28.11.2014 Views

lompat-lompat-ho-chi-minh-city-dan-hue1

lompat-lompat-ho-chi-minh-city-dan-hue1

lompat-lompat-ho-chi-minh-city-dan-hue1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

26 27<br />

kiri bak tempat pentas wayang, ada pelataran<br />

yang ditempati pemusik merangkap<br />

penyanyi <strong>dan</strong> pengisi suara wayang, empat<br />

orang di masing-masing sisi, dua di<br />

antaranya perempuan. Bak air yang diisi<br />

air berwarna keruh—sepertinya untuk<br />

menyembunyikan bilah-bilah pengendali<br />

wayang di dalam air—berdiri dengan latar<br />

replika istana. Di sebelah bawah replika,<br />

tergantung tiga tirai bambu. Wayang, sebagian<br />

di antaranya berbobot sampai 15<br />

kg, keluar-masuk dengan lincah melalui<br />

ketiga tirai itu.<br />

Malam hari, kami tiba di depan teater<br />

tepat ketika pertunjukan pertama baru<br />

bubar. Yang artinya, kami harus menunggu<br />

sampai teater selesai dibenahi <strong>dan</strong> pintu-pintu<br />

pun dibukakan untuk rombongan<br />

penonton berikutnya. Kami menunggu di<br />

teras depan, <strong>dan</strong> berfoto-foto sejenak bersama<br />

replika raksasa wayang air. Di teras<br />

juga ada kios kecil yang menjual berbagai<br />

suvenir teater.<br />

Selagi duduk menanti sambil mengunyah<br />

buah segar yang Mbak I’i <strong>dan</strong> Mel beli<br />

dari tukang yang mangkal di trotoar depan,<br />

kami didekati seorang bapak <strong>dan</strong><br />

putrinya yang masih balita. Sang ayah<br />

tampak sangat telaten mengurusi putrin-<br />

ya yang terbungkus jaket merah muda,<br />

mengajaknya bercakap-cakap mengenai<br />

ini <strong>dan</strong> itu, bahkan mendorongnya menyapa<br />

kami dengan bahasa Inggris. Manis<br />

sekali!<br />

Nyanyian ataupun dialog pertunjukan<br />

memang tidak bisa kami mengerti, karena<br />

semuanya dalam bahasa Vietnam.<br />

Namun tingkah polah wayang yang lucu,<br />

juga musik yang rancak, membuat kami<br />

bisa menikmati pertunjukan <strong>dan</strong> memahami<br />

garis besar cerita. Berulang<br />

kali kami tergelak <strong>dan</strong> kagum melihat<br />

wayang-wayang yang melakukan berbagai<br />

gerakan yang rasanya mustahil dilakukan<br />

boneka kayu, termasuk bergerak<br />

memotong jalan satu sama lain. Apa bilah<br />

pengendalinya tidak saling tersangkut?<br />

Rupanya para dalang (tak kurang dari 7<br />

dalang yang bekerja sama dalam pementasan<br />

ini) benar-benar sudah piawai <strong>dan</strong><br />

saling paham sehingga tak ada kesalahan<br />

yang terdeteksi oleh kami.<br />

Selain sedikit gangguan dari penonton<br />

yang terlambat datang (orang Jepang<br />

pula, tumben-tumbenan), kami amat menikmati<br />

pertunjukan tersebut. Tepuk-tangan<br />

bergemuruh ketika pementasan usai,<br />

Penonton lain mulai berdatangan.<br />

Ternyata kami akan menonton bersama<br />

serombongan murid sekolah, yang sepertinya<br />

berasal dari Singapura. Begitu pintu<br />

teater dibuka, kami masuk <strong>dan</strong> dibantu<br />

para petugas—yang semuanya mengenakan<br />

pakaian tradisional, laki-laki maupun<br />

perempuan—menemukan kursi kami.<br />

Kursinya cukup empuk, <strong>dan</strong> dari posisi<br />

kami panggung yang berupa bak air bisa<br />

terlihat dengan cukup jelas. Di kanan<strong>dan</strong><br />

ketujuh dalang keluar dari balik tirai<br />

bambu untuk memberi <strong>ho</strong>rmat. Wah!<br />

Apakah mereka setiap malam terendam<br />

air dalam bak <strong>dan</strong> basah-basahan seperti<br />

itu? Luar biasa.<br />

Indonesia seharusnya bisa mencontoh<br />

Vietnam yang memelihara <strong>dan</strong> mendukung<br />

kesenian tradisional mereka. Dengan<br />

pengelolaan yang serius, kesenian<br />

tradisional Vietnam bisa memikat banyak<br />

turis <strong>dan</strong> pemerhati serta pecinta seni.<br />

Sebagian dalang <strong>dan</strong> musisi yang bermain<br />

malam itu masih muda <strong>dan</strong> tampak sangat<br />

bersemangat dengan pekerjaan mereka—tanda-tanda<br />

yang baik untuk regenerasi.<br />

Sewaktu kami keluar pun, melalui<br />

jendela-jendela besar di lantai dua, saya<br />

melihat sejumlah anak muda yang tampak<br />

se<strong>dan</strong>g berlatih menari tradisional.<br />

Padahal saat itu sudah cukup malam.<br />

Saya tercekat mengingat buruknya kondi-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!