You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Malaikat Juga Tahu<br />
Lagu/Lirik: Dee Lestari<br />
Lelahmu jadi lelahku juga<br />
Bahagiamu, bahagiaku pasti<br />
Berbagi, takdir kita selalu<br />
Kecuali tiap kau jatuh hati<br />
Kali ini hampir habis dayaku<br />
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata<br />
Setia hadir setiap hari<br />
Tak tega biarkan kau sendiri<br />
Meski seringkali kau malah asyik sendiri<br />
Karena kau tak lihat<br />
Terkadang malaikat tak bersayap,<br />
Tak cemerlang, tak rupawan<br />
Namun kasih ini, silakan kau adu<br />
Malaikat juga tahu<br />
Siapa yang jadi juaranya<br />
Hampamu tak kan hilang semalam<br />
Oleh pacar impian, tetapi kesempatan<br />
Untukku yang mungkin tak sempurna<br />
Tapi siap untuk diuji<br />
Kupercaya diri, cintakulah yang sejati<br />
Namun tak kau lihat<br />
Terkadang malaikat tak bersayap,<br />
Tak cemerlang, tak rupawan<br />
Namun kasih ini, silakan kau adu<br />
Malaikat juga tahu<br />
Siapa yang jadi juaranya<br />
Kau selalu meminta terus kutemani<br />
Dan kau s’lalu bercanda andai wajahku diganti<br />
Melarangku pergi karena tak sanggup sendiri<br />
Namun tak kau lihat<br />
Terkadang malaikat tak bersayap,<br />
Tak cemerlang, tak rupawan<br />
Namun kasih ini, silakan kau adu<br />
Malaikat juga tahu<br />
Aku kan jadi juaranya
Hanya Isyarat<br />
Lagu/Lirik: Dee Lestari<br />
Kucoba semua, segala cara<br />
Kau membelakangiku<br />
Kunikmati bayangmu<br />
Itulah saja cara yang bisa<br />
Untuk kumenghayatimu<br />
Untuk mencintaimu<br />
Sesaat dunia jadi tiada<br />
Hanya diriku yang mengamatimu<br />
Dan dirimu yang jauh di sana<br />
Ku tak kan bisa lindungi hati<br />
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu<br />
Bantulah aku semampumu<br />
(Rasakanlah) Isyarat yang sanggup kau rasa<br />
Tanpa perlu kau sentuh<br />
(Rasakanlah) Harapan, impian,<br />
Yang hidup hanya untuk sekejap<br />
(Rasakanlah) Langit, hujan,<br />
Detak, hangat nafasku<br />
(Rasakanlah) Isyarat yang mampu kau tangkap<br />
Tanpa perlu kuucap<br />
(Rasakanlah) Air, udara,<br />
Bulan, bintang,<br />
Angin, malam,<br />
Ruang, waktu, puisi<br />
Itulah saja cara yang bisa
Firasat<br />
Lagu/Lirik: Dee Lestari<br />
Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmu<br />
Desau angin meniupkan namamu<br />
Tubuhku terpaku<br />
Semalam, bulan sabit melengkungkan senyummu<br />
Tabur bintang serupa kilau auramu<br />
Aku pun sadari<br />
Ku segera berlari<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Firasatku ingin kau tuk<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera,<br />
Kutahu pasti ke mana kan ku bermuara<br />
S’moga ada waktu<br />
Sayangku, kupercaya alam pun berbahasa<br />
Ada makna di balik semua pertanda<br />
Firasat ini…<br />
Rasa rindukah ataukah tanda bahaya?<br />
Aku tak peduli<br />
Ku terus berlari<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Firasatku ingin kau tuk<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Dan lihatlah, Sayang<br />
Hujan turun membasahi<br />
Seolah ku berair mata<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Firasatku ingin kau tuk<br />
Cepat pulang, cepat kembali<br />
Jangan pergi lagi<br />
Aku pun sadari<br />
Kau tak kan kembali lagi
Curhat buat Sahabat<br />
Lagu/Lirik: Dee Lestari<br />
Sahabatku, usai tawa ini<br />
Izinkan aku bercerita:<br />
Telah jauh, ku mendaki<br />
Sesak udara di atas puncak khayalan<br />
Jangan sampai kau di sana<br />
Telah jauh, ku terjatuh<br />
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa<br />
Dan kini sampailah, aku di sini…<br />
Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku<br />
Menanti seorang yang biasa saja<br />
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring… sakit<br />
Yang sudi dekat, mendekap tanganku<br />
Mencari teduhnya dalam mataku<br />
Dan berbisik: “Pandang aku, kau tak sendiri, oh dewiku…”<br />
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang<br />
Itu saja kuinginkan<br />
Telah lama, kumenanti<br />
Satu malam sunyi untuk kuakhiri<br />
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji…<br />
Untuk diam, duduk di tempatku<br />
Menanti seorang yang biasa saja<br />
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring… sakit<br />
Menentang malam, tanpa bimbang lagi<br />
Demi satu dewi yang lelah bermimpi<br />
Dan berbisik: “Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku…”<br />
Wahai Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Cicak di Dinding<br />
Lagu/Lirik: Dee Lestari<br />
Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu<br />
Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati<br />
Kadang benda mati yang memenangkan tempat di sisimu<br />
Atau hewan kecil yang luput dari pandanganmu<br />
Ku berserah dalam ketakberdayaan<br />
Berbahagia dengan satu impian<br />
Dan satu kejujuranku<br />
Ku ingin jadi cicak di dindingmu<br />
Cicak di dindingmu<br />
Hanya suara dan tatapku menemanimu<br />
Dan ku menyadari tanganku tak kan mampu meraihmu<br />
Walau cinta, katanya, tak kan lelah memberi<br />
Kulepas engkau, ombak hatiku<br />
Percikmu abadi menyegarkanku<br />
Namun biarlah kini…<br />
Kuingin jadi cicak<br />
S’perti cicak di dindingmu<br />
Cicak di dindingmu…<br />
Melekat, menemani, membelai dinding jiwamu…