu<br />

Pasar<br />

Hotel<br />

INVESTASI kondotel memang sedikit berbeda<br />

dibanding menanam modal di bidang properti<br />

lain. Biasanya, untuk berinvestasi rumah<br />

atau apartemen, misalnya, cukup mengetahui<br />

harga pasar hunian dan tren kenaikan harga<br />

beberapa tahun terakhir.<br />

Tapi, untuk menanam modal di kondotel,<br />

sebaiknya mengetahui juga sedikit soal pasar<br />

wisata atau calon tamu. “Sebaiknya investor<br />

menyelidiki tingkat okupansi hunian hotel di<br />

lokasi kondotel tersebut,” kata Ojrat Mugiyono,<br />

Manajer Pemasaran Jakarta Property.<br />

Hal yang sama diungkapkan Riki Pratama,<br />

project consultant sejumlah kondotel di Bali. Ia<br />

mengatakan investor tidak boleh emosional,<br />

jangan hanya karena senang piknik di lokasi<br />

apartemen sekaligus hotel itu. Hal ini untuk<br />

menghindari membayar kredit rumah bertahun-tahun<br />

tapi hanya bisa menikmati beberapa<br />

hari menginap gratis. Sedangkan, katanya,<br />

“Return minimal.”<br />

Selain urusan calon tamu penyewa, pemilik<br />

mesti memasukkan faktor penyusutan nilai<br />

saat berhitung nilai investasi di kondotel.<br />

Penyusutan nilai ini terutama perabotan dan<br />

gedung. Saat menjual kondotel kembali, sofa<br />

atau kitchen set di kondotel itu tentu mungkin<br />

mulai gores-gores, pudar warnanya, bahkan<br />

rusak. “Penurunan nilai furnitur dan renovasi<br />

ruang juga perlu diperhitungkan sebagai biaya<br />

investasi,” ucapnya.<br />

Yang juga tidak boleh dilupakan dalam<br />

perhitungan adalah soal pajak penghasilan.<br />

Ojrat meminta calon investor mencermati<br />

kontrak pembagian keuntungan sewanya. Saat<br />

menghitung sewa, mesti memasukkan faktor<br />

pajak. “Untuk pendapatan sebagai pemilik<br />

unit, Anda akan dikenai pajak penghasilan<br />

sebesar 10 persen,” ucapnya. ■ Budi Alimuddin<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

Kennedy<br />

Bunuh<br />

Marilyn Monroe<br />

Lebih dari separuh abad jasad<br />

Marilyn Monroe terbaring di<br />

Westwood Memorial Park,<br />

Los Angeles. Tapi kematiannya<br />

masih saja menuai kontroversi.<br />

Secara resmi, penyebab kematian<br />

sang bintang adalah bunuh diri dengan<br />

cara menelan puluhan pil penenang.<br />

Berkembang juga bisik-bisik,<br />

John F. Kennedy dan adiknya, Robert<br />

F. Kennedy, yang terlibat cinta segitiga<br />

de ngan Marilyn, berada di balik<br />

kematiannya.<br />

Jay Margolis dan Richard Buskin lewat<br />

buku The Murder of Marilyn Monroe: Case<br />

Closed, yang rencananya dirilis 3 Juni 2014,<br />

menguatkan gosip tersebut. Apa dasar<br />

kesimpulan keduanya<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Dibunuh Karena<br />

Diari Merah<br />

Marilyn Monroe<br />

mengancam akan<br />

membeberkan skandal<br />

perselingkuhannya dengan<br />

Kennedy bersaudara.<br />

Majalah detik 52 -- 11 8 Juni mei 2014


selingan<br />

Marilyn Monroe ditemukan<br />

tertelungkup dalam<br />

selimut tanpa busana di<br />

tempat tidurnya.<br />

Daily Mail<br />

James Edwin Hall dan Murray Liebowitz<br />

adalah petugas paramedis yang<br />

pertama kali tiba di kediaman aktris<br />

kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe<br />

(MM), 5 Agustus 1962. Di kamar tamu, Hall<br />

mendapati aktris berambut pirang bernama<br />

asli Norma Jeane Mortenson itu tertelungkup<br />

tanpa busana dalam balutan selimut.<br />

Hall lalu berinisiatif menurunkan tubuh<br />

perempuan berusia 36 tahun itu ke lantai dan<br />

berusaha memberinya bantuan pernapasan<br />

dengan cara menekan dada secara teratur<br />

(“pijat jantung”). Kala itu, berdasarkan pengamatannya,<br />

tak terdapat muntahan seperti<br />

yang lazim terjadi pada orang yang mengalami<br />

overdosis.<br />

“Juga tidak ada bau obat dari mulutnya, suatu<br />

gejala klasik lain (dari overdosis). Beberapa botol<br />

pil yang ada di meja pun tertutup rapi,” ujarnya<br />

dalam buku bertajuk The Murder of Marilyn<br />

Monroe: Case Closed. Buku terbitan Skyhorse<br />

Publishing itu rencananya diluncurkan pada 3<br />

Juni 2014.<br />

Hall mulai memberi pijat jantung eksternal<br />

dan terlihat MM mulai bernapas lagi. Ia pun<br />

kembali memberi bantuan napas. Kali ini<br />

dengan tabung plastik bersih pemompa udara<br />

lewat tenggorokannya. Pada saat yang sama,<br />

Liebowitz berlari ke ambulans untuk mempersiapkan<br />

peralatan resusitasi. Ia hendak mengambil<br />

tandu dari ambulans ketika seorang pria<br />

muncul di ambang pintu: Dr Greenson. Sang<br />

psikiater dengan lantang berujar, “Aku dokternya.”<br />

Greenson melarang Hall menggunakan<br />

alat resusitasi. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan<br />

jarum suntik dari tasnya.<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

Ralph Greenson<br />

Daily Mail<br />

“Dia tampak menjelajahi rusuk MM seperti<br />

seorang amatir, lalu mendorong jarum ke dadanya.<br />

Tapi itu tidak masuk dengan tepat. Jarum<br />

menyangkut pada tulang salah satu rusuknya.<br />

Aku telah menyaksikan banyak prosedur medis,<br />

dan orang ini benar-benar brutal,” kata Hall.<br />

James Hall telah bekerja untuk Schaefer<br />

Ambulance selama beberapa tahun. Ayahnya,<br />

Dr George E. Hall, ahli bedah di Beverly Hills<br />

dan mantan Kepala Staf LA Hospital. Ibunya<br />

perawat bedah.<br />

Kesaksian Hall dan Liebowitz menjadi salah<br />

satu bahan bagi Jay Margolis dan Richard<br />

Buskin untuk menyimpulkan bahwa Robert<br />

Kennedy merupakan dalang di balik kematian<br />

MM. Ia sengaja dibunuh agar tak mengungkap<br />

aib keluarga Kennedy, yang dicatat dalam buku<br />

hariannya. Dalam menjalankan aksinya, Robert<br />

menyertakan saudara iparnya, aktor Peter Lawford<br />

dan Greenson, psikiater yang sudah lama<br />

menangani MM. “Greenson menyuntikkan zat<br />

pentobarbital yang berakibat fatal terhadap<br />

jantung sang aktris,” tulis Jay Margolis dan Richard<br />

Buskin dalam buku itu.<br />

Padahal kesimpulan resmi yang beredar lebih<br />

dari 50 tahun, MM tewas karena bunuh diri. Dia<br />

menenggak puluhan butir obat penenang yang<br />

biasa dikonsumsinya dari Greenson.<br />

Margolis disebut-sebut sebagai wartawan<br />

investigasi yang selama bertahun-tahun<br />

mendalami kematian MM. Pada Agustus 2011,<br />

setelah lima tahun menyelidiki kematian MM,<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

Lawford dan Robert Kennedy<br />

Daily Mail<br />

dia menerbitkan buku Marilyn Monroe: A Case<br />

for Murder. Untuk karya terbarunya ini, sarjana<br />

lulusan Universitas California itu menggandeng<br />

Buskin, penulis buku best seller New York Times<br />

yang menerbitkan 30 buku nonfiksi.<br />

lll<br />

Selain kedua petugas paramedis itu, Margolis<br />

dan Buskin menjadikan kesaksian Peter Lawford<br />

sebagai bahan tulisan di bukunya. Lawford-lah<br />

yang menyertai Robert menyambangi kediaman<br />

MM di Brentwood, Los Angeles, pada 4<br />

Agustus 1962 sore hari. Robert, yang menjabat<br />

jaksa agung, datang untuk menyampaikan pesan<br />

dari sang kakak, John F. Kennedy, agar MM<br />

tak lagi menelepon ke Gedung Putih. John juga<br />

memastikan tak akan menceraikan Jacqueline<br />

Kennedy seperti diinginkan MM.<br />

Tapi, setelah bersua dengan MM, kata Lawford,<br />

iparnya itu seolah tak berdaya. Seperti<br />

tersihir dan mengikuti begitu saja ajakan sang<br />

bintang untuk bercumbu. ”Malam itu mereka<br />

menjadi sepasang kekasih dan menghabiskan<br />

malam di kamar tidur tamu,” ujarnya. Lawford<br />

mengaku lebih banyak duduk di dekat kolam<br />

renang sembari menikmati segelas sampanye.<br />

Sampai kemudian terjadi keributan di dalam<br />

rumah.<br />

Marilyn Monroe terdengar mengancam akan<br />

membeberkan skandal mereka, yang dicatat di<br />

sebuah buku kecil berwarna merah. Ia juga ber-<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

usaha menyerang Robert<br />

dengan sebuah pisau kecil.<br />

Tapi hal itu bisa dicegah<br />

Lawford dengan cara menendang<br />

lengan Monroe.<br />

Pisau pun terpental dari<br />

genggaman Marilyn. Robert<br />

mendesak agar MM<br />

menyerahkan diarinya itu.<br />

Untuk menenangkan MM,<br />

dia mengontak Greenson.<br />

Lawford mengungkapkan<br />

semua itu karena<br />

merasa dikejar-kejar dosa<br />

yang terus memburunya.<br />

“(Pembunuhan) itu adalah<br />

hal paling gila yang<br />

pernah dilakukan. Saya<br />

merasa cukup gila telah<br />

membiarkan itu terjadi,”<br />

tuturnya suatu ketika.<br />

Narasumber lain yang digunakan Margolis<br />

dan Buskin adalah Fred Otash, detektif yang<br />

menyadap rumah MM atas permintaan Lawford.<br />

Dia menyatakan FBI dan CIA menyadap<br />

rumah MM. Kepala FBI J. Edgar Hoover telah<br />

menerima laporan bahwa Robert berada di<br />

dalam rumah MM beberapa saat sebelum<br />

aktris itu meninggal. Juga ada Sersan Marvin<br />

Iannone, petugas dari Kepolisian Los Angeles<br />

yang ditempatkan di rumah MM atas perintah<br />

Robert.<br />

Sementara itu, wartawan foto majalah Life,<br />

Leigh Wiener—ia menyuap petugas kamar<br />

mayat dengan sebotol wiski agar bisa masuk<br />

kamar mayat guna memotret jasad MM berjam-jam<br />

setelah kematiannya—menyatakan<br />

pada tubuh sang aktris ada warna biru atau<br />

ungu, yang merupakan indikasi injeksi jarum.<br />

Kesaksian ini berlawanan dengan keterangan<br />

ahli forensik yang memeriksa jenazah MM, Dr<br />

Thomas T. Noguchi. Dalam memoar “Coroner<br />

to the Stars”, yang dia tulis bersama Joseph<br />

DiMona, berdasarkan pengamatannya menggunakan<br />

kaca pembesar, ia tak melihat ada<br />

bekas tanda suntikan pada kulit MM. Juga tak<br />

ada tanda-tanda kekerasan.<br />

“Cuma di punggung kiri agak ke bawah ada<br />

tanda memar sedikit. Warnanya memperlihatkan<br />

bahwa memar ringan itu belum lama<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

Polisi memindahkan jenazah<br />

Marilyn dari kediamannya.<br />

Daily Mail<br />

Tap/klik untuk berkomentar<br />

terjadi. Saya yakin hal itu<br />

tidak ada hubungannya<br />

dengan kematiannya,”<br />

tulis Noguchi dalam<br />

buku yang diterbitkan<br />

pada Oktober 1983 itu.<br />

Dari pemeriksaan organ-organ<br />

bagian dalam<br />

tubuh, ia juga tidak melihat<br />

adanya pil di lambung<br />

ataupun usus kecil.<br />

Tidak pula ada sisanya<br />

atau kristal. Tetapi botolbotol<br />

pil menunjukkan<br />

Marilyn menelan 40-50<br />

butir pentobarbital dan<br />

sejumlah besar pil kloralhidrat.<br />

Sementara itu, pemeriksaan darah oleh<br />

toksikolog Raymond J. Abernathy menunjukkan<br />

ada 8,0 mg persen kloralhidrat dan<br />

13,0 mg persen pentobarbital (Nembutal)<br />

berdasarkan uji hati. Angka itu jauh di atas<br />

dosis yang bisa menyebabkan kematian.<br />

Apalagi ditemukan botol Nembutal kosong<br />

(yang baru dibeli sehari sebelumnya, berisi<br />

50 butir) bersama botol kloralhidrat yang<br />

isinya tinggal 10 (mestinya 50). “Ini semua<br />

dianggap jelas menunjukkan bahwa Marilyn<br />

Monroe bunuh diri,” tulis Noguchi.<br />

Tak semua setuju dengan kesimpulan Jay Margolis<br />

dan Richard Buskin lewat buku itu. Situs<br />

ravishly.com edisi 19 Mei, misalnya, mempertanyakan<br />

kompetensi keduanya menyelidiki misteri<br />

tersebut. Meski diklaim sebagai wartawan<br />

investigasi, tulis situs tersebut, sesungguhnya<br />

Margolis tak pernah memiliki sertifikat sebagai<br />

wartawan investigasi. Begitupun Buskin, yang<br />

disebut cuma sering meliput berita tentang<br />

para selebritas untuk New York Post dan The<br />

Daily Mail.<br />

Selain kedua penulis dihujani cercaan, penerbit<br />

dituding bertindak gegabah dengan terburuburu<br />

menerbitkan buku tersebut. “Sungguh tak<br />

masuk akal Bobby (sapaan Robert) berambisi<br />

menjadi Presiden Amerika, nekat bertindak<br />

seperti itu,” tulis situs tersebut. ■<br />

Arif Arianto | Sudrajat | DailyMail | The Age<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014<br />

Majalah detik 2 - 8 Juni 2014


selingan<br />

Mafia<br />

di Balik Kematian<br />

Marilyn Monroe<br />

“Sam Giancana punya motif untuk menghabisi bom seks Amerika itu.<br />

Robert Kennedy terlalu cerdas untuk berbuat bodoh.”<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Secara resmi, kepolisian Los Angeles<br />

menyatakan penyebab kematian<br />

aktris Marilyn Monroe (MM) di usia<br />

36 tahun pada 5 Agustus 1962 adalah<br />

bunuh diri. Ia disebut-sebut pernah empat kali<br />

mencoba melakukan hal itu. Sebab,<br />

sudah menjadi rahasia umum, MM<br />

mengalami depresi berat di balik<br />

kehidupannya yang glamor. Emosinya<br />

tidak stabil. Karena itu, selama<br />

bertahun-tahun ia mengkonsumsi pil<br />

tidur.<br />

Namun teori ini menafikan sederet<br />

fakta dan pertanyaan. Bagaimana<br />

mungkin lambung Marilyn Monroe<br />

hampir kosong kalau ia menelan begitu<br />

banyak pil Setidaknya mesti ada kapsul<br />

atau tablet yang setengah tercerna, ada<br />

bubuk, atau ada tanda merah pada lapisan<br />

lambung. Kenapa tim forensik tidak melakukan<br />

uji racun pada lambung ataupun<br />

organ-organ vital lainnya<br />

Bertahun-tahun setelah kematian MM,<br />

George Masters, mantan penata rias wajah dan<br />

rambut MM, membuat cerita sendiri. Sehari<br />

sebelum ditemukan tewas di kamar tidurnya,<br />

kata Masters, majikannya itu terbang ke Danau<br />

Tahoe di Nevada ke rumah Frank Sinatra. Di<br />

sana ia bertemu dengan bos mafia kenamaan<br />

Sam Giancana dan si empunya rumah Frank<br />

Sinatra.<br />

Bukan sekadar untuk menyanyi, MM diundang<br />

karena Giancana rupanya punya misi khusus.<br />

Dia membujuk agar MM tak membocorkan<br />

kepada pers soal hubungan cintanya yang<br />

terlarang dengan Presiden John F. Kennedy.<br />

Kesaksian Masters ini sengaja disimpan dalam<br />

bentuk rekaman audio sebelum dia meninggal<br />

pada 1998.<br />

“Malam sebelum dia meninggal, terakhir kali<br />

saya melihatnya berada di Tahoe. Di sana dia<br />

bersama Sam Giancana, seorang bos mafia,”<br />

tutur Masters dalam kaset rekaman yang ditemukan<br />

keponakannya, Jeff Platts, 60 tahun.<br />

Atas dasar cerita pamannya itu, Platts berkeyakinan<br />

bahwa Kennedy berada di balik<br />

kematian MM. “Jelas sekali, ini semua karena<br />

Kennedy. Saya kira FBI yang melakukannya,”<br />

kata Platts.<br />

Pendapat berbeda disampaikan Darwin<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Sam Giancana di Chicago, 1965<br />

Daily Mail<br />

Porter dalam buku Marilyn at Rainbow’s End:<br />

Sex Lies, Murder, and the Great Cover-Up, yang<br />

dirilis Mei 2012. Ia secara lugas menuding Sam<br />

Giancana-lah yang punya motif menghabisi<br />

MM. “Marilyn pernah mengancamnya akan<br />

membeberkan operasi gelap mafia pimpinan<br />

Giancana,” kata Porter kepada tabloid Inggris,<br />

Mirror, 28 Juli 2012.<br />

Dalam wawancara eksklusif itu, Porter,<br />

yang pernah menulis biografi sejumlah aktris<br />

serta aktor kenamaan Hollywood, seperti<br />

Frank Sinatra, Ronald Reagan, dan Elizabeth<br />

Taylor, menepis kemungkinan Jaksa Agung<br />

Robert Kennedy di balik aksi Giancana. “Tentu<br />

saja tak mungkin. Dia orang yang sangat<br />

cerdas, tak mungkin melakukan hal sebodoh<br />

itu,” ujarnya. n<br />

Daily Mail | Sudrajat<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Marilyn Monroe,<br />

antara Sukarno dan Kennedy<br />

Selain Kennedy, Sukarno<br />

disebut-sebut pernah<br />

terlibat affair dengan<br />

Marilyn Monroe. Tak<br />

didukung data sahih.<br />

wallpaperswide.com, John Vachon/LOOK Magazine<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Marilyn Monroe bersama<br />

Presiden Sukarno.<br />

George Snow, © Bettmann/CORBIS<br />

Pada Mei 1956, Presiden Sukarno ditemani<br />

putra sulungnya, Guntur, melakukan kunjungan<br />

kenegaraan selama beberapa hari<br />

ke Amerika Serikat. Selain bertemu dengan<br />

para petinggi Negeri Abang Sam, Sukarno menyempatkan<br />

diri singgah ke Hollywood dan mendapat<br />

liputan luas dari berbagai media.<br />

Sutradara Joshua Logan, yang tengah memimpin<br />

syuting film Bus Stop, termasuk sineas yang menghadiri<br />

perjamuan makan malam oleh Presiden Motion<br />

Picture Association of America (MPAA) Eric Allen Johnston<br />

untuk menghormati Sukarno. Beberapa aktor<br />

ternama Hollywood yang hadir antara lain Gregory<br />

Peck, George Murphy (kelak menjadi senator), dan<br />

Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi presiden<br />

Amerika Serikat).<br />

Aktris Marilyn Monroe (MM), yang merintis karier<br />

de ngan menjadi sampul pertama majalah Playboy, sebetulnya<br />

tak termasuk dalam daftar undangan malam<br />

itu. Namun, karena ia tengah membintangi Bus Stop,<br />

Logan mengajaknya turut serta.<br />

“Saya ingin kau menemui sahabat saya nanti malam,”<br />

ujar Logan kepada MM. Padahal sebetulnya<br />

MM harus terbang ke New York untuk merayakan<br />

ulang tahun ke-30 keesokan harinya. Namun ia tak<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Kalau foto Sukarno bertemu<br />

dengan Marilyn Monroe<br />

itu ada, dan media juga<br />

memuatnya. Tetapi itu kan<br />

di depan orang banyak.<br />

kuasa menolak ajakan sang sutradara.<br />

Mengenakan gaun gelap berleher panjang,<br />

seketika kehadiran MM justru membuat atmosfer<br />

pesta lebih hidup. Para pewarta foto<br />

langsung membidikkan<br />

kameranya begitu Sukarno<br />

menyalami MM.<br />

Meski baru pertama kali<br />

bersua, keduanya terlibat<br />

perbincangan akrab bak<br />

sahabat karib. “Anda seorang<br />

yang sangat penting<br />

dan terkenal sekali<br />

di Indonesia,” kata Sukarno.<br />

Meski pertemuan itu sebetulnya di luar agenda<br />

dan tak jelas benar apa yang dibicarakan,<br />

fantasi liar sebagian orang berkembang begitu<br />

saja. Apalagi Logan kemudian melontarkan pernyataan<br />

spekulatif bahwa sangat mungkin antara<br />

Sukarno dan MM mengadakan pertemuan<br />

lanjutan setelah pesta itu. Hal itu berdasarkan<br />

asumsi bahwa presiden pertama RI itu dikenal<br />

luas sebagai pengagum perempuan cantik,<br />

sedangkan MM dikenal sebagai bom seks Hollywood<br />

nomor wahid kala itu.<br />

“Saya pikir mereka berdua melakukan pertemuan<br />

lanjutan setelah pesta itu,” kenang Logan<br />

seperti dikutip Anthony Bruce Summers dalam<br />

buku Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe<br />

yang terbit pada 1985. Di buku itu Summers<br />

juga mengutip pernyataan Joseph Smith, mantan<br />

pejabat CIA di Asia, yang menyampaikan<br />

pernyataan senada. “Pertengahan 1958, saya<br />

mendengar ada rencana untuk membawa mereka<br />

bersama ke ranjang,” ujar Smith.<br />

Namun pengajar sejarah dan filsafat sejarah<br />

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Romo<br />

D.R. Baskara Tulus Wardaya, yang banyak menulis<br />

tentang Sukarno, meragukan kesaksian<br />

semacam itu. Dalam beberapa literatur tentang<br />

Presiden John F. Kennedy maupun sejarah<br />

Amerika yang dipelajarinya, tidak ditemukan<br />

adanya informasi tentang hubungan khusus<br />

antara Sukarno dan MM, meski Sukarno beberapa<br />

kali mengunjungi Amerika.<br />

“Kalau foto Sukarno bertemu dengan Marilyn<br />

Monroe itu ada, dan media juga memuatnya.<br />

Tetapi itu kan di depan orang banyak,” ucapnya.<br />

Andai Sukarno mengagumi bintang seksi<br />

Hollywood tersebut, hal itu bisa saja terjadi<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

Presiden Kennedy dan<br />

Sukarno.<br />

Bettmann/CORBIS<br />

mengingat reputasi Sukarno sebelumnya. Dalam<br />

otobiografi yang ditulis Cindy Adams, Sukarno<br />

tak bisa menyembunyikan kesukaannya<br />

terhadap wanita. “Bukan suatu dosa atau tidak<br />

sopan kalau seseorang mengagumi seorang<br />

perempuan cantik,” katanya.<br />

Namun, menurut Baskara, kekaguman terhadap<br />

seorang perempuan bukan berarti ada hubungan<br />

khusus, apalagi terlibat affair. Terlebih, dalam<br />

sejumlah literatur mengenai Sukarno di Tanah Air,<br />

termasuk dalam buku karya Guntur Soekarnoputra,<br />

Bung Karno: Bapakku, Kawanku, Guruku, tak<br />

sekali pun nama Marilyn Monroe disinggung.<br />

Sukarno cuma pernah menyebut nama aktris Ava<br />

Gardner dan Yvonne De Carlo.<br />

Kedua nama itu mencuat ketika Guntur<br />

meminta konfirmasi kepada sang bapak, apakah<br />

Allen Lawrence Pope, spionase CIA yang<br />

pesawatnya, B-26 Invader, ditembak jatuh TNI<br />

di Maluku pada 1958, benar dibarter dengan<br />

helikopter dan pembangunan jalan di Jakarta.<br />

Menjawab pertanyaan putra sulungnya itu,<br />

Sukarno, diiringi derai tawa, berujar, “Mudahmudahan<br />

Amerika kirim Pope yang lain. Kalau<br />

tertangkap nanti, aku minta tukar dengan Ava<br />

Gardner dan Yvonne De Carlo!”<br />

Selain itu, Sukarno tak pernah melontarkan<br />

pernyataan dukacita ketika Marilyn Monroe<br />

ramai diberitakan tewas di kamarnya pada 5<br />

Agustus 1962. Dalam buku karya Cindy Adams,<br />

Sukarno menyampaikan dukacitanya saat<br />

mendengar John F. Kennedy tewas ditembak di<br />

Dallas pada akhir 1963. n ARIF ARIANTO | SUDRAJat<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


selingan<br />

visitwesthollywood<br />

Dari Panti Asuhan<br />

Menjadi Bintang Amerika<br />

Norma Jeane Mortenson adalah nama asli Marilyn Monroe. Ia dilahirkan di Los Angeles, California, 1 Juni<br />

1926. Sejak kecil, ia tinggal di panti asuhan dan bekerja di tempat itu pada usia 9 tahun. Memasuki usia remaja,<br />

ia kemudian dikenal sebagai fotomodel, penyanyi, dan bintang film yang berani beradegan panas.<br />

Sebagai bintang, rupanya ia tak terlalu menikmati kehidupannya. “Sangat menakutkan menjadi seorang<br />

bintang. Orang-orang akan mencintai kamu tanpa mengetahui sesuatu dengan benar dan mereka akan membencimu<br />

dengan cara yang sama,” ucapnya suatu ketika.<br />

Norma mengubah namanya menjadi Marilyn Monroe pada<br />

23 Februari 1956 melalui pengesahan pengadilan Amerika.<br />

Pada 1942, Marilyn, yang bekerja sebagai buruh di pabrik pesawat<br />

terbang, menikah dengan James Dougherty, tetapi bercerai empat<br />

tahun kemudian.<br />

Pada 1954, Marilyn menikah lagi dengan bintang bisbol paling top di Amerika Serikat<br />

waktu itu, Joe DiMaggio. Tapi pernikahan itu cuma bertahan sembilan bulan. Pada<br />

1956, Marilyn menikah dengan penulis sandiwara terkemuka Arthur Miller, tapi bercerai<br />

pada 1960.<br />

Marilyn menjadi model sampul<br />

pertama majalah dewasa Playboy<br />

pada Desember 1953. Pada 2012,<br />

bertepatan dengan 50 tahun<br />

kematian Marilyn, Playboy menampilkan<br />

foto-foto bugil Marilyn<br />

jepretan fotografer Tom Kelley.<br />

Juga foto telanjang Marilyn dua<br />

hari menjelang kematiannya hasil<br />

jepretan Lawrence Schiller.<br />

Adegan foto Marilyn dengan rok terkembang saat berdiri di atas<br />

subway dalam film The Seven Year Itch menjadi ikon pop hingga<br />

sekarang. Rambut pirangnya yang bergelombang dan lipstik<br />

merah menyala turut menjadi trademark Marilyn.<br />

Selama kariernya di dunia layar perak, Marilyn membintangi<br />

sekitar 30 film. Ia meraih dua Golden Globe sebagai aktris<br />

komedi terbaik pada 1960 (Some Like It Hot) dan sebagai Favorit<br />

Film Dunia pada 1962.<br />

Akting terkenal Marilyn lewat perannya sebagai Pola Debevoise<br />

dalam film How to Marry a Millionaire pada 1953.<br />

Marilyn pernah dikirim ke Korea untuk menghibur<br />

tentara di sana pada 1950.<br />

SuMBer: Daily Mail | abcnews | crimelibrary<br />

Ia mempunyai 200 buku, termasuk karya-karya penulis besar,<br />

seperti Tolstoy, Whitman, dan Milton. Ia selalu membawa satu<br />

buku bersamanya, yakni biografi Abraham Lincoln.<br />

Ada lebih dari 600 buku di seluruh dunia yang bercerita<br />

tentang Marilyn Monroe.<br />

Ukuran tubuh klasik Marilyn, menurut penata busananya,<br />

adalah 37-23-36.<br />

Elton John menciptakan lagu Candle in the Wind untuk mengenang<br />

Marilyn. Lagu itu pulalah yang dipersembahkan saat Putri Diana tewas<br />

dalam kecelakaan bersama kekasihnya pada 1997.<br />

Grup rock Def Leppard pun pernah mendedikasikan lagu mereka, Photograph,<br />

dari album Hysteria (1981) untuk Marilyn.<br />

Baju yang dikenakan Marilyn saat menghadiri ulang tahun Presiden Amerika<br />

John F. Kennedy pada 19 Mei 1962 laku terjual seharga US$ 1,2 juta.<br />

Sepasang anting rhinestone milik Marilyn terjual hingga US$ 185 ribu atau<br />

setara dengan Rp 2,1 miliar pada pertengahan April lalu di balai lelang Julien's<br />

Auctions. Anting tersebut pernah dikenakan Marilyn dalam pemutaran<br />

perdana film Hollywood pada 1955.<br />

Pada wal Maret 2014, William Castleberry, mantan pengawal pribadi aktris-aktris di Hollywood,<br />

mengklaim punya video seks Marilyn dengan Kennedy bersaudara. Ia berniat melelangnya seharga<br />

ribuan dolar AS untuk membayar utang.<br />

Selain menjalin affair dengan Kennedy bersaudara, Marilyn pernah terlibat cinta terlarang dengan<br />

Frederick Vanderbilt, pialang kereta api terkemuka di Amerika. Juga dengan penyanyi Elvis<br />

Presley dan Sinatra seperti ditulis Darwin Porter penulis buku Marilyn: Rainbow's End, yang terbit<br />

pada Mei 2012.<br />

Darwin Porter juga mengklaim bahwa MM pernah menjalin cinta<br />

sesama jenis dengan Joan Crawford, Marlene Dietrich, dan Elizabeth<br />

Taylor.<br />

SuMBer: Daily Mail | abcnews | crimelibrary<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Sapu<br />

Bersih<br />

ala Macan<br />

dari Timur<br />

“Semua orang harus membantuku. Jangan mengkritik, jangan membuat<br />

masalah baru. Tidak akan ada gunanya.”<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Seorang demonstran<br />

melemparkan tong<br />

sampah ke arah tentara<br />

dalam bentrokan massa<br />

antikudeta dengan<br />

militer di Bangkok,<br />

Kamis (29/5).<br />

Reuters/Damir Sagolj<br />

Pada 30 Januari 2010, harian The Nation<br />

memuat tulisan bertajuk “Should<br />

We Fear This Man”. Artikel itu mengulas<br />

soal kemungkinan pergantian<br />

pucuk pimpinan militer Thailand dari Jenderal<br />

Anupong Paochinda kepada wakilnya, Jenderal<br />

Prayuth Chan-ocha.<br />

Prayuth lebih muda lima tahun dari Anupong,<br />

seniornya. Tapi, dalam banyak hal, kedua orang<br />

ini tak terpisahkan. The Nation mengibaratkan<br />

keduanya sebagai orang dengan bayangannya.<br />

Keduanya lulus dari Sekolah Akademi Persiapan<br />

Militer dan Akademi Militer Kerajaan Chulachomklao.<br />

Anupong masuk kelas 10, sementara<br />

Prayuth dua kelas di bawahnya.<br />

Lulus dari Akademi Militer, keduanya samasama<br />

memulai karier di kesatuan elite Resimen<br />

Infanteri Ke-21 Divisi Infanteri Kedua Pengawal<br />

Ratu. Julukan kesatuan ini Burapa Phayak alias<br />

Macan dari Timur. Ketika Anupong mendapat<br />

promosi menjadi Komandan Divisi Infanteri<br />

Kedua, Prayuth menjadi wakilnya.<br />

Bintang mereka semakin bersinar kala Prawit<br />

Wongsuwan menjabat Panglima Militer<br />

Thailand pada 2004. Seperti kedua juniornya,<br />

Anupong dan Prayuth, Jenderal Prawit<br />

merupakan Macan dari Timur. Saat Panglima<br />

Militer Thailand Jenderal Sonthi Boonyaratglin<br />

menggusur Perdana Menteri Thaksin Shinawatra<br />

pada September 2006, pasukan Anupong<br />

dan Prayuth menjadi tulang punggungnya.<br />

Sejak saat itu, hanya tinggal soal waktu saja<br />

bagi keduanya untuk menggapai pucuk karier<br />

militer. Ketika Jenderal Anupong turun dari posisinya<br />

sebagai Panglima Militer Thailand pada<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Jika kalian<br />

mengulang pola<br />

sebelumnya, kalian<br />

akan mendapatkan<br />

hasil serupa.”<br />

September 2010, Jenderal Prayuth menggantikannya.<br />

Sama-sama seorang royalis—pendukung<br />

setia Raja Bhumibol Adulyadej—keduanya<br />

sama-sama kurang suka terhadap Thaksin dan<br />

barisan Kaus Merah, yang<br />

dianggap kurang hormat<br />

kepada keluarga kerajaan.<br />

Jenderal Anupong-lah<br />

yang memimpin pasukan<br />

memberangus demonstrasi<br />

Kaus Merah pada<br />

2010 dan menewaskan<br />

puluhan orang.<br />

Sekalipun tak terangterangan<br />

memihak, pada<br />

pemilihan umum 2011<br />

Jenderal Prayuth mengimbau<br />

rakyat Thailand memilih pemimpin yang<br />

bisa menjamin stabilitas dan melindungi kerajaan.<br />

Satu pernyataan tersirat ditujukan kepada<br />

Dinasti Shinawatra.<br />

“Jika kalian mengulang pola sebelumnya, kalian<br />

akan mendapatkan hasil serupa,” Jenderal<br />

Prayuth memperingatkan, kala itu. “Aku ingin<br />

kalian menggunakan penilaian yang masuk<br />

akal untuk memastikan negeri ini aman dan<br />

keluarga kerajaan terlindungi. Pilih orang baik<br />

untuk memimpin negeri ini.”<br />

Pernyataan Jenderal Prayuth, menurut Pavin<br />

Chachavalpongpun, peneliti di Institute of Southeast<br />

Asian Studies, merupakan intervensi<br />

politik terang-terangan. Tapi kala itu, disokong<br />

rakyat di daerah pedesaan, langkah adik perempuan<br />

Thaksin, Yingluck Shinawatra, menuju<br />

kursi Perdana Menteri Thailand tak terbendung.<br />

l l l<br />

Pada Kamis sore dua pekan lalu, Jenderal<br />

Prayuth memutuskan mengambil alih pemerintahan<br />

Thailand. Seluruh kuasa pemerintahan<br />

Thailand beralih ke Dewan Nasional Pemeliharaan<br />

Keamanan dan Ketertiban pimpinan sang<br />

jenderal. Perdana Menteri Thailand Yingluck<br />

Shinawatra sudah lengser setelah diturunkan<br />

paksa oleh Mahkamah Konstitusi.<br />

“Demi kelancaran operasi pemerintahan,<br />

konstitusi tahun 2007 dibekukan, kecuali pasalpasal<br />

yang terkait dengan kerajaan,” Jenderal<br />

Prayuth membacakan pernyataan. Dewan<br />

Nasional juga melarang aktivitas politik yang<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Polisi berjaga<br />

seusai bentrokan<br />

demonstran<br />

antikudeta dengan<br />

militer, Rabu (28/5).<br />

Damir Sagolj/Reuters<br />

melibatkan lebih dari lima orang. Sebanyak<br />

155 pemimpin politik dari pelbagai kelompok<br />

dilarang pergi ke luar negeri, termasuk Yingluck<br />

dan beberapa anggota keluarganya.<br />

Pada Senin pekan lalu, Raja Bhumibol memberikan<br />

restu kepada Jenderal Prayuth untuk<br />

memimpin pemerintahan Thailand. Jenderal<br />

Prayuth mengatakan tak akan menentukan bakal<br />

berapa lama mempertahankan kekuasaannya.<br />

Dia juga berjanji akan mengembalikan<br />

“demokrasi sebenarnya” di Thailand, tapi juga<br />

tak menentukan tenggatnya.<br />

“Tergantung situasinya,” kata Jenderal Prayuth<br />

pekan lalu. Setelah restu dari Raja Bhumibol<br />

turun, jenderal kelahiran Provinsi Nakhon<br />

Ratchasima itu siap bekerja. Enam bulan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Jika kalian<br />

menghendaki aku<br />

banyak bicara, aku<br />

tak akan punya waktu<br />

untuk bekerja.”<br />

didera krisis politik tanpa ujung, perekonomian<br />

Thailand terus melorot. “Orang-orang mungkin<br />

bertanya-tanya apakah kami kompeten atau<br />

tidak.... Aku hanya bilang dengan sepenuh hati<br />

akan melakukan semuanya.”<br />

Dia tampak tak sabar menghadapi hujan<br />

pertanyaan dari wartawan. “Jika kalian menghendaki<br />

aku banyak bicara, aku tak akan punya<br />

waktu untuk bekerja. Jangan memberiku<br />

banyak pertanyaan,” kata<br />

sang jenderal. “Aku di sini<br />

tidak untuk berargumentasi<br />

dengan siapa pun. Aku<br />

ingin membawa semua<br />

hal ke tempat terbuka dan<br />

memperbaikinya…. Semua<br />

orang harus membantuku.<br />

Jangan mengkritik, jangan<br />

membuat masalah baru.<br />

Tidak akan ada gunanya.”<br />

Hari itu juga Dewan Nasional membebaskan<br />

para pemimpin oposisi maupun barisan Kaus<br />

Merah. Sebelumnya mereka sempat ditahan<br />

di markas militer sejak tentara mengkudeta<br />

pemerintah. Mantan perdana menteri Yingluck<br />

juga dibebaskan sehari sebelumnya. Mereka<br />

semua harus melaporkan setiap aktivitasnya<br />

kepada Dewan Nasional. Hanya tinggal beberapa<br />

orang yang masih berada dalam tahanan<br />

militer, seperti Pravit Rojanaphruk, wartawan<br />

harian The Nation.<br />

Untuk membantu kerja Dewan Nasional,<br />

Jenderal Prayuth meminta bantuan dua seniornya,<br />

dua Macan dari Timur, Prawit Wongsuwan<br />

dan Anupong Paochinda. “Macan tua” Prawit<br />

Wongsuwan menjadi Ketua Badan Penasihat<br />

Dewan Nasional, sementara Anupong menjadi<br />

penasihat urusan keamanan dan hubungan<br />

internasional. Pridiyathorn Devakula, mantan<br />

gubernur bank sentral, ditunjuk menjadi penasihat<br />

ekonomi.<br />

Prayuth sigap bergerak. Dia melakukan rotasi<br />

besar-besaran di kepolisian dan gubernur beberapa<br />

provinsi. Ada puluhan pejabat kepolisian<br />

yang dipindahkan atau dicopot dari jabatannya.<br />

Sebagian besar dari pejabat ini diduga punya<br />

hubungan dekat dengan keluarga Shinawatra.<br />

Ada beberapa pejabat daerah yang tak tersentuh,<br />

menurut seorang sumber, karena daerah<br />

mereka bukanlah basis Kaus Merah.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Panglima Militer<br />

Thailand Jenderal<br />

Prayuth Chan-ocha<br />

menjawab<br />

pertanyaan-pertanyaan<br />

wartawan di Bangkok,<br />

pekan lalu.<br />

Erik de Castro/Reuters<br />

Kepala Kepolisian Jenderal Adul Saengsingkaew<br />

dicopot digantikan wakilnya, Jenderal<br />

Watcharapol Prasarnrajkit. Kepala Kepolisian<br />

Metropolitan Bangkok Kamronwit Thoopkrachang<br />

digeser dan digantikan Chakthip Chaijinda,<br />

Kepala Kepolisian Bangkok pada masa<br />

Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva. Gubernur<br />

Chiang Mai, Wichien Phuthiwinyu, digeser ke<br />

Provinsi Sariburi. Winai Buapradit, Gubernur<br />

Nakhon Ratchasima, dipindahkan ke Provinsi<br />

Phattalung.<br />

Setelah membatasi semua konten yang boleh<br />

ditayangkan televisi dan menyaring semua<br />

pemberitaan di media, pemimpin militer di<br />

Dewan Nasional mulai memasang sensor di<br />

Internet. Pada Rabu siang pekan lalu, akses<br />

Facebook di negeri itu sempat ngadat. “Tak ada<br />

perlunya bagi Dewan Nasional untuk mem-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Tentara, polisi,<br />

dan tenaga<br />

medis berjaga di<br />

Monumen Victoria,<br />

Bangkok, Senin<br />

(26/5).<br />

Damir Sagolj/Reuters<br />

blokir Facebook,” kata Nathawat Chancharoen,<br />

juru bicara Dewan Nasional.<br />

Namun Surachai Srisaraka, Sekretaris Tetap<br />

Teknologi Informasi dan Komunikasi, mengatakan<br />

dia mendapat perintah dari Dewan<br />

Nasional untuk menutup akses Facebook sementara<br />

sebelum belakangan membukanya<br />

kembali. Kementerian Informasi, menurut<br />

Surachai, akan menemui pengelola Facebook,<br />

YouTube, Twitter, Line, dan perusahaan<br />

Internet lain untuk meminta mereka “bekerja<br />

sama” menghentikan kampanye antikudeta<br />

lewat Internet. Entah mana pernyataan mereka<br />

yang benar. n SAPTO PRADITYO | BANGKOK POST |<br />

REUTERS | THE NATION | ECONOMICTIMES | GUARDIAN<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Mohamed Abd al-Ghany-Reuters<br />

Fatwa Haram<br />

bagi Jenderal al-Sisi<br />

“Jika dia tak cukup bagus,<br />

kami akan menurunkan dia.”<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Kandidat Presiden Mesir,<br />

Abdul Fattah al-Sisi,<br />

melambaikan tangan setelah<br />

memberikan suara di Kairo<br />

pekan lalu.<br />

Amr Abdallah/Reuters<br />

Setahun lalu, kepada rakyat Mesir,<br />

Jenderal Abdul Fattah al-Sisi mengatakan<br />

tak punya ambisi politik secuil<br />

pun. “Ini bukanlah peran untuk seorang<br />

prajurit,” kata Jenderal Al-Sisi, Menteri<br />

Pertahanan Mesir, di layar televisi, kala itu.<br />

Tapi hari ini jarak mantan Menteri Pertahanan<br />

Mesir itu dengan kursi nomor satu di Kairo<br />

hanya tinggal sejengkal. Satu-satunya orang<br />

yang bisa menjegalnya menjadi Presiden Mesir<br />

lewat pemilihan umum, Hamdeen Sabahi, bukanlah<br />

lawan sepadan bagi sang jenderal.<br />

Di Kairo ratusan orang berkeliling kota mengelu-elukan<br />

Al-Sisi. Bagi para pendukungnya,<br />

Jenderal Al-Sisi adalah pahlawan Mesir. “Ikhwanul<br />

Muslimin melukai mataku dengan katapel,”<br />

kata Sayed Ahmed Ab al-Aal dua pekan lalu.<br />

Satu matanya ditutup kain. “Tapi aku akan tetap<br />

menyokong Jenderal Al-Sisi sekalipun aku buta.<br />

Aku tak bisa hidup tanpa dia.”<br />

Ada banyak alasan bagi mereka untuk menyokong<br />

Jenderal Al-Sisi, 59 tahun, pemimpin<br />

rezim militer yang menggusur Presiden Muhammad<br />

Mursi setahun lalu. “Dia melindungi<br />

kami. Dia akan menyelamatkan ekonomi kami.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Tapi aku akan tetap<br />

menyokong Jenderal<br />

al-Sisi sekalipun<br />

aku buta.”<br />

Dia akan mengembalikan keamanan di Mesir,”<br />

kata Goma Abu Masalam.<br />

Mereka menutup mata soal kebijakan tangan<br />

besi yang diterapkan Jenderal Al-Sisi kepada<br />

kelompok Ikhwanul Muslimin. Mereka juga tak<br />

terlalu peduli soal pemilihan<br />

Presiden Mesir<br />

kali ini, yang jauh dari<br />

standar demokrasi. “Aku<br />

menyukai dia karena dia<br />

akan membangkitkan<br />

kembali negeri ini,” ujar<br />

Amal Sulaeman, 40<br />

tahun, seorang guru.<br />

Sejak rezim Muhammad<br />

Husni Mubarak<br />

yang memerintah<br />

Mesir selama tiga<br />

dekade tumbang pada Februari 2011, negeri<br />

itu tak pernah benar-benar tenang dan damai.<br />

Kemenangan Partai Kebebasan dalam pemilihan<br />

umum Mesir dua tahun lalu menempatkan<br />

Muhammad Mursi, mantan anggota dewan<br />

pimpinan Ikhwanul, di kursi nomor satu Mesir.<br />

Hanya satu setengah tahun mencicipi bangku<br />

kekuasaan, Presiden Mursi kembali digoyang<br />

demonstrasi dan akhirnya dipaksa turun dari<br />

kursinya oleh militer yang dipimpin Menteri<br />

Pertahanan Field Marshal Abdul Fattah al-Sisi,<br />

Juli 2013.<br />

Organisasi Ikhwanul Muslimin yang menyokong<br />

Mursi distempel sebagai kelompok<br />

teroris. Ribuan anggota dan pejabatnya diburu<br />

dan dijebloskan ke penjara. Aset-aset mereka<br />

dibekukan. Pengadilan menjatuhkan vonis hukuman<br />

mati kepada ribuan pengurus Ikhwanul<br />

Muslimin.<br />

“Kami capek, setelah tiga tahun kami ingin<br />

istirahat,” kata Nawal al-Roody, seorang ibu<br />

rumah tangga. Ambruknya perekonomian<br />

Mesir dan kisruh politik berlarat-larat membuat<br />

mereka lelah. Nawal, Shereen Khedr, eksekutif<br />

perusahaan asuransi, dan teman-temannya<br />

percaya, jenderal kelahiran Distrik Gamaliya,<br />

Kairo, itu bisa mengatasi rupa-rupa masalah<br />

yang membelit Mesir. “Jika dia tak cukup bagus,<br />

kami akan menurunkan dia,” Shereen mengancam.<br />

●●●<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Seorang demonstran<br />

mengusung poster<br />

bergambar Jenderal Al-Sisi<br />

dan mantan presiden Husni<br />

Mubarak saat menggelar<br />

protes menentang rezim<br />

militer di Kairo pekan lalu.<br />

Amr Abdallah/Reuters<br />

Seperti sudah diramal jauhjauh<br />

hari, pemilihan presiden<br />

pekan lalu hanya menjadi<br />

stempel atas kekuasaan Jenderal<br />

Al-Sisi. Menurut hasil<br />

perhitungan sementara hingga<br />

Kamis pekan lalu, Jenderal Al-Sisi meraup<br />

93,3 persen suara dan hanya menyisakan 3,0<br />

persen dukungan bagi lawannya, Hamdeen<br />

Sabahi. Sisanya, 3,7 persen suara, dianggap<br />

tidak sah.<br />

Hanya tiga tahun setelah rezim Mubarak<br />

roboh, rezim militer kembali berkuasa di Mesir.<br />

Sebagian orang yang dulu pendukung setia<br />

Mubarak kini mengalihkan sokongannya kepada<br />

Al-Sisi. Mubarak seorang marsekal, Al-Sisi<br />

seorang jenderal.<br />

“Aku tetap mendukung dan mencintai Mubarak,”<br />

kata Haidar al-Baghdadi, anggota parlemen<br />

Mesir pada masa Mubarak. Kini Haidar<br />

mengorganisasi kampanye bagi Al-Sisi. “Dia<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Kami capek, setelah<br />

tiga tahun kami ingin<br />

istirahat.”<br />

seorang pahlawan yang menyelamatkan Mesir<br />

dari Ikhwanul.” Jenderal Al-Sisi juga mengangkat<br />

Mohammed al-Tohamy, jenderal Ketua Komisi<br />

Antikorupsi di era Mubarak sebagai Direktur<br />

Dinas Intelijen.<br />

Di alun-alun Tahrir ribuan orang berkerumun<br />

merayakan kemenangan Al-Sisi. Kembang api<br />

tak henti menyembur ke langit. Suara klakson<br />

bertalu-talu, bersahutan dengan jeritan trompet.<br />

“Kami sangat senang karena Al-Sisi mendapatkan<br />

banyak dukungan,”<br />

ujar Kawther Mohamed. Dia<br />

datang ke alun-alun Tahrir<br />

bersama putrinya.<br />

Namun di Fayoum, kota<br />

kecil di selatan Kairo, suara<br />

dukungan kepada sang jenderal<br />

hampir tak terdengar.<br />

Tak ada antrean, bahkan tak<br />

ada yang datang ke tempat<br />

pemungutan suara, Selasa pekan lalu. Hussein,<br />

pembuat kerajinan, tak beranjak dari kafe. “Aku<br />

tak memberikan suara karena aku pikir ini bukan<br />

pemilihan umum yang adil. Hasilnya sudah<br />

diatur,” kata Hussein.<br />

Sejak lama Fayoum merupakan basis pendukung<br />

Ikhwanul. Mereka memboikot pemilihan<br />

presiden yang diselenggarakan rezim militer<br />

yang mereka anggap telah mengkudeta Presiden<br />

Mursi. Di Fayoum, grafiti bertulisan “Al-Sisi<br />

pembunuh”, “Al-Sisi pengkhianat”, dan “Mursi<br />

akan kembali” bertebaran di dinding-dinding<br />

rumah.<br />

“Sekarang, karena kami berada di luar kekuasaan,<br />

kami punya kesempatan untuk kembali<br />

kepada massa pendukung kami,” kata Abdel<br />

Hafeez, 27 tahun, dokter hewan dan anggota<br />

Ikhwanul. Selama berada di pemerintahan, menurut<br />

Hafeez, Ikhwanul terlalu sibuk dengan<br />

pelbagai urusan sehingga lalai berkomunikasi<br />

dengan pendukungnya.<br />

Kendati hampir menyapu bersih suara dalam<br />

pemilihan presiden pekan lalu, tak berarti<br />

sebagian besar rakyat Mesir menyokong sang<br />

jenderal. Sebab, partisipasi pemilih hanya 44,4<br />

persen dari sekitar 54 juta warga yang memiliki<br />

hak pilih. Padahal jadwal pemungutan suara sudah<br />

diperpanjang dan pemerintah menetapkan<br />

hari pemungutan sebagai hari libur, tapi minat<br />

warga Mesir memilih tetap tak terangkat.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Polisi berkuda berpatroli<br />

di Distrik Gamaliya, Kairo,<br />

sehari menjelang pemilihan<br />

Presiden Mesir pekan lalu.<br />

Asmaa Waguih/Reuters<br />

Kubu Sabahi juga meragukan angka partisipasi<br />

yang dilansir Komite Pemilihan. “Kemarin<br />

angkanya masih sangat rendah dibanding hari<br />

ini. Apakah angka partisipasinya mendadak<br />

melonjak menjadi 45 persen” Hossam Moanes,<br />

Manajer Kampanye Hamdeen Sabahi,<br />

bertanya-tanya.<br />

Bukan cuma diboikot Ikhwanul dan pendukungnya,<br />

sejumlah ulama mengharamkan partisipasi<br />

dalam pemilihan presiden Mesir 2014.<br />

Ulama kondang kelahiran Saft Turab, Delta Nil,<br />

Mesir, Yusuf al-Qardawi, bersama ratusan ulama<br />

yang tergabung dalam Persatuan Ilmuwan<br />

Muslim Internasional (IUMS) mengeluarkan<br />

fatwa mengharamkan partisipasi dalam pemilihan<br />

presiden.<br />

“Seluruh rakyat Mesir di Kairo, seluruh provinsi,<br />

kota, dan desa, tinggal saja di rumah dan jangan<br />

bebani diri kalian dengan dosa besar,” kata Qardawi,<br />

Ahad, menjelang pemilihan. “Tak diizinkan<br />

bagi kalian untuk memberikan suara kepada mereka<br />

yang tak patuh kepada Allah.... Kalian dilarang<br />

terlibat dalam ketidakadilan.” Walaupun bukan<br />

anggota Ikhwanul, Qardawi punya hubungan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Panitia pemungutan suara<br />

menunggu warga yang<br />

hendak memberikan<br />

suara di Saladin Citadel,<br />

Kairo, pekan lalu.<br />

Amr Abdallah/Reuters<br />

akrab dengan organisasi tersebut.<br />

Fatwa Syekh Al-Qardawi dikecam Menteri<br />

Agama Mesir Mokhtar Gomaa. Fatwa Qardawi,<br />

menurut Gomaa, salah arah. “Qardawi mengeluarkan<br />

fatwa yang mendukung te rorisme dan<br />

korupsi,” Gomaa menuding ke arah Ikhwanul<br />

yang disokong Yusuf al-Qardawi.<br />

Belum terang apakah Al-Sisi bisa memulihkan<br />

ekonomi Mesir yang loyo seperti<br />

diharapkan pemilihnya. Berulang kali saat diwawancara,<br />

dia selalu berkelit setiap ditanya<br />

apa yang akan dia lakukan setelah menjadi<br />

presiden. Yang berulang-ulang dia sampaikan<br />

hanya resep sederhana: kerja keras seperti<br />

dia. Bangun pukul lima pagi, jalan kaki ke<br />

kantor untuk menghemat bahan bakar, dan<br />

pakai lampu hemat energi. ■<br />

SaptO PRADITYO | REUTERS | NBC | BBC | AL-MOnitOR | TELEGRAPH<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Menanti<br />

Takhta Saudi<br />

Raja Abdullah menggeser sejumlah pejabat penting.<br />

Siap beralih ke generasi ketiga.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Pangeran Bandar bin<br />

Sultan<br />

Patdollardv<br />

Dua bulan lalu, Pangeran Bandar bin<br />

Sultan masih merupakan salah satu<br />

pangeran di antara ratusan pangeran<br />

di Arab Saudi yang memiliki kekuasaan<br />

besar. Sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan<br />

Nasional dan Direktur Jenderal Al-Mukhabarat<br />

Al-A'amah alias Dinas Intelijen Saudi, kekuasaan<br />

Pangeran Bandar dalam pelbagai operasi intelijen<br />

di luar negeri sangat besar.<br />

Dialah orang di balik layar yang mengatur<br />

pasokan senjata ke milisi oposisi anti-Presiden<br />

Suriah Bashar al-Assad. Demi menjatuhkan<br />

rezim Assad, yang disokong Iran, menurut<br />

sumber Asrararabiya, Pangeran Bandar menggelontorkan<br />

ratusan juta dolar AS ke kantong<br />

milisi Front Al-Nusrat dan Negara Islam di Irak<br />

dan Mediterania Timur (ISIL).<br />

Sebelum pulang ke Saudi pada 2005, selama<br />

22 tahun Pangeran Bandar menjadi Duta Besar<br />

di Amerika Serikat. Dialah yang memuluskan<br />

sejumlah transaksi jumbo pembelian senjata<br />

dan mesin perang bernilai lebih dari seribu<br />

triliun rupiah dari Amerika Serikat dan Inggris.<br />

Ayahnya, Pangeran Sultan bin Abdulaziz,<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Pendekatan Pangeran<br />

Bandar terlalu<br />

hitam-putih.”<br />

merupakan putra mahkota Kerajaan Arab<br />

Saudi dan Menteri Pertahanan Saudi, sebelum<br />

berpulang tiga tahun lalu. Dengan pengalaman<br />

dan sokongan kuat latar belakang keluarganya,<br />

posisi Pangeran Bandar mestinya sulit digoyang.<br />

Tapi sejumlah blunder yang dia lakukan<br />

membuat Pangeran Bandar terpental dari “orbit<br />

utama” Kerajaan Saudi.<br />

Pada pertengahan April lalu, Raja Abdullah<br />

mencopot posisi Pangeran<br />

Bandar sebagai Direktur Dinas<br />

Intelijen Saudi. “Pendekatan<br />

Pangeran Bandar terlalu<br />

hitam-putih. Janjinya kepada<br />

Raja untuk menggusur rezim<br />

Assad di Suriah juga berlebihan,” ujar seorang<br />

sumber di Saudi.<br />

Pangeran Muhammad bin Nayef, Menteri<br />

Dalam Negeri Saudi, menurut sumber lain,<br />

juga keberatan dengan kebijakan Pangeran<br />

Bandar yang sangat royal kepada kelompok<br />

militan Islam, seperti ISIL dan Front Al-Nusrat.<br />

Dia khawatir, jika semakin besar, kelompok ini<br />

bakal menjadi tempat persemaian kelompok<br />

teroris di Saudi.<br />

Komentar keras Pangeran Bandar kepada sekutunya,<br />

Presiden Amerika Serikat Barack Obama,<br />

yang dianggapnya kurang tegas kepada Suriah,<br />

membuat merah telinga para petinggi Gedung<br />

Putih dan membuat hubungan kedua negara<br />

tegang. Sejumlah sumber menuturkan, saat<br />

melawat ke Saudi pada akhir Maret lalu, Presiden<br />

Obama menyampaikan keluhan kepada Raja<br />

Abdullah soal komentar Pangeran Bandar.<br />

Menurut versi kantor berita Saudi, Pangeran<br />

Bandar melepas posisinya atas permintaan dia<br />

sendiri. Namun, di Saudi, negeri dengan begitu<br />

banyak larangan, dan informasi dikontrol sangat<br />

ketat, setiap pergeseran posisi seorang<br />

pangeran selalu menerbitkan rupa-rupa gosip.<br />

Konon, walaupun sulit dibuktikan, pencopotan<br />

Pangeran Bandar terkait dengan saling sikut<br />

memperebutkan takhta Saudi. Apalagi bulanbulan<br />

ini merupakan saat-saat genting dalam<br />

suksesi takhta Bani Saud.<br />

Raja Abdullah, yang bertakhta sejak 2005,<br />

usianya sudah sangat lanjut. Pada Agustus<br />

nanti, usia raja keenam Saudi ini akan berumur<br />

90 tahun. Sejak beberapa bulan lalu, kondisi<br />

kesehatan Raja Abdullah terus memburuk. Re-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Pangeran Salman<br />

bin Abdulaziz<br />

LA Times<br />

potnya, kondisi kesehatan sang putra mahkota,<br />

Pangeran Salman bin Abdulaziz, 79 tahun, juga<br />

tak lebih baik.<br />

Tidak lazimnya sebuah kerajaan, seperti<br />

Kerajaan Inggris, Belanda, dan Brunei, takhta<br />

Kerajaan Saudi tak diwariskan dari sang ayah<br />

kepada putranya. Setelah raja pertama Saudi,<br />

Raja Abdulaziz, mangkat pada 1953, takhta Arab<br />

Saudi diwariskan di antara puluhan putra Raja<br />

Abdulaziz alias Ibnu Saud.<br />

Dari 22 istrinya, Raja Abdulaziz memiliki 45 putra<br />

dan 36 di antaranya bertahan hidup hingga<br />

dewasa. Kini semua putra Raja Abdulaziz sudah<br />

berusia lanjut. Tak ada pilihan lain, dalam beberapa<br />

tahun lagi, estafet takhta Saudi harus dialihkan<br />

ke generasi ketiga, generasi cucu Ibnu Saud.<br />

●●●<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Tak ada alternatif<br />

lain. Kalian tak punya<br />

pilihan.”<br />

Dua tahun lalu, Pangeran Muqrin bin Abdulaziz<br />

mengalami nasib sama dengan Pangeran<br />

Bandar. Pangeran Muqrin, 69 tahun, putra<br />

termuda Ibnu Saud, dicopot dari posisinya<br />

sebagai Direktur Jenderal Dinas Intelijen Arab<br />

Saudi dan ditunjuk sebagai Utusan Khusus Raja<br />

Abdullah untuk Asia Tenggara.<br />

Kala itu barangkali tak ada yang menyangka<br />

bahwa karier Pangeran<br />

Muqrin belum tamat.<br />

Hanya beberapa pekan<br />

sebelum pencopotan<br />

Pangeran Bandar, Raja<br />

Abdullah mengangkat<br />

adik tirinya itu sebagai wakil putra mahkota,<br />

calon kedua ahli waris takhta Saudi setelah putra<br />

mahkota Pangeran Salman bin Abdulaziz,<br />

kakak tirinya.<br />

“Tak ada alternatif lain. Kalian tak punya pilihan,”<br />

kata Khaled al-Maeena, redaktur Saudi<br />

Gazette. Menurut Joseph Kechichian, sejarawan<br />

Timur Tengah dan peneliti senior di Rand<br />

Corporation, untuk mengantisipasi kekosongan<br />

ahli waris takhta, Raja Abdullah tak punya<br />

pilihan selain menunjuk putra mahkota kedua.<br />

Sebab, seperti sang raja, putra mahkota Pangeran<br />

Salman tengah gering.<br />

Yang agak tak lazim, penunjukan Pangeran<br />

Muqrin tak melibatkan Pangeran Salman. Pangeran<br />

Muqrin juga dianggap “melangkahi”<br />

kakak tirinya, Pangeran Ahmed, walaupun, menurut<br />

kabar yang dilansir kantor berita Saudi,<br />

pengangkatan Pangeran Muqrin sudah direstui<br />

oleh Dewan Kesetiaan—dewan yang dibentuk<br />

Raja Abdullah dan beranggotakan keluarga<br />

kerajaan.<br />

Menteri Kehakiman Saudi Mohammed<br />

bin Abdulkareem al-Issa, mengatakan pengangkatan<br />

Pangeran Muqrin merefleksikan kesepahaman<br />

di antara keluarga besar keturunan<br />

Ibnu Saud. “Dalam banyak soal, Pangeran<br />

Muqrin merupakan orang dekat dan penasihat<br />

kepercayaan Raja Abdullah,” kata Fahad Nazer,<br />

mantan diplomat Amerika di Saudi.<br />

Namun, di mata sejumlah analis politik, penunjukan<br />

Pangeran Muqrin hanyalah “jembatan”<br />

untuk memuluskan jalan bagi putra-putra Raja<br />

Abdullah mengamankan takhta Saudi. “Tujuannya,<br />

suatu saat nanti, Pangeran Mutaib bisa jadi<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Raja Abdullah<br />

3news<br />

putra mahkota,” kata Theodore Karasik, Direktur<br />

Riset Institute for Near East and Gulf Military<br />

Analysis di Dubai. Putra kedua Raja Abdullah, Pangeran<br />

Mutaib, 61 tahun—kini Menteri Pengawal<br />

Nasional—merupakan salah satu kandidat kuat<br />

ahli waris takhta Saudi dari generasi ketiga.<br />

Menjelang saat-saat akhir, Raja Abdullah<br />

sepertinya berusaha melapangkan jalan untuk<br />

pengalihan takhta. Dua pekan lalu, Raja Abdullah<br />

merombak pejabat di sejumlah pos strategis dan<br />

menempatkan putra-putranya di posisi kunci. Pangeran<br />

Turki, 44 tahun, diangkat sebagai Gubernur<br />

Riyadh, provinsi paling strategis di Saudi. Putranya<br />

yang lain, Abdulaziz bin Abdullah, ditunjuk<br />

sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.<br />

Pangeran Salman bin Sultan bin Abdulaziz—<br />

seperti Pangeran Bandar, dia merupakan bagian<br />

dari klan Sudairi, keturunan Ibnu Saud dari istri<br />

Hassa al-Sudairi—dicopot dari posisinya sebagai<br />

Wakil Menteri Pertahanan. Dia digantikan<br />

oleh Pangeran Khaled bin Bandar bin Abdulaziz,<br />

Gubernur Riyadh. Menurut Jamal Wakim,<br />

sejarawan di Universitas Internasional Libanon,<br />

Raja Abdullah berusaha mengikis pengaruh<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


internasional<br />

Pangeran Muqrin<br />

bin Abdulaziz<br />

CMGDigital<br />

klan Sudairi ini.<br />

Mendiang Raja Fahd; mendiang putra mahkota,<br />

Pangeran Sultan dan Pangeran Nayef;<br />

juga putra mahkota saat ini, Pangeran Salman;<br />

semuanya keturunan Sudairi. Salah satu pangeran<br />

dari generasi ketiga yang dianggap<br />

sebagai calon paling kuat ahli waris takhta sekaligus<br />

pesaing bagi Pangeran Mutaib adalah<br />

Menteri Dalam Negeri Muhammad bin Nayef,<br />

putra mendiang Pangeran Nayef.<br />

Wakim khawatir, tanpa persiapan yang matang<br />

dan tanpa kesepakatan di antara keluarga<br />

besar Kerajaan Saudi, peralihan takhta dari generasi<br />

kedua ke generasi ketiga bisa berujung<br />

pada perebutan takhta. Menurut Ford Fraker,<br />

mantan Duta Besar Amerika di Saudi, ada banyak<br />

skenario peralihan takhta di negeri kaya<br />

minyak itu. “Mereka punya cara sendiri dan<br />

cukup sukses selama 75 tahun,” kata Fraker. ■<br />

SAPTO PRaditYO | ReuteRS | MOnitOR | GUARdian | AL-ARabiYA<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Dan Juaranya adalah...<br />

“Mereka akan pulang dari Brasil<br />

tanpa mencetak satu gol pun.”<br />

Brasil<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Ini soal belajar<br />

merasa nyaman<br />

saat berada dalam<br />

kondisi tak nyaman.<br />

Sejak beberapa pekan lalu, Steven<br />

Gerrard, Wayne Rooney, Frank Lampard,<br />

dan anggota skuat tim Piala<br />

Dunia Inggris boyongan ke petirahan<br />

tepi pantai Vale do Lobo di Algarve, Portugal.<br />

Para “prajurit” St. George Cross ini tentu tak<br />

hendak leyeh-leyeh, berjemur menikmati terik<br />

matahari.<br />

Roy Hodgson, sang manajer, sengaja membawa<br />

anak buahnya ke Vale do Lobo supaya<br />

mereka banyak berkeringat. “Ini soal belajar<br />

merasa nyaman saat berada dalam kondisi tak<br />

nyaman,” kata Hodgson, Kamis dua pekan lalu.<br />

Dia juga membawa tim ahli dari Universitas<br />

Loughborough untuk memantau perkembangan<br />

Gerrard dan kawan- kawan. “Kami mengetes<br />

berapa banyak mereka berkeringat, bagaimana<br />

pemulihan kebugaran mereka, dan apa yang<br />

bisa kami lakukan untuk membantunya.” Di<br />

hari pertama di Vale do Lobo, tim Inggris hanya<br />

melakukan pemanasan ringan. “Perlahan, kami<br />

akan terus meningkatkan bebannya.”<br />

Hodgson perlu melatih pasukannya di lokasi<br />

lebih hangat seperti Vale do Lobo, karena lokasi<br />

pertandingan pertama mereka di Piala Dunia<br />

Brasil nanti adalah Stadion Arena Amazonia di<br />

Kota Manaus, Negara Bagian Amazonas.<br />

Menurut ramalan AccuWeather, pada 14 Juni<br />

nanti, saat Gerrard dan kawan-kawan melawan<br />

tim kelas berat, Italia, temperatur udara di<br />

Manaus pada siang hari mencapai 29 derajat<br />

Celsius dengan kelembapan 80 persen, sedikit<br />

lebih panas dan lembap dari Vale do Lobo, yang<br />

rata-rata sekitar 25 derajat Celsius.<br />

Walaupun Vale do Lobo tak persis menyerupai<br />

Manaus, kota yang dikepung hutan<br />

Amazon, persiapan tim Inggris sangat serius<br />

dan lebih scientific. Saat mempersiapkan tim<br />

nasional Swiss menjelang Piala Dunia 1994 di<br />

Amerika Serikat, Hodgson melatih adaptasi<br />

mereka menghadapi temperatur udara panas<br />

dengan banyak bersauna.<br />

Bukan sekadar lawan-lawan tangguh seperti<br />

Italia yang bisa menjegal Inggris di babak penyisihan.<br />

Klimatolog dari Universitas Reading,<br />

Inggris, Nicholas Klingaman, memperingatkan<br />

kemungkinan kedatangan El Nino di Brasil. El<br />

Nino—bahasa Spanyol, alias bocah laki-laki—<br />

adalah memanasnya suhu muka laut di sepanjang<br />

ekuator Samudra Pasifik bagian tengah<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Latihan pemain Brasil, Thiago<br />

Silva dan Paulinho.<br />

Reuters<br />

timur.<br />

Biasanya, jika El Nino datang, Brasil dan<br />

sebagian negara-negara Amerika Latin akan<br />

menderita. Suhu udara di siang hari amat panas<br />

dan kekeringan panjang. “Jika El Nino muncul,<br />

suhu udara di bulan Juni dan Juli akan naik dan<br />

sangat tak nyaman,” Klingaman memperingatkan.<br />

Seandainya benar ramalan Klingaman, tim<br />

Inggris dan jago-jago bola sepak lain dari Eropa<br />

bakal tersiksa.<br />

●●●<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Timnas Brasil<br />

dalam pertandingan<br />

persahabatan, Maret<br />

2014.<br />

FIFA<br />

Dari cara Felipao bermain,<br />

mereka tak akan menang<br />

dengan tiga atau empat gol.<br />

Latihan beberapa pekan di<br />

Portugal bisa jadi akan membuat<br />

Rooney, Jordan Henderson,<br />

dan kawan-kawannya tak terlalu<br />

kaget dengan udara panas<br />

di Brasil. Suntikan motivasi psikiater kondang<br />

Steve Peters barangkali juga bisa menggenjot<br />

semangat tempur skuat St. George Cross di<br />

lapangan.<br />

Dosen di Universitas Sheffield ini punya segudang<br />

pengalaman berurusan dengan olahragawan.<br />

Dia pernah menangani bintang snooker<br />

Ronnie O’Sullivan dan tim balap sepeda Inggris<br />

yang meraih beberapa medali emas dalam<br />

Olimpiade. Sejak November 2012, Peters bergabung<br />

di Stadion Anfield, markas Liverpool.<br />

“Para pemain sangat memperhatikan kata-kata<br />

Peters,” kata Hodgson.<br />

Tapi tetap saja, secara matematis, Inggris bukan<br />

favorit juara di Negeri Samba. Tuan rumah<br />

Brasil diramal bakal merebut gelar juara Piala<br />

Dunia untuk keenam kalinya. “Brasil terang<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Sergio Busquets dan<br />

Fernando Torres.<br />

REUTERS<br />

paling difavoritkan. Sulit untuk mengalahkan<br />

tim Samba di sana,” kata John Welch, ekonom<br />

Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC).<br />

“Tapi, dari cara Felipao bermain, mereka tak<br />

akan menang dengan tiga atau empat gol.”<br />

Felipao adalah sapaan bagi Luiz Felipe Scolari,<br />

manajer tim Samba.<br />

Namanya pertandingan sepak bola, apalagi<br />

di antara tim-tim dengan kekuatan hampir<br />

setara, hasilnya sangat sulit ditebak. Tapi justru<br />

itulah asyiknya sepak bola. Semua orang,<br />

bahkan para ekonom yang sehari-hari tak ada<br />

urusannya dengan sepak bola, boleh meramal<br />

menurut versi dan metodenya masing-masing.<br />

Reuters meminta 120 ekonom dan analis keuangan<br />

untuk meramal siapa di antara 32 tim<br />

yang berlaga di Brasil yang akan memboyong<br />

trofi Piala Dunia 2014. Setelah Brasil, tim favorit<br />

juara berikutnya versi para ekonom itu adalah<br />

Jerman, dinominasikan oleh 18 ekonom; disusul<br />

Argentina, difavoritkan 13 analis keuangan; dan<br />

Spanyol, juara Piala Dunia 2010, yang hanya<br />

dijagokan oleh 8 ekonom.<br />

Hamilton Moreira Alves, analis keuangan<br />

Banco do Brasil, meramal peluang tim-tim<br />

Eropa merebut trofi Piala Dunia kali ini nyaris<br />

tak ada. Nol. Menurut statistik, belum pernah<br />

ada tim Eropa yang memenangi Piala Dunia di<br />

Amerika Latin. “Tim-tim Eropa juga tak pernah<br />

tiga kali berturut-turut memenangi Piala Dunia,”<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Latihan timnas<br />

Spanyol di Las Rojas.<br />

FIFA<br />

kata Alves. Pada Piala Dunia 2006, Italia menjadi<br />

jawara. Empat tahun kemudian giliran tim<br />

matador yang mengangkat trofi Piala Dunia.<br />

Bagaimana peluang tim Inggris “Mereka<br />

akan pulang dari Brasil tanpa mencetak satu<br />

gol pun,” Isaac Matshego, ekonom bank dari<br />

Afrika Selatan, Nedbank, memprediksi. Tapi<br />

Hodgson dan anak buahnya tak usah berkecil<br />

hati de ngan prediksi pesimistis para ahli<br />

keuangan itu. Jika memakai metode statistik<br />

yang dirancang Reuters Breakingviews, tim<br />

Inggris berpeluang lolos hingga babak perempat<br />

final.<br />

Ada empat faktor yang jadi pertimbangan,<br />

yakni nilai pasar seluruh anggota tim, peringkat<br />

FIFA, besarnya dukungan suporter, dan populasi<br />

penduduk. Menurut Reuters Breakingviews, dengan<br />

bobot lebih besar pada nilai pasar pemain<br />

dan ranking FIFA, tim Jerman akan menjadi juara<br />

dengan mengalahkan Spanyol di babak final. Tuan<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


sains<br />

Tim Jerman, favorit juara.<br />

FIFA<br />

rumah hanya akan mendapat jatah juara ketiga<br />

setelah mengalahkan Argentina.<br />

Tapi, sekali lagi, itu hanyalah ramalan di atas<br />

kertas. Perhitungan di lapangan bisa jauh berbeda.<br />

Empat tahun lalu, perusahaan raksasa keuangan<br />

Goldman Sachs menerbitkan ramalan<br />

Piala Dunia 2010 sepanjang 75 halaman. Para<br />

analis ekonomi dan keuangan Goldman dari<br />

pelbagai negara menganalisis kekuatan 32 tim<br />

yang bertanding di Afrika Selatan.<br />

Dengan analisis yang lumayan canggih,<br />

menurut perhitungan jago-jago ekonomi Goldman,<br />

Brasil-lah (calon) juaranya, disusul Spanyol,<br />

Jerman, Inggris, Argentina, Italia, dan<br />

Prancis. Kenyataannya, Spanyol-lah yang pulang<br />

membawa gelar. Sedangkan Brasil tersungkur<br />

di perempat final. Justru Uruguay, yang tak jadi<br />

tim favorit versi Goldman, malah lolos hingga<br />

babak empat besar. ■<br />

SAPTO PRADITYO | REUTERS | BBC | GOLDMan SACHS<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Anggun<br />

Paling Laris<br />

Buffon<br />

Masih<br />

Mumpuni<br />

Aline Adita<br />

Kaku Garagara<br />

Theron<br />

Tap judul<br />

untuk baca<br />

artikel<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


people<br />

Aline Adita<br />

Kaku Gara-gara<br />

Theron<br />

andrenovelino/male<br />

Sudah lama Aline Adita mengagumi aktris sekaligus model<br />

Charlize Theron. Dia pun sampai tak percaya saat bisa<br />

bertemu dengan kekasih Sean Penn itu. Apalagi sampai<br />

syuting bareng.<br />

Aline menjadi salah satu talent di salah satu iklan yang dibintangi<br />

Charlize Theron. Pengambilan gambarnya dilakukan di Los Angeles.<br />

“Ampun, saya gugup setengah mati, takut salah ngomong,” ujarnya.<br />

Saking gugupnya, Aline sampai harus terus-menerus komat-kamit<br />

menghafal naskah. Namun dia tetap saja kaku dan kikuk. Dia baru<br />

mulai santai saat melihat Theron bersikap biasa, bahkan ber-selfie<br />

dan tertawa lepas.<br />

Akhirnya syuting berjalan lancar dan sukses. Seusai syuting, Aline<br />

tidak malu dan kikuk lagi. Ia bahkan menyodorkan foto kepada Theron<br />

dan meminta tanda tangan sang idola. “Good job,” puji Theron.<br />

“Aduh, rasanya pingin pingsan dipuji Theron,” canda Aline. n Ken<br />

Yunita<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


people<br />

Anggun<br />

Paling Laris<br />

dok World Music AWArd<br />

Senang bukan kepalang. Mungkin itu yang dirasakan<br />

Anggun saat menerima penghargaan sebagai<br />

Best Selling Indonesian Artist di ajang World Music<br />

Award.<br />

Dia pun membagikan rasa senangnya lewat cuitan di<br />

Twitter. Pemilik nama lengkap Anggun Cipta Sasmi ini juga<br />

mengunggah fotonya yang tengah tersenyum lebar sambil<br />

memegang piala.<br />

“Best Selling Indonesian Artist @WorldMusicAward #Grateful<br />

#ThankYou #TerimaKasih,” tulisnya.<br />

Anggun mengalahkan sejumlah penyanyi Indonesia top<br />

lainnya, seperti Fatin dan Raisa. Nominasi ini tidak melibatkan<br />

juri untuk memilih pemenangnya, melainkan melalui hasil<br />

voting para fans.<br />

Dengan penghargaan ini, popularitas Anggun di dunia musik<br />

internasional semakin bersinar. Apalagi dia menjadi satusatunya<br />

penyanyi dari Indonesia yang tampil di WMA 2014<br />

bersanding dengan Miley Cyrus, Mariah Carey, dan Ricky<br />

Martin. n Ken Yunita<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


people<br />

Buffon<br />

Masih Mumpuni<br />

dok World Music AWArd<br />

Selain mumpuni dalam menjaga gawang, Gianluigi Buffon<br />

dianggap punya kepemimpinan yang bagus. Buffon pun dipercaya<br />

menjadi kapten tim nasional Italia pada Piala Dunia<br />

2014 mendatang.<br />

Sebagai pemegang caps terbanyak di skuat Gli Azzurri dengan 139<br />

penampilan, kiper 36 tahun ini jelas punya pengalaman dan merupakan<br />

sosok yang tepat untuk memegang ban kapten.<br />

Tak cuma berwibawa dan punya hasrat besar untuk menang, Buffon<br />

juga dinilai selalu mampu mencairkan suasana tim.<br />

“Buffon punya mental juara dan mentalitas yang luar biasa. Dia<br />

adalah pemain yang selalu ingin menang, bahkan di setiap latihan,”<br />

ujar Daniele De Rossi kepada FIFA seperti dikutip Football Italia.<br />

Buffon bukan hanya dianggap sebagai seorang teman yang baik,<br />

tetapi juga seorang rekan sejati yang selalu menjadi petarung hebat.<br />

“Dia adalah nilai yang hebat di dalam lapangan maupun di dalam<br />

ruang ganti,” tambah gelandang AS Roma itu. n ISMAIL JIWO ATMOKO<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

pameran<br />

Teresia May/ANTARA FOTO<br />

Politik Kartun<br />

Dodo Karundeng<br />

Seorang kartunis menyikapi persoalan Indonesia dengan cara berbeda. Lewat goresan<br />

spidol di atas kertas, dia menunjuk tanpa tedeng aling-aling, “Di sini, lo, salahnya.”<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

pameran<br />

D<br />

ua<br />

pendaki gunung sudah<br />

berada di punggung<br />

gunung. Awan sama<br />

tinggi dengan kepala<br />

mereka. Bangkai yang<br />

tinggal tulang tergeletak<br />

di tanah, dekat mereka.<br />

Satu pendaki menunjuk puncak gunung sambil<br />

berujar pada kawannya, “Ku yakin sampai di<br />

sana.” Kawannya menyahut, “Pake tanda tanya<br />

Ato tanda seru!”<br />

Anda bisa menjawab pertanyaan sang pendaki<br />

di kartun itu Atau tersenyum garing saja<br />

sambil berkata dalam hati, “No hope” Tentu<br />

tidak perlu penjelasan mengapa Dodo Karundeng,<br />

nama sang kartunis, mengambil kalimat<br />

yang sama persis dengan album ke-3 Susilo<br />

Bambang Yudhoyono (2010) itu.<br />

Kartun Ku Yakin Sampai di Sana (2010) ada<br />

di antara deretan kartun lain Dodo Karundeng<br />

dalam pameran tunggalnya bertajuk “Tahu Politik”<br />

di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, 20-<br />

30 Mei 2014. Dodo, yang pada 2007 pensiun<br />

dari Biro Foto Antara sebagai editor dan pewarta<br />

foto, pernah belajar seni lukis di Institut<br />

Kesenian Jakarta. Ini merupakan pamerannya<br />

yang ke-6 sejak pertama kali berpameran pada<br />

1997 dan merupakan pameran kartunnya ke-2<br />

setelah Otak Kartun pada Februari 2012.<br />

Lewat karikaturnya yang kental sisi humoristik,<br />

Dodo menyindir, menyaji humor secara<br />

satiristik. Serupa anak panah yang melesat,<br />

menyasar tepat di jantung tanpa sempat meli-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

pameran<br />

par-melipir.<br />

Misalnya di Membrakot Hidung Pembohong<br />

(2012) dan Anda Menghayati Betul Peran Anda,<br />

Bos! (2012), yang memuat narasi-narasi bernada<br />

getir. Di Membrakot Hidung Pembohong, seorang<br />

berhidung panjang melotot akibat orang<br />

di depannya menggigit hidungnya sambil<br />

mengacungkan jempol. Pembohong itu keok<br />

di bohongnya.<br />

Dan Anda Menghayati Betul Peran Anda, Bos!<br />

diambil dari ucapan seorang bocah perempuan<br />

kepada pemain sepak bola yang sedang pemanasan.<br />

Baju pemain bola berwarna merah<br />

dan celana putih. Di dadanya tertulis “Rp”. Ya,<br />

kartun ini tentang dua kawan yang sulit dipisahkan,<br />

olahraga dan duit, padahal penonton<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

pameran<br />

berapi-api membela jagoannya berbekal semangat<br />

nasionalisme.<br />

Menikmati kartun politik bukan hanya menangkap<br />

makna gambar, tapi juga menengok<br />

peristiwa masa lampau berikut sinyal-sinyal<br />

kebudayaan yang muncul, masa ketika kartun<br />

itu dibuat. Karena itu, penikmat kartun jangan<br />

lupa melirik tahun pembuatan yang tertulis di<br />

tepi.<br />

Ketertarikan Dodo Karundeng membuat<br />

kartun politik dimulai ketika ramainya pemilu<br />

dan Susilo Bambang Yu dhoyono menang untuk<br />

pertama kalinya, 2004. Dia banyak mengangkat<br />

isu aktual di berbagai kota. Peristiwa<br />

yang erat dengan kehidupan sosial, politik, dan<br />

budaya masyarakat dia terjemahkan ke dalam<br />

bahasa gambar yang lugu dan lugas. Kritiknya<br />

yang mengena dan tajam selalu mengandung<br />

unsur kebersahajaan dan kepolosan sikap.<br />

Persoalan kehidupan juga menjadi masalah estetika.<br />

Kembali ke Ku Yakin Sampai di Sana. Karena<br />

kartun Dodo dan album lagu SBY dibuat pada<br />

tahun yang sama, 2010, maka masih pas ketika<br />

si pendaki melontarkan pertanyaan tentang<br />

tanda tanya atau tanda seru itu. Sekarang, setelah<br />

empat tahun berlalu, dan pemerintahan<br />

SBY tinggal hitungan bulan, tentulah kita sudah<br />

menyimpan jawaban di saku masing-masing.<br />

Ataukah ungkapan “no hope” itu bocoran jawaban<br />

■<br />

SilVIA GALIKANO<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

foto-foto: dok. Edge of Tomorrow<br />

Narasi Kuat untuk<br />

Tom Cruise<br />

Setelah dipaksa terjun ke medan perang,<br />

Cage mengalami mati dan hidup kembali<br />

berkali-kali. Bersama Vrataski, koleganya<br />

yang perempuan, dia menemukan cara<br />

menghentikan serangan alien.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Judul: Edge of Tomorrow<br />

Genre: Action | Sci-Fi<br />

Sutradara: Doug Liman<br />

Skenario: Christopher<br />

McQuarrie, Jez Butterworth<br />

Produksi:<br />

Warner Bros Pictures<br />

Pemain: Tom Cruise, Emily<br />

Blunt, Bill Paxton<br />

Durasi: 1 jam 53menit<br />

Pasukan diterjunkan dari pesawatpesawat<br />

futuristik dalam pertempuran<br />

besar di pantai. Ada Mayor William<br />

Cage (Tom Cruise) di sana. Mereka<br />

bertugas menahan serangan alien, disebut mimic,<br />

yang bergerak cepat menguasai negaranegara<br />

pantai.<br />

Cage bukanlah prajurit perang. Sebelumnya,<br />

dia di bagian penerangan (humas) militer, yang<br />

bertugas memberi keterangan pers tentang<br />

perang yang berlangsung. Sering juga dia jadi<br />

narasumber dalam talk show di televisi mewakili<br />

militer. Walau profesinya tentara, Cage<br />

selalu berada di tempat bersih, rapi, dengan<br />

kegantengan terjaga.<br />

Namun, ketika bergabung dengan koman-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

dan Eropa, Jenderal Brigham<br />

(Brendan Gleeson), Cage dicap<br />

desertir dan dipaksa terjun ke<br />

pertempuran. Sang jenderal tetap pada<br />

keputusannya walau Cage beralasan<br />

dia bukanlah prajurit perang atau dia<br />

bahkan trauma melihat darah. Cage<br />

sempat berusaha melarikan diri, tapi segera<br />

diringkus ramai-ramai, dibius, dan dikirim<br />

ke garis depan pertempuran.<br />

Saat siuman, Cage sudah berada di barak, di<br />

bawah komando Sersan Farrell (Bill Paxton).<br />

Bermodal hanya sehari latihan fisik, dia diterjunkan<br />

di arena perang sesungguhnya.<br />

Ternyata perang tak seheroik yang selama ini<br />

dia umbarkan ke media, melainkan jauh mengerikan.<br />

Mimic menyerang dari semua sudut,<br />

keluar dari laut, juga muncul dari dalam tanah.<br />

Cage tewas seketika setelah terkena sengatan,<br />

tapi seketika itu juga terbangun di barak dalam<br />

kondisi persis hari kemarin dia siuman dari bius.<br />

Cage pun mengulang lagi urut-urutan seperti<br />

kemarin, hanya kali ini dia dapat menghindari<br />

serangan alien yang membunuhnya. Namun,<br />

kemudian dia tewas kena hantam pesawat<br />

jatuh, dan seketika terbangun lagi pada hari<br />

pertama tiba di barak.<br />

Begitu terus, Cage mengulang hidupnya<br />

hingga tewas, hidup lagi, tewas lagi. Setiap kali<br />

hidup lagi, dia jadi lebih terlatih dengan taktik<br />

lebih baik dibanding sebelumnya.<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

Semangat dan energi Edge<br />

of Tomorrow lebih dekat<br />

ke Go ketimbang The<br />

Bourne Identity.<br />

Dalam pertempuran<br />

itu, Cage mengenal Rita<br />

Vrataski (Emily Blunt),<br />

perempuan prajurit pasukan<br />

khusus yang sebelumnya<br />

mengalami<br />

apa yang sekarang Cage<br />

alami. Vrataski kemudian<br />

menggembleng<br />

Cage cara menghadapi<br />

mimic. Mereka juga<br />

bekerja sama dengan<br />

ilmuwan Dr Carter<br />

(Noah Taylor). Hasilnya, mereka mendapat<br />

kesimpulan bahwa seluruh mimic<br />

digerakkan omega yang<br />

disimpan di satu tempat<br />

rahasia. Bersama-sama<br />

mereka mencari omega<br />

untuk menghentikan serangan<br />

mimic.<br />

Diangkat dari novel ringan<br />

berjudul All You Need Is Kill yang ditulis Hiroshi<br />

Sakurazaka, Edge of Tomorrow secara acak<br />

mengumpulkan macam-macam tren, mulai era<br />

video game (restart, yang mati lalu hidup lagi),<br />

anime Jepang (kostum tempur robotik), hingga<br />

film-film science-fiction besutan sutradara<br />

Belanda, Paul Verhoeven. Di saat yang sama<br />

terasa sangat segar dan orisinal.<br />

Film ini disutradarai Doug Liman, yang sebelumnya<br />

membuat film action Mr & Mrs Smith<br />

(2005) dan The Bourne Identity (2002) serta film<br />

indie Swingers (1996) dan Go (1990). Semangat<br />

dan energi Edge of Tomorrow lebih dekat ke Go<br />

ketimbang The Bourne Identity.<br />

Eksekusi narasi versi Liman lebih mengesankan<br />

dibanding pendekatan novelnya. Dia<br />

mampu memberi bobot emosional secara<br />

aktual tanpa banyak dialog. Adegan terbaik,<br />

yakni adegan perang di pantai, cepat dan keras,<br />

membawa pesan bahwa kematian bisa terjadi<br />

kapan saja, tanpa aba-aba, dan tanpa drama.<br />

Tak dapat dibantah, film ini milik Tom Cruise,<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

nama yang jadi jaminan mutu. Ini juga jadi<br />

penampilan akbarnya selama beberapa tahun<br />

terakhir. Peran-peran Cruise sebelumnya adalah<br />

jagoan yang gagah, tak terkalahkan, dan tak<br />

kenal takut. Di Edge of Tomorrow, Cruise membuang<br />

semua cap ini sejak adegan pertama,<br />

dan membuat film action yang tidak hanya segar<br />

memikat, tapi juga mengantar pada tangga<br />

baru kariernya. Tom Cruise yang masih tampak<br />

muda pada usia 50 tahun itu menjawab pertanyaan<br />

kita mengapa dia pantas jadi bintang.<br />

Emily Blunt merentangkan seutas benang<br />

emosional memikat sebagai perempuan jago-<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

FILM<br />

an, tanpa membuat karakternya tampak lemah.<br />

Dengan awal yang lumayan lamban, Edge of<br />

Tomorrow membawa kita ke dalam ganasnya<br />

perang. Special effect dan action-nya mulus.<br />

Film ini akan membuat Anda menahan napas<br />

sambil sesekali menyeringai di sana-sini. Bukankah<br />

itu tujuan kita ke bioskop ■<br />

Silvia Galikano<br />

Majalah<br />

Majalah<br />

detik<br />

detik 2 - 8<br />

juni<br />

juni<br />

2014<br />

2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

TAD THE LOST<br />

EXPLORER<br />

S ejak kecil, Tad sudah bermimpi menjadi arkeolog<br />

terkenal, namun setelah dewasa dia bekerja sebagai<br />

buruh bangunan. Namun itu tidak menyurutkan<br />

ambisinya untuk menemukan sesuatu.<br />

Sampai tiba saatnya ketika takdir mengubahnya menjadi<br />

legenda. Profesor Humbert memberinya sebuah artefak yang<br />

membawanya menuju petualangan besar dalam hidupnya menuju<br />

kota emas Haititi. Di saat yang sama, sekelompok penjahat juga<br />

berupaya menemukan kota emas tersebut. Berhasilkah Tad<br />

Jenis Film : Animation<br />

Produser : Lvaro Augustn, Csar Vargas, Nicols Matji<br />

Produksi : LIGHTBOX ENTERTAINMENT<br />

Sutradara : Enrique Gato<br />

Durasi: 92 menit<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

X-MEN:<br />

DAYS OF<br />

FUTURE PAST<br />

X -Men: Days of Future Past<br />

akan mengambil latar masa depan.<br />

Semua mutan diburu oleh robot-robot<br />

milik pemerintah yang disebut sebagai Sentinel<br />

(Pengawal).<br />

Alur cerita kembali ke tahun 1970-an di mana<br />

Wolverine (Hugh Jackman) yang dikirim ke masa lalu<br />

oleh Profesor X (Patrick Stewart) untuk membantu<br />

Profesor X muda (James McAvoy) dan mutan-mutan<br />

lainnya. Para mutan yang tahu di masa depan akan<br />

diburu oleh Sentinel kini bekerja sama mencegah<br />

kehancuran mereka di masa depan.<br />

Jenis Film : Action, Adventure, Fantasy |<br />

Produser : Simon Kinberg, Hutch Parker,<br />

Lauren Shuler Donner, Bryan Singer |<br />

Produksi : 20th Century Fox | Sutradara :<br />

Bryan Singer | Durasi: 130 menit<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


seni hiburan<br />

Film Pekan Ini<br />

SANG PEMBERANI<br />

M adi Ghafur, bocah SMP yang<br />

pemberani di Aceh, terobsesi<br />

menjadi juara karate nasional<br />

seperti Diwa, sang abang yang meninggal<br />

diterjang tsunami. Sarifah, ibunda Madi,<br />

sebenarnya bangga dengan cita-cita putranya.<br />

Namun mental remaja yang masih labil<br />

menyebabkan Madi kalah dari Nirza pada<br />

seleksi karate daerah.<br />

Didukung talenta dan gemblengan dua sensei<br />

ternama, Azwar dan Kus, di atas kertas Madi bisa<br />

menjadi kampiun di kelasnya. Namun menjadi<br />

juara sejati butuh tekad dan keberanian untuk<br />

mengubah nasib di saat-saat genting.<br />

Jenis Film : Drama<br />

Produser : Reza B.<br />

Surianegara<br />

Produksi :<br />

Eclipse Films & B<br />

Edutainment<br />

Sutradara : Agung<br />

Dewa, Alyandra,<br />

Ryuken Raissa<br />

Durasi: 90 menit<br />

Majalah Majalah detik 4 detik - 10 november 2 - 8 juni 2014<br />

2013


seni hiburan<br />

agenda<br />

juni<br />

3<br />

juni<br />

6<br />

Tari Kontemporer Hip Hop POCKEMON<br />

CreW ‘Silence On Tourne!‘<br />

3 Jun 2014, 8.00pm,Gedung Kesenian Jakarta Jl.Gedung Kesenian<br />

No.1, Jakarta, Promoter: Gedung Kesenian Jakarta<br />

Konser Tendostars<br />

Yukie (Pas Band), Richard Mutter, Denny Mplay, Dikdik, DJ Teori<br />

Mobilderek, Jumat, 6 Juni 2014 pk 20.00, Gedung Kesenian<br />

Jakarta, Tiket Rp 100.000 & Rp 75.000<br />

Taylor Swift The Red Tour<br />

4 Juni 2014, Mata Elang International Stadium, Jakarta,<br />

Festival Rp 800.000, Silver Rp 1,25 juta, Gold Rp 2 juta, Ruby<br />

Rp 3 juta, dan Diamond Rp4 juta.<br />

juni<br />

4<br />

PETER CETERA The Inspiration<br />

Live in Jakarta<br />

6 Jun 2014, 8.00pm, The Kasablanka, Kota Kasablanka Mall<br />

Jakarta Selatan, Promoter: Innoform Media<br />

juni<br />

6<br />

juni<br />

6<br />

Anniversary 50th The Beatles<br />

6 Jun 2014, 5.00pm, The Hall Senayan City Senayan City Lt.8,<br />

Jakarta, Promoter: Idekami Kreatif<br />

Debut Solo BasTian STEEL<br />

7 Jun 2014, 8.00pm, The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka<br />

Jakarta Selatan, Promoter: Solindo Convex<br />

juni<br />

7<br />

juni<br />

6<br />

ORJAN NILSEN<br />

6 Jun 2014, 2.00am, Colosseum Club Jl.Kunir No. 7 Kota Tua<br />

Jakarta Barat, Promoter: Colosseum Club<br />

Kelas Menulis dan Berpikir Kreatif<br />

Pengajar: Ayu Utami, Sabtu 7, 14, 21 Juni; 5, 12, 19 Juli; 9,<br />

16, 23, 30 Agustus 2014, 14.00 Wib, Serambi Salihara/Anjung<br />

Salihara<br />

Konser Taman Suropati Chamber:<br />

Gita Senja Metropolitan<br />

Minggu, 8 Juni 2014 pkL 15.30, Gedung Kesenian Jakarta,<br />

Tiket Rp 100.000 & Rp 75.000<br />

Majalah detik 2 - 8 juni 2014


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

Tap untuk<br />

kembali ke cover

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!