You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KEPiNG 38<br />
be sar, aku justru mengagumi tembok yang melapisi kami<br />
se lama ini. Oleh karena itulah, kuping Dedi seakan terbuat<br />
dari pinggan antipanas yang tak meleleh oleh semua omongan<br />
saudara kami. Ia juga dengan tegas menentukan sikapnya<br />
di depan Bang Nelson tanpa takut iblis epilepsi.<br />
Apalagi setelah Dedi kena setrum besar-besaran, ia berubah<br />
menjadi ikon pahlawan bagiku. Bolehlah, mobilnya<br />
cu ma satu dan uang sekolah anak-anaknya di bawah sepuluh<br />
ribu perak, tetapi belum tentu paman-pamanku itu kuat dise<br />
trum. Sebut aku sinting, tetapi rasanya tercipta satu hubung<br />
an transparan antara kami berdua. Bukan bapak-anak,<br />
me la in kan lebih seperti teman sejawat. Ada Elektra II dalam<br />
diriku yang kontak-kontakan dengan Wijaya II dalam dirinya,<br />
lalu mereka berdua bercakap-cakap seperti dua sahabat<br />
sebaya.<br />
Setelah sekian lama meyakini keberadaan Elektra II dan<br />
Wijaya II, aku memberanikan diri bicara dengan Dedi. Berharap<br />
pada tatapan pertama nanti kami tak perlu berkatakata,<br />
tetapi tinggal angguk-angguk kepala karena kami<br />
ber dua sudah mengerti. Percakapan tingkat tinggi yang tak<br />
di dengar manusia biasa.<br />
“Ded....”<br />
“Hmmm?”<br />
“Mmm. Ded....”<br />
“Hmmm?”<br />
28