Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KEPING 34<br />
bernama belakang Anastasia lain yang ia kenal. Dan, bu kan<br />
Diva.<br />
“Sí.”<br />
“Kenapa dengan Diva?”<br />
“Kami terakhir bertemu sebulanan yang lalu di Cusco,<br />
setelah dia pulang dari Machu Picchu. Diva ce rita, dia akan<br />
ikut satu tim ekspedisi Israel yang mau menyusuri Rio Tambopata<br />
sampai Candamo. Kesempatan langka, memang. Baru<br />
untuk kali kedua ada tim ekspedisi turun ke Tambopata.<br />
Diva merasa ber untung. Katanya, itu tem pat yang tepat kalau<br />
ingin menghilang dari muka bumi. Saya pikir dia main-main,<br />
atau memang betul itu cuma bercanda, no sé, tapi....”<br />
Hening lagi. Paulo seperti mengumpulkan kekuatan di<br />
seberang sana. Dan, Gio tak tergerak untuk men desak, sabar<br />
menunggu tanpa mengeluarkan sepotong pun kata. Tak juga<br />
gumaman-gumaman pendek tanda mendengar kan. Hanya<br />
harapan cerita itu tak perlu ber lanjut.<br />
“Suatu hari, Diva bersikeras ingin pergi jungle walking<br />
sendirian. Mereka sudah memperingatkannya, Gio. Tapi,<br />
Diva tetap pergi juga, katanya cuma mau menyisir bagian<br />
luar.” Suara Paulo kian menurun, “Mereka meng hubungi ku<br />
se minggu yang lalu. Perusahaan sponsor tim ekspedisi itu.<br />
Mereka kembali ke Cusco tanpa Diva. Dia... hilang.”<br />
Sekejap pandangan Gio menghampa. Pikirannya me nembus<br />
ruang waktu. Menuju hamparan permukaan su ngai hening<br />
dan gumpalan kabut yang tak ter geng gam. Di sela-sela<br />
rajutan molekul udara, me layanglah sebuah benda berwarna<br />
10