02.11.2014 Views

10 Langkah Mengembangkan Kebijakan Publik - Komunitas AIDS ...

10 Langkah Mengembangkan Kebijakan Publik - Komunitas AIDS ...

10 Langkah Mengembangkan Kebijakan Publik - Komunitas AIDS ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SEPULUH LANGKAH MENGEMBANGKAN KEBIJAKAN PUBLIK<br />

Pada Mulanya Kita Semua Alergi Politik<br />

Pada awalnya, penanggulangan HIV/<strong>AIDS</strong> di Indonesia<br />

dikembangkan berdasarkan paradigma kesehatan modern yang<br />

berusaha bekerja profesional berdasarkan bukti-bukti yang ada.<br />

Selain itu pendekatan yang dilakukan masih sektoral, medis ’oriented’<br />

dan belum terpadu dengan mengandalkan kerja Lembaga<br />

Swadaya Masyarakat di lapangan. Sebagai contoh: Departemen<br />

Kesehatan memfokuskan diri pada surveilans di lingkungan<br />

kelompok perilaku resiko tinggi sedangkan Lembaga Swadaya<br />

Masyarakat diarahkan untuk melakukan pencegahan di lingkungan<br />

kelompok perilaku resiko tinggi dengan terutama utnuk program<br />

kampanye, pemasaran dan distribusi kondom. Anehnya kedua<br />

institusi itu hampir tidak pernah bertemu untuk berkoordinasi.<br />

Akibatnya yang terjadi bukan kerja sinergi tapi malah menempatkan<br />

LSM sebagai lembaga pemonitoring dan pengkritik kerja pemerintah<br />

yang tidak mengindahkan kerahasiaan dan informed consent ketika<br />

melakukan survei. Lalu media massa terutama koran sibuk<br />

melaporkan hasil temuan dari surveilans di lingkungan pelacuran<br />

menimbulkan sentimen anti lokalisasi. Anti lokalisasi muncul di Jawa<br />

Timur sejak 1993. Kemudian memuncak dengan demonstrasi<br />

masyarakat menuntut penutupan lokalisasi pelacuran di Jawa Timur.<br />

Sekarang lokalisasi di Jawa Timur banyak yang ditutup secara resmi<br />

oleh pemerintah daerah setempat. Yang masih bertahan adalh<br />

lokalisasi di Surabaya. (Lihat penelitian “Implementasi<br />

Penanggulangan HIV/<strong>AIDS</strong> di Indonesia: Studi kasus di Surabaya”)<br />

Kerja sektoral seperti itu sekarang kita rasakan akibatnya yakni<br />

kerja surveilans di lingkungan pelacur dan kebijakan penggunaan<br />

kondom <strong>10</strong>0% di lingkungan pelacur menjadi semakin sulit sekali<br />

dilaksanakan. Para pelacur sekarang banyak yang menyebar di jalanjalan.<br />

Lalu bagaimana policy surveilans, KIE dan PPK <strong>10</strong>0% mau<br />

diterapkan? Pemerintah daerah setempat menjadi lebih berhati-hati<br />

ketika berhadapan dengan isu kondom dan lokalisasi pelacur. Mau<br />

tidak mau isu itu menjadi isu politik yang sensitif dan sama sekali<br />

tidak populer sekarang ini. Kelompok moderat di pemerintah<br />

66

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!