Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
partiKel<br />
lapis kedalaman baru yang diselaminya. Begitulah hubungan<br />
Ayah dan fungi.<br />
Awalnya, sulit untukku bisa menghayati ketergila-gilaannya.<br />
Di mata kanakku, jamur, khamir, kapang, bukanlah<br />
objek yang cantik untuk digambar atau difoto. Beda dengan<br />
anggrek atau bunga mawar. Perlu upaya ekstra dari Ayah,<br />
dan juga diriku sendiri, untuk bisa menyukai atau minimal<br />
punya respek terhadap fungi-fungian itu.<br />
Dengan tegas Ayah menandaskan, “Umat manusia selamanya<br />
berutang budi kepada kerajaan fungi. Kita bisa ada<br />
hari ini karena fungi melahirkan kehidupan buat kita.”<br />
Bagi Ayah, fungi adalah orangtua alam ini.<br />
Ia bercerita, tak kurang dari 1,3 miliar tahun yang lalu,<br />
fungi adalah organisme pertama yang muncul di darat. Disusul<br />
tumbuhan 600 juta tahun kemudian. Fungi menyiapkan<br />
daratan bagi tumbuhan karena ia mampu “mengunyah”<br />
bebatuan. Fungi memproduksi enzim dan asam yang mampu<br />
menyedot mineral dari bebatuan, membuatnya menjadi rapuh.<br />
Tanpa kemampuan fungi menyulap bebatuan, Bumi<br />
tidak akan punya tanah, yang merupakan rumah dari semua<br />
organisme darat. Termasuk manusia.<br />
“Setidaknya ada dua peristiwa kiamat yang pernah dialami<br />
Bumi ini, Zarah,” Ayah mengacungkan kedua jarinya.<br />
“Dua ratus lima puluh juta tahun lalu, kita pernah ditubruk<br />
asteroid. Apa jadinya Sinar matahari terhalangi selimut debu<br />
dan batu, entah berapa lama. Seluruh kehidupan hilang dari<br />
21<br />
supernova_partikel.indd 21<br />
3/28/12 5:03 PM