01.11.2014 Views

buku pocket guide - Komunitas AIDS Indonesia

buku pocket guide - Komunitas AIDS Indonesia

buku pocket guide - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Buku Saku<br />

Staf LAPAS/RUTAN<br />

i<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan i


Penanggung Jawab<br />

: Sihabudin, Bc.IP,SH,MH<br />

(Ditjen Pemasyarakatan)<br />

Yen Yerusalam (FHI)<br />

Editor<br />

: Muqowimul Aman, Bc.IP,SH<br />

(Ditjen Pemasyarakatan)<br />

Penyusun<br />

: Henri Puteranto (FHI)<br />

Lay Out/Illustrasi<br />

: Arifin Fitrianto (FHI)<br />

Fotografi<br />

: Jim Daniel, Arifin Fitrianto (FHI)<br />

Cetakan Pertama, April 2007<br />

Diterbitkan Oleh<br />

: Program Aksi Stop <strong>AIDS</strong>(ASA)<br />

Family Health International (FHI)<br />

Komp. Ditjen PP&PL Depkes RI<br />

Jl. Percetakan Negara 29<br />

Telp : 021-4223463<br />

Fax : 021-4223455<br />

ii<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan


Daftar Isi<br />

1<br />

2<br />

3<br />

.HIV/<strong>AIDS</strong> Dalam Lapas/Rutan<br />

- Situasi HIV/<strong>AIDS</strong> di Lapas/Rutan<br />

- Mengapa HIV/<strong>AIDS</strong> merupakan<br />

Masalah di dalam Lapas/Rutan<br />

- Pengetahuan dasar HIV/<strong>AIDS</strong><br />

- Pencegahan HIV di LP/Rutan<br />

- Cara memasang kondom<br />

.Infeksi Menular Seksual (IMS) dan<br />

Penyakit menular lain di Lapas/Rutan<br />

- Jenis-jenis IMS<br />

- Tuberkulosis (TB)<br />

- Penyakit kulit<br />

.Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap<br />

Narkoba di Lapas/Rutan<br />

-Narkoba di Lapas/Rutan<br />

- Penanganan melalui Program Harm<br />

Reduction<br />

- Payung hukum<br />

2<br />

2<br />

3<br />

5<br />

14<br />

15<br />

18<br />

18<br />

24<br />

26<br />

30<br />

30<br />

31<br />

33<br />

iii<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan iii


4<br />

5<br />

6<br />

.Narkoba dan Dampaknya<br />

.Overdosis<br />

- Heroin<br />

- Opium<br />

- Kokain<br />

- Cannabis/Cimeng/ Ganja<br />

- Amfetamin<br />

- Extacy<br />

- Halusinogen<br />

- Pelarut, Penghirup...<br />

- Alkohol<br />

- Benzodiazepin<br />

- Metadon<br />

- Apa itu OD<br />

- Siapa yang bisa OD<br />

- Gejala OD<br />

- Jangan lakukan terhadap orang OD<br />

.Modifikasi alat kelamin<br />

- Pierching/anting<br />

- Penggunaan duri ikan/benda lain<br />

- Biji Tasbih<br />

- Ring karet/ Bulu babi<br />

30<br />

36<br />

37<br />

39<br />

41<br />

43<br />

45<br />

47<br />

48<br />

50<br />

52<br />

53<br />

58<br />

58<br />

58<br />

59<br />

60<br />

62<br />

62<br />

63<br />

65<br />

66<br />

iv<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan


7<br />

8<br />

9<br />

.Pembuatan tato<br />

- Memiliki tatto ada yang beranggapan:<br />

- Mengapa memakai jarum tatto bisa<br />

berbahaya<br />

.Konseling dan Testing HIV Sukarela<br />

(KTS) atau VCT Voluntary Counselling<br />

and Testing)<br />

- Tahapan KTS<br />

-Tujuan KTS<br />

-Manfaat KTS<br />

.Kewaspadaan Umum di Lapas<br />

- 4 kegiatan pokok kewaspadaan universal<br />

- Situasi berisiko di Lapas/Rutan<br />

- Penanganan luka tertusuk jarum suntik<br />

- Penanganan tumpahan/percikan darah<br />

dan cairan tubuh<br />

- Penanganan napi/tahanan yang<br />

meninggal di Lapas/Rutan untuk kasus<br />

kematian yang disebabkan oleh berbagai<br />

sebab<br />

- Penanganan perkelahian yang melibatkan<br />

luka berdarah<br />

70<br />

70<br />

71<br />

74<br />

74<br />

75<br />

76<br />

78<br />

78<br />

78<br />

79<br />

79<br />

80<br />

81<br />

v<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan v


10<br />

. Beberapa Istilah yang sering di<br />

gunakan oleh pecandu Narkoba<br />

84<br />

.Daftar Pustaka<br />

91<br />

vi<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan


vii<br />

Buku Saku Staf Lapas/Rutan vii


HIV/<strong>AIDS</strong> dalam Lapas/Rutan<br />

HIV dan <strong>AIDS</strong> dalam Lapas/Rutan<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 1


HIV dan <strong>AIDS</strong> dalam Lapas/Rutan<br />

. Situasi<br />

HIV/<strong>AIDS</strong> di Lapas/Rutan<br />

Beberapa penelitian yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan<br />

angka HIV dan <strong>AIDS</strong> di kalangan napi lebih besar apabila<br />

dibandingkan dengan angka HIV dan <strong>AIDS</strong> dalam komunitas luas.<br />

Terutama disebabkan karena banyak napi menyuntik narkoba dan<br />

melakukan kegiatan-kegiatan berisiko tinggi (misalnya<br />

menggunakan jarum suntik secara bergantian) sebelum masa<br />

pemenjaraan mereka. Penyebab lain adalah tingginya angka infeksi<br />

HIV pada pengguna narkoba suntikan (Injecting Drug User/IDU)<br />

dalam komunitas. Tingginya sirkulasi pergantian warga napi/tahanan<br />

di lapas, juga ikut mempengaruhi penyebaran HIV di masyarakat<br />

luas jika mantan napi tertular selama dalam masa pemenjaraan.<br />

Angka HIV dan <strong>AIDS</strong> di penjara di Eropa menunjukkan perbedaan<br />

beragam. Di Spanyol dan Italia, angka infeksi HIV tercatat masingmasing<br />

26% dan 17%. Di AS, angka berkisar antara 1% - 20%. Di<br />

Kanada angka berkisar 1% - 12%. Di Afrika Selatan angka mencapai<br />

41% sedangkan di Brazil angka berkisar dari 11% - 21%.<br />

Penelitian-penelitian untuk mengukur angka infeksi HIV di kalangan<br />

2 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


IDU di berbagai tempat di <strong>Indonesia</strong> menunjukkan angka yang<br />

berkisar dari 20% sampai lebih dari 50%. Estimasi infeksi HIV pada<br />

orang dewasa <strong>Indonesia</strong> yang dilakukan oleh Departemen<br />

Kesehatan RI menghasilkan angka rata-rata infeksi HIV di kalangan<br />

napi sebesar 11,99%.<br />

Penelitian yang menunjukkan tingginya angka infeksi HIV di<br />

kalangan IDU ini tidak bisa dipungkiri, dan dengan banyaknya IDU<br />

yang dipenjarakan, maka para staf dan manajemen lapas/rutan perlu<br />

mengetahui realita ini.<br />

. Mengapa HIV dan <strong>AIDS</strong> Merupakan<br />

Masalah di Dalam Lapas/Rutan ?<br />

Lapas/Rutan menempatkan orang dalam keadaan yang berisiko<br />

tinggi terhadap penularan penyakit karena:<br />

• Tingkat hunian yang sesak, yang menyebabkan iklim<br />

kekerasan serta sanitasi yang buruk.<br />

• Kontrol infeksi yang buruk: fasilitas kesehatan &<br />

pengawasan infeksi sangat terbatas.<br />

• Penggunaan narkoba yang berkelanjutan: suasana di dalam<br />

Lapas/rutan tidak membantu napi kasus narkoba untuk<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 3


erhenti memakai.<br />

• Penyuntikan yang tidak aman: peralatan menyuntik susah<br />

didapatkan dan menyebabkan napi menggunakan jarum<br />

suntik (atau peralatan buatan sendiri dari ujung bolpoin)<br />

secara bergantian tanpa membersihkannya terlebih dahulu.<br />

• Perilaku seksual yang tidak aman dan pemerkosaan:<br />

hubungan seks di antara laki-laki sangat umum, namun<br />

tidak tersedia kondom.<br />

• Perilaku berisiko lain seperti tatto, tindik telinga/<br />

kulit,pemasangan pelor ke dalam penis, dll dan biasanya<br />

alat yang dipakai tidak steril dan digunakan bergantian.<br />

• Penggunaan alat cukur bergantian tanpa proses<br />

sterilisasi, karena fasilitas terbatas.<br />

4 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Pengetahuan<br />

.<br />

Dasar HIV dan <strong>AIDS</strong><br />

Apakah yang dimaksud dengan HIV<br />

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia<br />

sehingga tidak mampu melindungi tubuh dari serangan penyakit<br />

lain (infeksi oportunistik).<br />

.<br />

sistem kekebalan tubuhnya menurun.<br />

HIV terdapat dalam:<br />

• Darah<br />

• Cairan sperma (air mani)<br />

• Cairan vagina<br />

•<br />

.<br />

ASI (Air Susu Ibu) dari ibu yang tertular HIV<br />

HIV tidak dapat hidup dalam :<br />

• Darah yang mengering lebih dari 1 jam.<br />

Infeksi Oportunistik: penyakit/infeksi lain yang muncul karena<br />

• Dalam air mendidih, atau panas kering, dengan suhu 56°C selama<br />

10 – 20 menit.<br />

• Bahan kimia seperti Nonoxynol-9 (untuk mencegah kehamilan),<br />

sodium klorida (bahan pemutih/bleach/byclean), dan sodium<br />

hidroksida.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 5


Namun, ada penelitian yang menyatakan HIV mampu hidup dalam<br />

darah<br />

.<br />

yang tertinggal di tabung suntik selama 4 minggu.<br />

Apa itu <strong>AIDS</strong>?<br />

<strong>AIDS</strong>: Acquired Immune Deficiency Sindrome<br />

• <strong>AIDS</strong> disebabkan oleh HIV, bukan penyakit keturunan atau<br />

kutukan Tuhan.<br />

• Belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV/<strong>AIDS</strong> hingga<br />

saat ini.<br />

Yang sudah ditemukan adalah obat ARV (Anti Retro Viral) yaitu<br />

obat yang diminum oleh Odha (Orang dengan HIV dan <strong>AIDS</strong>) untuk<br />

meningkatkan daya tahan tubuh dan mengendalikan pertumbuhan<br />

jumlah<br />

.<br />

HIV untuk memperpanjang usia hidup Odha.<br />

Bagaimana Tanda Orang yang Tertular<br />

HIV?<br />

• Tidak ada tanda-tanda khusus pada orang yang tertular HIV.<br />

• Penampilan fisik seseorang bukan jaminan bebas dari HIV, jika<br />

perilakunya berisiko.<br />

• Semua orang bisa kena HIV dan <strong>AIDS</strong> tanpa membeda-bedakan<br />

jenis kelamin, usia, suku, agama, ras, pendidikan, pekerjaan,dll.<br />

6 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Sebelum HIV berubah menjadi <strong>AIDS</strong> (umumnya dalam waktu<br />

5 – 10 tahun), orang yang tertular HIV tampak sehat dan merasa<br />

sehat seperti orang lain yang tidak tertular HIV.<br />

• Meskipun tampak sehat dan merasa sehat, orang yang tertular<br />

HIV dapat menularkan HIV kepada orang lain.<br />

• Satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang tertular HIV atau<br />

tidak adalah melalui tes darah yang termasuk bagian dari VCT<br />

(Voluntary Counselling & Testing atau Konseling & Testing HIV<br />

.<br />

Sukarela).<br />

Penularan HIV<br />

HIV terdapat dalam cairan tubuh manusia, akan tetapi yang<br />

potensial sebagai media penularan hanya:<br />

• Darah.<br />

• Air mani.<br />

• Cairan vagina.<br />

• Air susu Ibu.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 7


. HIV<br />

hanya bisa ditularkan oleh orang<br />

yang telah terinfeksi HIV melalui:<br />

1. Hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom.<br />

2. Penggunaan jarum suntik tindik, dan tatto yang tidak steril.<br />

3. Ibu ke bayinya selama proses kehamilan, melahirkan, dan<br />

menyusui.<br />

4.<br />

.<br />

Transfusi darah tanpa screening.<br />

Penjelasan dari masing-masing cara<br />

penularan adalah sebagai berikut:<br />

1. Hubungan seks<br />

Risiko penularan HIV melalui hubungan seks karena faktor:<br />

• Adanya infeksi menular seksual (IMS), meningkatkan risiko<br />

tertular karena luka atau terbukanya pembuluh darah akibat IMS.<br />

• Hubungan seks tanpa kondom memiliki risiko yang lebih besar.<br />

• Seks anal tanpa pelicin dan kondom yang memudahkan terjadi<br />

luka karena kulit anus sangat tipis dan tidak ada pelicinnya.<br />

• Penularan bisa terjadi melalui melalui sex vaginal, oral dan anal.<br />

• Adanya darah mentruasi.<br />

8 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Penularan HIV melalui perilaku seks:<br />

Sex vaginal Sex oral Sex anal<br />

2. Penggunaan jarum suntik, tindik dan tatto yang di<br />

gunakan bergantian atau tidak steril<br />

Jarum suntik, tindik dan tatto memungkinkan virus bisa berpindah<br />

ke orang lain bila digunakan bergantian atau tidak steril .<br />

Penularan melalui jarum suntik dalam lapas/rutan kemungkinan<br />

akibat:<br />

• Langkanya jarum suntik.<br />

• Tidak tersedianya bahan untuk sterilisasi jarum suntik.<br />

• Ketergesa-gesaan dalam menyuntik sehingga tidak sempat<br />

mensterilkan jarum suntik.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 9


Selain melalui jarum suntik, HIV juga bisa ditularkan melalui<br />

peralatan menyuntik yang digunakan, misalnya wadah untuk<br />

mencampur, air, filter, dan peralatan lain yang digunakan.<br />

Cara Sterilisasi jarum suntik menggunakan Bleach (pemutih).<br />

Jika tidak memiliki perlengkapan suntik baru, gunakan cara yang<br />

aman seperti di hirup atau di bakar. Tetapi jika tidak mungkin, cucilah<br />

dengan cara :<br />

1. Tarik dan semprotkan dengan air bersih 2 kali.<br />

2. Isi tabung suntik dengan bleach (pemutih) dan kocok selama<br />

setengah menit kemudian semprotkan dan lakukan sekali lagi.<br />

3. Tarik dan semprotkan dengan air bersih 2 kali.<br />

Namun cara ini tidak selalu menjamin bisa membunuh virus Hepa<br />

titis C,B dan HIV<br />

3. Ibu ke bayi<br />

Penularan dari ibu ke bayi dapat terjadi<br />

selama masa kehamilan,waktu<br />

melahirkan, atau selama proses<br />

menyusui. Penelitian menyatakan<br />

bahwa risiko penularan dari ibu yang<br />

terinfeksi kebayinya rata-rata 30%.<br />

10 Buku Saku Staff Lapas/Rutan<br />

Melahirkan<br />

Kehamilan<br />

Menyusui


Risiko akan meningkat jika:<br />

• Perempuan yang tertular HIV pada masa kehamilan.<br />

• Ada infeksi selama kehamilan, terutama IMS.<br />

• Karena kurang gizi selama masa kehamilan.<br />

• Bayi lahir prematur.<br />

• Bayi disusui dari ibu yang tertular HIV.<br />

4. Transfusi darah<br />

Penularan HIV melalui transfusi darah akan terjadi bila:<br />

• Darah yang didonorkan tidak diskrining terlebih dahulu sebelum<br />

ditransfusikan.<br />

• Pendonor yang terinfeksi HIV pada periode jendela bisa jadi belum<br />

terdeteksi keberadaan virus HIV nya. Maka darahnya berpotensi<br />

menularkan HIV<br />

. HIV tidak menular melalui:<br />

• Hidup serumah.<br />

• Berjabatan tangan, sentuhan, keringat, ludah..<br />

• Berpelukan, ciuman atau merawat orang yang terinfeksi HIV.<br />

• Gigitan nyamuk, kutu kasur, atau serangga lainnya.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 11


• Toilet, telepon, alat makan dan baju.<br />

Semua kegiatan aman selama tidak ada sarana perpindahan cairan<br />

tubuh<br />

.<br />

dan darah.<br />

Bagaimana proses HIV menjadi <strong>AIDS</strong>?<br />

Fase Pertama (mulai tertular HIV atau Periode Jendela)<br />

• HIV masuk dalam tubuh manusia.<br />

• Tidak ada tanda-tanda khusus, orang yang tertular HIV tetap<br />

tampak sehat dan merasa sehat seperti orang lain yang tidak<br />

tertular HIV.<br />

• Periode Jendela: masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh<br />

manusia sampai terbentuknya antibody(penangkal penyakit)<br />

terhadap HIV dalam darah.<br />

• Bila dilakukan tes darah untuk HIV, hasilnya mungkin negatif<br />

karena belum terdeteksi antibody terhadap HIV dalam darah.<br />

• Meskipun tanpa gejala, namun sudah dapat menularkan HIV<br />

kepada orang lain.<br />

12 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Fase Kedua (HIV positif tanpa gejala, umumnya selama 3 –<br />

10 tahun, tergantung stamina tubuh)<br />

• HIV berkembang biak dalam tubuh.<br />

• Tidak ada tanda-tanda khusus, orang yang tertular HIV tetap<br />

tampak sehat dan merasa sehat.<br />

• Bila dilakukan tes darah untuk HIV, hasilnya sudaH terdeteksi<br />

karena telah terbentuk antibody terhadap HIV dalam darah atau<br />

disebut HIV positif.<br />

Fase Ketiga (muncul gejala)<br />

• Sistem kekebalan tubuh menurun.<br />

• Mulai muncul gejala-gejala penyakit akibat serangan HIV.<br />

Contoh: pembengkakan kelenjar getah bening pada seluruh<br />

tubuh, flu dan diare terus-menerus, dll.<br />

Fase Keempat (<strong>AIDS</strong>)<br />

• Sistem kekebalan tubuh sangat lemah.<br />

• Mulai muncul gejala-gejala infeksi oportunistik (lihat halaman 1:<br />

HIV, Virus Penyebab <strong>AIDS</strong>). Contoh: infeksi paru-paru (TBC),<br />

infeksi jamur (sariawan yang parah), kanker kulit (sarkoma<br />

kaposi), dll.<br />

• Cepat atau lambat akan meninggal.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 13


Perjalanan HIV menjadi <strong>AIDS</strong><br />

Tertular<br />

HIV<br />

Periode<br />

Jendela*<br />

HIV<br />

Positif<br />

<strong>AIDS</strong><br />

0 2 minggu-6 bulan<br />

(3 bulan pada 95% kasus)<br />

* Masa antara masuknya HIV kedalam tubuh<br />

sampai terbentuknya antibody (penangkal<br />

penyakit) terhadap HIV atau disebut juga<br />

HIV positif. Fase ini sudah bisa menularkan<br />

HIV kepada orang lain walaupun hasil tes<br />

masih negatif.<br />

3-10<br />

tahun<br />

· Tanpa gejala.<br />

Tampak sehat.<br />

• Dapat beraktifitas<br />

biasa.<br />

1-2<br />

tahun<br />

· Timbul infeksi<br />

oportunistik<br />

(penyakit lain yang<br />

muncul karena sistem<br />

kekebalan tubuh<br />

menurun).<br />

. Pencegahan HIV di Lapas/Rutan<br />

· Minum obat ARV (Anti<br />

Retro Viral) dapat<br />

menekan pertumbuhan<br />

HIV, tetapi tidak dapat<br />

menghilangkan HIV<br />

dari dalam tubuh.<br />

Sampai saat ini, belum ditemukan obat untuk menyembuhkan<br />

<strong>AIDS</strong> ataupun vaksin yang efektif untuk mencegah penularan<br />

HIV. Pengobatan yang ada hingga saat ini obat antiretroviral<br />

(ARV) hanya membantu dalam menghambat<br />

perkembangbiakan virus HIV dan memerlukan biaya yang<br />

besar.<br />

Pencegahan yang terpenting untuk dilakukan adalah:<br />

• Dengan memberikan informasi mengenai HIV/<strong>AIDS</strong>, cara<br />

penularan dan pencegahannya kepada para napi/tahanan,<br />

yang disertai dengan media komunikasi dan edukasi (KIE).<br />

14 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Diupayakan penyediaan kondom dan pelicin di dalam lapas/<br />

rutan untuk mencegah terjadinya prilaku seks tidak aman.<br />

• Penyediaan materi pencegahan ini (kondom, pemutih, dll)<br />

. Cara Memasang Kondom<br />

1 2<br />

3<br />

4<br />

5<br />

6<br />

7<br />

1. Kenakan kondom setelah penis ereksi.<br />

2. Perhatikan tanggal kadaluarsa kondom. Buka bungkus kondom<br />

dengan hati-hati. Jangan gunakan kuku untuk menyobek<br />

kemasan karena dapat menyebabkan kondom sobek.<br />

3. Tempatkan gulungan kondom di kepala penis dan jangan sampai<br />

kondom terbalik.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 15


4. Sambil menekan ujung kondom untuk mengeluarkan udara,<br />

dorong ke bawah menyarungi seluruh penis. Kondom dapat<br />

pecah/bocor jika terdapat udara pada ujung kondom.<br />

5. Ingat!! Selama berhubungan seks tambahkan pelicin jika terasa<br />

kering, apabila kondom merosot segera perbaiki posisinya dan<br />

segeralah ganti dengan kondom baru bila kondom terlepas atau<br />

rusak.<br />

6. Setelah selesai ejakulasi, tarik penis yang masih ereksi sambil<br />

menahan pangkal kondom agar cairan tidak tumpah.<br />

7. Lepaskan kondom dari penis. Ikat dan buanglah kondom di<br />

tempat sampah. Jangan dibuang di toilet.<br />

16 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Infeksi Menular Seksual (IMS)<br />

dan Penyakit Menular Lain<br />

dalam Lapas/Rutan<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 17


Infeksi Menular Seksual (IMS)<br />

dan Penyakit menular lain di<br />

Lapas/Rutan<br />

. IMS di Lapas/Rutan<br />

Infeksi Menular Seksual (IMS), dulu disebut penyakit kelamin adalah<br />

penyakit yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual.<br />

IMS juga bisa terjadi di lapas/rutan, karena kemungkinan napi telah<br />

terinfeksi IMS sebelum masuk dan/atau melaui hubungan seks di<br />

dalam lapas/rutan.<br />

Hubungan seks di dalam lapas/rutan bisa terjadi atas dasar suka<br />

sama suka, terpaksa karena intimidasi, alasan perlindungan dan<br />

pemerkosaan.<br />

Penelitian di seluruh dunia menunjukkan hubungan seks antara<br />

pria dengan pria di dalam lapas/rutan adalah hal yang biasa. Dan<br />

karena kondom jarang tersedia, maka risiko tertular/menularkan<br />

.<br />

IMS dan HIV/<strong>AIDS</strong> merupakan suatu realitas bagi para napi.<br />

Jenis-jenis IMS<br />

Penyakit-penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seks<br />

18 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


antara lain:<br />

1. HIV dan <strong>AIDS</strong><br />

• Menyerang sistem kekebalan<br />

tubuh.<br />

• Belum ada obatnya.<br />

• Orang dengan HIV dan <strong>AIDS</strong><br />

(Odha) tidak bisa dilihat dari<br />

penampilan luarnya.<br />

• 5-10 tahun, akan muncul gejala <strong>AIDS</strong> dan bisa berakibat kematian.<br />

• Obat Anti Retroviral (ARV) hanya menghambat virus HIV dan<br />

memperpanjang usia.<br />

Sifilis + HIV<br />

2. Hepatitis/Sakit Kuning<br />

• Peradangan hati yang merusak<br />

fungsi hati.<br />

• Kulit, mata dan air seni berwarna<br />

kuning.<br />

• Kurang gairah, badan lemas.<br />

• Hilang nafsu makan.<br />

• Berat badan menurun.<br />

• Mual dan sakit perut.<br />

• Demam.<br />

Mata jadi Kuning<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 19


Pada Bulu Kemaluan<br />

3. Kutu Bayur/ Ptirus Pubis<br />

• Rasa gatal di bulu kemaluan.<br />

• Bisa menyerang bulu dada, ketiak,<br />

bulu mata dan alis.<br />

• Menular lewat kontak fisik dan<br />

pakaian.<br />

• Kutu ini menghisap darah dan<br />

membawa penyakit seperti thipus.<br />

4. Gonore (Kencing Nanah<br />

• Wanita dapat tertular G-O tanpa<br />

merasakan gejala.<br />

• Sakit saat kencing terdapat bercak<br />

nanah kuning kehijauan dan bau.<br />

• Keluar nanah dari ujung penis.<br />

• Sakit pada buah pelir atau zakar<br />

Pada Penis<br />

Pada Anus<br />

5. Herpes<br />

• Muncul bintil berisi cairan.<br />

• Terasa panas dan gatal.<br />

• Bila bintil pecah terasa sangat sakit.<br />

• Belum ada obatnya.Obat dokter<br />

20 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


hanya mengurangi rasa sakit.<br />

• Bersifat kambuhan seumur hidup.<br />

6. Sifilis (Raja Singa)<br />

• Muncul bintil berair kemudian<br />

timbul luka seperti sariawan.<br />

• Luka tidak terasa sakit.<br />

• Luka akan menghilang dengan<br />

sendirinya.<br />

Pada Penis<br />

• Sifilis dapat kambuh jika tubuh lemah, karena bakteri masih ada<br />

dalam darah.<br />

• Jika tidak diobati tuntas akan menyerang syaraf otak, pembuluh<br />

darah dan jantung hingga menyebabkan kematian.<br />

7. Klamidia<br />

• Keluarnya cairan bening dan bau dari<br />

kemaluan.<br />

• Sakit pada saat kencing.<br />

• Timbul bercak-bercak darah setelah<br />

bersenggama.<br />

• Rasa nyeri pada perut bagian bawah.<br />

• Bila tambah parah, akan keluar cairan<br />

bercampur darah.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 21


8.Jengger Ayam (Candiloma)<br />

• Muncul kutil (daging tumbuh)<br />

tidakterasa sakit,<br />

• Bersifat kambuhan seumur hidup.<br />

• Belum ada obat yang dapat<br />

menghilangkan virus ini.<br />

• Kutil yang bertambah besar dapat<br />

pecah akibat gesekan sehingga<br />

Pada Penis<br />

berdarah.<br />

• Virus jengger ayam menular melalui: kontak kulit, handuk, jari<br />

.<br />

tangan yang meraba bagian yang terinfeksi.<br />

Gejala-gelaja umum IMS<br />

Pada perempuan:<br />

• Banyak perempuan tidak mengalami gejala IMS walaupun sudah<br />

terinfeksi.<br />

• Menstruasi menjadi tidak teratur.<br />

• Rasa sakit di perut bagian bawah.<br />

• Keputihan yang tidak wajar.<br />

• Rasa gatal yang berkepanjangan pada daerah vagina atau<br />

kelamin.<br />

22 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Rasa sakit pada daerah vagina saat berhubungan seksual.<br />

• Adanya luka atau koreng di sekitar alat kelamin.<br />

• Bau yang tidak sedap dari vagina.<br />

• Demam/panas.<br />

Pada laki-laki:<br />

• Rasa sakit atau panas saat kencing.<br />

• Keluarnya darah pada saat kencing atau<br />

ejakulasi.<br />

• Keluarnya cairan keputihan (nanah) dari<br />

penis bukan pada saat ejakulasi.<br />

• Adanya luka atau koreng pada alat<br />

kelamin.<br />

• Rasa gatal yang tidak wajar pada penis,<br />

.<br />

anus, dan sekitarnya.<br />

Apa yang dilakukan apabila ada napi<br />

yang terinfeksi IMS?<br />

Adalah sangat penting bagi napi yang terinfeksi IMS untuk<br />

mendapatkan perawatan dan pengobatan untuk menghindari<br />

komplikasi dan penularan yang lebih lanjut baik di kalangan napi<br />

maupun setelah keluar.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 23


. Penyakit menular lain di Lapas/ Rutan<br />

1. Tuberkulosis (TB)<br />

Tuberculosis (TB) dapat menyerang organ tubuh manapun, namun<br />

paru-paru adalah organ yang paling utama diserang. TB sangat<br />

menular apabila menyerang paru-paru dan seperti flu biasa,<br />

penularannya bisa melalui udara.<br />

Penularan Tuberkulosis<br />

Mereka yang terinfeksi TB sangat mudah menularkan pada saat<br />

batuk, bersin, berbicara, dan meludah karena mereka mengeluarkan<br />

TB ke udara. Udara di ruang gelap dan tidak cukup ventilasi<br />

memudahkan TB berkembang. Biasanya lingkungan semacam ini<br />

banyak dijumpai di dalam LP/Rutan.<br />

Potensi untuk terinfeksi TB sangat tergantung pada berbagai faktor:<br />

• Lama dan intensitas berhubungan dengan orang yang<br />

mengidap TB aktif.<br />

• Sistim kekebalan tubuh seseorang (Pengidap HIV<br />

mempunyai risiko lebih besar terinfeksi TB).<br />

• Isu-isu yang berkaitan dengan tingkat hunian yang sesak<br />

(misalnya: dalam sel di LP/Rutan).<br />

24 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Keadaan yang berhubungan dengan kemiskinan dan<br />

kesehatan yang buruk.<br />

Gejala-gejala Tuberkulosis<br />

Ada beberapa gejala yang menunjukkan infeksi TB:<br />

• Batuk yang berkepanjangan yang seringkali berakhir lebih<br />

dari tiga minggu.<br />

• Sakit di dada.<br />

• Batuk yang disertai demam dan berkeringat di malam hari.<br />

• Kehilangan berat badan.<br />

• Susah napas.<br />

• Kehilangan selera makan.<br />

• Cepat lelah.<br />

Pencegahan TB di LP/Rutan<br />

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, upaya pencegahan<br />

TB adalah dengan memberikan pengobatan efektif pada kasuskasus<br />

TB yang dapat menular. Dengan cara ini, rantai penularan<br />

dapat dihentikan. Jadi, program pengobatan yang baik merupakan<br />

program pencegahan yang baik pula.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 25


. Upaya<br />

pencegahan lain yang bisa<br />

dilakukan adalah:<br />

1. Pengendalian lingkungan.<br />

Ventilasi dan cahaya matahari merupakan sumber sinar<br />

ultraviolet yang dapat membunuh kuman TB.<br />

2. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai TB<br />

harus diberikan kepada seluruh napi dan staf, terutama<br />

mengenai cara-cara mengurangi risiko menularkan TB.<br />

2. Penyakit Kulit<br />

Kulit adalah salah satu organ yang paling sering mengalami<br />

gangguan, apalagi bila dikaitkan dengan sanitasi yang kurang dan<br />

hunian yang sesak di Lapas/ Rutan.<br />

Beberapa penyakit kulit yang sering terdapat di dalam Lapas/<br />

Rutan:<br />

Herpes Zoster,<br />

adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varicella zoster.<br />

Penyakit ini hanya terjadi pada orang yang sebelumnya pernah<br />

26 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


terkena cacar air. Gejala yang sering muncul adalah rasa seperti<br />

terbakar, gatal atau rasa sakit dan nyeri.<br />

Skabies,<br />

penyakit ini bisa terjadi di lapas/rutan karena faktor hunian yang<br />

padat.<br />

Penyakit ini disebabkan oleh tungau dan bisa sangat menular.<br />

Penyakit ini bisa dikenali karena biasanya si penderita<br />

mengeluhkan rasa gatal yang teramat sangat yang biasanya<br />

memburuk pada malam hari. Gatal-gatal ini terjadi pada lipatanlipatan<br />

kulit, seringkali terjadi pada sekitar jari, ketiak, siku, perut<br />

bagian bawah, pantat, dan daerah pubik/rambut kemaluan.<br />

Cara penularan yang utama adalah kontak kulit dengan yang<br />

terinfeksi. Bisa juga terjadi sebagai akibat menggunakan handuk,<br />

sprei, selimut atau bahan kain lain yang baru saja digunakan oleh<br />

orang yang terkena skabies.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 27


28 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Penyalahgunaan dan<br />

Peredaran Penggunaan Gelap Narkoba<br />

di Lapas/Rutan<br />

di Buku Saku Staff Lapas/Rutan 29


Penyalahgunaan dan<br />

Peredaran Gelap Narkoba<br />

di<br />

.<br />

Lapas/Rutan<br />

Narkoba di Lapas/Rutan<br />

Pengamanan yang ketat tetap saja memungkinkan penyelundupan<br />

narkoba dalam lapas/rutan. Narkoba yang beredar beragam jenis,<br />

dari ganja, ekstasi, shabu-shabu sampai heroin.<br />

Strategi menyeluruh untuk mempromosikan perubahan perilaku<br />

melalui pengurangan bahaya narkoba suntik (harm reduction).<br />

Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan prevalensi HIV tetap<br />

rendah pada populasi IDU. Suatu pendekatan yang juga<br />

mempertimbangkan isu-isu penularan melalui kontak seksual.<br />

Pada tahun 2000, 187 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan<br />

Krobokan Bali menjalani tes HIV. Hasilnya, 35 dari 62 narapidana<br />

yang memiliki riwayat menggunakan narkoba dengan menyuntik<br />

ternyata telah terinfeksi HIV (56 persen). Tahun 2002, salah satu<br />

media cetak <strong>Indonesia</strong> menyebutkan bahwa semua lembaga<br />

pemasyarakatan dan rumah tahanan di DKI Jakarta telah terjangkit<br />

30 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


HIV dengan penyebaran yang cukup pesat. HIV/<strong>AIDS</strong> juga merebak<br />

di<br />

.<br />

LP Tangerang sampai LP di Jawa Timur.<br />

Penanganan melalui Program Harm<br />

Reduction<br />

Harm Reduction<br />

• Adalah suatu strategi praktis yang bertujuan untuk mengurangi<br />

konsekuensi negatif dari penggunaan narkoba, termasuk<br />

didalamnya adalah cara penggunaan yang lebih aman, menuju<br />

penggunaan yang diatur, hingga tidak memakai narkoba<br />

• Prinsip utama dalam harm reduction adalah pengurangan<br />

dampak buruk<br />

• Dampak buruk yang paling utama adalah HIV dan Hepatitis B<br />

& C, dan over dosis.<br />

• Dampak buruk lain misalnya gangguan medis dan psikis,<br />

terlibat dalam tindakan kriminal dan antisosial<br />

• Walaupun sudah ada kebijakan penanggulangan narkoba<br />

(supply reduction dan demand reduction), tetapi kebijakan ini<br />

tidak langsung menyikapi penularan HIV/<strong>AIDS</strong> yang cepat pada<br />

kalangan penasun.<br />

• Dampak buruk lain :<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 31


• Biaya sosial penggunaan narkoba.<br />

• Biaya ekonomi.<br />

• Aspek legal.<br />

• kriminalisasi.<br />

Tujuan<br />

• Untuk mempertahankan hidup dan produktivitas penasun<br />

hingga mereka bisa melakukan pemulihan atau keluar dari<br />

penggunaan narkobanya.<br />

• Untuk melindungi masyarakat dari penularan HIV melalui cara<br />

.<br />

seksual atau vertikal (ibu ke anak).<br />

Hirarki pengurangan risiko untuk<br />

menghindari HIV<br />

• Berhenti atau tidak menggunakan narkoba.<br />

• Jika harus menggunakan narkoba, gunakan tidak dengan cara<br />

menyuntik.<br />

• Jika harus menyuntik, gunakan jarum suntik milik sendiri<br />

beserta perlengkapannya (air, sendok, filter).<br />

• Jika harus menggunakan kembali jarum suntik yang sudah<br />

dipakai maka pastikan gunakan jarum suntik dan perlengkapan<br />

milik sendiri.<br />

32 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Jika harus menggunakan jarum suntik milik orang lain maka<br />

.<br />

bersihkan terlebih dahulu dengan cara yang benar.<br />

Payung Hukum:<br />

• Rencana Aksi Nasional (RAN) 2007-2010 KPAN.<br />

• Komitmen Sentani (2003) yang awalnya ditandatangani oleh 6<br />

Propinsi dan akhirnya diperluas menjadi 14 Propinsi. Komitmen<br />

ini ditindaklanjuti dengan Komitmen beberapa Pemda Kab/<br />

kota di beberapa propinsi.<br />

• Nota kesepakatan (Des 2003) antara BNN and KPA dalam<br />

upaya terpadu penanggulangan HIV/<strong>AIDS</strong> dan napza.<br />

• Kertas Posisi BNN terhadap permasalahan HIV/<strong>AIDS</strong> pada<br />

kelompok pengguna narkoba suntik (2003).<br />

• Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat<br />

RI Selaku Ketua Komisi Penanggulangan <strong>AIDS</strong> Nasional No:<br />

02 /PER/MENKO/KESRA/I/2007<br />

• Pedoman Pelaksana Program Pengurangan Dampak Buruk<br />

Napza, Departemen Kesehatan.<br />

• Strategi Penanggulangan HIV/<strong>AIDS</strong> dan Penyalahgunaan<br />

Narkoba pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah<br />

Tahanan Negara di <strong>Indonesia</strong> 2005-2009.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 33


34 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Narkoba dan Dampaknya<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 35


Narkoba dan Dampaknya<br />

. Heroin<br />

Heroin atau diasetilmorfin adalah ikatan unsur aktif opium, yaitu<br />

morfin (yang diambil dari bunga opium), dengan asam industri<br />

umum, anhidra asetat. Heroin dahulu dianggap sebagai pengganti<br />

morfin yang “aman dan tidak adiktif”.<br />

• Menyebabkan kecanduan<br />

fisik dan ketergantungan<br />

psikologis.<br />

• Dipakai dengan cara<br />

disuntikkan, diendus atau<br />

dihisap.<br />

• Narkoba ini biasanya<br />

disuntikkan kurang-lebih tiga kali sehari (setiap 8jam).<br />

• Efeknya bertahan tiga hingga enam jam.<br />

• Rasa euforia dan kantuk yang sangat segera setelah disuntikkan,<br />

lesu, wajah yang memelas dan mungkin juga berjalan dengan<br />

kaki diseret.<br />

• Gejala putus zat akut dimulai dalam 8-12 jam setelah dosis<br />

36 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


terakhir. Umumnya tidak berbahaya tetapi dapat sangat<br />

menyakitkan. Misalnya: kram otot, dan gejala flu.<br />

• Kadang kala saat menyuntik tanpa memperhatikan risiko<br />

terinfeksi HIV, serta hepatitis B dan C.<br />

• Masalah kesehatan jangka panjang : pembuluh darah yang<br />

mengempis, abses, tetanus, HIV/<strong>AIDS</strong>, hepatitis B dan C,<br />

penyakit jantung, dada dan paru, serta sembelit. Overdosis dapat<br />

terjadi dengan atau tanpa penggunaan jangka panjang.<br />

. Opium<br />

• Satu-satunya sumber opium adalah<br />

poppy opium (Papaver somniferum).<br />

• Dengan menoreh kepala bunga poppy<br />

menyadap getah lengket berwarna<br />

coklat dari ubi-ubian berbentuk telur.<br />

• Menimbulkan kecanduan fisiologis yang tinggi dan<br />

ketergantungan psikologis. Penggunaan secara biasa<br />

meningkatkan toleransi dan kebutuhan akan semakin banyak<br />

narkoba itu.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 37


• Opium dapat membuat euforia yang hebat, rasa nyaman yang<br />

meningkat, daya khayal dan berbicara lebih tinggi.<br />

• Biasanya dihisap tetapi dapat dikunyah. Terutama di negara<br />

asalnya, opium diminum seperti teh.<br />

• Pipa opium mempunyai gagang tebal dan panjang dengan<br />

kepala mangkok di ujungnya. ‘Butir’ opium ditaruh di mangkok,<br />

dipanaskan dan asapnya dihisap.<br />

• Endapan atau sisa-sisa yang ditinggalkan di dalam peralatan<br />

hisap sering dipakai kembali, disebut sebagai opium air hitam.<br />

• Menghisap opium mengarahkan unsur aktifnya pada aliran<br />

darah lebih cepat, melalui paru-paru, sehingga sampai ke otak<br />

dalam waktu kurang-lebih tujuh detik.<br />

• Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam<br />

kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan<br />

dan berat badan.<br />

• Gejala putus zat, serupa dengan yang diakibatkan heroin,<br />

termasuk kegelisahan, lekas marah, keresahan, tak bisa tidur,<br />

dan sakit perut dan otot.<br />

38 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Kokain<br />

• Daun koka mempengaruhi beberapa sistem neuro pemancar<br />

dalam otak dan pada beberapa bagian anatomis pada susunan<br />

saraf pusat.<br />

• Kokain dibuat secara kimia<br />

dengan mengelola dan<br />

mengerjakan tumbuhan<br />

koka yang mengubah<br />

daunnya menjadi pasta<br />

koka.<br />

• Kokain adalah obat perangsang yang paling manjur.<br />

• Jika daun koka dikunyah atau dimasak menjadi teh yang<br />

diminum, kokain sebenarnya dianggap tidak berbahaya akan<br />

tetapi itu jarang tersedia dalam bentuk seperti ini selain di<br />

Amerika Selatan.<br />

• Cara memakai kokain dapat termasuk diendus lewat<br />

pernapasan dalam rongga (efek serangan dimulai setelah 2-4<br />

menit); menghisap atau “freebasing” (membakar kristal dan<br />

menghisap asapnya; efek serangan dimulai setelah 10-15<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 39


detik); dan menyuntik (efek serangan dimulai setelah 15-20<br />

detik).<br />

• Efek kokain tahan 10-40 menit tergantung pada kemurnian<br />

dan cara pemakaiannya.<br />

• Perilaku selama di bawah pengaruh kokain : hiperaktif,<br />

keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri<br />

dan kegiatan seksual yang meningkat.<br />

• Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan<br />

yang tinggi terhadap kokain atau overdosis secara besarbesaran.<br />

• Beberapa jam setelah pemakaian terakhir, rasa pergolakan<br />

dan depresi dapat terjadi.<br />

• Ada risiko tinggi terhadap penularan HIV melalui suntikan<br />

berulang yang memakai peralatan suntik bergantian, dan melalui<br />

sanggama secara lama yang tidak dilindungi kondom.<br />

40 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Cannabis/<br />

Cimeng/<br />

Ganja/ Mariyuana<br />

• Cannabis adalah hasil<br />

psikotropik dari tanaman<br />

Cannabis sativa.<br />

• Ada tanaman cannabis jantan<br />

dan betina. Kepekatan bahan kimia psikoaktif,<br />

tetrahidrokanabinol atau THC yang tertinggi ditemukan pada<br />

pucuk bunga tanaman betina.<br />

• Narkoba ini dipakai secara luas dengan kemungkinan dampak<br />

buruk relatif rendah dibanding dengan heroin, alkohol dan<br />

tembakau.<br />

• Ada 3 bentuk cannabis: Mariyuana adalah daun dan bunga<br />

kering cannabis dan umumnya dampaknya paling ringan.<br />

Hasyis membentuk lapisan minyak kental pada bunga bagian<br />

atas dan kepekatan THC hasyis lebih tinggi sehingga<br />

mengakibatkan efek yang hebat. Minyak hasyis adalah hasil<br />

penyulingan damar tanaman cannabis dan adalah yang terkuat<br />

dari semua jenis cannabis.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 41


• Mariyuana biasanya dihisap dalam rokok . Jenis pekat yaitu<br />

hasyis, atau minyak hasyis, sering dihisap dengan rokok biasa<br />

atau dimasukkan ke dalam bahan makanan seperti kue atau<br />

biskuit dan dimakan.<br />

• Dampaknya: euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit,<br />

nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan<br />

bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi<br />

berkurang.<br />

• Efek yang didapat biasanya mencapai puncaknya dalam waktu<br />

30 menit dan dapat bertahan selama tiga jam.<br />

• Gejala putus zat setelah penggunaan jangka panjang : sakit<br />

kepala, kegelisahan, depresi, dan gangguan tidur.<br />

• Seperti hasil pembakaran lainnya, cannabis mengandung zat<br />

yang mengakibatkan kanker, tar dan karbon monoksida.<br />

Sebatang rokok cannabis mengandung sejumlah tar dan zat<br />

beracun lainnya serupa dengan 14-16 batang rokok filter.<br />

42 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Amfetamin<br />

• Pada 1940-an amfetamin mulai<br />

dipakai sebagai terapeutik untuk<br />

berbagai macam kondisi medis<br />

seperti ayan, depresi dan untuk<br />

anak yang hiperkinetik. Setelah<br />

Perang Dunia II, amfetamin<br />

dipromosikan secara luas.<br />

• Amfetamin bersifat menimbulkan rangsangan, serupa dengan<br />

adrenalin, suatu hormon yang merangsang kegiatan susunan<br />

saraf pusat dan meningkatkan kinerja otak.<br />

• Amfetamin tersedia dalam beberapa bentuk dan jika dibuat<br />

secara ilegal dapat berupa serbuk, tablet, kapsul atau cairan.<br />

• Dipakai dengan cara ditelan, disuntikkan, dihirup melalui hidung<br />

dan dihisap seperti rokok jika berbentuk metamfetamin<br />

hidroklorid.<br />

• Umumnya amfetamin yang dibuat secara ilegal adalah dalam<br />

bentuk metamfetamin.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 43


• Mengobati diri sendiri dengan amfetamin adalah umum di antara<br />

sopir truk, pelajar, nelayan, dan pengusaha untuk bertahan<br />

dari kelelahan.<br />

• Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan pemakai<br />

dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan<br />

tidak bisa konsentrasi. Efek metamfetamin (ice) ketika dihisap<br />

dapat bertahan antara 2-16 jam tergantung dari jumlah yang<br />

dipakai.<br />

• Efek amfetamin berbeda-beda dan tergantung pada dosis, cara<br />

pemakaian, orang itu sendiri, dan keadaan saat amfetamin<br />

dipakai.<br />

• Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan kelelahan,<br />

depresi dan psikosis.<br />

• Toleransi dapat menyebabkan seorang pengguna jangka<br />

panjang membutuhkan 20 kali dosis awal untuk memperoleh<br />

efek yang sama.<br />

• Terkenal dapat memudahkan interaksi sosial dan seksual, yang<br />

berakibat terhadap risiko potensial HIV akibat seksualitas yang<br />

meningkat tetapi tidak disertai dengan kebiasaan seks aman.<br />

44 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Gejala putus zat pada periode awal dapat termasuk kelelahan<br />

yang akut, dan untuk pemakai tetap, itu dapat diikuti dengan<br />

sifat lekas marah, kelesuan, depresi yang dalam, serangan<br />

kegelisahan dan ketagihan yang hilang-timbul.<br />

. Ecstasy<br />

• Pertama kali dipatenkan di Jerman pada 1914 untuk menekan<br />

nafsu makan. Pada 1990-an ecstasy umumnya dihubungkan<br />

dengan pesta dansa dan kegiatan sosial lainnya.<br />

• Terkait erat dengan amfetamin<br />

dan halusinogen, ecstasy sering<br />

kali digambarkan sebagai<br />

narkoba psikedelik dengan sifat<br />

merangsang.<br />

• Berbentuk tablet (yang paling umum terlihat), kapsul dan<br />

bubuk.<br />

• Cara pemakaian yang paling disukai adalah dengan<br />

menelannya meskipun ada laporan mengenai orang yang<br />

mencoba-coba menyuntik atau menghirup ecstasy.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 45


• Dampak ecstasy yang ditelan mulai terasa setelah 30-60 menit<br />

dan dapat bertahan selama beberapa jam.<br />

• Dampak langsung : terlalu aktif (rush) hingga euforia, diikuti<br />

oleh perasaan tenang dan peningkatan kesadaran akan hawa<br />

nafsu. Rasa segan menghilang, ada peningkatan pada rasa<br />

harga diri dan percaya diri, dan peningkatan kepercayaan serta<br />

hubungan antara teman dapat terjadi. Efek merugikan dapat<br />

mengakibatkan tenggorokan kering dan rahang kaku terkunci.<br />

Selain itu karena tidak kontrol, lidah sering tergigit sendiri.-<br />

• Overdosis dapat terjadi akibat tekanan darah yang sangat tinggi.<br />

Kematian dilaporkan akibat cairan dalam tubuh yang tidak<br />

seimbang karena dehidrasi atau kelebihan air.<br />

• ‘High’ dapat diikuti kelelahan, kegelisahan dan depresi yang<br />

dapat bertahan beberapa hari.<br />

• Daya tahan (toleransi) dapat dikembangkan dengan<br />

penggunaan ecstasy yang terus-menerus dan ada kesan bahwa<br />

ketergantungan dapat terjadi.<br />

46 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Halusinogen<br />

• Halusinogen yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti<br />

kaktus peyote, telah dipakai golongan pribumi Meksiko selama<br />

beberapa ratus tahun untuk kegiatan keagamaan dan hiburan.<br />

• Halusinogen juga dikenal<br />

sebagai psikedelik, bertindak<br />

pada susunan saraf pusat<br />

untuk membuat perubahan<br />

pada keadaan kesadaran<br />

pengguna; juga dapat<br />

mengacaukan perasaan<br />

kenyataan, waktu dan emosi<br />

para pengguna.<br />

• Lysergic acid diethylamide (LSD) adalah halusinogen yang<br />

paling terkenal.<br />

• Efeknya dapat mulai dalam satu jam setelah memakai dosis,<br />

bertambah antara 2-8 jam dan berangsur hilang secara<br />

perlahan-lahan setelah kurang-lebih 12 jam.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 47


• Untuk banyak pengguna LSD efeknya dapat menjadi nikmat<br />

yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan<br />

nyaman.<br />

• Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan sorot-balik<br />

pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi berhari-hari,<br />

berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah<br />

memakai LSD.<br />

• Toleransi terhadap LSD dapat berkembang dengan cepat tetapi<br />

toleransi juga dapat hilang setelah 5-6 hari bila tidak tetap<br />

.<br />

dipakai.<br />

Pelarut, Penghirup dan Zat Volatil<br />

• Sejak jaman purbakala manusia telah menghirup asap wangiwangian,<br />

obat salep dan rempah-rempah .<br />

• Tiga jenis utama penghirup adalah pelarut organik, nitrat volatil<br />

dan oksida nitrous.<br />

• Beberapa penghirup yang paling umum termasuk lem,<br />

penyemprot aerosol, bahan pengencer cat, produk minyak,<br />

cat dasar krom, spidol..<br />

48 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Menghirup dilakukan melalui<br />

mulut atau hidung. Sering kali<br />

produk dapat disemprotkan ke<br />

dalam kantong plastik atau<br />

kain lap yang direndam dan<br />

kemudian dihirup.<br />

• Penghirup diserap melalui paru<br />

ke dalam aliran darah, yang<br />

kemudian membawa bahan kimia dengan cepat ke otak. Bahan<br />

ini melambatkan kegiatan otak dan susunan saraf pusat.<br />

• Efek yang memabukkan sering bertindak cepat (7-10 detik),<br />

hebat dan bertahan singkat tidak lebih dari 30-60 menit<br />

(beberapa penghirup hanya bertahan dua menit).<br />

• Efeknya dapat termasuk kegembiraan, pening, keadaan<br />

kelengar, disorientasi dan gangguan visual tak teratur serta<br />

berbicara mencerca.<br />

• Penggunaan jangka panjang, terutama produk minyak yang<br />

mengandung timbel, dapat mengakibatkan kerusakan pada<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 49


otak, hati, ginjal dan terutama paru. Kematian dapat terjadi<br />

akibat berhenti bernapas dan denyut jantung tidak teratur.<br />

. Alkohol<br />

• Alkohol adalah narkoba psikoaktif yang paling umum dipakai<br />

di dunia dan paling lama dikenal.<br />

• Pembuatan alkohol adalah hasil dari fermentasi. Air dan ragi<br />

bereaksi dengan bermacam-macam gula dan beraneka ragam<br />

gandum, sayuran dan buah-buahan.<br />

• Sebagai narkoba depresan, alkohol memperlambat kegiatan<br />

susunan saraf pusat dan dalam dosis rendah dapat menjadikan<br />

tenang dengan hambatan<br />

dikurangi. Setelah efek<br />

depresan mengambil alih,<br />

alkohol dapat memperlambat<br />

refleks, menekan pernapasan<br />

dan denyut jantung serta<br />

mengacaukan pikiran dan<br />

keputusan.<br />

50 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Peminum berat biasanya mengembangkan toleransinya<br />

terhadap alkohol dan butuh minum lebih banyak lagi agar dapat<br />

mengalami efek yang sama.<br />

• Efek jangka panjang alkohol terhadap tubuh, setelah<br />

meminumnya secara berat selama waktu yang lama, adalah<br />

luas. Ini dapat meliputi tekanan darah tinggi, jantung yang<br />

membesar, sirosis hati, hati membengkak dan sakit,<br />

menimbulkan luka memar di kulit, tukak pada perut dan usus,<br />

otot yang lemah, hilang ingatan, hilang perasaan di kaki dan<br />

tangan serta kerusakan pada janin jika sedang hamil.<br />

• Masalah perilaku biasanya dikaitkan dengan alkohol. Beberapa<br />

masalah dapat meliputi kekerasan dalam keluarga,<br />

kemangkiran dalam bekerja, celaka saat berkendaraan,<br />

permasalahan hukum dan denda terkait dengan kekerasan serta<br />

kesulitan keuangan.<br />

• Meminum alkohol secara tetap dapat berakibat pada<br />

ketergantungan psikologis serta fisik.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 51


. Benzodiazepin<br />

• Benzodiazepin adalah istilah kelompok kimia yang digolongkan<br />

sebagai obat penenang (sedative) atau yang menenangkan<br />

(tranquilliser). Golongan obat ini terus diperluas yang meliputi<br />

Temazepam, Diazepam, Nitrazepam, Oksazepam,<br />

Klonazepam dan Flunitrazepam.<br />

• Benzodiazepin bergabung dengan bagian sel urat saraf tertentu<br />

dalam otak untuk meningkatkan mekanisme penghalang.<br />

Menyebabkan keadaan tenang, kemunduran tanggapan fisik,<br />

mental dan emosional. Ketika diberikan dalam dosis yang<br />

berlebihan, benzodiazepin akan menyebabkan kantuk.<br />

• Benzodiazepin biasanya<br />

diberikan dalam bentuk<br />

tablet, kapsul atau cairan.<br />

Biasanya ditelan atau<br />

disuntikkan.Efek<br />

menenangkan dirasakan<br />

setelah kira-kira 45 menit<br />

dan beberapa kadar sedasi<br />

dapat bertahan selama 24 jam.<br />

52 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


• Efek samping yang merugikan dapat meliputi kelesuan,<br />

kebingungan, suasana hati yang berubah-ubah, mual,<br />

kepeningan, mimpi buruk, dan mencerca kemampuan<br />

berbicara.<br />

• Setelah dosis tinggi diteruskan selama dua bulan atau dosis<br />

rendah dipakai selama setahun atau lebih, gejala putus zat<br />

dapat luar biasa hebat dan lama. Perasaan ketagihan akan<br />

obat ini, kegelisahan, gangguan tidur dan kemungkinan<br />

halusinasi dapat terjadi.<br />

. Metadon<br />

• Metadon pertama dibuat oleh ahli kimia Jerman pada awal<br />

abad 20-an dan itu sudah<br />

dipakai secara klinis sejak<br />

akhir Perang Dunia I.<br />

• Metadon adalah opiat sintetis<br />

yang kuat seperti heroin dan<br />

morfin tetapi tanpa efek<br />

sedatif yang kuat. Metadon<br />

dapat menggantikan heroin<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 53


dan secara luas telah dipakai dalam terapi ketergantungan<br />

heroin.<br />

• Bentuk dasar metadon adalah kristal bubuk putih. Biasanya<br />

diberikan sebagai campuran dengan sirop atau sari buah.<br />

Metadon juga tersedia dalam bentuk yang dapat disuntikan.<br />

Pengguna diketahui menyuntikkan metadon “sirop”, yang sering<br />

kali mengakibatkan masalah kesehatan.<br />

• Efeknya mulai terasa dalam satu jam setelah diminum, dengan<br />

efek puncak terasa dalam 4-8 jam. Efek dari metadon bertahan<br />

lebih lama (biasanya hingga 24 jam) dibanding heroin dan oleh<br />

karena itu biasanya metadon diberikan hanya satu kali sehari.<br />

• Dosis yang diberikan berbeda untuk orang yang berbeda dan<br />

dari awal terapi, dosis metadon secara berangsur-angsur<br />

ditingkatkan sementara diamati tingkat toleransinya dan untuk<br />

menghindari serangan gejala putus heroin. Setelah pengobatan<br />

stabil, dosis harian dapat berbeda-beda dari 40mg hingga lebih<br />

dari 100mg metadon.<br />

• Jika dosis yang diberikan terlalu rendah gejala putus opiat<br />

dapat terjadi yang mengakibatkan gejala kram perut, mual dan<br />

54 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


muntah-muntah, lekas marah, dan punggung serta tulang sendi<br />

sakit. Dosis metadon yang terlalu tinggi dapat ditunjukkan oleh<br />

gejala seperti kantuk, tertidur, sesak napas dan manik mata<br />

mengecil.<br />

• Efek samping lain yang dapat terjadi tetapi tidak terkait dengan<br />

tingkat dosis yang diberikan, dapat termasuk berkeringat,<br />

sembelit, otot dan tulang sendi sakit, nafsu seks berkurang,<br />

ketahanan cairan, hilang nafsu makan dan gigi membusuk.<br />

• Metadon dapat mengakibatkan ketergantungan tetapi orang<br />

dapat melepaskan penggunaan metadon dengan mengurangi<br />

dosisnya, dengan berkonsultasi dengan konselor/dokter .<br />

• Berhenti memakai metadon secara mendadak tidak diusulkan<br />

karena ketidaknyamanan dapat mengakibatkan pasien<br />

memakai heroin lagi secara tetap.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 55


56 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


OVERDOSIS (OD)<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 57


Overdosis<br />

. Apa itu OD<br />

Overdosis terjadi ketika seseorang menggunakan terlalu banyak<br />

obat (kombinasi dari sejumlah obat), dan akan mempengaruhi otak,<br />

hati, jantung, paru-paru dan ginjal. Jika ini terjadi maka tubuh akan<br />

kehilangan kemampuan untuk mengantisipasi obat yang<br />

bersangkutan, dan mengakibatkan pingsan, berhenti bernapas, atau<br />

kegagalan<br />

.<br />

jantung bahkan kematian.<br />

Siapa yang bisa overdosis (OD)<br />

Banyak faktor mempengaruhi terjadinya OD bahkan ada yang tidak<br />

berkaitan dengan obat. Faktor-faktor tersebut antara lain :<br />

kesehatan yang buruk, depresi, tidak pede, kesepian, kelangkaan/<br />

larangan obat dan sulitnya mencari jarum suntik.<br />

Kondisi semacam memungkinkan terjadi pada warga binaan di<br />

lapas/rutan/<br />

58 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Bagaimana<br />

OD bisa terjadi dan cara<br />

untuk mencegahnya<br />

Obat Campuran (Oplosan) seperti putaw, pil dan alcohol adalah<br />

penyebab yang paling besar kematian karena OD. Obat yang<br />

dicampur dapat saling meningkatkan efek yang lebih menyeluruh.<br />

Apabila tubuh tidak mampu lagi menerima efek dari zat tersebut<br />

.<br />

maka bisa terjadi OD.<br />

Gejala Overdosis<br />

a. Akibat jenis obat depressan (obat yang membuat efek<br />

lambat)<br />

• Bangun tetapi tidak bisa bicara.<br />

• Tubuh sangat lemah.<br />

• Muka sangat pucat.<br />

• Detak jantung sangat pelan atau tidak teratur atau tidak ada<br />

sama sekali.<br />

• Pernapasan berat dan lambat atau tidak teratur atau berhenti.<br />

• Pingsan.<br />

• Menggelepar-gelepar.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 59


. Akibat jenis obat stimulants (obat yang membuat efek<br />

semangat)<br />

• Berbusa mulutnya<br />

• Sakit atau ada tekanan yang sangat kuat di dada<br />

• Berguncang-guncang<br />

• Pingsan<br />

• Menggelepar-gelepar<br />

.Jangan lakukan terhadap orang yang<br />

sedang OD<br />

• Menyiram dengan air dingin karena bisa menyebabkan pingsan.<br />

Jika masih bernapas bisa dibasahi dengan air hangat untuk<br />

membangunkannya, dan usahkan jangan sampai air kena<br />

hidung atau mulutnya.<br />

• Meninggalkan seseorang yang baru saja OD sendiri, bahkan<br />

jika sudah memanggil para medis. Pergilah jika mereka sudah<br />

berada dalam situasi pemulihan.<br />

60 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Modifikasi alat kelamin<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 61


Modifikasi alat kelamin<br />

. Assesories Penis.<br />

Usaha manusia untuk meningkatkan kepuasan seks telah ada sejak<br />

jaman dulu. Saat ini, selain upaya-upaya yang dilakukan secara<br />

alami, juga banyak yang mengupayakan cara lain. Salah satunya<br />

adalah menggunakan asesoris yang dipasangkan.<br />

Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa asesoris yang sering<br />

dijumpai berikut faktanya yang terdapat di masyarakat maupun di<br />

.<br />

dalam LP/Rutan.<br />

1. Pierching/ Anting/<br />

Tindik<br />

Sebagian kalangan ada yang menyukai<br />

penggunaan asesoris penis seperti anting/<br />

giwang atau terkadang benda lainnya, yang<br />

dipasangkan dengan cara ditindik atau<br />

melubangi kulit. Tempatnya seperti: di kulit bagian bawah pangkal<br />

penis, kulit bagian bawah leher penis, di kepala penis, bahkan di<br />

lubang kencing.<br />

62 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Apa alasan mereka melakukannya:<br />

• Ada yang merasa dengan di beri assesoris ‘barangnya’ lebih<br />

‘ganteng’.<br />

• ‘Barangnya’ adalah miliknya, sehingga dapat ‘diperlakukan’<br />

sesuai keinginannya.<br />

• Menambah sensitif bagian-bagian yang dilubangi.<br />

• Karena kepercayaan.<br />

• Beranggapan akan lebih memberikan kepuasan kepada<br />

pasangan seksnya.<br />

Faktanya:<br />

Jika tidak dilakukan dengan benar, pembuatan lubang untuk anting/<br />

giwang pada penis ini dapat menyebabkan infeksi dan bernanah.<br />

IMS dan HIV serta bakteri sangat mudah ditularkan karena<br />

peralatan yang tidak steril dan luka akibat tindik.<br />

Penggunaan dalam hubungan seks<br />

Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV akan lebih mudah menular<br />

kerena kemungkinan terbukanya pembuluh darah akibat gesekan<br />

selama hubungan seks.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 63


Penggunaan anting/giwang hanya akan aman jika pasangan seks<br />

telah ‘benar-benar siap’ untuk berhubungan seks yang di tandai<br />

dengan keluarnya cairan vagina.<br />

Jika tidak, maka pasangan seks akan merasa sakit karena luka<br />

.<br />

lecet akibat gesekan.<br />

2. Penggunaan Duri<br />

ikan/ Tulang / Benda<br />

lainnya<br />

Sebagian orang juga ada yang<br />

menggunakan duri ikan/ tulang atau<br />

benda kecil lainnya sebagai pengganti<br />

anting/giwang. Alasan mereka yang<br />

menggunakannya adalah untuk<br />

memuaskan pasangan seksnya ketika<br />

berhubungan seks.<br />

Penggunaan<br />

tulang / duri ikan<br />

Faktanya:<br />

Bisa menimbulkan luka pada liang senggama. Jadi bukanlah<br />

kenikmatan dan kepuasan yang di dapat melainkan kesakitan.<br />

Pasangan seks justru akan menghindari mereka yang<br />

menggunakan benda-benda seperti ini.<br />

64 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


.3. Biji Tasbih /‘Hagel’ / ’Gotri’ / Guli-guli<br />

Biji tasbih adalah istilah<br />

populer dalam penjara<br />

untuk benda yang<br />

dimasukkan ke kulit<br />

batang penis. Yang<br />

Berbagai posisi<br />

penempatan biji tasbih<br />

paling sering ditemui<br />

yaitu terbuat dari batang sikat gigi yang dipotong seukuran yang<br />

dikehendaki, dan diampelas sangat halus. Kemudian di masukkan<br />

melalui irisan di kulit penis.<br />

Ada juga yang mengganti dengan “gotri”, yaitu logam bulat (seperti<br />

kelereng ukuran kecil biasanya digunakan pada as roda sepeda).<br />

Jumlah yang dimasukkan tergantung keinginan.<br />

Faktanya:<br />

Sangat sering terjadi alergi jaringan tubuh terhadap benda asing.<br />

Hal ini mengakibatkan infeksi serius dari pemasangan tidak bersih<br />

atau tidak steril.<br />

Adanya biji tasbih ini akan mengakibatkan gesekan yang lebih<br />

besar antara kulit batang kemaluan dengan liang senggama.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 65


Kebanyakan wanita tidak dapat merasakan adanya sensasi lebih.<br />

Namun malah mengeluhkan rasa sakit pada liang senggamanya,<br />

pada<br />

.<br />

keesokan harinya.<br />

4.Ring Karet atau Bulu Babi<br />

Ring karet sebagai asesoris berbentuk cincin dipasangkan di bawah<br />

kepala penis atau leher penis. Alasan penggunaan ring karet ini,<br />

juga untuk memuaskan<br />

pasangan ketika berhubungan<br />

seks.<br />

Ring Karet<br />

Cara tradisional menggunakan<br />

“bulu babi” sebagai pengganti<br />

ring karet ini.<br />

Bulu Babi<br />

Faktanya<br />

Tidak semua wanita dapat<br />

menerima penggunaan ring<br />

karet karena alergi liang<br />

senggama.<br />

Bulu babi atau ring karet dapat<br />

terlepas ketika berhubungan<br />

66 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


seks. Untuk beberapa wanita, penggunaan ring karet dalam<br />

berhubungan seks memang akan menambah sensasi.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 67


68 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Pembuatan Tatto<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 69


Pembuatan tato<br />

. Memilliki tato ada yang<br />

beranggapan:<br />

Sebagai lambang macho(jantan),<br />

menganggap sebuah seni, trend mode,<br />

tradisi kepercayaan dan lain-lain.<br />

Masing – masing individu memiliki<br />

tanggapan sendiri tentang tatto.<br />

Yang terjadi di Lapas/Rutan tatto dianggap sebagai tanda<br />

kenangan dalam kehidupan di Lapas, dimana setiap lapas memiliki<br />

gaya seni masing-masing. Nampaknya banyak warga binaan yang<br />

sudah memiliki tato sebelum mereka memasuki Lapas, namun<br />

demikian beberapa di antara mereka ada pula yang membuat<br />

tato selama di Lapas/Rutan.<br />

Pembuatan tatto adalah menggambar tubuh dengan cara melukai<br />

dan memasukkan tinta kedalamnya. Semula alatnya sangat<br />

sederhana dari kayu dan kini berkembang menggunanakan mesin<br />

70 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


dinamo kecil yang di gerakkan secara elektrik. Pewarna tintanya<br />

.<br />

juga mulai beragam tidak hanya warna hitam.<br />

Mengapa memakai<br />

jarum tatto bisa<br />

berbahaya?<br />

• Jarum tatto ketika digunakan akan melukai tubuh orang yang<br />

di tatto. Apabila jarum tatto digunakan secara bergantian akan<br />

meningkatkan risiko tertular HIV/<strong>AIDS</strong>, hepatitis dan penyakit<br />

lain yang dapat ditularkan melalui darah.<br />

• Jika jarum tersebut tidak di sterilkan terlebih dahulu. Karena<br />

partikel darah yang kecil dan tidak kelihatan masih bisa<br />

tertinggal pada jarum. Dan jika di gunakan untuk orang lain<br />

memungkinkan terjadi penularan penyakit.<br />

• Pastikan untuk melakukan selalu memakai jarum baru .<br />

• Selain itu orang mentato juga harus menjaga dirinya dengan<br />

sarung tangan untuk menghindari sentuhan darah. Hepatitis C<br />

sangat mudah menular persentuhan darah.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 71


72 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Konseling dan Testing<br />

HIV Sukarela (KTS)<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 73


Konseling dan Testing HIV<br />

Sukarela (KTS) atau VCT<br />

Voluntary Counselling and<br />

Testing)<br />

Perilaku berisiko tinggi tertular HIV bisa saja terjadi pada warga<br />

binaan di lapas /rutan. Perilaku itu bisa juga terjadi sebelum mereka<br />

di LP/Rutan. Untuk mengetahui apakah sudah terinfeksi atau belum<br />

dari HIV maka di perlukan adanya tes darah yang merupakan paket<br />

dari proses konseling dan testing HIV sukarela (KTS) melalui<br />

prosedur –prosedur tertentu. KTS dikenal juga dengan istilah VCT<br />

(voluntary<br />

.<br />

counselling & testing HIV sukarela)<br />

Tahapan KTS<br />

1. Konseling pre testing HIV<br />

Konseling pre testing HIV akan memberikan penjelasan mengenai:<br />

Proses Konseling dan Testing HIV Sukarela, Informasi tentang HIV/<br />

<strong>AIDS</strong> dan keuntungan melakukan Testing HIV.<br />

74 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


2. Testing HIV<br />

Testing HIV merupakan paket<br />

dari Konseling dan Testing HIV<br />

Sukarela untuk mengetahui<br />

status HIVnya dan dilakukan<br />

melalui proses pengambilan<br />

darah.<br />

3. Konseling pasca testing HIV<br />

Hasil testing HIV hanya diberikan kepada klien melalui konseling<br />

tatap<br />

.<br />

muka pada saat konseling pasca testing HIV.<br />

Tujuan KTS<br />

• Membantu mengenali perilaku atau kegiatan yang dapat<br />

menjadi sarana penularan virus HIV/<strong>AIDS</strong>.<br />

• Menyediakan informasi tentang HIV/<strong>AIDS</strong>, testing HIV,<br />

pencegahan dan pengobatannya.<br />

• Memberikan dukungan moril untuk perubahan perilaku.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 75


. Manfaat<br />

konseling dan testing HIV<br />

sukarela<br />

Secara individu:<br />

• Mengurangi perilaku berisiko tertular HIV.<br />

• Membantu seseorang menerima status HIVnya.<br />

• Mengarahkan Orang Dengan HIV/<strong>AIDS</strong> (ODHA) kepada<br />

pelayanan yang dibutuhkan.<br />

• Merencanakan perawatan untuk masa depan.<br />

• Meningkatkan kualitas kesehatan pribadi dan perubahan<br />

perilaku.<br />

• Mencegah infeksi HIV dari ibu ke bayi.<br />

• Memfasilitasi akses pelayanan medis (Infeksi oportunistik*,<br />

Infeksi Menular Seksual/IMS, Anti Retro Viral/ARV dan<br />

Tuberculosis/TB).<br />

• Memfasilitasi kegiatan sebaya dan dukungan.<br />

76 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Kewaspadaan umumUmum<br />

di Lapas/Rutan di LP/Rutan<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 77


Kewaspadaan umum<br />

di Lapas/Rutan<br />

Kewaspadaan umum adalah metode penanganan untuk<br />

meminimalisir paparan darah dan cairan tubuh tanpa mempedulikan<br />

.<br />

status infeksi.<br />

4 kegiatan pokok kewaspadaan<br />

universal :<br />

1. Mencuci tangan dengan benar<br />

2. Menggunakan alat pelindung,misalnya sarung tangan,masker<br />

3. Mengelola jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan<br />

.<br />

4. Mengelola limbah dan sanitasi ruangan<br />

Situasi berisiko di Lapas/Rutan:<br />

1. Penggeledahan badan<br />

2. Penggeledahan ruang.<br />

3. Perkelahian napi yang menimbulkan perlukaan.<br />

4. Penemuan jarum suntik.<br />

78 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


. Penanganan luka tertusuk jarum suntik:<br />

1. Bilas lokasi yang tertusuk dengan air yang mengalir (atau larutan<br />

garam bila tersedia).<br />

2. Tekan hingga darah keluar untuk meminimalkan kuman yang<br />

masuk.<br />

3. Jangan menjilat atau menghisap luka.<br />

4. Cuci dengan baik dengan menggunakan sabun dan air.<br />

5. Berikan antiseptik pada luka dan tutup dengan plester yang tahan<br />

air .<br />

6. Cari pertolongan medis untuk menjajaki infeksi dan perawatan<br />

yang sesuai.<br />

7. Catat dan laporkan kejadian kepada atasan sesuai dengan<br />

prosedur Lapas/Rutan.<br />

.Penanganan tumpahan/percikan darah<br />

dan cairan tubuh<br />

1. Gunakan sarung tangan plastik/karet, atau gunakan tas plastik<br />

untuk membungkus tangan jika sarung tangan tidak tersedia.<br />

2. Tutup tumpahan/percikan dengan tissue,kertas koran, ata bahan<br />

lain yang bisa menyerap. Tuangkan cairan disinfektan pada dan<br />

di sekeliling tumpahan/percikan darah dan biarkan selam 10<br />

menit.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 79


3. Bersihkan tumpahan/percikan dan bahan yang menutupinya<br />

dengan menggunakan alat bantu dan masukan ke dalam kantong<br />

plastik khusus untuk hal-hal semacam ini.<br />

4. Cuci permukaan yang ditumpahi darah/cairan tubuh dengan air<br />

dan deterjen.<br />

5. Buang sarung tangan atau tas plastik yang digunakan untuk<br />

membungkus tangan selama proses penangan.<br />

6. Cuci tangan sesuai prosedur yang dianjurkan setelah selesai<br />

penanganan.<br />

.Penanganan napi/tahanan yang<br />

meninggal di Lapas/Rutan untuk kasus<br />

kematian yang disebabkan oleh<br />

berbagai sebab<br />

1. Perlakukan jenasah dengan hati-hati.<br />

2. Gunakan sarung tangan saat menangani jenasah.<br />

3. Apabila terdapat luka pada jenasah yang ditangani, tutup terlebih<br />

dahulu luka yang ada.<br />

4. Setelah penanganan, cuci tangan sesuai prosedur pencucian<br />

yang disarankan.<br />

80 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


.Penanganan perkelahian yang<br />

melibatkan luka berdarah<br />

1. Minta napi yang terluka menekan lukanya sehingga pendarahan<br />

berhenti.<br />

2. Bila pendarahan tidak berhenti, staf LP/Rutan bisa membantu<br />

membalut luka dengan kain tebal sehingga darah berhenti<br />

mengalir, gunakan sarung tangan karet<br />

3. Apabila darah menyembur, gunakan kaca mata pelindung.<br />

4. Tangani darah yang tercecer sesuai dengan prosedur penanganan<br />

tumpahan darah.<br />

Bila terjadi pajanan/terpapar benda tajam segera<br />

laporkan dan rujukan ke sistem layanan kesehatan<br />

paling dekat dari tempat kejadian untuk<br />

mendapatkan layanan propilaksis pasca pajanan.<br />

Pelaksanaan rujukan propilaksis pasca pajanan<br />

dilakukan secepat mungkin dan tidak lebih dari 72<br />

jam, setelah lama waktu tersebut layanan propilaksis<br />

pasca pajanan tidak efektif.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 81


82 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Beberapa istilah istilah<br />

yang yang sering sering digunakan<br />

gunakan<br />

pecandu Narkoba<br />

oleh pecandu NAPZA<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 83


Beberapa istilah yang sering di<br />

gunakan oleh pecandu Narkoba<br />

Abses<br />

Acid<br />

= salah tusuk urat/bengkak<br />

= LSD, salah satu zat halusinogen<br />

Al-fol/Afo<br />

= kertas almunium foil untuk membakar<br />

putauw/ shabu<br />

Am/amplop<br />

Amphet<br />

Badai<br />

Bajing<br />

Barang<br />

BB<br />

BD<br />

Betrik<br />

Bedak/etep putih<br />

Bokul<br />

= kemasan yang digunakan untuk<br />

pem<strong>buku</strong>s ganja<br />

= amphetamin<br />

= fly, mabuk berat karena putauw<br />

= bunga ganja<br />

= obat, ada barang<br />

= barang bukti<br />

= bandar, pengedar<br />

= dicolong/nyolong<br />

= sebutan lain putauw/heroin<br />

= beli barang<br />

84 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Bokauw<br />

BS<br />

Boat<br />

Bhironk<br />

Bong<br />

Buddha stick<br />

= bau<br />

= ganja jenis import yang sudah dicampur<br />

zat kimia<br />

= obat<br />

= orang Nigeria/pesuruh<br />

= alat penghisap asap putauw<br />

= ganja<br />

BK/Dum/Rohyp/MG/ = sedati, nama obat tidur, penenang<br />

BT/snuk<br />

Black Heart<br />

Butter fly<br />

Cimeng<br />

Coke<br />

Cucauw/nyipet/<br />

Dragon/nge-drag<br />

= bad trip, tripping yang tidak enak/<br />

terganggu, pusing/buntu<br />

= merek salah satu ekstasi<br />

= merek salah satu ekstasi<br />

= ganja<br />

= kokain<br />

= memasukkan obat kedalam vena,<br />

ngecam/kipe (intravena)/tubuh/nyuntik.<br />

= memakai putauw dengan cara dibakar<br />

diatas kertas timah dan asapnya diisap<br />

dengan Bong, biasanya dari uang<br />

kertas yang digulung.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 85


DUM<br />

Fly<br />

= dumolid, nama obat tidur<br />

= stone, kedaan euforia, rasa senang<br />

waktu intoksikasi/teler<br />

Gau = satuan berat/jumlah heroin (0,1 gau; 1<br />

4 gau dan sebagainya)<br />

Gantung<br />

Gelek<br />

Gepang<br />

Gitber<br />

Cimeng/rasta/gelek<br />

I atau Inex<br />

Iv<br />

Kipean/kitnusan/spidol<br />

Jokul<br />

Junkie<br />

Kamput<br />

Kuncian<br />

= setengah mabok<br />

= ganja<br />

= punya putauw/heroin<br />

= giting berat/mabok berat<br />

= ganja<br />

=ecstasy<br />

= intravena, memasukkan obat kedalam<br />

urat darah (vena)<br />

= alat suntik<br />

= jual<br />

= pemakai narkoba<br />

= kambing putih, gambar label salah satu<br />

minuman keras<br />

= sisa putauw yang sengaja disimpan<br />

untuk dipakai bila sedang sakau/<br />

86 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


simpanan barang<br />

Kurus<br />

KW<br />

Kertim<br />

Moker/merah<br />

MG<br />

Mupeng<br />

Lexo<br />

Ngedrag<br />

Ngubas atau nyabu<br />

Nipam<br />

OD/O-de<br />

Paket/pahe<br />

Pakau<br />

= kurang terus<br />

= kualitas<br />

= kertas timah<br />

= mata menjadi merah jika mengisap<br />

ganja, supaya hilang diberi obat tetes<br />

mata tetapi bengkak pada kelopak<br />

mata masih tatap ada.<br />

= magadon, nama obat tidur<br />

= muka pengen<br />

= Lexotan, nama obat penenang<br />

= cheasing the dragon/ menggunakan<br />

heroin dengan cara dibakar dan<br />

asapnya dihirup melalui hidung<br />

= pakai shabu<br />

= obat tidur<br />

= overdose/kelebihan dosis<br />

= pembelian heroin/putauw dalam jumlah<br />

terkecil<br />

= pakai putauw, mabuk karena heroin<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 87


Paketan<br />

Parno/paranoid<br />

Pedauw/badai<br />

PT-PT<br />

Pil koplo<br />

Pil anjing<br />

Pil gedek<br />

Putauw,PT<br />

Relaps<br />

Riv<br />

Rohyp<br />

Sakau,SKW<br />

Shabu/ubas<br />

= biasanya kertas bekas majalah<br />

yang dilipat seperti amplop untuk<br />

mengemas putauw/ganja<br />

= rasa takut/was-was/ curiga<br />

terhadap lingkungan/suatu hal<br />

= fly/teler/mabok<br />

= patungan untuk beli drugs<br />

= sedatin, obat tidur<br />

= sedatin, obat tidur<br />

= ekstasi<br />

= putauw, heroin<br />

= kembali lagi pakai NAPZA<br />

= rivotril, obat kejang<br />

= rohipnol, obat tidur<br />

= sakit karena putauw, gejala putus<br />

zat jenis opiat, sakit karena lagi<br />

nagih<br />

= methamphetamin, turunan<br />

amfetamin perangsang otak<br />

Satu garis<br />

= 1 ons ganja<br />

88 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Satu batu<br />

Satu tik, satu papan<br />

Stengky<br />

Sprempi<br />

Selinting<br />

Snip<br />

Spirdu<br />

Teler<br />

Teken<br />

TKW<br />

= 1 kg ganja<br />

= 1 strip obat<br />

= setengah jam<br />

= seperempat gram<br />

= 1 batang rokok ganja<br />

= pakai putauw lewat hidung<br />

= sepaket berdua<br />

= intoksikasi<br />

= minum obat/pil/kapsul<br />

= merek minuman beralkohol<br />

buatan dalam negeri<br />

Ubas<br />

Wakap<br />

Wakas<br />

= shabu<br />

= pakai<br />

= ketagihan<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 89


90 Buku Saku Staff Lapas/Rutan


Daftar Pustaka<br />

1. Modul training staff LP/Rutan mengenai penanggulangan HIV/<br />

<strong>AIDS</strong> dan Narkoba, Direktorat Pemasyarakatan, Depkumham<br />

RI, 2006<br />

2. Booklet Mengenal Konseling dan Testing HIV, FHI/ASA<br />

3. Lembar Balik untuk Petugas Lapangan, FHI/ASA<br />

4. Modul VCT Professional, Depkes RI, 2006.<br />

Buku Saku Staff Lapas/Rutan 91

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!