You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
66 67<br />
kuran raksasa yang menuturkan riwayat<br />
sang kaisar, <strong>dan</strong> berdasarkan tradisi, teksnya<br />
seharusnya digubah oleh putra mahkota.<br />
Prasasti-prasasti itu masih dituliskan<br />
dalam aksara Cina, yang lantas tak<br />
lagi digunakan oleh bangsa Vietnam. Di<br />
pelataran di depan prasasti, terdapat patung<br />
batu sejumlah mandarin, kuda, <strong>dan</strong><br />
gajah. Ada mandarin militer <strong>dan</strong> mandarin<br />
urusan sosial, seperti bisa terlihat dari<br />
jenis pakaian yang mereka kenakan.<br />
Kita juga bisa melihat berbagai hiasan<br />
naga—simbol kekuasaan—yang terpasang<br />
di atap istana. Naga adalah motif<br />
favorit yang banyak menghiasi bangunan<br />
pemerintahan zaman kekaisaran. Ada<br />
pula patung binatang mitos yang disebut<br />
‘unicorn’ oleh Mr Dang, meski bentuknya<br />
lebih mirip singa. Unicorn ini yang lazim<br />
dikenal dengan nama qilin di Cina.<br />
Hal lain yang unik dari makam para kaisar<br />
adalah posisi tepat tempat peti mati<br />
mereka dikuburkan ternyata dirahasiakan.<br />
Jadi, meskipun di dalam kompleks<br />
ada berbagai macam bangunan mewah,<br />
tak ada satu pun tanda yang dengan jelas<br />
menunjukkan makam sesungguhnya sang<br />
kaisar. Ini untuk mencegah orang-orang<br />
yang berniat jahat terhadap jenazah almarhum.<br />
Posisi peti mati kaisar yang<br />
diketahui dengan pasti adalah peti Khai<br />
Dinh, yang makamnya kami kunjungi<br />
berikutnya.<br />
Makam Khai Dinh, yang disebut Mr Dang<br />
‘Raja Homoseksual’ berbeda dalam hal<br />
struktur dari makam-makam lain. Apabila<br />
yang lain sangat dipengaruhi gaya<br />
Cina, bahkan meniru Kota Terlarang di<br />
Beijing, makam Khai Dinh merupakan<br />
campuran berbagai gaya, termasuk Eropa.<br />
Dan alih-alih melebar, makamnya<br />
bertingkat-tingkat ke atas, <strong>dan</strong> dari puncak,<br />
digali lubang dalam tempat petinya<br />
lantas diturunkan. Meskipun demikian,<br />
di makam ini juga terdapat prasasti riwayat<br />
hidup sang kaisar (yang digubah<br />
oleh salah seorang mandarin-nya) <strong>dan</strong><br />
jejeran patung mandarin.<br />
Lumayan juga energi yang harus dihabiskan<br />
untuk menapaki semua undakundakan<br />
sampai ke atas. Tapi kita akan<br />
memperoleh imbalan setimpal: dari<br />
tingkat-tingkat sebelah atas, kita bisa menyaksikan<br />
peman<strong>dan</strong>gan alam yang menakjubkan,<br />
<strong>dan</strong> juga melihat ruang-ruang<br />
tempat berbagai foto <strong>dan</strong> benda lain milik<br />
sang kaisar dipamerkan. Kita juga bisa<br />
melihat tahta emas dengan hiasan matahari<br />
terbenam—melambangkan kaisar<br />
yang wafat—yang tersimpan di makam<br />
ini.<br />
Lucunya, saya melihat sebuah patung<br />
putih menjulang di kejauhan, di antara<br />
pepo<strong>ho</strong>nan yang lebat. Awalnya saya<br />
kira itu patung raksasa Yesus atau Bunda<br />
Maria yang kerap kita jumpai di wilayahwilayah<br />
mayoritas Katolik. Eh, ternyata<br />
menurut Mr Dang, itu patung Buddha<br />
berwujud perempuan (ataukah maksudnya<br />
Kwan Im?), yang harus dicapai dengan<br />
mendaki tangga yang cukup tinggi.<br />
Oh ya, mengapa Khai Dinh disebut ‘Raja<br />
Homoseksual’? Rupa-rupanya, meskipun<br />
punya 4 istri, sang raja lebih senang<br />
bersenang-senang bersama para pelayan<br />
prianya. Ia juga senang ber<strong>dan</strong><strong>dan</strong>, <strong>dan</strong><br />
di foto-foto hitam putihnya yang masih<br />
ada, bisa terlihat ia mengenakan lipstik<br />
<strong>dan</strong> komestik lain. “Lihat saja, susah kan<br />
membedakan yang mana raja, yang mana<br />
ratu, <strong>dan</strong> yang mana ibu suri?” Mr Dang<br />
bertanya seolah menantang kami membuktikan.<br />
Mr Dang juga menjelaskan bahwa sebetulnya<br />
rakyat Vietnam tidak menyenangi<br />
Khai Dinh. Ia adalah kaisar lemah yang<br />
diangkat oleh Prancis justru karena Prancis<br />
tahu ia bakal manut saja kepada para<br />
penjajah <strong>dan</strong> tidak menghasilkan keturunan.<br />
Khai Dinh juga amat menggemari<br />
hal-hal berbau Eropa. Dalam salah satu<br />
kunjungannya ke Prancis, ia memesan patung<br />
dirinya seukuran asli yang kini lantas<br />
dipajang di makamnya. Namun Khai<br />
Dinh tetap menginginkan kekuasaan: di<br />
makamnya, di mana-mana dipajang naga,<br />
seolah ia berharap bahwa dengan semakin<br />
banyak hiasan naga yang ada, kelemahannya<br />
bisa tertutupi. Sang kaisar memang<br />
tidak popular di kalangan rakyat, namun<br />
kini kompleks makamnya menjadi salah<br />
satu tujuan pariwisata terkemuka di Hue.<br />
(Kekurangan yang kami dapati di sini:<br />
mbak-mbak penjaga kios makanan sung-