02.11.2014 Views

Petir

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KEPiNG 38<br />

Sejujurnya, aku merasa Dedi lebih beruntung ketimbang<br />

kami yang ditinggalkan. Oleh karena itu, aku menangis.<br />

Ke matian bagiku ibarat tiket terusan bioskop kehidupan.<br />

Bayangkan betapa menyenangkannya itu. Menontoni drama<br />

miliaran manusia tanpa harus terlibat konflik apa pun.<br />

Lalu, Dedi akan bertemu Mami. Karena itu juga aku menangis.<br />

Aku iri. Bagi anak yang hanya mampu mengingat<br />

wajah ibunya samar-samar, bercampur-campur dengan hidung,<br />

mata, dan rambut orang lain, tersimpanlah rasa penasaran<br />

besar di dalam hati. Bisa jadi aku bukannya kangen<br />

ka rena jejak kehadirannya belum sempat melekat dalam<br />

ingatan, melainkan penasaran tok. Aku kepingin melihat<br />

Mami. Live.<br />

Kata pamanku, Mami-lah yang paling cantik sekeluarga.<br />

Badannya kecil singset, biarpun hamil dua kali, tetapi tak<br />

jadi melar. Kulitnya seperti bangsawan China, jernih dan<br />

licin mirip pualam. Namun, ada yang berpendapat lain. Si<br />

Hanny mati muda, terang saja selalu jadi yang tercantik, kata<br />

sau dara-saudaranya yang sirik karena mereka tetap hidup lalu<br />

jadi tua dan jelek. Wajah Mami turun ke Watti, kata mereka<br />

lagi. Kalau aku hanya kebagian kecil singsetnya, semen tara<br />

mukanya condong ke Dedi. Sialan. Sori, Ded, tetapi itu nama<br />

nya penghinaan. Apalagi kecil singset untuk zaman sekarang<br />

ini tak laku lagi. Orang-orang suka cewek-cewek<br />

ting gi 165 cm ke atas. Dan, konon, pria mana pun akan<br />

ngiler lihat cewek bokong besar karena itu lambang kesu bur-<br />

36

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!