Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
partiKel<br />
Malam hari, Ayah mengantarku dengan cerita pengantar<br />
tidurnya. Berbeda dengan anak lain yang didongengi Timun<br />
Mas dari buku dengan ilustrasi lucu berwarna-warni, Ayah<br />
menggambar anatomi otak. Tangkas, ia membuat sketsa dengan<br />
spidol hitam. Ayah adalah penggambar yang sangat<br />
baik. Kalau saja dia tidak jadi ilmuwan, aku yakin Ayah<br />
akan menjadi pelukis hebat.<br />
“Kalau saja adikmu Hara itu anak kuda,” katanya sambil<br />
menggambar, “sekarang dia sudah cari makan sendiri. Tapi<br />
karena Hara itu Homo sapiens, spesies yang ketika masa<br />
kanaknya punya fisik terlemah dengan otak yang kegedean,<br />
dia terpaksa menyusahkan orangtuanya sampai delapan tahun<br />
lagi.” Waktu itu Hara baru berusia dua tahun. Aku<br />
delapan.<br />
Setelah gambarnya selesai, ia pun berkisah, “DNA-mu<br />
99,6 persen identik dengan simpanse. Hanya beda 0,4 persen.<br />
Bahkan, selisih genetika antara simpanse dan gorila itu<br />
1,8 persen. Carolus Linnaeus bikin istilah hominidae untuk<br />
manusia dan memisahkan simpanse dengan kata pongidae<br />
gara-gara dia takut dimarahi pihak gereja. Jadi, kita ini binatang,<br />
Zarah. Binatang yang berkemampuan linguistik tinggi<br />
karena punya Area Broca.”<br />
Kemudian, Ayah menempelkan gambarnya tadi di dinding<br />
sebelah ranjangku, di antara karya-karya beliau sebelumnya<br />
seperti penampang bunga, penampang daun, sistem<br />
pernapasan reptil, amfibi, pises, aves, dan seterusnya.<br />
19<br />
supernova_partikel.indd 19<br />
3/28/12 5:03 PM