You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Keping 40<br />
gigihannya mendekatkan kami dengan kedua orangtuanya,<br />
suatu hari nanti Abah dan Umi akan luluh. Menerima kami<br />
sebagai cucu, juga kembali sepenuh hati menerimanya sebagai<br />
anak.<br />
Tidak selamanya upaya Ibu berhasil. Bagaimana cara<br />
Ayah membesarkan dan mendidik kami menjadi simpul ketegangan<br />
baru.<br />
Dari sebelum Hara lahir, Ayah mengambil alih tugas sebagai<br />
guru pribadiku. Belajar di rumah, di kebun, di kampung,<br />
bahkan curi-curi membawaku ke kampus tempatnya mengajar,<br />
adalah rangkaian sekolah informal yang dijalankan Ayah<br />
bagiku.<br />
Awalnya, semua mengira itu hanya sementara. Masih terbilang<br />
wajar seorang anak tidak dimasukkan ke taman<br />
kanak-kanak. Namun, ketika usiaku menginjak enam tahun,<br />
semua orang yang tadinya memuji-muji ketelatenan Ayah<br />
mengajar mulai bertanya-tanya. Terutama Umi dan Abah.<br />
Dalam setiap kunjungan, Umi selalu menyempatkan bertanya<br />
kepadaku, “Zarah sudah mau sekolah”<br />
Aku menggeleng.<br />
Umi lantas meluangkan waktunya sejenak untuk mengeluarkan<br />
bujuk rayu seperti, “Enak, lho, sekolah itu. Kamu<br />
nanti punya banyak teman. Punya banyak guru yang baik.<br />
16<br />
supernova_partikel.indd 16<br />
3/28/12 5:03 PM