20.11.2014 Views

BMKG - KM Ristek

BMKG - KM Ristek

BMKG - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kecepatan relatif gerak lempeng di setiap batas lempeng dan menunjukkan waktu yang<br />

konstan maka gempa-gempa besar di batas lempeng seharusnya terjadi pada suatu<br />

interval yang teratur, yaitu siklus.<br />

Konsep siklus seismik (Fedotov, 1968) adalah konsekuensi dari hipotesis seismic<br />

gab (kesenyapan seismik) (Fedotov, 1965), yang hukum-hukumnya berlaku dalam<br />

ketiga parameter gempa utama yaitu lokasi, besar dan waktu terjadinya. Patahan<br />

dapat dibagi menjadi segmen permanen dimana pada masing-masing gempabumi yang<br />

tejadi mempunyai karakteristik magnitudo dan interval yang teratur. Durasi siklus<br />

seismik dalam suatu segmen terkait denga n tingkat rata-rata kegempaan di daerah<br />

tersebut (parameter yang bergantung pada kecepatan relatif lempeng). Tetapi model<br />

ini terlalu sederhana yang berarti bahwa setiap segmen patahan terisolasi dari<br />

lingkungannya, regangan elastis di lithosfer hanya terkait dengan gerakan lempeng dan<br />

pelepasan regangan ini hanya berkaitan dengan besarnya karakteristik gempabumi.<br />

Namun keteraturan ini hanya bisa dicapai pada suatu kondisi fisik yang ideal dan hal ini<br />

telah diakui dalam beberapa variasi model yang diusulkan, misalnya, bahwa magnitudo<br />

dan waktu gempabumi sebagian bergantung pada besarnya gempabumi sebelumnya<br />

dalam suatu siklus (Papazachos et ai, 1997.)<br />

Bagian utama dari siklus seismik diperlihatkan secara skematis pada Gambar.<br />

2.5A. Siklus dimulai dan diakhiri oleh gempabumi utama. Ada tiga tahap: tahap<br />

pertama yaitu gempa susulan dari gempabumi utama sebelumnya, tahap kedua adalah<br />

interval yang sangat panjang dengan kegempaan relatif rendah dan tahap ketiga<br />

adalah percepatan aktivitas yang berpuncak pada gempabumi utama berikutnya.<br />

Tahap yang ketiga yang sering disebut tahap percepatan aktivitas pelepasan energi<br />

inilah yang telah menarik banyak perhatian ka rena kemungkinan pada saat inilah<br />

dimana bisa dilakukan prediksi kuantitatif untuk kejadian gempabumi berikutnya<br />

dalam suatu siklus. Dengan kata lain bisa disebut sebagai precursor gempabumi<br />

(misalnya Bufe dan Varnes, 1993; Jaume da n Sykes, 1999).<br />

- tegrasi Pengamatan Parameter Geofisika da/am Usaha Prediktabi/itas Gempabumi 13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!