Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan ... - Smecda

Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan ... - Smecda Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan ... - Smecda

28.11.2014 Views

3) Piutang Murabahah 4) Piutang Salam 5) Piutang Istisna 6) Piutang Ijarah 7) Qardh 8) Ar Rahn b. Pengembangan layanan pembiayaan dalam bentuk lain dimungkinkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan memiliki landasan syariah yang jelas serta telah mendapatkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. c. Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. d. Pembiayaan KJKS atau Koperasi harus diutamakan kepada anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama pendapatan KJKS dan UJKS Koperasi untuk menutupi seluruh pengeluarannya. e. Pembiayaan kepada calon anggota, Koperasi lain dan anggotanya jika dan hanya jika KJKS atau UJKS Koperasi memiliki kapasitas lebih atas dasar pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan pelayanan kepada anggotanya dan mendapat persetujuan rapat anggota. f. Untuk mendorong partisipasi anggota dalam pembiayaan serta merangsang calon anggota agar menjadi anggota Koperasi, perlu dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat keuntungan antara anggota dan calon anggota. g. Pembiayaan harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan selalu mempertimbangkan bahwa: 1) Pembiayaan akan memberi manfaat kepada yang menerima, dan 2) Diyakini bahwa pembiayaan dapat dibayar kembali oleh mitra pembiayaan sesuai dengan perjanjian. h. Kebijakan mengenai jumlah pembiayaan yang dapat diberikan oleh KJKS atau Koperasi yang memiliki UJKS kepada anggota harus memperhatikan hal-hal berikut: 1) Pemanfaatan pembiayaan oleh calon mitra pembiayaan. 2) Kemampuan calon mitra pembiayaan untuk membayar kewajibannya. 97

3) Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas primer dan sekunder. 4) Distribusi risiko pembiayaan melalui asuransi pembiayaan atau lembaga penjamin. i. Perjanjian pembiayaan harus tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah disepakati. Apabila jumlah pembiayaan di atas plafon yang telah ditetapkan, disarankan untuk membuat akta perjanjian di depan notaris dan atas sepengetahuan rapat anggota. j. Dalam hal KJKS atau UJKS Koperasi masih memiliki kelebihan dana setelah anggota mendapat pelayanan sepenuhnya, maka pengelola KJKS atau UJKS Koperasi dapat melayani calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang menganggur. k. Tahapan penggunaan kelebihan dana pada KJKS dan UJKS Koperasi: 1) Apabila anggota sudah mendapat pelayanan pembiayaan sepenuhnya, maka pengelola KJKS atau UJKS Koperasi dapat melayani calon anggota. 2) Apabila anggota dan calon anggota sudah mendapat pelayanan sepenuhnya, pengelola KJKS atau UJKS Koperasi dapat melayani Koperasi lain dan anggotanya berdasarkan perjanjian kerjasama antar Koperasi yang bersangkutan. 3) Dalam hal terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun, setelah melaksanakan kegiatan pemberian pembiayaan (butir a dan b) atas persetujuan rapat anggota, pengelola KJKS atau UJKS Koperasi dapat: a) Menempatkan dana dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka, pada bank dan lembaga keuangan syariah lainnya. b) Pembelian saham/obligasi syariah melalui pasar modal. c) Menempatkan dana pada sarana investasi syariah lainnya. l. Pemanfaatan kelebihan dana sebagaimana tercantum pada butir di atas memperhatikan hal berikut: 1) Dalam penempatan kelebihan dana untuk pembelian saham, obligasi dan sarana investasi lainnya, pengelola harus mendapat persetujuan rapat anggota terlebih dahulu. 2) Pembiayaan kepada anggota Koperasi lain harus diberikan melalui Koperasinya. 3) Rapat Anggota menetapkan batas maksimum pemberian pembiayaan baik kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya; 98

3) Piutang Murabahah<br />

4) Piutang Salam<br />

5) Piutang Istisna<br />

6) Piutang Ijarah<br />

7) Qardh<br />

8) Ar Rahn<br />

b. Pengembangan layanan pembiayaan dalam bentuk lain<br />

dimungkinkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip<br />

syariah dan memiliki landasan syariah yang jelas serta telah<br />

mendapatkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama<br />

Indonesia.<br />

c. Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau<br />

kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon<br />

anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan<br />

penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang<br />

diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan<br />

pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari<br />

kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan<br />

tersebut.<br />

d. Pembiayaan KJKS atau <strong>Koperasi</strong> harus diutamakan kepada<br />

anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama pendapatan<br />

KJKS dan UJKS <strong>Koperasi</strong> untuk menutupi seluruh<br />

pengeluarannya.<br />

e. Pembiayaan kepada calon anggota, <strong>Koperasi</strong> lain dan anggotanya<br />

jika dan hanya jika KJKS atau UJKS <strong>Koperasi</strong> memiliki kapasitas<br />

lebih atas dasar pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi<br />

setelah mengutamakan pelayanan kepada anggotanya dan<br />

mendapat persetujuan rapat anggota.<br />

f. Untuk mendorong partisipasi anggota dalam pembiayaan serta<br />

merangsang calon anggota agar menjadi anggota <strong>Koperasi</strong>, perlu<br />

dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat<br />

keuntungan antara anggota dan calon anggota.<br />

g. Pembiayaan harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan<br />

selalu mempertimbangkan bahwa:<br />

1) Pembiayaan akan memberi manfaat kepada yang menerima,<br />

dan<br />

2) Diyakini bahwa pembiayaan dapat dibayar kembali oleh<br />

mitra pembiayaan sesuai dengan perjanjian.<br />

h. Kebijakan mengenai jumlah pembiayaan yang dapat diberikan<br />

oleh KJKS atau <strong>Koperasi</strong> yang memiliki UJKS kepada anggota<br />

harus memperhatikan hal-hal berikut:<br />

1) Pemanfaatan pembiayaan oleh calon mitra pembiayaan.<br />

2) Kemampuan calon mitra pembiayaan untuk membayar<br />

kewajibannya.<br />

97

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!