28.11.2014 Views

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-1 - Ee-cafe.org

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-1 - Ee-cafe.org

Analisis Rangkaian Listrik Jilid-1 - Ee-cafe.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Model Piranti Pasif<br />

4.3. Induktor<br />

Induktor sebagai piranti induktif, dengan dimensi kecil, banyak dipakai<br />

dalam rangkain elektronika. Untuk rangkaian pemroses energi, kita<br />

mengenal piranti induktif berukuran besar yang disebut reaktor. Induktor<br />

dibangun dari kawat (konduktor) yang dililitkan pada suatu inti yang<br />

terbuat dari bahan magnetik ataupun tanpa inti (berinti udara). Oleh<br />

karena ia terbuat dari gulungan kawat, maka induktor selalu mengandung<br />

resistansi. Akan tetapi dalam analisis rangkaian listrik yang akan kita<br />

pelajari, kita menganggap induktor sebagai piranti ideal tanpa<br />

mengandung resistansi.<br />

Induktor adalah elemen dinamik yang berbasis pada variasi medan<br />

maknit yang ditimbulkan oleh arus. Pada kumparan dengan jumlah lilitan<br />

N, dan dialiri arus sebesar i L , akan timbul fluksi magnit sebesar φ = kNi L<br />

, dengan k adalah suatu konstanta. Jika tidak ada kebocoran fluksi, fluksi<br />

ini akan memberikan fluksi lingkup sebesar λ = Nφ = kN 2 i L . Hubungan<br />

antara arus yang melalui induktor itu dengan fluksi lingkup yang<br />

ditimbulkannya dinyatakan dengan suatu konstanta L yang kita sebut<br />

induktansi induktor dengan satuan henry.<br />

2<br />

λ = LiL = kN i L<br />

(4.12)<br />

4.3.1. Karakteristik i-v Induktor Ideal<br />

Menurut hukum Faraday, tegangan pada induktor sama dengan laju<br />

perubahan fluksi lingkupnya. Karakteristik i-v induktor dapat diperoleh<br />

dari turunan terhadap waktu dari λ dengan mengingat bahwa L adalah<br />

suatu konstanta.<br />

v<br />

[ Li ]<br />

dλ<br />

d di<br />

= =<br />

L<br />

L<br />

L<br />

(4.13)<br />

dt dt dt<br />

L =<br />

Dengan demikian kita mendapatkan hubungan i-v untuk induktor<br />

di<br />

v L<br />

L<br />

L = (4.14)<br />

dt<br />

Hubungan ini dapat kita gambarkan seperti terlihat pada Gb.4.3.<br />

65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!