02.11.2014 Views

Petir

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PEtir<br />

“Kenapa, sih, Dedi jadi tukang listrik?”<br />

Aku pun mengamati ayahku lekat-lekat. Mempelajari<br />

reaksinya. Kepalanya yang tadi nyaris menempel pada rangkaian<br />

perlahan bergerak naik. Alisnya mengangkat-angkat,<br />

tanda ia sedang mencerna pertanyaanku. Kepalanya bergerak<br />

miring sedikit. Bahunya naik. Lalu Dedi menghela napas.<br />

Aku menanti tegang. Ini dia, pikirku. Jawaban bagi semua<br />

misteri. Katakan saja, Ded. Aku ini memang anak ajaib,<br />

kan? Kamu bukan ayahku. Kita makhluk-makhluk luar<br />

angkasa, da tang dari salah satu planet bernama aneh dalam<br />

film Star Trek. Kamu itu semacam mentorku. Kasihan Watti.<br />

Ia tak akan sang gup menghadapi kenyataan ini. Oh, ya,<br />

Ded, izinkan aku me manggilmu Superwija. Dan, kamu<br />

boleh memanggil nama asli ku: Superetra.<br />

“Soalnya,” Dedi berhenti sebentar, menoleh kepadaku,<br />

“Dedi nggak mengerti mesin mobil. Kalau mengerti, mungkin<br />

jadi mon tir.” Usai menjawab, Dedi kembali bekerja.<br />

Begitulah. Selamat tinggal Superwija, Superetra.<br />

Dalam kehidupan nyata, memang tak ada yang berubah.<br />

Aku, si Bungsu Pemalas yang jarang punya aksi. Watti, si<br />

Sulung Hiperaktif yang selalu beraksi. Dan, Dedi menatap<br />

kami berdua dengan tatapan yang sama. Baginya, hidup memang<br />

bukan siapa yang unggul di atas siapa.<br />

Bagiku, hidup adalah duduk di bangku bioskop yang gelap<br />

menontoni kakakku bergulung dengan ombak zaman.<br />

29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!