TUGAS UTS.pdf - FIK UI - Universitas Indonesia
TUGAS UTS.pdf - FIK UI - Universitas Indonesia
TUGAS UTS.pdf - FIK UI - Universitas Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
UNIVERSITAS INDONESIA<br />
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI POSYANDU<br />
Oleh :<br />
AYU ANDRIYANI ACHMANAGARA<br />
1006748444<br />
PROGRAM PASCA SARJANA<br />
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN KOMUNITAS<br />
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA<br />
2011
STUDI PUSTAKA<br />
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI POSYANDU<br />
Ayu Andriyani Achmanagara*<br />
Abstrak<br />
Sistem informasi posyandu merupakan kegiatan input, proses, dan output akan<br />
data yang ada dalam posyandu seperti data dasar posyandu, kegiatan layanan<br />
posyandu, data pengguna posyandu dan petugas posyandu. Sistem informasi<br />
posyandu yang awalnya berupa paper based perlu dikembangkan menjadi<br />
computerized based dengan menggunakan software. Sistem Informasi Posyandu<br />
berbasis komputer tersebut setelah dievaluasi hasilnya lebih baik daripada yang<br />
berbasis manual atau paper based. Hanya saja, saat ini pengembangan sistem<br />
informasi dalam UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) baru<br />
dikembangkan di posyandu dimana posyandu sasarannya adalah ibu hamil, bayi,<br />
anak dan balita serta pasangan usia subur. Padahal, UKBM lainnya seperti<br />
posbindu dimana sasarannya adalah usia lanjut yang jumlahnya semakin<br />
bertambah juga memerlukan sistem informasi yang tidak cukup hanya manual<br />
saja tetapi juga dikembangkan menjadi berbasis komputer.<br />
Kata Kunci: sistem informasi, posyandu<br />
A. LATAR BELAKANG<br />
Perawat merupakan praktisi kesehatan yang memiliki banyak peran dalam<br />
memberikan pelayanan keperawatan kepada klien. Namun, perawat perlu untuk<br />
meningkatkan peran baru dan cara baru dalam bekerja, mengembangkan peran<br />
dan meningkatkan pelayanan (Hunter, 2002). Peran dan cara baru tersebut<br />
diantaranya mengembangkan sistem informasi kesehatan atau keperawatan untuk<br />
meningkatkan pelayanan keperawatan dan dapat menekan biaya. Teknologi<br />
perawatan kesehatan dikembangkan agar dapat bekerja cepat dan akurat dalam
mengakses informasi perawatan klien (Adams, 2007). Selain itu, sistem informasi<br />
juga dapat digunakan untuk koordinasi lintas sektor (Rechel et al, 2009).<br />
Sistem informasi dapat berupa manual dan komputerisasi. Sistem<br />
informasi komputerisasi berkaitan dengan teknologi informasi yang merupakan<br />
sistem berbasis komputer yang membantu dalam manajemen dan proses informasi<br />
untuk mendukung perawatan kesehatan dan delivery perawatan kesehatan,<br />
termasuk manajemen informasi klien, rencana dan perawatan, klien dan staf<br />
edukasi, riset, dan pendukung pelayanan seperti diagnostik, terapetik dan<br />
administratif (Hegney, 2007). Sebagai contoh di Netherland terdapat organisasi<br />
yang bernama Buurtzorg yang menggunakan IT dan internet sebagai instrumen<br />
yang praktis, strategis dan taktis berisi informasi registrasi klien, waktu registrasi<br />
dan komunikasi dalam rangka memberikan perawatan terhadap klien (Blok,<br />
2011). Sistem informasi kesehatan membutuhkan planner dan praktisi kesehatan<br />
untuk mendukung kegiatan (Reeder, 2010).<br />
Salah satu sistem informasi berupa Public Health Informatics (PHI). PHI<br />
merupakan aplikasi informasi, ilmu komputer dan teknologi yang sistematis<br />
dalam praktik kesehatan publik, penelitian dan pembelajaran kesehatan publik<br />
yang terintegrasi dengan teknologi informasi. PHI perlu menggunakan pendekatan<br />
yang terinformasikan dan sistematis dalam aplikasi ilmu informasi dn teknologi<br />
untuk mendukung kegiatan kesehatan publik seperti promosi kesehatan,<br />
pencegahan penyakit dan injury, serta pencegahan risiko tinggi atau vulnerable.<br />
Perkembangan PHI di Eropa dan US melalui tiga gelombang atau tahap. Di<br />
Eropa, gelombang pertama hanya berupa pengumpulan data dasar pada populasi<br />
atau kesehatan populasi seperti data kelahiran dan kematian. Gelombang kedua<br />
berupa sistem informasi mengenai kanker payudara dan gelombang ketiga sudah<br />
berupa pengetahuan yang terintegrasi, deskriptif, analitik dan evidence based<br />
(Reeder et al, 2011). PHI juga dapat berupa identifikasi sistem surveilans<br />
sindromik (Lober et al, 2004).
Penyimpanan informasi dibutuhkan untuk mendukung praktik kesehatan<br />
publik. Karena kesehatan populasi perlu disebarkan, maka diperlukan<br />
pengembangan dan keterlibatan manajemen informasi yang efektif dan efisien<br />
yang dapat disebarkan atau share secara global (Reidpath, 2009).<br />
Dalam sistem informasi tentunya membutuhkan pencatatan dan pelaporan<br />
yang dimulai dari input, proses dan output data. Sistem informasi keperawatan di<br />
<strong>Indonesia</strong> sudah mulai berkembang walaupun pelaksanaannya masih banyak<br />
kendala karena berbagai faktor. Dalam komunitas, diperlukan asuhan keperawatan<br />
yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi yang di dalamnya<br />
memerlukan peran serta masyarakat. Pada pengkajian, tentunya dibutuhkan data<br />
dan informasi yang perlu dikoordinasikan dari bawah ke atas serta dapat<br />
dimanfaatkan juga oleh peneliti. Selama ini, data kesehatan secara online hanya<br />
bisa didapatkan setingkat kota atau kabupaten walaupun sistem informasi<br />
puskesmas sudah dikembangkan. Namun, data kesehatan desa apalagi RW belum<br />
bisa didapatkan dan dikoordinasikan secara online. Padahal di wilayah desa atau<br />
RW, keberadaan posyandu atau posbindu bisa dimanfaatkan. Sistem informasi<br />
yang diterapkan di posyandu atau posbindu selama ini masih berupa manual<br />
(paper based) dan itupun banyak data yang tidak lengkap serta tidak terkumpul<br />
dengan baik sehingga mempersulit dalam pengkoordinasian ke puskesmas. Sistem<br />
informasi posyandu pernah dibuat tetapi pelaksanannya belum diterapkan di<br />
seluruh wilayah. Sedangkan sistem informasi posbindu (data mengenai kesehatan<br />
usia lanjut) masih belum dikembangkan di <strong>Indonesia</strong>.<br />
B. KAJIAN LITERATUR<br />
1. Pengertian Sistem Informasi<br />
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang<br />
bertanggung jawab dalam proses input sehingga menghasilkan output<br />
(Kusrini, 2007). Secara umum, elemen pembentuk sistem adalah:<br />
(Kumorotomo, 2004)
a. Input yaitu sekumpulan data mentah untuk diproses dalam suatu sistem<br />
informasi.<br />
b. Proses yaitu konversi, manipulasi dan analisis input data mentah<br />
menjadi bentuk yang lebih berarti bagi pengguna<br />
c. Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses dan akan<br />
digunakan<br />
Sedangkan, informasi merupakan bahan yang dihasilkan dari pengolahan<br />
data (Whitten, 2004). Sehingga, sistem informasi adalah seperangkat<br />
komponen yang saling berhubungan, berfungsi mengumpulkan,<br />
memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk<br />
mendukung dalam pembuatan keputusan dan pengawasan dalam<br />
organisasi (Davis, 1999).<br />
2. Sistem Informasi Manajemen<br />
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manuasi yang terpadu<br />
integral untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,<br />
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem<br />
ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak<br />
(software) komputer, prosedur, pedoman, model manajemen dan<br />
keputusan, dan data base (Jogiyanto, 2005).<br />
3. Sistem Informasi Posyandu dan pelaksanaannya di <strong>Indonesia</strong><br />
Sistem informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data<br />
atau informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan<br />
yang terjadi di setiap Posyandu (Dinkes Propinsi jawa Timur, 2006).<br />
Sistem informasi Posyandu juga merupakan rangkaian kegiatan untuk<br />
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna<br />
dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu (Sembiring, 2004).<br />
Manfaat SIP diantaranya adalah: (Dinkes Propinsi jawa Timur, 2006)
a. menjadi acuan bagi kader untuk memahami permasalahan sehingga<br />
dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan sesuai kebutuhan<br />
b. menyediakan informasi tepat guna dan tepat waktu mengenai<br />
pengelolaan posyandu, agar berbagai pihak dapat menggunakannya<br />
untuk membina posyandu<br />
Sistem informasi yang digunakan saat ini adalah register bayi (hasil<br />
penimbangan, imunisasi, kelahiran dan kematian bayi, dan lain-lain),<br />
register balita (pemberian vitamin A, hasil penimbangan, dan lain-lain),<br />
register ibu hamil (catatan ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi,<br />
pemberian pil penambah darah, yodium, risiko kehamilan, tanggal<br />
persalinan, penolong persalinan, keadaan bayi hidup dan meninggal, data<br />
ibu meninggal), register pasangan usia subur (daftar wanita dan suami istri<br />
yang kemungkinan hamil, kontrasepsi, imunisasi TT), data pengunjung<br />
posyandu, data kegiatan posyandu (Khoiri, 2009).<br />
4. Tenaga Pelaksana Sistem Infomasi Posyandu<br />
Penanggung jawab SIP adalah Pokjanal Posyandu tingkat propinsi dan dati<br />
II di tingkat kecamatan adalah tim pembina kelurahan. Pemerintah desa<br />
bertanggung jawab atas tersedianya data dan informasi posyandu<br />
(Sembiring, 2004). Tenaga yang terkait dengan pelaksanaan SIP adalah<br />
kader posyandu, kelompok kerja PKK bagian posyandu, dan petugas<br />
kesehatan. Dalam hal ini, perawat komunitas dapat berperan di sini dalam<br />
menganalisa hasil kegiatan posyandu dan melaporkannya kepada Kepala<br />
Puskesmas, serta menyusun rencana intervensi dan melaksanakan upaya<br />
tersebut (Khoiri, 2009).<br />
5. Pengelolaan Data dan Informasi Sistem Informasi Posyandu<br />
Pengelolaan data dan informasi SIP terdiri dari 3 tahap, yaitu: (Khoiri,<br />
2009)
a. Input, dilakukan oleh kader posyandu dengan mengisi data sasaran<br />
dan layanan yang diberikan posyandu. Data berupa data posyandu,<br />
data petugas, data ibu dan data anak.<br />
b. Data yang telah diinput dilakukan pemrosesan rekapitulasi dari data<br />
yang ada<br />
c. Output, hasil dari pemrosesan akan disajikan dalam bentuk angka dan<br />
grafik<br />
6. Penelitian dalam Pengembangan Sistem Informasi Posyandu<br />
Penelitian dilakukan oleh Abu Khoiri tahun 2009 yang berjudul<br />
“Pengembangan Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung Surveilans<br />
Kesehatan Ibu dan Anak Berbasis Masyarakat Pada Desa Siaga (Studi<br />
Kasus Di Kelurahan Manisrejo Kecamatan Taman Kota Madiun Provinsi<br />
Jawa Timur)” yang bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi<br />
posyandu berupa menghasilkan perangkat lunak SIP (berbasis komputer)<br />
guna mendukung surveilans kesehatan ibu dan anak yang berbasis<br />
masyarakat pada Desa Siaga. Pengembangan SIP menggunakan metode<br />
FAST (Framework for Application of System Technique). Sistem operasi<br />
yang dapat digunakan adalah Microsoft Windows XP, Microsoft Windows<br />
Vista, Linux. Software yang digunakan adalah XAMPP versi 1.6.5,<br />
dimana XAMPP merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa<br />
paket software seperti web server Apache, PHP, dan MySQL ke dalam<br />
satu buah paket. Dengan menginstal XAMPP, tidak perlu lagi melakukan<br />
instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP, dan MySQL secara<br />
manual. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP. PHP adalah<br />
bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan di dalam server<br />
web. Sistem pengamanan yang dikembangkan dalam aplikasi SIP adalah<br />
sistem aplikasinya maupun databasenya dilengkapi password, MySQL<br />
menerapkan sistem keamanan dan hak akses secara bertingkat (tingkatan<br />
user dan jenis akses yang beragam, terdapat pengacakan password) dan
terdapat sensor dalam aplikasi untuk mendeteksi transaksi dalam SIP. Pada<br />
tahap perancangan terdiri dari tiga yaitu pemodelan proses, pemodelan<br />
database, dan perancangan interface dari sistem. Interface tampilan menu<br />
SIP terdiri dari menu login, menu utama (menu pendukung, pendataan,<br />
transaksi dan menu pelaporan), form pendataan ibu, form pendataan anak,<br />
pendataan petugas, pendataan standar BB/TB, menu laporan layanan anak,<br />
ibu hamil, pasangan usia subur, presentase anak balita dengan hasil<br />
timbang naik dibandingkan dengan hasil timbang bulan sebelumnya,<br />
dibagi dengan jumlah anak balita yang hadir saat pelayanan Posyandu<br />
beserta grafiknya, laporan presentase persalinan oleh tenaga kesehatan,<br />
laporan jumlah anak, laporan jumlah ibu, dan presensi petugas. Dari<br />
penelitian ini juga didapatkan hasil evaluasi empat variabel kualitas<br />
informasi (aksesibilitas, keakuratan kelengkapan, dan kejelasan informasi)<br />
adalah kualitas informasi yang dihasilkan oleh SIP yang baru lebih baik<br />
daripada kualitas informasi SIP sebelum dikembangkan.<br />
C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI<br />
Sistem Informasi Posyandu merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu<br />
informasi yang terjadi di posyandu meliputi data umum posyandu, pelayanan<br />
posyandu, data pengguna posyandu sampai dengan data petugas posyandu. SIP<br />
yang banyak diterapkan oleh posyandu di <strong>Indonesia</strong> adalah sistem informasi yang<br />
masih berupa paper based dimana pendokumentasiaannya dan pelaporannnya<br />
banyak terjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi posyandu<br />
berbasis komputer dimana memerlukan kader posyandu sebagai SDM yang<br />
mampu mengoperasikannya serta jaringan yang baik. Salah satu pengembangan<br />
sistem informasi posyandu yang pernah dilakukan adalah SIP yang diteliti oleh<br />
Abu Khoiri (2009). Dalam penelitian tersebut dikembangkan software SIP,<br />
pelatihan kader dan petugas kesehatan dalam mengoperasikannya, dan didapatkan<br />
evaluasi dari pelaksanaan SIP berbasis komputer tersebut bahwa SIP<br />
computerized based lebih baik daripada SIP paper based.
Tentunya, diperlukan pengembangan sistem informasi berbasis komputer<br />
dan berbasis masyarakat tidak hanya pada agregat ibu dan anak tetapi juga agregat<br />
lansia dimana dapat memanfaatkan keberadaan posbindu yang sudah ada dan<br />
kadernya. Selama ini, ketersediaan data kesehatan lansia di tingkat RW dan<br />
kelurahan sangat sulit didapat. Kalaupun ada, data masih berupa manual serta data<br />
tidak terkoordinir dan terdokumentasi dengan baik. Akibatnya, kesehatan lansia<br />
sulit dipantau serta sulit dalam membuat rencana kegiatan. Padahal, setiap tahun<br />
jumlah lansia bertambah dan diperlukan pendataan, perencanaan sampai dengan<br />
evaluasi dari kegiatan perawatan terhadap usia lanjut. Oleh karena itu diperlukan<br />
perawat komunitas dalam mengembangkan sistem informasi tersebut dengan tetap<br />
mengikutsertakan masyarakat dalam hal ini kader dan dengan berbasis komputer.<br />
Dengan adanya data computerized based tersebut, maka koordinasi ke puskesmas<br />
bahkan ke dinas kesehatan jadi lebih mudah, pemantauan akan kesehatan lansia<br />
juga akan lebih mudah, serta kebutuhan peneliti dalam mendapatkan data secara<br />
cepat dan tepat juga akan mudah.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Adams, Jeffrey S. (2007). Health information systems: improving nursing care<br />
and cutting costs. Gale Group. Accesed November 6,2011.<br />
Blok, Jos De. (2011). Buurtzorg Nederland: A New Perspective on Older Care in<br />
the Netherlands. Accesed November 6,2011.<br />
Davis, Gordon B. (1999). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta :<br />
PT Pustaka Binaman Pressindo.<br />
Dinkes Propinsi Jawa Timur. (2006). Panduan Pelatihan Kader Posyandu. DIPA<br />
Program Perbaikan Gizi Masyarakat.<br />
Hegney, Desley, Elizabeth Buikstra, Robert Eley, Tony Fallon, Victoria Gilmore,<br />
Jeffrey Soar. (2007). Nurses and Information Technology. Australian Nursing<br />
Federation. Accesed November 6,2011.<br />
Hunter, Christine. (2002). A New Community Information System. Primary Health<br />
Care Journal:vol 12,page 30-4.
Jogiyanto, HM. (2005). Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan<br />
Terstruktur, Teori dn Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi.<br />
Khoiri, Abu. (2009). Pengembangan Sistem Informasi Posyandu Guna<br />
Mendukung Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak Berbasis Masyarakat Pada<br />
Desa Siaga,Tesis. Semarang: UNDIP. Diakses tanggal 29 September 2011.<br />
Kumorotomo, Wahyudi. (2004). Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi<br />
Publik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.<br />
Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta<br />
:Penerbit Andi.<br />
Lober, William B, Trigg L, Karras B. (2004). Information System Architectures<br />
for Syndromic Surveillance. MMWR Morbidity and Mortality Weekly Report:<br />
vol 53,page 203-8.<br />
Nasir, Mochamad. (2008). Pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan<br />
Ibu dan Bayi untuk Mendukung Evaluasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak<br />
( KIA ) di Puskesmas Kabupaten Lamongan, Tesis. Semarang: UNDIP.<br />
Diakses tanggal 29 September 2011.<br />
Rechel, Bernd, Yvonne Doyle, Emily Grundy, Martin McKee. (2009). How can<br />
health systems respond to population ageing? WHO Regional Office for<br />
Europe.<br />
Reeder, Blaine. (2010). Characterizing Information Need for Public Health<br />
Continuity of Operations: A Scenario Based Design Approach, Thesis.<br />
University of Washington.<br />
Reeder, Blaine, Rebecca A Hills, George Demiris, Debra Revere, Jamie Pina.<br />
(2011). Reusable design: A proposed approach to Public Health Informatics<br />
system design. BMC Public Health Journal: vol. 11, page 2-8.<br />
Reidpath, Daniel D, Pascale Allotey. (2009). Opening up public health: a strategy<br />
of information and communication technology to support population health.<br />
Lancet Journal: vol 373, page: 1050-1.<br />
Sembiring, Nasap. (2004). Posyandu sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat<br />
dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Diakses tanggal 6<br />
November 2011.<br />
Whitten, Jeffery L. (2004). Metode Desain & Analisis Sistem. Edisi 6. Yogyakarta<br />
: Penerbit Andi.