24.12.2014 Views

Supernova PARTIKEL

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Keping 40<br />

26<br />

jelas ketahuan betapa mereka awalnya menganggap permakultur<br />

adalah lelucon.<br />

Ayah lantas mengedukasi mereka, menjelaskan bahwa<br />

menanam tanaman secara homogen dalam jangka panjang<br />

akan merusak tanah. Akibatnya, mereka akan semakin tergantung<br />

pada pupuk kimia dan obat-obat sintetis demi mencapai<br />

panen yang memuaskan. “Ladang acakadut” akan<br />

meringankan beban warga karena semua makhluk hidup di<br />

ladang itu akan bahu-membahu dengan sendirinya. Di bawah<br />

tanaman yang butuh banyak sinar matahari diternakkan<br />

jamur yang tidak butuh sinar; rontokan daun jadi humus;<br />

tahi ayam yang berkeliaran jadi pupuk, tawon memakani<br />

parasit; tanaman pengusir hama akan melindungi tanaman<br />

sayur; dan seterusnya.<br />

Dari yang tadinya skala kecil, “ladang acakadut” di Batu<br />

Luhur berkembang. Semakin banyak dan semakin besar.<br />

Ayah mengajari warga untuk lebih banyak mengamati ketimbang<br />

mengintervensi. Dia bilang, “ladang acakadut” pada<br />

awalnya butuh desain dan pemikiran manusia, tapi pada<br />

akhirnya dialah yang menjadi guru kita.<br />

Di kampus, Ayah adalah dosen brilian. Ahli Mikologi<br />

termuda yang pernah dimiliki IPB. Batu Luhur dijadikannya<br />

laboratorium hidup tempat ia mengembangbiakkan berbagai<br />

jamur untuk konsumsi dan obat-obatan. Orang semakin respek<br />

kepada Ayah karena dedikasinya terhadap penelitian.<br />

Meski punya kesempatan luas bekerja di industri dengan kesupernova_partikel.indd<br />

26<br />

3/28/12 5:03 PM

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!