02.11.2014 Views

Petir

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keping 37<br />

“Silakan Anda bawa pulang ini semua! Buang ke fakultas<br />

lain!”<br />

“Ya, sudah, deh. Nanti aku telepon lag—”<br />

Klik. Atau, lebih tepat lagi “tut”. Terputus. Dimas menghela<br />

napas. Perlahan meletakkan teleponnya dan meraih poci<br />

ocha sebagai ganti. Kekasihnya tidak butuh apa-apa. Hanya<br />

sedikit terapi jiwa. Mungkin sudah saatnya ia menyerah.<br />

Melewatkan satu lagi hari jadi tanpa cendera mata.<br />

Dengan langkah beringas, Reuben memasuki pelataran rumah<br />

Dimas di bilangan Menteng yang senyap. Napasnya<br />

ter sengal-sengal. Pintu yang diketahuinya tak terkunci langsung<br />

diterobos masuk.<br />

“Am I late? Am I late?” seru Reuben panik.<br />

Dimas menyambutnya dalam kaus oblong dan celana basket.<br />

Segelas susu panas di tangan kanan. Mukanya putih<br />

ber sih tanda sudah cuci muka. “Terlambat apa?” Dimas menatap<br />

Reuben tak mengerti.<br />

“Katanya, kamu bikin dinner.” Reuben memelorotkan tubuh<br />

besarnya di sofa sambil memegangi dada, berusaha mene<br />

nangkan jantungnya yang mau meletus. Bulir keringat<br />

ber munculan di dahi, beberapa tergantung di alisnya yang<br />

tebal. “Gila, aku harus olahraga, nih.”<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!