Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
KATA PENGANTAR<br />
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar<br />
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD<br />
1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang <strong>Kesehatan</strong>.<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai<br />
dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab<br />
daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar<br />
(Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes)<br />
dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping<br />
itu digunakan untuk pelayanan kesehatan rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) dan<br />
kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan<br />
bidan/tenaga kesehatan di Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota).<br />
Pada tahun 2009 telah ditetapkan 431 Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota, 35 Rumah<br />
Sakit Provinsi dan 240 Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK Bidang<br />
<strong>Kesehatan</strong> tahun 2009<br />
Diharapkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 ini, dapat<br />
dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah guna terselenggaranya DAK Bidang<br />
<strong>Kesehatan</strong> dengan baik sesuai arah yang ditentukan.<br />
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah serta<br />
memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita dalam melaksanakan pembangunan<br />
kesehatan di <strong>Indonesia</strong> yang kita cintai.<br />
Jakarta, November 2008<br />
Menteri <strong>Kesehatan</strong> <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong>,<br />
Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)<br />
i
DAFTAR ISI<br />
KATA PENGANTAR<br />
i<br />
DAFTAR ISI<br />
ii<br />
BAB I PENDAHULUAN<br />
LATAR BELAKANG 1<br />
BAB II KEBIJAKAN<br />
A. KEBIJAKAN UMUM 5<br />
B. KEBIJAKAN KHUSUS 6<br />
C. RUANG LINGKUP 7<br />
D. MEKANISME PENGALOKASIAN 10<br />
E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN 11<br />
BAB III POSKESDES<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 13<br />
B. PENINGKATAN 15<br />
BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 17<br />
B. PENINGKATAN 19<br />
C. REHABILITASI 20<br />
BAB V PUSKESMAS<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 22<br />
B. PENINGKATAN 23<br />
C. REHABILITASI 25<br />
D. PERLUASAN 26<br />
BAB VI PUSKESMAS PEMBANTU<br />
A. REHABILITASI 28<br />
BAB VII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 29<br />
B. REHABILITASI 30<br />
BAB VIII PUSKESMAS KELILING<br />
A. PENGADAAN 32<br />
B. REHABILITASI 34<br />
ii
BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2 36<br />
BAB X PERALATAN KESEHATAN 37<br />
BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI<br />
KABUPATEN/KOTA<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 40<br />
B. REHABILITASI 41<br />
C. SARANA PENDUKUNG 42<br />
BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI 44<br />
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT<br />
BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN 49<br />
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK<br />
RUMAH SAKIT SIAP PONEK<br />
BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT<br />
A. PEMBANGUNAN BARU 57<br />
B. REHABILITASI UTDRS 60<br />
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS 60<br />
BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT 64<br />
BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT 68<br />
BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS<br />
A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN 72<br />
B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN 77<br />
C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN 79<br />
TENAGA KESEHATAN<br />
BAB XVIII PERENCANAAN 81<br />
BAB XIX PELAPORAN 83<br />
BAB XX PEMANTAUAN 84<br />
BAB XXI PENUTUP 86<br />
LAMPIRAN<br />
1. DEFINISI OPERASIONAL 87<br />
2. FORM EVALUASI 1 94<br />
3. FORM EVALUASI 2 95<br />
4. FORM EVALUASI 3 97<br />
5. DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR 98<br />
iii
6. DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS 100<br />
7. DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR 104<br />
8. STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES 106<br />
9. RUANG KONSULTASI GIZI 110<br />
10. DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL 111<br />
11. STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT 117<br />
12. PERALATAN PONEK 122<br />
13. BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI 124<br />
14. ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 125<br />
15. KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU 142<br />
iv
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang<br />
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua<br />
komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.<br />
Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa<br />
manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi<br />
perempuan dan laki laki (responsif gender).<br />
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu<br />
hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan<br />
sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang<br />
Nomor 23 Tahun 1992 tentang <strong>Kesehatan</strong>.<br />
Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan<br />
merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan<br />
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan<br />
merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya<br />
manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional.<br />
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam<br />
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development<br />
Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung<br />
dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian<br />
anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi<br />
HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg<br />
tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 1
kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan<br />
pemberdayaan perempuan). <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> telah menyusun<br />
strategi untuk pencapaian target-target tersebut.<br />
Upaya penjabaran dari pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam<br />
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Arah<br />
kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan<br />
pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas Puskesmas serta<br />
pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. Salah<br />
satu strategi untuk mewujudkan visi <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> (Depkes)<br />
adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan<br />
yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis<br />
(Renstra) Depkes Tahun 2005-2009.<br />
Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka<br />
pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran<br />
dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam<br />
pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan<br />
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.<br />
Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan<br />
anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan<br />
urusan daerah dan merupakan prioritas nasional.<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan<br />
dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos<br />
<strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa<br />
menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan untuk<br />
pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan<br />
kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan<br />
pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota).<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 2
DAK pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk pembangunan,<br />
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan<br />
kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan<br />
sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota<br />
DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan,<br />
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan<br />
kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah.<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 juga dapat digunakan untuk<br />
merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya<br />
bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar<br />
sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat<br />
mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan<br />
lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan<br />
integritas negara <strong>Indonesia</strong>.<br />
Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam<br />
pelaksanaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> di daerah dan merupakan bagian<br />
yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya.<br />
Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang<br />
tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat<br />
permohonan ke <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> untuk mendapatkan persetujuan.<br />
Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
dikirimkan kepada Menteri <strong>Kesehatan</strong> up. Direktur Jenderal Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur<br />
Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan).<br />
Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK<br />
Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 3
B. Tujuan<br />
1. Umum<br />
Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan<br />
urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan<br />
nasional tahun 2009.<br />
2. Khusus<br />
Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan<br />
kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya<br />
<strong>Kesehatan</strong> Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 4
BAB II<br />
KEBIJAKAN<br />
A. Kebijakan Umum<br />
1. DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> merupakan bantuan kepada daerah<br />
tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang<br />
merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah<br />
peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan<br />
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.<br />
2. DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> untuk membantu daerah membiayai<br />
kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang<br />
merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di<br />
bidang kesehatan.<br />
3. DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan<br />
kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya<br />
pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa<br />
menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan<br />
untuk pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit<br />
Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas<br />
(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan).<br />
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, Pemerintah Daerah harus<br />
menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk<br />
biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan<br />
kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya<br />
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong>.<br />
5. Bupati/Walikota diberikan kewenangan mengusulkan kepada<br />
Menteri <strong>Kesehatan</strong> tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 5
kegiatan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> sebagai akibat terjadinya bencana<br />
atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi<br />
Presiden/Menteri <strong>Kesehatan</strong> tentang kebijakan kesehatan yang<br />
alokasi anggarannya belum tertampung di tahun 2009.<br />
Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri <strong>Kesehatan</strong> atau<br />
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri <strong>Kesehatan</strong>. Proses selanjutnya<br />
akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD<br />
Kabupaten/Kota tersebut.<br />
6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> terdiri dari<br />
anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan<br />
pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana<br />
pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota.<br />
7. Kepala Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota bertanggung jawab<br />
untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur<br />
RS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap<br />
anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.<br />
B. Kebijakan Khusus<br />
Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> diprioritaskan untuk :<br />
1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas<br />
kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender<br />
dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian<br />
anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS,<br />
malaria serta penyakit lainnya).<br />
2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga<br />
melalui pembangunan Poskesdes atau peningkatan Polindes<br />
menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa<br />
siaga pada tahun 2009.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 6
3. Mendukung peningkatan akses, pemerataan dan kualitas<br />
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta<br />
mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas <strong>Kesehatan</strong><br />
Kabupaten/Kota.<br />
4. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana<br />
kesehatan di wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan<br />
kepulauan termasuk pulau-pulau kecil terluar atau daerah<br />
pemekaran.<br />
5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan<br />
dasar akibat terjadinya suatu bencana/kerusuhan/dampak<br />
kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut.<br />
6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di<br />
Provinsi/Kabupaten/Kota.<br />
7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank<br />
Darah Rumah Sakit (BDRS) Provinsi/Kabupaten/Kota serta<br />
peningkatan fasilitas sarana, prasarana dan peralatan RS<br />
Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).<br />
8. Mempercepat RS menjadi safe community center dengan<br />
melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)<br />
RS.<br />
C. Ruang Lingkup<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan :<br />
1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan <strong>Kesehatan</strong> untuk<br />
Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos<br />
<strong>Kesehatan</strong> Desa dan Penunjang Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> terbatas di<br />
Kabupaten/Kota.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 7
Menu Utama<br />
a. Pembangunan Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes) termasuk alat:<br />
1) Pembangunan baru<br />
2) Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi<br />
Poskesdes<br />
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar<br />
yang berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas)<br />
1) Pembangunan baru<br />
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan<br />
c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui :<br />
1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas<br />
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan<br />
3) Pembangunan Puskesmas baru<br />
d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri<br />
Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas<br />
Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis :<br />
1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB<br />
kit<br />
2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan<br />
(protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli,<br />
golongan darah)<br />
3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk<br />
daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk<br />
daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk<br />
pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk<br />
avian influenza)<br />
4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah<br />
tidak punya listrik).<br />
5) Alat pengolahan limbah cair<br />
e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di<br />
desa<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 8
f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4<br />
g. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung<br />
penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi<br />
Menu Pilihan<br />
a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas<br />
Perawatan yang rusak berat.<br />
b. Pembangunan dan rehabilitasi rumah dinas dokter dan<br />
paramedis yang rusak berat.<br />
c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang<br />
dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung.<br />
d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender<br />
untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes,<br />
Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,<br />
Puskesmas Keliling.<br />
e. Pengembangan Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> sesuai dengan<br />
SIKNAS on line.<br />
f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di<br />
Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota.<br />
g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas.<br />
h. Pembangunan baru Instalasi Farmasi khusus daerah<br />
pemekaran.<br />
i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi<br />
Instalasi Farmasi.<br />
2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan <strong>Kesehatan</strong><br />
untuk Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Rujukan (RS<br />
Provinsi/Kabupaten/Kota)<br />
a. Pemenuhan peralatan IGD RS<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 9
. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan<br />
PONEK RS<br />
c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS<br />
dan BDRS<br />
d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS<br />
1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III<br />
2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya<br />
D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009<br />
Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:<br />
1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK<br />
2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah.<br />
Penentuan daerah tertentu yang mendapatkan alokasi DAK harus<br />
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria<br />
umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari <strong>Departemen</strong><br />
Keuangan, sedangkan kriteria teknis merupakan kewenangan dari<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong>.<br />
Besaran alokasi DAK masing masing daerah ditentukan dengan<br />
penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan<br />
kriteria teknis.<br />
Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK<br />
dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI.<br />
kemudian<br />
Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat<br />
pada PP No 55 tahun 2005<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 10
E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran<br />
1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan <strong>Kesehatan</strong> untuk<br />
Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Dasar, Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa dan<br />
Penunjang Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> di Kabupaten/Kota<br />
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :<br />
a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5%<br />
b. Index jumlah dan kondisi Puskesmas (perawatan dan non<br />
perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan<br />
roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 %<br />
c. Index luas wilayah dengan bobot 15 %<br />
d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 %<br />
e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot<br />
5 %<br />
f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga<br />
kesehatan dengan bobot 20 %<br />
2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan <strong>Kesehatan</strong> untuk<br />
Pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota)<br />
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :<br />
a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan<br />
peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot<br />
0.<br />
b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK<br />
maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0.<br />
c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20%<br />
1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4<br />
2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4<br />
3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 11
d. Bobot untuk TT kelas III 15%<br />
1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6<br />
2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3<br />
3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1<br />
e. Indeks jumlah penduduk 5%<br />
f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 12
BAB III<br />
POS KESEHATAN DESA<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes) adalah Upaya <strong>Kesehatan</strong> Bersumberdaya<br />
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka<br />
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat<br />
desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan<br />
Desa Siaga dan dibangun dengan mempertimbangkan persyaratan<br />
sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada<br />
Poskesdes atau Polindes.<br />
b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara<br />
swadaya.<br />
c. Bentuk lain Poskesdes<br />
Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka<br />
bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah<br />
ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan<br />
kesehatan/hanya ruang administrasi.<br />
d. Lokasi Poskesdes :<br />
1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah<br />
pemukiman.<br />
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).<br />
3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 13
4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang<br />
ada.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas bangunan<br />
1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan<br />
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan<br />
kesetaraan gender laki – laki dan perempuan<br />
2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dilaksanakan.<br />
3) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan<br />
bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.<br />
b. Denah tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap<br />
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan<br />
juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan<br />
mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan<br />
dengan mengacu pada pedoman yang ada.<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu<br />
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan<br />
Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 14
B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes<br />
Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin<br />
Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes<br />
menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi<br />
Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas<br />
lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi<br />
Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah<br />
sebagai berikut :<br />
1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi.<br />
2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan.<br />
b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes<br />
Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah<br />
setempat.<br />
c. Denah tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap<br />
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan<br />
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata<br />
ruang mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 15
Penyelenggaraan Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun<br />
2006.<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu<br />
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan<br />
Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 16
BAB IV<br />
PUSKESMAS PERAWATAN<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka<br />
meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang<br />
bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat.<br />
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk<br />
wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan<br />
Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah<br />
dinas petugas kesehatan.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini :<br />
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di<br />
wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan<br />
negara lain (101 Puskesmas terlampir).<br />
b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke<br />
rumah sakit.<br />
c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. Pembangunan<br />
Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan<br />
harus berada dalam satu lokasi.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 17
. Denah tata-ruang<br />
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal<br />
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan<br />
perempuan.<br />
2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan<br />
peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan<br />
Puskesmas, <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong>, Tahun 2007.<br />
3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi<br />
gizi (terlampir)<br />
4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang<br />
dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED<br />
mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal<br />
Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.<br />
5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai<br />
privasi dari pasien.<br />
6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap<br />
minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku<br />
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun<br />
2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman<br />
program.<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku<br />
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran<br />
pedoman yang disempurnakan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 18
B. Peningkatan<br />
Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan<br />
dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap<br />
peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan<br />
penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada).<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada :<br />
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)<br />
1) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan,<br />
perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah<br />
pengembangan<br />
2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit<br />
3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah<br />
belum mampu membangun rumah sakit.<br />
b. Lokasi Puskesmas :<br />
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)<br />
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan<br />
2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana<br />
transportasi yang tersedia<br />
3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada<br />
lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan<br />
4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito)<br />
5) Daerah pariwisata dan kawasan industri<br />
6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi<br />
tinggi<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 19
c. Persyaratan Puskesmas :<br />
1) Kunjungan Puskesmas tinggi.<br />
2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra<br />
rumah sakit.<br />
3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.<br />
4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan :<br />
1) Menambah ruang sesuai dengan jenis pelayanan yang<br />
dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.<br />
2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada<br />
3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila<br />
belum ada.<br />
4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas<br />
kesehatan dalam satu lokasi.<br />
b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas<br />
Perawatan.<br />
c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas<br />
Perawatan.<br />
C. Rehabilitasi<br />
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di<br />
Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 20
mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan<br />
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat.<br />
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.<br />
c. Untuk peningkatan penampilan.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata<br />
Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.<br />
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan<br />
oleh wilayah setempat.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 21
BAB V<br />
PUSKESMAS<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan<br />
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.<br />
Pembangunan baru Puskesmas tersebut termasuk penyediaan alat<br />
kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada)<br />
Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :<br />
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)<br />
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.<br />
2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.<br />
3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000<br />
penduduk.<br />
4) Wilayah kerja sangat luas.<br />
5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur<br />
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya<br />
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.<br />
b. Lokasi Puskesmas :<br />
1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun<br />
sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya.<br />
2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 22
c. Persyaratan Puskesmas :<br />
1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.<br />
2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal.<br />
b. Denah tata-ruang<br />
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan<br />
keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku<br />
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun<br />
2007.<br />
2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi<br />
(terlampir)<br />
3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari<br />
pasien<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku<br />
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta<br />
lampiran pedoman yang disempurnakan.<br />
B. Peningkatan<br />
Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk<br />
penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 23
Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :<br />
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)<br />
1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.<br />
2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000<br />
penduduk.<br />
3) Wilayah kerja sangat luas.<br />
4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur<br />
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya<br />
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.<br />
b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan :<br />
1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun<br />
migrasi, atau;<br />
2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau;<br />
3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau;<br />
4) Wilayah yang akan berkembang.<br />
5) Persyaratan :<br />
a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas<br />
b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah<br />
2) Persyaratan Teknis<br />
Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, diharapkan<br />
mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut :<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat<br />
mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke<br />
atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 24
untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m 2 , dengan<br />
catatan lokasi rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan tetap<br />
berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu<br />
menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang<br />
dihasilkan oleh wilayah setempat.<br />
b. Denah tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan<br />
dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku<br />
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007<br />
serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman<br />
program.<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku<br />
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran<br />
pedoman yang disempurnakan.<br />
C. Rehabilitasi<br />
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang<br />
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan<br />
yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas<br />
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat<br />
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.<br />
c. Untuk peningkatan penampilan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 25
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman<br />
Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun<br />
2007.<br />
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan<br />
oleh wilayah setempat.<br />
D. Perluasan<br />
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang<br />
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya perluasan fisik. Perluasan<br />
dilaksanakan pada bangunan/sarana yang membutuhkan perluasan.<br />
Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Adanya kebutuhan :<br />
a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih<br />
optimal.<br />
b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk<br />
peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan<br />
yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain<br />
berupa penambahan ruangan untuk :<br />
1) Pelayanan gawat darurat.<br />
2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta<br />
pembuangan air kotor.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 26
3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif<br />
dan preventif (contoh : ruang laktasi ).<br />
4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya<br />
promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak<br />
terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini<br />
Puskesmas.<br />
Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap<br />
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada<br />
pedoman yang ada.<br />
b. Denah tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan<br />
dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang<br />
Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran<br />
pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada Buku<br />
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran<br />
pedoman yang disempurnakan.<br />
d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan<br />
oleh wilayah setempat.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 27
BAB VI<br />
PUSKESMAS PEMBANTU<br />
Rehabilitasi<br />
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di<br />
Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun<br />
persyaratannya adalah sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Rehabilitasi Pustu dapat pula untuk penyediaan air bersih,<br />
pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang<br />
lainnya.<br />
b. Denah tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan<br />
dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku<br />
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007<br />
serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman<br />
program.<br />
c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan<br />
oleh wilayah setempat.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 28
BAB VII<br />
RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT<br />
DAN BIDAN PUSKESMAS<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan<br />
khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan<br />
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu<br />
dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau<br />
sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja<br />
khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan<br />
rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan<br />
Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan<br />
persyaratan sebagai berikut:<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk :<br />
1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter,<br />
perawat dan bidan Puskesmas.<br />
2) Melengkapi Puskesmas Pembantu yang statusnya telah<br />
ditingkatkan menjadi Puskesmas.<br />
3) Melengkapi Puskesmas yang statusnya telah ditingkatkan<br />
menjadi Puskesmas Perawatan.<br />
4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas<br />
dokter, perawat dan bidan Puskesmas<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 29
. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan<br />
Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas.<br />
Jika tidak memungkinkan dapat dibangun di luar halaman<br />
Puskesmas, tetapi berdekatan dengan Puskesmas, sehingga<br />
kelancaran pelayanan dapat terjamin.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas bangunan<br />
Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan<br />
kemampuan.<br />
b. Rancangan tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan<br />
dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku<br />
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.<br />
c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.<br />
B. Rehabilitasi<br />
Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan<br />
kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan<br />
persyaratan sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik,<br />
wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.<br />
b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan<br />
bangunan, yaitu :<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 30
1) Kerusakan bertambah parah dan atau<br />
2) Tidak dapat dimanfaatkan<br />
c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas,<br />
yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih<br />
dalam wilayah kerja yang sama.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Persyaratan teknis rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang<br />
berlaku.<br />
b. Rencana tata-ruang<br />
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan<br />
mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina<br />
Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan<br />
dan pedoman program.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 31
BAB VIII<br />
PUSKESMAS KELILING<br />
A. Pengadaan<br />
Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan<br />
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang<br />
pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan<br />
Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan.<br />
1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4)<br />
a. Persyaratan Umum<br />
1) Kebutuhan akan adanya Pusling R-4 diharapkan<br />
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :<br />
a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan<br />
pelayanan Puskesmas.<br />
b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas yang<br />
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.<br />
c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling.<br />
d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya.<br />
2) Tidak boleh mengalihfungsikan menjadi kendaraan<br />
penumpang/pribadi.<br />
b. Persyaratan Teknis<br />
1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah<br />
dengan mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi<br />
wilayah kerja.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 32
2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2<br />
roda (single gardan) ataupun berpenggerak 4 roda (double<br />
gardan).<br />
3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi :<br />
a) Pelayanan kesehatan dasar.<br />
b) Rujukan.<br />
c) Transportasi petugas.<br />
d) Promosi kesehatan.<br />
e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.<br />
4) Kendaraan Pusling R-4 harus memenuhi aksesibilitas/<br />
kemudahan bagi pasien.<br />
5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman<br />
Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.<br />
2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan<br />
a. Persyaratan Umum<br />
1) Kebutuhan akan adanya Pusling Perairan diharapkan<br />
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:<br />
a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan<br />
pelayanan Puskesmas.<br />
b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan<br />
baik kepulauan atau sungai.<br />
2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan<br />
jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana.<br />
3) Pusling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan<br />
disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat.<br />
4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama<br />
lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP),<br />
Syahbandar dan lain sebagainya.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 33
5) Pusling Perairan agar dilengkapi dengan alat keselamatan<br />
petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran.<br />
6) Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional dan<br />
pemeliharaan serta dermaga.<br />
b. Persyaratan Teknis :<br />
1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja<br />
setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang<br />
berkompeten.<br />
2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan<br />
dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan<br />
kondisi daerah.<br />
3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang<br />
direncanakan.<br />
4) Kendaraan Pusling Perairan harus memenuhi<br />
aksesibilitas/kemudahan bagi pasien.<br />
5) Peralatan kesehatan sesuai dengan jenis pelayanan yang<br />
direncanakan mengacu pada buku Pedoman Peralatan<br />
Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.<br />
B. Rehabilitasi<br />
Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan<br />
persyaratan sebagai berikut :<br />
1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan),<br />
dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat,<br />
sehingga dapat berfungsi kembali.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 34
2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk<br />
mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain<br />
sebagainya.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 35
BAB IX<br />
KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA<br />
Tujuan pengadaan kendaraan operasional roda dua adalah untuk<br />
meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan<br />
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengadaan kendaraan<br />
operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai<br />
wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak<br />
dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat .<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan<br />
yang berlaku.<br />
b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan<br />
dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja (termasuk dapat<br />
digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan) dan<br />
ketersediaan dana.<br />
c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku<br />
cadang.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 36
BAB X<br />
PERALATAN KESEHATAN<br />
Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk<br />
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi<br />
Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan.<br />
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan<br />
minimal pelayanan Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa, pelayanan kesehatan ibu dan<br />
anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), pelayanan bayi dan balita, gizi,<br />
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak<br />
menular, keperawatan dan laboratorium.<br />
Pengadaan peralatan kesehatan, harus memperhatikan persyaratan<br />
sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Pengadaan peralatan kesehatan harus mempertimbangkan<br />
kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana<br />
pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja<br />
Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas<br />
kesehatan.<br />
b. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian peralatan<br />
kesehatan tersebut.<br />
c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk<br />
pemilihan peralatan tersebut.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 37
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan<br />
yang telah ditetapkan oleh <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong>.<br />
b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku.<br />
c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada :<br />
1) Buku Pedoman Standar Peralatan <strong>Kesehatan</strong> Lingkungan di<br />
Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006.<br />
2) Buku Kebijakan Dasar Pusat <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat<br />
(Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004.<br />
3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi<br />
Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007<br />
4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007<br />
5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos<br />
<strong>Kesehatan</strong> Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006<br />
6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI<br />
Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006<br />
7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP<br />
& PL, Depkes RI tahun 2008<br />
8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP<br />
& PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006<br />
9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP &<br />
PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef<br />
10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan<br />
Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat<br />
P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006<br />
11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di <strong>Indonesia</strong> Ditjen PP &<br />
PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006<br />
12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue<br />
di <strong>Indonesia</strong> Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 38
13) Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan<br />
Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007<br />
14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi,<br />
Depkes RI, Tahun 2006<br />
15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik,<br />
Depkes RI, Tahun 2007<br />
16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan<br />
Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007<br />
17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007<br />
18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif<br />
Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007<br />
19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006.<br />
20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi<br />
Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006.<br />
21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan Gender bidang <strong>Kesehatan</strong>,<br />
Dit. Bina <strong>Kesehatan</strong> Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5,<br />
Tahun 2007.<br />
22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen<br />
Bina Kesmas, Tahun 2007.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 39
BAB XI<br />
SARANA DAN PRASARANA<br />
INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA<br />
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan<br />
DAK Program Obat dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong> adalah untuk menjamin<br />
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik<br />
dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan<br />
dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi<br />
yang memadai.<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Pembangunan baru Instalasi Farmasi dilaksanakan dalam rangka<br />
menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat<br />
essensial generik dan perbekalan kesehatan.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada:<br />
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)<br />
a) Daerah pemekaran<br />
b) Perpindahan lokasi/kantor<br />
c) Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi<br />
d) Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur<br />
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya<br />
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 40
2. Persyaratan Teknis<br />
a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan<br />
kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan<br />
yang harus disediakan.<br />
b) Denah tata ruang<br />
Rencana tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi<br />
sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan<br />
kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana<br />
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong>, yang<br />
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong><br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> tahun 2005.<br />
c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya<br />
operasional, biaya pemeliharaan pada pembangunan baru<br />
Instalasi Farmasi dari sumber anggaran lainnya.<br />
B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi<br />
yang mengalami kerusakan berat.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah<br />
berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus<br />
disediakan.<br />
b. Denah tata ruang<br />
Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan<br />
fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 41
kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana<br />
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong>, yang<br />
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong><br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2005<br />
C. Sarana Pendukung<br />
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi<br />
ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.<br />
Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan<br />
produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan<br />
sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan<br />
sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor)<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum<br />
memiliki sarana pendukung.<br />
b. Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a) Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah<br />
habis masa pakainya (absolete) harus dilakukan dengan<br />
spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama<br />
b) Pengadaan atau penggantian sarana distribusi berdasarkan<br />
pertimbangan operasional serta kondisi dan letak<br />
geografis/topografi daerah.<br />
c) Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi Kab/Kota<br />
disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 42
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan <strong>Kesehatan</strong>,<br />
yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat <strong>Kesehatan</strong><br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2005.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 43
BAB XII<br />
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN<br />
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)<br />
RUMAH SAKIT<br />
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah<br />
sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai Safe<br />
Community Center yang mendukung Desa Siaga.<br />
Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan<br />
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum<br />
SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit<br />
(di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) ,<br />
rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unitkamar<br />
jenazah) dan antar rumah sakit.<br />
Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan<br />
adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan<br />
pasien di rumah sakit.<br />
Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk :<br />
1. Mencegah kematian dan kecacatan<br />
2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun<br />
vertikal<br />
3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di<br />
dalam dan di luar rumah sakit<br />
4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24<br />
jam.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 44
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan<br />
penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan<br />
berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life<br />
support.<br />
IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi<br />
juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan<br />
kesiapsiagaan dini, hal ini tentunya sangat menunjang untuk<br />
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan<br />
dalam pengembangan desa siaga.<br />
Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka<br />
kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui :<br />
1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai<br />
Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan<br />
penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana<br />
2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah<br />
sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau<br />
lebih persyaratan di bawah ini :<br />
a. Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya<br />
b. IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2<br />
c. Berada di daerah rawan bencana<br />
d. Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan<br />
tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban<br />
bencana kimia<br />
e. Ada komitmen pihak RSUD dan pemerintah daerah dalam<br />
peningkatan penanggulangan penderita gawat darurat di rumah<br />
sakit<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 45
2. Persyaratan Teknis<br />
1. Pengadaan alat kesehatan untuk Instalasi Gawat Darurat<br />
berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah<br />
disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama<br />
dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan<br />
ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut :<br />
a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis,<br />
menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta<br />
alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat<br />
darurat :<br />
i. Trauma (Bedah)<br />
ii. Non Trauma<br />
1) Kegawatdaruratan jantung<br />
2) Kegawatdaruratan penyakit dalam<br />
3) Kegawatdaruratan kebidanan<br />
4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus<br />
5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll<br />
b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya<br />
mobile.<br />
2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut<br />
a. Diagnosis<br />
Umum :<br />
1. Kit pemeriksaan sederhana : 1 set<br />
2. Examination lamp : 1 unit<br />
Khusus :<br />
3. EKG 12 channel : 1 unit<br />
4. Mobile X-ray : 1 unit<br />
5. Doppler : 1 unit<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 46
6. Glukometer with stick : 1 unit<br />
b. Tindakan<br />
Airway :<br />
7. Emergency resuscitation kit : 1 set<br />
8. Suction pump : 1 set<br />
9. Neck collar : 1 unit<br />
Breathing :<br />
10. Oksigen consentrator : 1 unit<br />
11. Nebulizer : 1 unit<br />
12. Ventilator transport : 1 unit<br />
Circulation :<br />
13. Minor surgery set : 2 unit<br />
14. Siringe pump : 1 unit<br />
15. Infusion pump : 1 unit<br />
c. Monitor<br />
16. Pulse oxymeter : 1 unit<br />
17. Vital sign monitor : 1 unit<br />
d. Gawat Darurat Khusus<br />
Jantung :<br />
18. Defibrilator : 1 unit<br />
Anak – Neonatus :<br />
19. Infant warmer : 1 unit<br />
20. Inkubator : 1 unit<br />
Kebidanan :<br />
21. Meja ginekologi : 1 unit<br />
22. Partus set : 1 unit<br />
23. Vacuum set : 1 set<br />
24. Kuret set : 1 set<br />
25. Sectio caesarian set : 1 set<br />
Bedah :<br />
26. Electro surgical cauter : 1 unit<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 47
27. Meja operasi : 1 unit<br />
28. Lampu operasi mobile : 1 unit<br />
29. Mesin anestesia : 1 set<br />
30. Major surgery set : 1 set<br />
Tindakan khusus lainnya :<br />
31. THT set : 1 set<br />
32. Head lamp : 1 unit<br />
e. Peralatan Medis Pendukung<br />
33. Emergency strecher : 1 unit<br />
34. Sterilisator kering : 1 unit<br />
35. Automatic film processor : 1 unit<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 48
BAB XIII<br />
PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN<br />
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN<br />
UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK<br />
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di<br />
<strong>Indonesia</strong> tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan<br />
sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000<br />
kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil<br />
survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 ibu yang<br />
meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35<br />
per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap<br />
jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab<br />
utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan<br />
deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi.<br />
Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan<br />
bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development<br />
Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan<br />
anak yaitu:<br />
• Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari<br />
AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada<br />
tahun 2015.<br />
• Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada<br />
tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015.<br />
Rencana Strategis <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> tahun 2005-2009 telah<br />
menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 49
kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada<br />
tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya<br />
terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal<br />
Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS).<br />
Di <strong>Indonesia</strong> penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan<br />
eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian<br />
utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi<br />
plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III<br />
yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan<br />
indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi.<br />
Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal)<br />
dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah<br />
komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan.<br />
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor<br />
ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan<br />
ibu dan bayi yang berkualitas di RS.<br />
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu<br />
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus<br />
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.<br />
Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan<br />
bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan<br />
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah<br />
sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di<br />
tingkat Puskesmas.<br />
Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang<br />
sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 50
lahir. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu tenaga<br />
kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,<br />
ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada<br />
pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan<br />
sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK.<br />
Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal)<br />
yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK<br />
dalam penatalaksanaan kesehatan maternal neonatal dan sarana<br />
prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit.<br />
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan<br />
pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat<br />
memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan<br />
peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing<br />
rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.<br />
A. Peningkatan Sarana dan Prasarana<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan<br />
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif<br />
dan terintegrasi selama 24 jam.<br />
Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi :<br />
a. Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional<br />
di wilayah kerjanya.<br />
b. Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit<br />
mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter<br />
Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan<br />
biaya operasional untuk kesinambungan program.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 51
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter<br />
Sp.A<br />
b. Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI<br />
c. Tersedia ruang maternal (kamar bersalin) yang mampu<br />
menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit<br />
d. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) dalam<br />
melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik<br />
e. Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif<br />
Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana:<br />
a. Ruangan Maternal<br />
1 Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m 2 ) = 48 m 2<br />
2 Dua buah kamar mandi (@ 6 m 2 ) = 12 m 2<br />
3 Kamar periksa (3 m x 4 m) = 12 m 2<br />
4 Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m 2 ) = 32 m 2<br />
5 Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m 2 ) = 16 m 2<br />
6 Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m 2 ) = 16 m 2<br />
7 Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @<br />
12 m 2 ) = 24 m 2<br />
8 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m 2<br />
9 Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m) = 15 m 2<br />
10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m 2 ) = 12 m 2<br />
11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m 2 ) = 9 m 2<br />
12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m 2<br />
13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m) = 2 m 2<br />
14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m 2<br />
15 Pantry (2 m x 2 m) = 4 m 2<br />
Total = 232 m 2<br />
b. Ruang Neonatal<br />
1 Unit Perawatan Khusus = 20 m 2<br />
2 Ruang Laktasi = 6 m 2<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 52
3 Ruang Pencucian Incubator = 6 m 2<br />
4 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m 2<br />
5 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m 2 ) = 12 m 2<br />
6 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m 2 ) = 9 m 2<br />
7 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m 2<br />
8 Gudang Peralatan (2 m x1 m) = 2 m 2<br />
9 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m 2<br />
10 Ruang Linen bersih = 9 m 2<br />
Total = 94 m 2<br />
Total (a) + (b) = 326 m 2<br />
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan<br />
disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan<br />
kebutuhan minimal pelayanan.<br />
Denah dan Tata ruang<br />
Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus<br />
memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman<br />
Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi<br />
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan<br />
oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, <strong>Departemen</strong><br />
<strong>Kesehatan</strong> RI Tahun 2007.<br />
Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman<br />
tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini.<br />
1) Ruang Maternal<br />
a. Kamar bersalin<br />
• Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD<br />
• Luas minimal 6 m 2 per orang<br />
• Paling kecil, ruangan berukuran 12 m 2<br />
• Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 53
• Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat<br />
hadir<br />
• Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang<br />
orang<br />
• Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,<br />
upayakan tidak melintas pada ruang bersalin<br />
• Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit<br />
umum<br />
• Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar<br />
neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan<br />
komplikasi ke ruang rawat<br />
• Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit<br />
terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap<br />
pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama<br />
bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka<br />
diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.<br />
• Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat<br />
(nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat<br />
setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post<br />
partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan<br />
dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar<br />
bersalin.<br />
• Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan<br />
kamar bersalin<br />
• Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m 2 per<br />
tempat tidur (bed)<br />
• Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari<br />
• Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar<br />
tempat tidur minimal 1 meter<br />
• Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 54
• Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya<br />
dan udara cukup<br />
• Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan<br />
• Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi<br />
(tanpa ke koridor)<br />
• Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurangkurangnya<br />
11 m 2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin,<br />
kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,<br />
USG mobile dan troli emergensi<br />
• Ada ruang perawat (nurse station)<br />
• Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti<br />
pada kamar bersalin<br />
• Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk<br />
kuret, penjahitan dan sebagainya<br />
• Ruang tunggu bagi keluarga pasien<br />
b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis<br />
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau<br />
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui<br />
• Paling kecil, ruangan berukuran 18 m 2<br />
• Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada<br />
jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya<br />
• Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik<br />
yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik<br />
2) Ruangan Neonatal<br />
a. Unit Perawatan Intensif<br />
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau<br />
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 55
• Minimal ruangan berukuran 18 m 2<br />
• Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada<br />
jarak antar ranjang<br />
• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah<br />
• Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang<br />
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik<br />
b. Unit Perawatan Khusus<br />
• Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau<br />
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui<br />
• Minimal ruangan berukuran 12 m 2<br />
• Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah<br />
• Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan<br />
tempat tidur bayi<br />
c. Area laktasi<br />
Minimal ruangan berukuran 6 m 2<br />
d. Area pencucian inkubator<br />
Minimal ruangan berukuran 6-8 m 2<br />
Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan<br />
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain :<br />
• Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan<br />
yang lainnya<br />
• Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus<br />
mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas<br />
bagi ibu hamil<br />
B. Pengadaan Peralatan (terlampir)<br />
1. Peralatan Neonatal<br />
2. Peralatan Maternal<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 56
BAB XIV<br />
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT<br />
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di<br />
RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman<br />
(lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan<br />
tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan<br />
seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening<br />
terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock,<br />
melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah<br />
transfusi yang telah aman ke bagian lain / ruangan lain yang<br />
membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan<br />
pencatatan dan pelaporan.<br />
A. Pembangunan Baru<br />
Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan<br />
mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu<br />
pelayanan rumah sakit pada umumnya.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum<br />
sebagai berikut :<br />
a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di<br />
rumah sakit yang bersangkutan<br />
b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat<br />
c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 57
pelayanan darah harus bersifat nirlaba<br />
d. Dinas <strong>Kesehatan</strong> setempat mempunyai sistem pengawasan dan<br />
pembinaan pelayanan transfusi darah<br />
e. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS<br />
setempat melalui APBD atau sumber lainnya<br />
f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan<br />
dan ruang emergensi serta ruang operasi<br />
g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan<br />
Dinas <strong>Kesehatan</strong> setempat dalam jejaring pelayanan darah<br />
kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan<br />
darah propinsinya<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis<br />
pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan.<br />
Adapun luasan itu adalah :<br />
1) Ruang pimpinan luas : 9 m 2<br />
2) Ruang tunggu donor sukarela luas : 7.5 m 2<br />
3) Ruang administrasi dan loket luas : 9 m 2<br />
4) Ruang pemeriksaan/seleksi donor luas : 7.5 m 2<br />
5) Ruang AFTAP luas : 10 m 2<br />
6) Ruang pemulihan luas : 6 m 2<br />
7) Ruang laboratorium & R.cuci luas : 16 m 2<br />
8) Ruang penyimpanan darah luas : 6 m 2<br />
9) Kamar mandi / WC (2 buah) luas : 6 m 2<br />
10) Ruang jaga luas : 7.5 m 2<br />
11) Ruang genset/gudang luas : 7.5 m 2<br />
12) Lorong/sirkulasi ruangan luas : 8 m 2<br />
TOTAL 100 m 2<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 58
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan<br />
dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan<br />
minimal pelayanan.<br />
Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan<br />
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan<br />
visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya.<br />
b. Denah dan tata ruang<br />
Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus<br />
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang<br />
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi<br />
beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di<br />
antaranya :<br />
1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS<br />
2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain :<br />
• Ruang administrasi<br />
• Ruang penyadapan darah<br />
• Ruang laboratorium<br />
• Ruang penyimpanan darah dan reagen<br />
• ruang cuci<br />
• WC<br />
3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup<br />
4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung<br />
dengan limbah RS<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 59
B. Rehabilitasi UTDRS<br />
Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang<br />
telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah<br />
dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan<br />
umum sebagai berikut :<br />
• kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas lahan dan bangunan<br />
Luas lahan dan bangunan dari UTDRS mengacu pada<br />
pembangunan baru UTDRS.<br />
b. Denah dan tata ruang<br />
Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus<br />
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan<br />
yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada<br />
pembangunan baru UTDRS.<br />
C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS<br />
Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung<br />
dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan<br />
umum sebagai berikut :<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 60
a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009<br />
b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat<br />
alokasi peralatan melalui APBN 2008<br />
c. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS<br />
setempat melalui APBD atau sumber lainnya<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut :<br />
a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD<br />
• Hemoscale : 1 unit<br />
• Hemoglobinometer : 1 unit<br />
• Hand sealer : 2 unit<br />
• Tempat tidur donor : 2 unit<br />
• Stetoskop dewasa : 2 unit<br />
• Spygmomanometer air raksa : 2 unit<br />
• Timbangan badan : 2 unit<br />
b. Peralatan penunjang laboratorium<br />
• Plasma extractor : 1 unit<br />
• Dry incubator : 1 unit<br />
• Serological centrifuge : 1 unit<br />
• Serological rotator : 1 unit<br />
• Adjustable M/C Micropipete<br />
- Ukuran 5 – 50 µl : 1 unit<br />
- Ukuran 50 – 200 µl : 1 unit<br />
• Mikroskop binokuler elektrik : 1 unit<br />
• Peralatan pemeriksaaan uji saring<br />
metode gel test / microplate<br />
: 1 unit<br />
• Peralatan laboratorium lain : 2 paket<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 61
(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak<br />
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm,<br />
hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood<br />
grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab,<br />
gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type)<br />
c. Distribusi cool box<br />
• untuk mobile unit (25-50 ktg) : 2 unit<br />
• untuk ruangan (2-5 ktg) : 2 unit<br />
d. Penyimpan reagen dan darah<br />
• Blood bank refrigerator : 1 unit<br />
• Medical refrigerator : 1 unit<br />
e. Bahan Habis Pakai<br />
1. Kantong darah<br />
- Single bag 250 ml/350ml : sesuai kebutuhan<br />
- Transfer bag : sesuai kebutuhan<br />
2. Reagen<br />
• Anti-HCV : 1 paket<br />
• HbsAg : 1 paket<br />
• Golongan darah ABO, Rhesus dan<br />
uji silang metode 3 fase dengan bovine<br />
albumin 22% dan coombs serum : 1 paket<br />
• Sifilis : 1 paket<br />
• Reagen untuk pemeriksaan uji saring<br />
metode gel test/microplate<br />
: 1 paket<br />
• HIV/AIDS : 1 paket<br />
• Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053 : 1 paket<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 62
• NaCl 0,9 % : 1 paket<br />
• Cairan desinfectant : 1 paket<br />
• Aquabidest : 1 paket<br />
f. Peralatan kantor : 1 paket<br />
(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer,<br />
printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD,<br />
untuk pembangunan baru UTDRS.<br />
kecuali<br />
Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka<br />
peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna<br />
jual minimal 3 tahun.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 63
BAB XV<br />
BANK DARAH RUMAH SAKIT<br />
Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses<br />
pelayanan darah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri<br />
<strong>Kesehatan</strong> No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank<br />
Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS<br />
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan<br />
transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup.<br />
BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen<br />
pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai<br />
pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah<br />
sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan<br />
bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman.<br />
Pembangunan Baru<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Pembangunan fasilitas BDRS mengacu pada persyaratan umum<br />
sebagai berikut :<br />
a. Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di<br />
kabupaten/kota setempat.<br />
b. Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat<br />
c. Dinas <strong>Kesehatan</strong> setempat mempunyai sistem pengawasan dan<br />
pembinaan pelayanan transfusi darah<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 64
d. Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan<br />
pemeliharaan BDRS melalui APBD.<br />
2. Persyaratan teknis<br />
a. Luas ruang<br />
Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang<br />
dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah :<br />
1) Ruang administrasi dan loket penerimaan<br />
sampel darah Luas : 5 m 2<br />
2) Ruang laboratorium Luas : 9 m 2<br />
3) Ruang penyimpanan darah Luas : 6 m 2<br />
4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat Luas : 6 m 2<br />
5) Ruang jaga petugas Luas : 5 m 2<br />
6) Ruang gudang Luas : 3 m 2<br />
7) Ruang kamar mandi Luas : 3 m 2<br />
8) Lorong Luas : 3 m 2<br />
TOTAL 40 m 2<br />
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan<br />
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan<br />
kebutuhan minimal pelayanan.<br />
b. Denah dan tata ruang<br />
Rancangan denah dan tata ruang pada BDRS harus<br />
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang<br />
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi<br />
beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di<br />
antaranya :<br />
1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 65
2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari<br />
ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi<br />
3) Luas minimal 40 m 2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup<br />
serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah<br />
4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS<br />
yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap<br />
terjaga<br />
5) Tersedia 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak<br />
cuci alat<br />
6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai<br />
melengkung<br />
c. Peralatan dan Bahan Habis Pakai<br />
Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut :<br />
1) Blood bank refrigerator : 1 unit<br />
2) Serological centrifuge : 2 unit<br />
3) Serological rotator : 1 unit<br />
4) Dry incubator : 1 unit<br />
5) Microskop binoculer : 1 unit<br />
6) Plasma extractor : 1 unit<br />
7) Set peralatan uji silang serasi dengan<br />
metode gel /microplate<br />
: 1 unit<br />
8) Peralatan laboratorium lainnya : 1 paket<br />
(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan<br />
uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak<br />
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml,<br />
hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom<br />
cuci, gelas melamin, gunting stainless steel, klem lab,<br />
korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata<br />
pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type)<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 66
9) Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah : 3 unit<br />
10) Bahan habis pakai<br />
• Coombs control cell : 1 vial<br />
• NaCl 0,9% (@500ml) : 25 vial<br />
• Reagen golongan darah ABO, Rhesus<br />
dan uji silang metode 3 fase dengan<br />
bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc)<br />
• Reagen untuk pemeriksaan uji saring<br />
metode gel test / microplate<br />
: 1 paket<br />
• Cairan desinfectant : 1 paket<br />
11) Perlengkapan administrasi<br />
• Meja tulis dan kursi<br />
• Mesin ketik<br />
• Komputer dan printer<br />
• Lemari arsip<br />
• Telepon dan Faksimili<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 67
BAB XVI<br />
FASILITAS TEMPAT TIDUR<br />
KELAS III RUMAH SAKIT<br />
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat<br />
tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi<br />
maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan<br />
program Jaminan <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR<br />
rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat<br />
dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum<br />
mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III<br />
melalui DAK TA 2008.<br />
Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini.<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan<br />
Pembangunan ruang rawat inap kelas III RS harus<br />
memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan<br />
serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien.<br />
Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III<br />
yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi<br />
fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar<br />
mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan.<br />
Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat<br />
inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 68
awat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau<br />
kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat<br />
(Nurse Station) yang dilengkapi dengan ruang-ruang<br />
pendukungnya.<br />
Adapun contoh ukuran luas ruangan bangunan tersebut di<br />
atas adalah sebagai berikut :<br />
1) Ruang Rawat Inap Kelas III<br />
• Ruang rawat inap kelas III 8 x 9 m 2 = 72 m 2<br />
• 2 buah kamar mandi @ 2 x 3 m 2 = 12 m 2<br />
• Selasar 8 x 2.5 m 2 = 20 m 2<br />
Total luas bangunan yang dibutuhkan = 104 m 2<br />
2) Ruang Perawat (Nurse Station)<br />
• 1 Ruang kerja perawat 3 x 3 m 2 = 9 m 2<br />
• 1 Ruang istirahat petugas 3 x 3 m 2 = 9 m 2<br />
• 1 Kamar mandi petugas 2 x 1.5 m 2 = 3 m 2<br />
Total luas bangunan yang dibutuhkan = 21 m 2<br />
Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka<br />
pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap<br />
memperhatikan acuan ketentuan pembangunan ruang<br />
pelayanan kesehatan.<br />
b. Spesifikasi Teknis Bangunan<br />
1) Ruang Rawat Inap Kelas III<br />
• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)<br />
• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat<br />
• Atap dari genting dengan plafon<br />
• Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari<br />
keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 69
• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)<br />
dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan<br />
infus<br />
2) Ruang Perawat (Nurse Station)<br />
• Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)<br />
• Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat<br />
• Atap dari genting dengan plafon<br />
• Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel<br />
dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan<br />
• Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)<br />
dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk<br />
c. Peralatan kesehatan<br />
Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap<br />
kelas III RS berisi 8 set tempat tidur, di mana setiap set<br />
tempat tidur terdiri dari :<br />
1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal<br />
dan guling)<br />
2) 1 buah nakas<br />
3) 1 buah tiang infus<br />
Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus<br />
memenuhi seluruh kriteria di bawah ini :<br />
1) Berkualitas<br />
2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan<br />
kondisi setempat<br />
3) Keamanan<br />
4) Kenyamanan<br />
5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 70
6) Kemudahan dalam pemeliharaan<br />
7) Kemudahan dalam perbaikan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 71
BAB XVII<br />
PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS<br />
Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan<br />
mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi<br />
Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas <strong>Kesehatan</strong><br />
Kabupaten/Kota.<br />
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi<br />
A. Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong><br />
Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> yang evidence<br />
based di <strong>Indonesia</strong>, dikembangkan Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> Daerah<br />
(SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.<br />
Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan<br />
untuk memacu Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota khususnya di<br />
Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat,<br />
akurat, dan mutakhir.<br />
Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas<br />
diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen<br />
pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan<br />
dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas<br />
<strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota adalah data yang lengkap, akurat dan<br />
mutakhir.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 72
Pengadaan peralatan Sistem informasi <strong>Kesehatan</strong> di Puskesmas dapat<br />
dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II.<br />
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap:<br />
1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I<br />
Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas,<br />
khususnya dibidang pengelolaan data.<br />
Kriteria Puskesmas untuk tahap I :<br />
a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal<br />
komputer<br />
b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan<br />
mengoperasikan komputer<br />
c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya<br />
operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)<br />
d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> tahapan<br />
selanjutnya.<br />
Urutan kegiatan tahap I (satu) :<br />
a. Pengadaan komputer beserta printer<br />
b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian<br />
(misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point)<br />
c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer<br />
agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas.<br />
d. Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan<br />
menggunakan excel.<br />
e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan<br />
narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan.<br />
f. Mengirim laporan ke Dinas <strong>Kesehatan</strong> <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota<br />
dengan disket, flashdisk.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 73
Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan<br />
DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan<br />
dari sumber anggaran lain.<br />
Spesifikasi peralatan tahap I (satu) :<br />
Komputer sebanyak 1 (satu) buah<br />
• Corporate Desktop PC<br />
• Intel Pentium Dual-Core Processor<br />
• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM<br />
• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM<br />
• Integrated 10/100/1000 LAN<br />
• Windows XP Professional, Vista atau Linux<br />
• LCD Monitor 15 inch<br />
• CPU dan Monitor satu merk<br />
• Printer Deksjet/Inkjet<br />
2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II<br />
Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung,<br />
sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.<br />
Kriteria Puskesmas tahap II :<br />
a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan<br />
komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien.<br />
b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam<br />
kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer<br />
c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator terlatih yang akan<br />
mengoperasikan jaringan komputer<br />
d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta<br />
biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 74
Urutan kegiatan untuk tahap II :<br />
a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri:<br />
1) 1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha<br />
2) 5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang<br />
untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan<br />
obat<br />
3) Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel<br />
UTP cat 5 dan pemasangannya.<br />
4) Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah<br />
b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem<br />
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi<br />
software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain.<br />
c. Kursus atau pelatihan tenaga pengelola komputer yang akan<br />
mengoperasikan komputer di setiap titik layanan agar mampu<br />
menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas.<br />
d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur<br />
pelayanan pasien di Puskesmas.<br />
e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah<br />
dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya<br />
dibuat narasi<br />
f. Mengirim laporan ke Dinas <strong>Kesehatan</strong> <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota<br />
dengan disket, flashdisk.<br />
Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk<br />
cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan<br />
untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 75
Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah:<br />
1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah<br />
• Intel Xeon Processor<br />
• Minimum 2 GB<br />
• Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM<br />
• Integrated 10/100/1000 LAN<br />
• LCD Monitor 15 inch<br />
• CPU dan Monitor satu merk<br />
2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah<br />
• Corporate Desktop PC<br />
• Intel Pentium Dual-Core Processor<br />
• Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM<br />
• Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM<br />
• Integrated 10/100/1000 LAN<br />
• Windows XP Professional, Vista atau Linux<br />
• LCD Monitor 15 inch<br />
• CPU dan Monitor satu merk<br />
• Printer Deskjet/Inkjet<br />
3. Perangkat untuk perkabelan meliputi<br />
• Switch/hub 10/100, 8 port<br />
• Kabel UTP Category 5<br />
• Pemasangan/instalasi<br />
4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA<br />
5. Software Aplikasi Puskesmas :<br />
• Modul Manajemen Pasien<br />
• Modul Manajemen Program<br />
• Modul Manajemen Unit<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 76
Catatan Tambahan<br />
• Pengadaan peralatan Sistem Informasi <strong>Kesehatan</strong> untuk Puskesmas<br />
ini merujuk pada Buku Pedoman Pengembangan Bank Data<br />
Kabupaten tahun 2008.<br />
B. Peralatan Promosi <strong>Kesehatan</strong><br />
Kegiatan DAK Program Promosi <strong>Kesehatan</strong> tahun 2009 dialokasikan<br />
untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan<br />
kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi<br />
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama<br />
dalam rangka pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan<br />
kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan<br />
para pengelola program Promosi <strong>Kesehatan</strong> di Puskesmas, untuk<br />
meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan<br />
kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka<br />
kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing.<br />
1. Persyaratan Umum<br />
Sarana/peralatan Promosi <strong>Kesehatan</strong> tidak boleh dialihfungsikan<br />
untuk kegiatan lain.<br />
2. Persyaratan teknis<br />
a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan<br />
penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan<br />
b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009<br />
untuk Pengadaan Peralatan Promosi <strong>Kesehatan</strong> di Puskesmas<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 77
Standar peralatan yang harus dimiliki oleh Puskesmas<br />
berdasarkan Keputusan Menteri <strong>Kesehatan</strong> Nomor :<br />
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Petunjuk Teknis Promosi<br />
<strong>Kesehatan</strong> di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan<br />
yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009,<br />
sebagai berikut :<br />
NO JENIS SARANA / PERALATAN STANDAR<br />
1. Presentation Kit [Laptop, LCD<br />
1 Unit<br />
Projector dan Layar]<br />
2 UHF Meeting Amplifire 1 Unit<br />
3. Public Addres System / Megaphone 1 Unit<br />
C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga <strong>Kesehatan</strong><br />
Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka<br />
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan<br />
pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan<br />
peningkatan kualitas SDM kesehatan. Salah satu upaya peningkatan<br />
kualitas SDM <strong>Kesehatan</strong> adalah melalui pelatihan dengan metode<br />
pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap<br />
proses pembelajaran dimaksud.<br />
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan<br />
mendengar dan melihat hanya mampu menyerap sebanyak 20%,<br />
sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu<br />
menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan<br />
pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna<br />
diperlukan alat bantu peraga pelatihan.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 78
Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan<br />
pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan<br />
dapat melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi<br />
pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan<br />
dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB.<br />
Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan<br />
persyaratan sebagai berikut :<br />
1. Persyaratan Umum<br />
a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia.<br />
b. Tersedianya Tenaga Pelatih Program <strong>Kesehatan</strong> (TPPK) di<br />
Kabupaten/Kota.<br />
c. Terdapat unit yang bertanggung jawab dalam pengelolaan<br />
pelayanan kesehatan dan/atau kesehatan ibu anak di dinas<br />
kesehatan Kabupaten/Kota.<br />
d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran<br />
kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas <strong>Kesehatan</strong>,<br />
Puskesmas dan jaringannya).<br />
2. Persyaratan Teknis<br />
a. Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu,<br />
jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya.<br />
b. Jenis alat peraga pelatihan:<br />
1. Phantom resusitasi jantung dan paru<br />
2. Phantom alat persalinan normal<br />
3. Phantom panggul untuk pasang IUD<br />
4. Phantom lengan atas untuk pasang infus<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 79
5. Phantom lengan untuk pasang implant<br />
6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi<br />
7. Phantom bayi berat lahir rendah<br />
8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal<br />
9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus<br />
10. Peralatan evakuasi (emergency kit)<br />
c. Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku<br />
Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam<br />
Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 80
BAB XVIII<br />
SINKRONISASI PERENCANAAN<br />
PROVINSI – KABUPATEN/KOTA<br />
A. Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009<br />
Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan<br />
Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi<br />
dalam penyusunan kegiatannya.<br />
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang<br />
<strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK,<br />
menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan Petunjuk Teknis<br />
Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 dan berkoordinasi<br />
dengan Dinas <strong>Kesehatan</strong> Provinsi. Selain itu, Dinas <strong>Kesehatan</strong> Provinsi<br />
diharapkan ikut aktif dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus<br />
mengenai DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong>).<br />
Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas <strong>Kesehatan</strong> Provinsi<br />
dan <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> pada Menteri <strong>Kesehatan</strong> up Sekretaris<br />
Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan<br />
evaluasi.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 81
B. Perencanaan tahun 2010<br />
Untuk perencanaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun Anggaran 2010,<br />
diharapkan Dinas <strong>Kesehatan</strong> Provinsi dapat mengkoordinir serta<br />
melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data<br />
terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas <strong>Kesehatan</strong><br />
Kabupaten/Kota.<br />
Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada :<br />
1. Direktorat <strong>Kesehatan</strong> Komunitas dan Sekretaris Ditjen Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan <strong>Kesehatan</strong><br />
Dasar dan UKBM.<br />
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data<br />
sarana pelayanan kesehatan rujukan.<br />
3. Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .<br />
Substansi<br />
Mekanisme<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 82
BAB XIX<br />
PELAPORAN<br />
Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan<br />
kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan<br />
DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 harus menyampaikan laporan<br />
triwulanan.<br />
Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan<br />
pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni,<br />
September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan<br />
oleh Dinas <strong>Kesehatan</strong> Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada<br />
Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran.<br />
Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi<br />
keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan<br />
DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah<br />
waktu triwulan selesai. Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk<br />
mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada<br />
di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir).<br />
Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam<br />
penentuan alokasi DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> tahun berikutnya.<br />
Substansi<br />
Mekanisme<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 83
BAB XX<br />
PEMANTAUAN<br />
Pemantauan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> merupakan suatu kegiatan evaluasi<br />
program untuk mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi<br />
terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota.<br />
Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan<br />
efektifitas pemanfaatan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 serta untuk<br />
mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan.<br />
Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya<br />
permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan<br />
tindakan sedini mungkin.<br />
Metodologi evaluasi meliputi :<br />
1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh<br />
laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang<br />
kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output).<br />
2. Melakukan survei, adalah merupakan kegiatan penyebaran dan<br />
pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan<br />
untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit)<br />
dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner<br />
ditentukan lebih lanjut.<br />
3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan<br />
meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi,<br />
metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 84
Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang<br />
<strong>Kesehatan</strong> tahun 2008 meliputi aspek-aspek:<br />
1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong><br />
2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD.<br />
3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang<br />
ditetapkan.<br />
4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.<br />
5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.<br />
Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota,<br />
Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu,<br />
Depdagri, Dep Teknis).<br />
Substansi<br />
Mekanisme<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 85
BAB XXI<br />
PENUTUP<br />
Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang<br />
<strong>Kesehatan</strong> tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat<br />
meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan<br />
masyarakat di kabupaten/kota, terutama daerah dengan derajat<br />
kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat<br />
memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.<br />
Substansi<br />
Mekanisme<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 86
LAMPIRAN 1<br />
DEFINISI OPERASIONAL<br />
1. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)<br />
Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung<br />
pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem<br />
satu pintu.<br />
2. BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS<br />
Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan<br />
rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun<br />
waktu tertentu.<br />
3. Daerah Kepulauan<br />
Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara<br />
pulau pulau tersebut, dan lain lain wujud alamiah yang<br />
hubungannya satu sama lain demikian eratnya.<br />
4. Daerah Perbatasan<br />
Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan <strong>Republik</strong> <strong>Indonesia</strong> yang<br />
berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga,<br />
baik perbatasan darat dan laut.<br />
5. Daerah Terpencil<br />
Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam<br />
memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan<br />
sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9<br />
bahan pokok, SLTP serta kebutuhan sekunder lain, yang<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 87
menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah<br />
tersebut.<br />
6. Daerah Tertinggal<br />
Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif<br />
kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.<br />
7. Gender<br />
Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan<br />
tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan<br />
hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan<br />
perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri.<br />
8. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota<br />
Suatu unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan di<br />
kabupaten/kota untuk mendukung ketersediaan obat dalam<br />
pelayanan kesehatan dasar.<br />
9. Keadilan Gender<br />
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal<br />
yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat<br />
perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil<br />
dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke<br />
kesetaraan gender<br />
10. Kendaraan Roda Dua<br />
Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa<br />
untuk kegiatan operasional Puskesmas.<br />
11. Kesetaraan Gender<br />
Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki<br />
kondisi yang sama untuk menggunakan hak-haknya dan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 88
kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya<br />
kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.<br />
12. Menu Pilihan<br />
Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama<br />
terpenuhi.<br />
13. Menu Utama<br />
Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum<br />
memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari<br />
anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk<br />
memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung.<br />
14. Peningkatan<br />
Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi<br />
puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan.<br />
15. Peralatan kesehatan<br />
Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas<br />
dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Pedoman<br />
Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007.<br />
16. Perluasan<br />
Penambahan ukuran dan/atau penambahan ruangan untuk<br />
peningkatan fungsi pelayanan, termasuk kelengkapan/sarana<br />
pendukungnya.<br />
17. Pondok Bersalin Desa (Polindes)<br />
Bentuk Upaya <strong>Kesehatan</strong> Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang<br />
didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar<br />
musyawarah untuk memberikan pelayanan <strong>Kesehatan</strong> Ibu dan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 89
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan<br />
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.<br />
18. Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa (Poskesdes)<br />
Upaya <strong>Kesehatan</strong> Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang<br />
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan<br />
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.<br />
19. Pulau Terluar<br />
Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu<br />
kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis<br />
yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan<br />
hukum internasional dan nasional<br />
20. Puskesmas<br />
Unit pelaksana teknis Dinas <strong>Kesehatan</strong> Kabupaten/Kota yang<br />
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di<br />
suatu wilayah kerja.<br />
21. Puskesmas Keliling<br />
Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda<br />
empat atau perahu motor, dilengkapi peralatan kesehatan,<br />
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari<br />
Puskesmas.<br />
22. Puskesmas Keliling Perairan<br />
Puskesmas Keliling berbentuk perahu bermotor/kapal yang<br />
dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga<br />
dan pendukung lainnya, yang disesuaikan dengan fungsi<br />
Puskesmas.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 90
23. Puskesmas Pembantu<br />
Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian<br />
integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas<br />
Puskesmas.<br />
24. Puskesmas Perawatan<br />
Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi<br />
sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra<br />
rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.<br />
25. Puskesmas PONED<br />
Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas<br />
PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,<br />
bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang<br />
datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di<br />
desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus<br />
yang tidak mampu ditangani.<br />
26. Rehabilitasi<br />
Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk<br />
mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.<br />
27. Responsif Gender<br />
Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaanperbedaan<br />
perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang<br />
disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam<br />
mencapai kesetaraan<br />
28. Rumah Dinas<br />
Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang<br />
bertugas di Puskesmas.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 91
29. Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal,<br />
Emergency dan Komprehensif )<br />
Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan<br />
maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24<br />
jam.<br />
29. Safe Community<br />
Keadaan aman dan sehat dalam seluruh siklus kehidupan sejak<br />
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.<br />
30. Sarana pendukung<br />
Fasilitas/alat-alat untuk mendukung terselenggaranya suatu<br />
kegiatan.<br />
31. Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender<br />
Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan<br />
permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki<br />
dan perempuan.<br />
32. Sensitif Gender<br />
Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan<br />
sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan lakilaki<br />
dalam upaya mencapai keadilan gender<br />
33. SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu)<br />
Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah<br />
masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS<br />
(Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar<br />
jenazah) dan antar RS.<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 92
34. Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS)<br />
Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia<br />
darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular<br />
Lewat Transfusi Darah).<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 93
LAMPIRAN 2<br />
FORM EVALUASI 1<br />
DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS<br />
DAN JARINGANNYA<br />
Propinsi :<br />
Kabupaten/Kota :<br />
NO<br />
NAMA<br />
SARANA<br />
KESEHATAN<br />
KONDISI<br />
UNIT YANG DIBIAYAI<br />
DAK<br />
NON DAK<br />
KEC BAIK RR RS RB 2006 2007 2008 2006 2007 2008<br />
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13<br />
1 Puskesmas<br />
A. Mawar<br />
B. Melati<br />
DST.<br />
2 Pustu, dst<br />
Petunjuk pengisian :<br />
- Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas<br />
Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter,<br />
Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi<br />
Farmasi.<br />
- Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada<br />
- Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana<br />
puskesmas/jaringannya.<br />
- Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan<br />
tahunnya.<br />
- Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai<br />
dengan tahunnya.<br />
- RR : rusak ringan (fisik bangunan 50% rusak).<br />
..................,..................... 2009<br />
Kepala SKPD<br />
(.............................................)<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 94
LAMPIRAN 3<br />
FORM EVALUASI 2A<br />
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS<br />
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009<br />
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR<br />
TRIWULAN I/II/III/IV *)<br />
Propinsi :<br />
Kabupaten/Kota :<br />
No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik<br />
%<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1. Puskesmas Perawatan<br />
a. Pembangunan Baru<br />
b. Peningkatan<br />
c. Rehabilitasi<br />
d. Perluasan<br />
2 Puskesmas<br />
a. Pembangunan Baru<br />
b. Peningkatan<br />
c. Rehabilitasi<br />
d. Perluasan<br />
3 dst nya<br />
Total<br />
Petunjuk pengisian :<br />
Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis<br />
Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana<br />
kesehatan.<br />
Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3.<br />
Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong><br />
(termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan.<br />
Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk<br />
pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan<br />
I/II/III/IV *).<br />
Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan<br />
I/II/III/IV *).<br />
*) coret yang tidak perlu<br />
.............,...............2009<br />
Kepala SKPD ...................<br />
(......................................................)<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 95
FORM EVALUASI 2b<br />
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS<br />
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009<br />
SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN<br />
TRIWULAN I/II/III/IV *)<br />
Propinsi :<br />
Kabupaten/Kota :<br />
No Kegiatan Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK Fisik<br />
%<br />
1 2 3 4 5 6 7<br />
1. TT Kelas III RS<br />
a. Pembangunan baru<br />
bangsal rinap<br />
b..Pengadaan Alkes<br />
c. dll<br />
2 Unit Transfusi Darah<br />
a. Pembangunan baru<br />
b. Pengadaan Alkes<br />
c. dll<br />
3 Pengadaan Peralatan<br />
Medik untuk IGD RS<br />
4 RS Siap PONEK<br />
a. dstnya.....<br />
Petunjuk pengisian :<br />
Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis<br />
Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana<br />
kesehatan.<br />
Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3.<br />
Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> untuk<br />
masing-masing kegiatan.<br />
Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing<br />
kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).<br />
Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan<br />
I/II/III/IV *).<br />
*) coret yang tidak perlu<br />
......................,............................ 2009<br />
Kepala SKPD ...................<br />
(......................................................)<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 96
LAMPIRAN 4<br />
FORM EVALUASI 3<br />
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT<br />
No Kegiatan Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah<br />
1 2 3 4<br />
Petunjuk pengisian :<br />
Kolom 2 diisi dengan nama kegiatan<br />
Kolom 3 diisi dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan<br />
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan<br />
Kolom 4 diisi dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan<br />
masalah.<br />
......................,........................ 2009<br />
Kepala SKPD<br />
…....................................................................................<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
97
LAMPIRAN 5<br />
DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR<br />
BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN<br />
NEGARA TETANGGA<br />
NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK<br />
PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk<br />
Sumut<br />
1 Simuk Nias<br />
Selatan<br />
Kep Riau<br />
LAUT LEPAS<br />
00.05.33 LS<br />
97.51.14 BT<br />
2 Karimun<br />
Anak<br />
Karimun MALAYSIA 01.09.59 LU<br />
103.23.20 BT<br />
3 Pelampong Batam SINGAPURA 01.07.41 LU<br />
103.41.58 BT<br />
4 Subi Kecil Natuna MALAYSIA 03.01.51 LU<br />
108.54.52 BT<br />
Bengkulu<br />
5 Enggano Bengkulu<br />
Utara<br />
Jateng<br />
6 Nusa<br />
kambangan<br />
LAUT LEPAS<br />
05.31.13 LS<br />
102.16.00 BT<br />
Cilacap AUSTRALIA 07.47.05 LS<br />
109.02.34 BT<br />
NTT<br />
7 Alor Alor TIMOR<br />
LESTE<br />
Kaltim<br />
08.13.50 LS<br />
125.07.55 BT<br />
8 Maratua Berau MALAYSIA 02.15.12 LU<br />
118.38.41 BT<br />
9 Sebatik Nunukan MALAYSIA 04.10.00 LS<br />
117.50.00 BT<br />
Sulut<br />
10 Mantehage Minahasa<br />
Utara<br />
MALAYSIA 01.45.47 LU<br />
124.43.51 BT<br />
11 Makalehi Sitaro PHILIPINA 02.44.15 LU<br />
125.09.28 BT<br />
12 Kawaluso Sangihe PHILIPINA 04.14.06 LU<br />
125.18.59 BT<br />
13 Kawio Sangihe PHILIPINA 04.40.16 LU<br />
125.25.41 BT<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 98
NO NAMA KAB NEGARA TITIK PDDK<br />
PULAU /PROV BATAS KOORDINAT Ada Tdk<br />
14 Marore Sangihe PHILIPINA 04.44.14 LU<br />
125.28.42 BT<br />
15 Miangas Talaud PHILIPINA 05.34.02. LU<br />
126.34.54 BT<br />
16 Marampit Talaud PHILIPINA 04.46.18 LU<br />
127.08.32 BT<br />
17 Kakarutan Talaud PHILIPINA 04.37.36 LU<br />
127.09.53 BT<br />
Sulteng<br />
18 Lingayan Toli-Toli MALAYSIA 00.59.55 LU<br />
120.12.50 BT<br />
Maluku<br />
19 Asutubun MTB AUSTRALIA 08.03.07 LS<br />
131.18.02 BT<br />
20 Selaru MTB AUSTRALIA 08.10.17 LS<br />
131.07.31 BT<br />
21 Marsela MTB AUSTRALIA 08.13.29 LS<br />
129.49.32 BT<br />
22 Metimarang MTB AUSTRALIA 08.21.09 LS<br />
128.30.52 BT<br />
23 Larat MTB AUSTRALIA 07.14.26 LS<br />
131.58.49 BT<br />
24 Leti MTB TIMOR 08.14.20 LS<br />
LESTE 127.37.50 BT<br />
25 Kisar MTB TIMOR 08.06.10 LS<br />
LESTE 127.08.36 BT<br />
26 Wetar MTB TIMOR 07.56.50 LS 126<br />
LESTE<br />
28.10 BT<br />
27 Liran MTB TIMOR 00.32.08 LU<br />
LESTE 130.43.52 BT<br />
28 Panambulai Kep. Aru AUSTRALIA 06.19.26 LS<br />
134.54.53 BT<br />
29 Kultubai Kep. Aru AUSTRALIA 06.49.54 LS<br />
selatan<br />
134.47.14 BT<br />
Irjabar<br />
30 Fani Raja<br />
Ampat<br />
Papua<br />
PALAU<br />
00.20.16 LS<br />
132.09.34.BT<br />
31 Bras (pp.<br />
Mapia)<br />
Supiori PALAU 00.23.38 LS<br />
135.16.27 BT<br />
32 Bepondi Supiori ZEE.S 01.34.26 LS<br />
.PASIPIK 138.42.57 BT<br />
33 Liki Sarmi PNG 01.34.26 LS<br />
138.42.57 BT<br />
34 Kolepon Merauke AUSTRALIA 08.12.49 LS<br />
137.41.24 BT<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 99
LAMPIRAN 6<br />
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009<br />
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN<br />
1 SUMUT Nias Selatan<br />
2 KEPRI Natuna<br />
NAMA<br />
PUSKESMAS<br />
STATUS<br />
Non<br />
TT<br />
TT<br />
Jlh<br />
KETERANGAN<br />
Pulau-Pulau<br />
Batu Pulau Tello 1 1 Pulau terluar<br />
Pulau Laut Pulau Laut 1 1 Perbatasan<br />
Subi Subi* 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Serasan Serasan 1 1 Perbatasan<br />
3 BENGKULU<br />
Karimun<br />
Batam<br />
Bengkulu<br />
Utara<br />
Tebing Tebing 1 1 Pulau terluar<br />
Belakang<br />
Padang Blk Padang 1 1 Pulau terluar<br />
Enggano Enggano 1 1 Pulau terluar<br />
4 KALBAR Sambas<br />
Sanggau<br />
Sintang<br />
Kapuas Hulu<br />
Bengkayang<br />
Paloh Paloh 1 1 Perbatasan<br />
Sajingan Besar Sajingan 1 1 Perbatasan<br />
Entikong Entikong 1 1<br />
Balai<br />
Sekayam Karangan 1 1<br />
Ketungan Hulu Senaning 1 1 Perbatasan<br />
Ketungan<br />
Tengah Merakai 1 1 Perbatasan<br />
Na Kantuk Empanang 1 1<br />
Puring<br />
Sei Antu Kencana 1 1 Perbatasan<br />
Badau Badau 1 1 Perbatasan<br />
Desa<br />
Sepandan Lanjak 1 1 Perbatasan<br />
Ba Martinus Embaloh Hulu 1 1 Perbatasan<br />
Seluas Seluas 1 1 Perbatasan<br />
Jagoi Babang Jagoi Babang 1 1 Perbatasan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 100
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN<br />
5 KALTIM Kutai Barat<br />
NAMA STATUS<br />
PUSKESMAS Non TT<br />
TT<br />
Jlh<br />
KETERANGAN<br />
Long Apari Tiong Ohang 1 1 Perbatasan<br />
Long<br />
Long Pahangai Pahangai 1 1 Perbatasan<br />
Malinau<br />
Nunukan<br />
Berau (*)<br />
6 SULUT Kep. Talaud<br />
Minahasa<br />
Utara<br />
Sangihe<br />
Sitaro<br />
7 SULTENG Toli-Toli<br />
8 NTT Kupang<br />
Kayan Hulu Lg.Nawang 1 1 Perbatasan<br />
Kayan hilir Data Dian 1 1 Perbatasan<br />
Pujungan Lg.Pujungan 1 1 Perbatasan<br />
Kayan Selatan Long Ampung 1 1 Perbatasan<br />
Bahau Hulu Long Alango 1 1 Perbatasan<br />
Krayan Long Bawan 1 1 Perbatasan<br />
Krayan Selatan Long Ayu 1 1 Perbatasan<br />
Lumbis Mansalong 1 1 Perbatasan<br />
Nunukan Nunukan 1 1 Perbatasan<br />
Sebatik Setabu (*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Sebatik Aji Kuning(*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Sebatik<br />
Sei<br />
Nyamuk(*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Sebuku Pembeliangan 1 1 Perbatasan<br />
Maratua Maratua 1 1 Pulau terluar<br />
Miangas 1 1 Perbatasan<br />
Karatung(*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Dapalan (*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Gemeh Gemeh(*) 1 1 Pbtsn & PPKT<br />
Kakorutan 1 1<br />
Wori Wori 1 1 Pulau terluar<br />
Kendahe Kendahe 1 1 Pulau terluar<br />
Tabukan Utara Marore 1 1<br />
Siau Barat Ondong 1 1 Pulau terluar<br />
Dampal Utara Ogutua 1 1 Pulau terluar<br />
Amfoang Utara Naikliu 1 1 Perbatasan<br />
Amfoang Timur Noelpoi 1 1 Perbatasan<br />
Miomafo Barat Eban 1 1 Perbatasan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 101
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN<br />
NAMA<br />
STATUS<br />
PUSKESMAS<br />
TT Non<br />
TT<br />
Jlh KETERANGAN<br />
Miomafo Barat Tasinifu 1 1 Perbatasan<br />
Miomafo Timur Nunpene 1 1 Perbatasan<br />
Miomafo Timur Bitefa 1 1 Perbatasan<br />
Miomafo Barat Oeolo 1 1 Perbatasan<br />
Insana Utara Wini 1 1 Perbatasan<br />
Belu<br />
Tasifeto Timur Wedomu 1 1 Perbatasan<br />
Lamaknen Weluli 1 1 Perbatasan<br />
Lamaknen Nualain 1 1 Perbatasan<br />
Tasifeto Barat Halilulik 1 1 Perbatasan<br />
Kobalima Nanvalus 1 1 Perbatasan<br />
Raihat Haekesak 1 1 Perbatasan<br />
Kakuluk Mesak Atapupu 1 1 Perbatasan<br />
Kakuluk Mesak Haliwen 1 1 Perbatasan<br />
Raimanuk Webora 1 1 Perbatasan<br />
Alor<br />
Alor Selatan Padang Alang 1 1 Pulau terluar<br />
Alor Timur Maritaing 1 1 Pulau terluar<br />
Alor Barat<br />
Daya Buraga 1 1 Pulau terluar<br />
Mataru Kalunan 1 1 Pulau terluar<br />
9 MALUKU MTB<br />
10 MALUT<br />
Kepulauan Aru<br />
Halmahera<br />
Utara<br />
11 PAPUA Jayapura(Kota)<br />
Sarmi<br />
Tanimbar<br />
Selatan Saumlaki 1 1 Pulau terluar<br />
Selaru Adaut 1 1 Pulau terluar<br />
Selaru Namtabung 1 1 Pulau terluar<br />
Babar Timur Marsela 1 1 Pulau terluar<br />
Mdona Hiera Lelang 1 1 Pulau terluar<br />
Tanimbar Utara Larat 1 1 Pulau terluar<br />
Lemola Serwaru 1 1 Pulau terluar<br />
Pp. Terselatan Wonreli 1 1 Pulau terluar<br />
Wetar Ilwaki 1 1 Pulau terluar<br />
Wetar Ustutun 1 1 Pulau terluar<br />
Aru Tengah Koijabi 1 1 Pulau terluar<br />
Aru Tengah Meisiang 1 1 Pulau terluar<br />
Daruba 1 1 Perbatasan<br />
Wayabula 1 1 Perbatasan<br />
Bere-bere 1 1 Perbatasan<br />
Koya 1 1 Perbatasan<br />
Sarmi 1 1 Pulau terluar<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 102
NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN<br />
Merauke<br />
NAMA<br />
PUSKESMAS<br />
STATUS<br />
TT Non<br />
TT<br />
Jlh<br />
KETERANGAN<br />
Ulilin 1 1 Perbatasan<br />
Bupul 1 1 Perbatasan<br />
Sota 1 1 Perbatasan<br />
Rimba Jaya 1 1 Perbatasan<br />
Kimaam 1 1 Pulau terluar<br />
Supiori (*)<br />
Peg. Bintang<br />
Supiori Barat Sabarmiokre 1 1 Pulau terluar<br />
Supiori Timur Sorendoweri 1 1 Pulau terluar<br />
Oksibil 1 1 Perbatasan<br />
Iwur 1 1 Perbatasan<br />
Batom 1 1 Perbatasan<br />
Boven Digoel<br />
Mindiptanah 1 1 Perbatasan<br />
Waropko 1 1 Perbatasan<br />
Keerom<br />
Arso Barat 1 1 Perbatasan<br />
Waris 1 1 Perbatasan<br />
Senggi 1 1 Perbatasan<br />
Ubrub 1 1 Perbatasan<br />
12 IRJABAR Raja Ampat Samate 1 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 103
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL<br />
DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR<br />
LAMPIRAN 7<br />
NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR<br />
TASAN BERPENDUDUK<br />
KAB KAB KAB PULAU<br />
1 NAD 23 16 0 0 0<br />
2<br />
Sumatera<br />
Utara 26 6 0 1 1<br />
3<br />
Sumatera<br />
Barat 19 9 0 0 0<br />
4 Riau 11 2 0 0 0<br />
5 Jambi 10 2 0 0 0<br />
6<br />
Sumatera<br />
Selatan 15 6 0 0 0<br />
7 Bengkulu 9 8 0 1 1<br />
8 Lampung 10 5 0 0 0<br />
9<br />
Bangka<br />
Belitung 7 3 0 0 0<br />
10<br />
Kepulauan<br />
Riau 6 1 1 3 3<br />
11 DKI 6 0 0 0 0<br />
12 Jawa Barat 26 2 0 0 0<br />
13 Jawa Tangah 35 3 0 1 1<br />
14 Yogyakarta 5 2 0 0 0<br />
15 Jawa Timur 38 8 0 0 0<br />
16 Banten 6 2 0 0 0<br />
17 Bali 9 1 0 0 0<br />
18<br />
Nusa Tanggara<br />
Barat 9 7 0 0 0<br />
19<br />
Nusa Tenggara<br />
Timur 19 15 3 1 1<br />
20<br />
Kalimantan<br />
Barat 13 9 5 0 0<br />
21<br />
Kalimantan<br />
Tengah 14 7 0 0 0<br />
22<br />
Kalimantan<br />
Selatan 13 2 0 0 0<br />
23<br />
Kalimantan<br />
Timur 13 3 3 2 2<br />
24 Sulawesi Utara 13 2 1 4 8<br />
25<br />
Sulawesi<br />
Tengah 10 9 0 1 1<br />
26<br />
Sulawesi<br />
Selatan 23 13 0 0 0<br />
27<br />
Sulawesi<br />
Tenggara 12 8 0 0 0<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 104
NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL PERBA PPK TERLUAR<br />
TASAN BERPENDUDUK<br />
KAB KAB KAB PULAU<br />
28 Gorontalo 6 4 0 0 0<br />
29 Sulawesi Barat 5 5 0 0 0<br />
30 Maluku 8 7 0 2 11<br />
31 Maluku Utara 8 6 1 0 0<br />
32 Papua 21 19 5 3 4<br />
33<br />
Irian Jaya<br />
Barat 9 7 0 1 1<br />
JUMLAH 457 199 19 20 34<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 105
LAMPIRAN 8<br />
STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK<br />
POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)<br />
Peralatan dan logistik Pos <strong>Kesehatan</strong> Desa meliputi peralatan medis,<br />
peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan.<br />
Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos <strong>Kesehatan</strong><br />
Desa adalah sebagai berikut :<br />
No<br />
Nama Alat<br />
1 Bidan kit<br />
2 Meja gynekologi<br />
3 Meteran<br />
4 Palu pengukur refleks<br />
5 Pelvimeter obstetrik pengukur panggul<br />
6 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar)<br />
7 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang)<br />
8 Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil)<br />
9 Stetoskop dupleks dewasa<br />
10 Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium<br />
11 Sudip lidah panjang<br />
12 Tensimeter<br />
13 Tensimeter manset anak<br />
14 Termometer klinis<br />
15 Termometer bayi<br />
16 ARI timer<br />
17 Pipet tetes 3 ml plastik<br />
18 Alat pengisap lendir bayi baru lahir<br />
19 Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant<br />
20 Nasogastric tube no. 14 F<br />
21 Alat pemasang IUD<br />
22 Alat pengait IUD<br />
23 Gunting bedah standar lurus<br />
24 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam<br />
25 Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul<br />
26 Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul<br />
27 Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril<br />
28 Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril<br />
29 Kateter logam no. 12 untuk wanita<br />
30 Klem tampon uterus 25 cm (bozeman)<br />
31 Klem tampon uterus 25 cm (schroder)<br />
32 Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle)<br />
33 Korentang penjepit sponge (Forester)<br />
34 Pinset anatomis 14,5 cm<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 106
No<br />
Nama Alat<br />
35 Pinset anatomis 18 cm<br />
36 Semprit glycerin 30 cc<br />
37 Surgical hand brush terbuat dari nylon<br />
38 Sonde uterus<br />
39 Sterilisator<br />
40 Celemek plastik (short) panjang 52 inchi<br />
41 Perlak tebal lunak (200x90 cm)<br />
42 Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5<br />
43 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5<br />
44 Baki logam tempat alat steril<br />
45 Mangkok untuk larutan<br />
46 Meja instrumen alat<br />
47 Hemoglobin set (Sahli)<br />
48 Silinder korentang steril 17 cm<br />
49 Standart waskom<br />
50 Torniquet karet<br />
51 Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm<br />
52 Waskom cekung 36 cm<br />
53 Waskom cuci 40 cm<br />
54 Tiang infus<br />
55 Pompa Payudara untuk ASI<br />
56 Doppler<br />
57 Timbangan injak dewasa 136 kg<br />
58 Timbangan dacin 25 kg<br />
59 Timbangan bayi<br />
60 Timbangan dewasa + tinggi badan<br />
61 Alat pengukur panjang badan bayi type caliper<br />
62 Infus set pediatric pak isi 10<br />
63 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10<br />
64 Spuit disposible 1 cc<br />
65 Spuit disposible 2,5 cc<br />
66 Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi bayi dengan<br />
penghangat<br />
67 Tempat tidur tindakan (persalinan)<br />
68 Tempat tidur pasien rawat inap<br />
69 Boks bayi<br />
70 Selimut bayi<br />
71 Lemari alat<br />
72 Lemari arsip<br />
73 Meja biro<br />
74 Kursi<br />
75 Bangku tunggu<br />
76 Tempat tidur periksa<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 107
Bidan Kit :<br />
No Nama Alat Jumlah<br />
1 Apron plastik tebal 1<br />
2 Alat pengisap lendir bayi baru lahir 2<br />
3 ARI timer untuk bayi standar Unicef 1<br />
4 Autoclik device 1<br />
5 Baby scale 7 kg + celana 1<br />
6 Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) 1<br />
7 Blood lancet 28 G 1<br />
8 Bowel metal 12 cm 2<br />
9 Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date 1<br />
minimum 3 tahun)<br />
10 Kateter disposible No. 12 10<br />
11 Duk kain katun 60x60 cm steril 2<br />
12 Funduscope kayu/ foetal stetoscope 1<br />
13 Gunting episiotomi 14 cm 1<br />
14 Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul 1<br />
15 Gunting tali pusat 16 cm 1<br />
16 HB Talquis book 1<br />
17 Hechting Nald, GR 12 1<br />
18 Hechting Nald, GT 12 1<br />
19 Infusion set dewasa 5<br />
20 Infusion set paediatric 5<br />
21 IV catheter no 18 G 5<br />
22 IV catheter no. 26 untuk bayi 5<br />
23 Jarum disposible 23 G, box/ 100 1<br />
24 Kocker lurus 16 cm, stainless 2<br />
25 Meteran/ metline 1,5 m 1<br />
26 Mucous suction (pengisap lendir) 5<br />
27 Nasogastric tube no. 14 F 2<br />
28 Needle holder Mayo 14 cm 2<br />
29 Nelathon catheter no. 12 steril 5<br />
30 Nier-bekken 20 cm stainless 2<br />
31 Pinset anatomi 14 cm stainless 1<br />
32 Pinset bedah 14 cm stainless 1<br />
33 Pinset bedah 18 cm stainless 1<br />
34 Resusitator bayi standart 1<br />
35 Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 30 ps<br />
36 Selimut bayi 2<br />
37 Senter besar 1<br />
38 Setengah kocker ss 14 cm 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 108
No Nama Alat Jumlah<br />
39 Sheet plastik tebal 2<br />
40 Sikat tangan dari nylon halus 1<br />
41 Tensimeter 1<br />
42 Spiritus lamp sumbu 2 1<br />
43 Spuit disposible 1 cc 1 box<br />
44 Spuit disposible 3 cc 1 box<br />
45 Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps 1<br />
ear loop<br />
46 Stetoskop bayi 1<br />
47 Termometer bayi axilla 1<br />
48 Termometer digital 8 detik 1<br />
49 Timbangan bayi 20 kg 1<br />
50 Timbangan dewasa 130 kg 1<br />
51 Ukuran lengan ibu hamil 1<br />
52 Umbilical cord klem bahan nylon 10<br />
53 Tas bidan kit 1<br />
54 Tas partus kit<br />
55 Selimut bayi<br />
56 Wing Needle No. 23 & 25 G<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 109
Lampiran 9<br />
Ruang Konsultasi Gizi<br />
1. Sarana :<br />
a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m 2 )<br />
b. Lemari, kursi , meja<br />
c. Lemari buku<br />
2. Peralatan<br />
a. Komputer dan printer<br />
b. Software Nutriclin<br />
c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi<br />
d. Microtice<br />
e. Length Board<br />
f. Pita LILA<br />
g. Food Model<br />
h. Leaflet<br />
i. Form Anamnesa<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 110
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN<br />
DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT &<br />
PENYEHATAN LINGKUNGAN<br />
LAMPIRAN 10<br />
Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung<br />
No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Oksigen<br />
Konsentrator<br />
Sound Timer<br />
Nebulizer<br />
Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi<br />
Saluran Pernafasan Akut Untuk<br />
Penanggulangan Pneumonia Pada Balita,<br />
Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan<br />
XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek Logistik<br />
Program P2 ISPA, hal: 53 - 56)<br />
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang<br />
No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
1 Mikroskop Tata laksana Demam berdarah Di <strong>Indonesia</strong>,<br />
Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun<br />
2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal<br />
: 17 - 22)<br />
2 Mesin Fog<br />
3 Hematrokrit<br />
Centrifuge<br />
Pencegahan & Pemberantasan Demam<br />
Berdarah Dengue Di <strong>Indonesia</strong>, Ditjen P & PL,<br />
Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III :<br />
Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3<br />
: Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD,<br />
hal : 13 - 14)<br />
Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi <strong>Kesehatan</strong> Masyarakat<br />
No NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
1 Lemari Es RCW 50<br />
EK<br />
Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas,<br />
Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit<br />
2 Lemari Es Tenaga<br />
Surya<br />
Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai<br />
Vaksin, hal 21 - 35)<br />
3 Vaccine Carrier<br />
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular<br />
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 111
1 Jantung sehat Kit<br />
-Tensi meter air<br />
raksa<br />
-Stetoskcop<br />
adult<br />
- Pengukur berat<br />
badan dan tinggi<br />
badan<br />
- Pengukuran<br />
Lingkar pinggang<br />
1. Pedoman Surveilans Epidemiologi<br />
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,<br />
Jakarta : <strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal:<br />
37-39<br />
2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana<br />
Penyakit Hipertensi, Jakarta: <strong>Departemen</strong><br />
<strong>Kesehatan</strong> RI, 2006, hal : 18-20<br />
2 ECG Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny<br />
Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta :<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal : 13<br />
3 Pemeriksaan<br />
kholesterol, HDL<br />
menggunakan<br />
metode<br />
refraktofotometri<br />
4 Test inspeksi visual<br />
terdiri :<br />
a. lampu sorot<br />
b. speculum<br />
c. meja ginekologi<br />
portable<br />
d. kursi putar<br />
untuk operator<br />
e. tangga untuk<br />
meja ginekology<br />
5 Cyosurgery kit :<br />
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung&<br />
Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal<br />
: 12<br />
2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit<br />
Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta :<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal : 9, 10<br />
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses<br />
cetak)<br />
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses<br />
cetak)<br />
a. Kriogun<br />
b. N2O<br />
c. Kolposcopy<br />
d. Spekulum beak<br />
(hitam)<br />
e. meja ginekologi<br />
elektrik<br />
d. kursi putar<br />
untuk operator<br />
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
e. tangga untuk<br />
meja ginekology<br />
6 Body fat analyser Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus &<br />
Penyakit Metabolik, Jakarta : <strong>Departemen</strong><br />
<strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal : 11<br />
7 Glukosa test Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus &<br />
Penyakit Metabolik, Jakarta : <strong>Departemen</strong><br />
<strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal : 12<br />
8 Trauma kit Petunjuk Teknis Penemuan &Tatalaksana<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 112
Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta :<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal : 17<br />
9 Peak Flow Rate<br />
Meter<br />
Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes<br />
RI, 2007, hal : 18<br />
10 Nebulizer<br />
11 Spirometer 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta :<br />
Depkes RI, 2007, hal : 10<br />
2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK,<br />
Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26<br />
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular<br />
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
1 Jantung sehat Kit<br />
- Tensi meter air raksa<br />
- Stetoskop dewasa<br />
- Pengukur berat badan<br />
dan tinggi badan<br />
- Pengukuran lingkar<br />
pinggang<br />
1. Pedoman Surveilans Epidemiologi<br />
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2007, hal: 37-39<br />
2. Pedoman teknis Penemuan dan<br />
Tatalaksana Penyakit Hipertensi,<br />
<strong>Departemen</strong> <strong>Kesehatan</strong> RI, 2006, hal : 18-20<br />
2 ECG Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny<br />
Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI<br />
2007, hal 13<br />
3 Pemeriksaan kholesterol,<br />
HDL menggunakan metode<br />
refraktofotometri<br />
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung<br />
dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal<br />
12<br />
2. Pedoman Surveilans Epidemiologi<br />
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,<br />
Depkes RI 2007 hal 9<br />
4 Test inspeksi visual terdiri : Pedoman TOT Penyakit Kanker<br />
a. lampu sorot<br />
b. speculum<br />
c. meja ginekologi portable<br />
d. kursi putar untuk<br />
operator<br />
e. tangga untuk meja<br />
ginekology<br />
5 Cyosurgery kit : Pedoman TOT Penyakit Kanker<br />
a. Kriogun<br />
b. N2O<br />
c. Kolposcopy<br />
d. Spekulum beak (hitam)<br />
e. meja ginekologi elektrik<br />
d. kursi putar untuk<br />
operator<br />
e. tangga untuk meja<br />
ginekology<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 113
NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA<br />
6 Body fat analyser<br />
7 Glukosa test<br />
8 Trauma kit<br />
9 Peak Flow Rate Meter<br />
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus<br />
dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal<br />
11<br />
Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana<br />
Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI<br />
2007 hal 17<br />
10 Nebulizer<br />
11 Spirometer Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK,<br />
Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26<br />
Direktorat Penyehatan Lingkungan<br />
Pedoman Standar Peralatan <strong>Kesehatan</strong> Lingkungan di Daerah, Depkes RI,<br />
Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun<br />
2005, Lampiran 1 – 13<br />
1 Sanitarian Field Kit terdiri dari :<br />
Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa<br />
loupe pembesar)<br />
Fly Grill<br />
Thermometer<br />
Hygrometer<br />
Lux meter<br />
Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari :<br />
Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter,<br />
petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet,<br />
masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless<br />
steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan<br />
2 Soil Test Kit terdiri dari :<br />
Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur<br />
1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk,<br />
corong, timbangan, rak tabung, pipet<br />
3 Food Contamination Test Kit terdiri dari :<br />
Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG<br />
(single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer,<br />
chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith,<br />
selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel,<br />
innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer,<br />
food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M<br />
pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH<br />
meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm,<br />
vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 114
4 Cholinesterase Test Kit<br />
a Tintometer Kit terdiri dari:<br />
pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril<br />
(vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube.<br />
b Cholinesterase Kit terdiri dari :<br />
autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat<br />
aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas<br />
ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuninghijau),<br />
lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung<br />
reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol<br />
aquadest, petridish<br />
5 Water Test Kit<br />
a Pengukuran Kimia, terdiri dari :<br />
Amonium test<br />
Total Hardness test<br />
Mangenese test<br />
Alumunium test<br />
Iron test<br />
Sulfate Test<br />
Chloride test<br />
Nitrate test<br />
Nitrite test<br />
Chlorine test<br />
pH test<br />
b Pengukuran Fisika, terdiri dari :<br />
Turbidity test<br />
Temperature test<br />
6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri<br />
dari :<br />
Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus,<br />
termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 115
LAMPIRAN 11<br />
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT<br />
RUMAH SAKIT<br />
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas<br />
IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani.<br />
KELAS BINTANG<br />
NO<br />
/RUANG<br />
4<br />
A. RUANG TRIASE<br />
• Kit<br />
Pemeriksaan<br />
Sederhana<br />
• Brankar<br />
Penerimaan<br />
Pasien<br />
• Pembuatan<br />
rekam medik<br />
khusus<br />
• Label (pada<br />
saat korban<br />
massal)<br />
B. RUANG TINDAKAN<br />
1 Ruang Resusitasi<br />
BINTANG<br />
3<br />
BINTANG<br />
2<br />
BINTANG<br />
1<br />
+ + + +<br />
+ (1 : 3) + (1:3) + (1 : 5) + (1 : 5)<br />
+ + + +<br />
KETERANGAN<br />
Minimal 2<br />
Rasio<br />
(Cross Sectional)<br />
(perlu dibuatkan<br />
form)<br />
PERALATAN MEDIS<br />
• Nasopharingeal + + + + Minimal 1 setiap no<br />
tube<br />
• Oropharingeal + + + + Minimal 1 setiap no<br />
tube<br />
• Laringoscope + + + + Minimal 1 setiap no<br />
set Anak<br />
• Laringoscope + + + + Minimal 1 setiap no<br />
set Dewasa<br />
• Nasotrakheal + + + + Minimal 1 setiap no<br />
tube<br />
• Orotracheal + + + + Minimal 1 setiap no<br />
• Suction + + + + Sesuai jumlah TT<br />
• Tracheostomi + + + + Minimal 1 setiap no<br />
set<br />
• Bag Valve Mask + + + + Minimal 1 setiap no<br />
(Dewasa/Anak)<br />
• Kanul Oksigen + + + + Sesuai jumlah TT<br />
• Oksigen mask + + + + Minimal 1<br />
(D/A)<br />
• Chest Tube + + + + Minimal 1<br />
• Crico / + + + + Minimal 1<br />
Trakheostomi<br />
• Ventilator<br />
+ +<br />
Transport<br />
+/- - Minimal 1<br />
• Vital Sign + +<br />
Sesuai jumlah TT<br />
+/- -<br />
Monitor<br />
• Infusion pump + + +/- -<br />
• Syringe pump + + +/- -<br />
2 s/d 3 tiap TT<br />
• ECG + + + + Minimal 1<br />
• Vena Section + + + + Minimal 1<br />
• Defibririlator + + + + Minimal 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 116
NO<br />
KELAS BINTANG BINTANG BINTANG BINTANG<br />
/RUANG<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
KETERANGAN<br />
• Gluko stick + + + + Minimal 1<br />
• Stetoskop + + + + Minimal 1<br />
• Termometer + + + + Minimal 1<br />
• Nebulizer + + + + Minimal 1<br />
• Oksigen Medis / + + + +<br />
Consentrator<br />
Rasio 1:1 TT di UGD<br />
• Warmer + + +/- - Minimal 1<br />
Imobilization Set + + + +<br />
• Neck Collar + + + + Minimal 1<br />
• Splint + + + + Minimal 1 set<br />
• Long Spine + + + +<br />
Board<br />
• Scoop Strecher + + + +<br />
• Kndrik<br />
+ + + +<br />
Extrication<br />
Deviice (KED)<br />
• Urine Bag + + + + Minimal 1 set / TT<br />
• NGT + + + +<br />
• Wound Toilet + + + +<br />
Set<br />
• USG + +/- - - Minimal 1<br />
• Film Viewer + + + +<br />
OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Koloid<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Kristaloid<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Dextrose<br />
• Adrenalin + + + +<br />
• Sulphas<br />
+ + + +<br />
Atropin<br />
• Kortikosteroid + + + +<br />
• Lidokain + + + +<br />
• Dextrose 50% + + + +<br />
Selalu<br />
• Aminophilin + + + + tersedia dalam<br />
• Pethidin + + + + jumlah yang cukup<br />
• Morfin + + + + di IGD tanpa harus<br />
• Anti convulsion + + + +<br />
di resepkan<br />
• Dopamin + + + +<br />
• Dobutamin + + + +<br />
• ATS + + + +<br />
• Trombolitik + + + +<br />
• Amiodaron<br />
+ + + +<br />
(inotropik)<br />
• APD : Masker + + + +<br />
• Mannitol + + + +<br />
• Furosemide<br />
• APD : Sarung<br />
Tangan<br />
+ + + +<br />
2 Ruang Tindakan Bedah<br />
• Meja Operasi /<br />
tempat tidur<br />
tindakan<br />
• Dressing set<br />
Minimal<br />
3<br />
Minimal<br />
10<br />
PERALATAN MEDIS<br />
Minimal 3 Minimal Minimal 1<br />
1<br />
Minimal<br />
10<br />
Minimal<br />
10<br />
Minimal<br />
10<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 117
NO<br />
KELAS<br />
/RUANG<br />
• Infusion Set<br />
• Vena Section<br />
set<br />
• Torakosintetis<br />
set<br />
BINTANG<br />
4<br />
Minimal<br />
10<br />
BINTANG<br />
3<br />
Minimal<br />
10<br />
BINTANG<br />
2<br />
Minimal<br />
10<br />
Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
BINTANG<br />
1<br />
Minimal<br />
10<br />
• Metal kauter Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 -<br />
• Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 -<br />
• Tiang infus Minimal 6 Minimal 6 Minimal 2 Minimal 2<br />
• Lampu operasi Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Thermometer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Stetoskop Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Sterilisator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Bidai Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Splint Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI<br />
• Analgetik + + +<br />
• Antiseptik + + +<br />
• Cairan<br />
+ + +<br />
kristaloid<br />
• Lidokain + + +<br />
• Wound<br />
+ + +<br />
dressing<br />
• BMHP<br />
• Alat-alat anti + + +<br />
septic<br />
• Benang jarum + + +<br />
-<br />
-<br />
KETERANGAN<br />
Selalu<br />
tersedia dalam<br />
jumlah yang cukup<br />
di ruang tindakan<br />
bedah tanpa harus<br />
diresepkan<br />
3 Ruang Tindakan Medical<br />
• Kumbah<br />
Lambung Set<br />
PERALATAN MEDIS<br />
Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• EKG Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Kursi Pe Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Irigatoreriksaan Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Nebulizer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Oksigen Medis Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• NGT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Syrine Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 -<br />
• Infusion Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 -<br />
• Jarum Spinal Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Lampu Kepala Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Bronchoscopy Minimal 1 Minimal 1 - - Bisa bergabung, bisa<br />
terpisah<br />
• Opthalmoscop Minimal 1 Minimal 1 - -<br />
• Otoscope set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Slit Lamp Minimal 1 +/- - -<br />
• Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 118
NO<br />
KELAS BINTANG BINTANG BINTANG BINTANG<br />
/RUANG<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
• Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
OBAT – OBATAN<br />
• SA + + + +<br />
• Aminophilin + + + +<br />
• Dopamin + + + +<br />
• Kristaloid<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Koloid<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Kristaloid<br />
• Cairan Infus + + + +<br />
Dextrose<br />
• Adrenalin + + + +<br />
• Sulpat Atropin + + + +<br />
• Kortikosteroid + + + +<br />
• Lidokain + + + +<br />
• Dextrose 50% + + + +<br />
• Aminophilin + + + +<br />
• Pethidin + + + +<br />
• Morfin + + + +<br />
• Anti convulsion + + + +<br />
• Dopamin + + + +<br />
• Anti convulsion + + + +<br />
• Dopamin + + + +<br />
• Dobutamin + + + +<br />
• ATS + + + +<br />
• Trombolitik + + + +<br />
• Amiodaron<br />
+ + + +<br />
(inotropik)<br />
• APD : Masker + + + +<br />
• Mannitol + + + +<br />
• Furosemide<br />
• APD : Sarung<br />
+ + + +<br />
Tangan<br />
KETERANGAN<br />
Tersedia dalm jumlah<br />
cukup<br />
Selalu<br />
Tersedia dalam<br />
jumlah yang cukup di<br />
UGD tanpa harus di<br />
resepkan<br />
4 Ruang Tindakan Bayi & Anak<br />
PERALATAN MEDIS<br />
• Inkubator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Tiang infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Tempat tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Film viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Oksigen Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI<br />
• Stesolid + + + +<br />
• Mikro drips set + + + +<br />
• Intra Osseus set + + + +<br />
5 Ruang Tindakan Kebidanan<br />
PERALATAN MEDIS<br />
• Kuret set<br />
Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
Minimal 1 /<br />
bergabung<br />
/<br />
bergabung<br />
/<br />
bergabung<br />
• Partus set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Suction bayi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1<br />
• Meja ginekologi<br />
Minimal 1<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Tersedia dlm jumlah<br />
yang cukup<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 119
NO<br />
KELAS<br />
/RUANG<br />
BINTANG<br />
4<br />
BINTANG<br />
3<br />
• Meja Partus Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Vacuum set Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Forcep set Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• CTG Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Resusitasi set Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Doppler Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Suction Bayi<br />
baru lahir<br />
Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Laennec Minimal 1 Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Tiang infus<br />
Minimal 1<br />
Minimal 1 /<br />
bergabung<br />
• Tempat tidur<br />
Minimal 1<br />
Minimal 1 /<br />
bergabung<br />
• Film viewer<br />
Minimal 1<br />
Minimal 1 /<br />
bergabung<br />
BINTANG<br />
2<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
OBAT-OBATAN<br />
BINTANG<br />
1<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
Minimal 1<br />
/<br />
bergabung<br />
• Uterotonika + + + +<br />
• Prostaglandin + + + +<br />
KETERANGAN<br />
Tersedia dlm jumlah<br />
yang cukup<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 120
PERALATAN PONEK<br />
LAMPIRAN 12<br />
1) Peralatan Neonatal<br />
No Jenis Peralatan Jmlh<br />
1 Inkubator 2<br />
2 Infant Warmer 2<br />
3 Pulse Oxymeter Neonatus 1<br />
4 Therapy Sinar 1<br />
5 Syringe Pump 2<br />
6 Alat-Alat Resusitasi Neonatus<br />
Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00<br />
1<br />
7 Balon sungkup bayi (bag mask) 1<br />
8 CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) 1<br />
2) Peralatan Maternal<br />
No Jenis Peralatan Jmlh<br />
1 Kotak Resusitasi berisi : 1<br />
- Bilah Laringoskop 1<br />
- Balon 1<br />
- Bola lampu laringskop ukuran dewasa 1<br />
- Baterai cadangan untuk bilah laringoskop 1<br />
- Bola lampu laringoskop cadangan 1<br />
- Selang reservoar oksigen 1<br />
- Masker oksigen 1<br />
- Pipa endotrakeal 1<br />
- Plester 1<br />
- Gunting 1<br />
- Kateter penghisap 1<br />
- Naso gastric tube 1<br />
- Alat suntik 1, 2 1 / 2 , 3, 5, 10, 20, 50 cc 1<br />
- Ampul Epinefrin / Adrenalin 1<br />
- NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL 1<br />
- MgSO4 1<br />
- Sodium bikarbonat 8,4% 1<br />
- Kateter Vena 1<br />
- Infus Set 1<br />
2 Ekstraktor vakum 1<br />
3 Inkubator 1<br />
4 Penghangat (Radiant Warmer) 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 121
No Jenis Peralatan Jmlh<br />
5 Forceps naegele 1<br />
6 AVM (Aspirasi Vakum Manual) 1<br />
7 Pompa vakum listrik 1<br />
8 Monitor denyut jantung / pernapasan 1<br />
9 Foetal Doppler 1<br />
10 Set Sectio Saesaria 1<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 122
LAMPIRAN 13<br />
BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI<br />
No Unit Telp Ext Fax<br />
1 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina 5201590 3302 5227705<br />
Pelayanan Medik<br />
2 Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan<br />
Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik<br />
3 Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina<br />
Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik<br />
4 Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan<br />
Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik<br />
5201590 5316 5222430<br />
5201590 5319 5222430<br />
5201590 5301 5274915<br />
5 Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina<br />
Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan<br />
Medik<br />
6 Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan<br />
Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik<br />
7 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Masyarakat<br />
8 Subdit Bina <strong>Kesehatan</strong> Ibu Hamil, Dit. Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ibu, Ditjen Bina Kesmas<br />
9 Subdit Bina <strong>Kesehatan</strong> Maternal, Pencegahan<br />
Komplikasi, Dit. Bina <strong>Kesehatan</strong> Ibu, Ditjen Bina<br />
Kesmas<br />
10 Subdit Bina <strong>Kesehatan</strong> Reproduksi, Dit. Bina<br />
<strong>Kesehatan</strong> Ibu, Ditjen Bina Kesmas<br />
11 Subdit Bina <strong>Kesehatan</strong> Bayi, Dit. Bina <strong>Kesehatan</strong><br />
Anak, Ditjen Bina Kesmas<br />
12 Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan<br />
& Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas<br />
13 Subdit Bina Instansi <strong>Kesehatan</strong> Dasar & UKBM, Dit.<br />
Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas<br />
14<br />
Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM<br />
15 Bagian Tata Usaha Pusat Promosi <strong>Kesehatan</strong>,<br />
Setjen<br />
16<br />
Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen<br />
17 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina<br />
Farmasi & Alat <strong>Kesehatan</strong><br />
18 Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL,<br />
Ditjen PPPL<br />
19 Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana<br />
Prasarana & Peralatan <strong>Kesehatan</strong>, Setjen<br />
20 Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan<br />
dan Anggaran, Setjen<br />
21 Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan<br />
Anggaran, Setjen<br />
5201590 5303 52960450<br />
5201590 5306 5279487<br />
5201590 8203 5279216<br />
5201590 8209 5221227<br />
5201590 1200 5221227<br />
5201590 8211 5265002<br />
5201590 7914 5214891<br />
5201590 7203 5203116<br />
5201590 7205 5203116<br />
7224819 314 7224764<br />
5201590 6908 5203873<br />
5201590 1166 5203874<br />
5201590 8176 5214869<br />
4247537 104 42670283<br />
5201590 6304 5265041<br />
5201590 8004 5214903<br />
5201590 1171 5265402<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 123
LAMPIRAN 14<br />
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009<br />
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
(Rp. 000.000)<br />
NAD<br />
1 Kab. Aceh Barat<br />
7.391 2.210<br />
RSU Cut Nyak<br />
Dien<br />
4.105<br />
RSU Dr. Zainal Abidin<br />
RSJ Banda Aceh<br />
2 Kab. Aceh Besar<br />
7.844<br />
3 Kab. Aceh Selatan<br />
7.012<br />
4 Kab. Aceh Singkil<br />
8.313<br />
5 Kab. Aceh Tengah<br />
6.429<br />
6 Kab. Aceh Tenggara<br />
6.407 1.267 RSU Kutacane<br />
7 Kab. Aceh Timur<br />
7.407 1.737 RSU ID Rayek<br />
8 Kab. Aceh Utara<br />
7.160 1.525 RSU Cut Meutia<br />
9 Kab. Bireuen<br />
7.271<br />
10 Kab. Pidie<br />
8.664 1.640 RSU Biereuneun<br />
11 Kab. Simeulue<br />
6.740<br />
12 Kota Banda Aceh<br />
6.372 1.211 RSU Meuraxa<br />
13 Kota Sabang<br />
7.571 2.053 RSU Sabang<br />
14 Kota Langsa<br />
6.350<br />
15 Kota Lhokseumawe<br />
6.384<br />
16 Kab. Nagan Raya<br />
7.030 1.435 RSU Nagan Raya<br />
17 Kab. Aceh Jaya<br />
5.699<br />
18 Kab. Aceh Barat Daya<br />
6.225<br />
19 Kab. Gayo Lues<br />
6.603<br />
20 Kab. Aceh Tamiang<br />
6.631 1.200 RSU Tamiang<br />
21 Kab. Bener Meriah<br />
5.886<br />
22 Kab. Pidie Jaya<br />
9.177<br />
23 Kota Subulussalam<br />
8.212<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 124
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Sumatera Utara<br />
RSU Dr. Pirngadi Medan<br />
3.664<br />
RSU Haji Medan<br />
RSU Pematang Siantar<br />
1 Kab. Asahan<br />
2 Kab. Dairi<br />
3 Kab. Deli Serdang<br />
4 Kab. Tanah Karo<br />
5 Kab. Labuhan Batu<br />
6 Kab. Langkat<br />
7 Kab. Mandailing Natal<br />
8 Kab. Nias<br />
9 Kab. Simalungun<br />
10 Kab. Tapanuli Selatan<br />
7.497 1.548 RSU Kisaran<br />
6.456 1.775 RSU Sidikalang<br />
9.059<br />
6.388 1.245 RSU Kaban Jahe<br />
RSU Rantau<br />
9.038 1.953 Parapat<br />
8.246 1.451 RSU Tanjung Pura<br />
6.779<br />
10.681 2.712 RSU Gunung Sitoli<br />
7.490 RSU Parapat<br />
2.334<br />
RSU Simalungun<br />
RSU Padang Sidempuan<br />
11 Kab. Tapanuli Tengah<br />
12 Kab. Tapanuli Utara<br />
13 Kab. Toba Samosir<br />
14 Kota Binjai<br />
15 Kota Medan<br />
16 Kota Pematang Siantar<br />
17 Kota Sibolga<br />
18 Kota Tanjung Balai<br />
19 Kota Tebing Tinggi<br />
20 Kota Padang Sidimpuan<br />
21 Kab. Pakpak Bharat<br />
22 Kab. Nias Selatan<br />
23 Kab. Humbang Hasundutan<br />
24 Kab. Serdang Bedagai<br />
25 Kab. Samosir<br />
26 Kab. Batu Bara<br />
27 Kab. Padang Lawas<br />
28 Kab. Padang Lawas Utara<br />
6.723<br />
7.102<br />
6.338<br />
5.425<br />
9.691<br />
5.906<br />
6.012 1.468 RSU FL. Tobing<br />
5.949 5.891 RSU Tanjung Balai<br />
5.691 1.389 RSU Tebing Tinggi<br />
5.854<br />
5.760<br />
8.026<br />
5.890<br />
8.297<br />
7.032<br />
8.488<br />
1.797 RSU Sibubuhan<br />
7.775 1.799 RSU Gunung Tua<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 125
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
Provinsi Sumatera Barat<br />
1 Kab. Lima Puluh Kota 7.516<br />
2 Kab. Agam<br />
3 Kab. Kepulauan Mentawai<br />
4 Kab. Padang Pariaman<br />
5 Kab. Pasaman<br />
6 Kab. Pesisir Selatan<br />
7 Kab. Sawahlunto Sijunjung<br />
8 Kab. Solok<br />
9 Kab. Tanah Datar<br />
10 Kota Bukit Tinggi<br />
11 Kota Padang Panjang<br />
12 Kota Padang<br />
13 Kota Payakumbuh<br />
14 Kota Sawahlunto<br />
15 Kota Solok<br />
16 Kota Pariaman<br />
17 Kab. Pasaman Barat<br />
18 Kab. Dharmasraya<br />
19 Kab. Solok Selatan<br />
Provinsi Riau<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
9.404<br />
7.504<br />
6.914<br />
5.337<br />
7.756 2.366 RSU Painan<br />
6.136<br />
6.493<br />
7.215 1.877<br />
6.355<br />
6.458 1.612<br />
RSU Prof.<br />
Hanafiah<br />
RSU Padang<br />
Panjang<br />
7.439 1.913 RSU Sei Sapih<br />
6.036 1.393 RSU Payakumbuh<br />
6.677 1.885 RSU Sawahlunto<br />
6.242<br />
6.306 1.921 RSU Pariaman<br />
RSU Pasaman<br />
7.218 1.292 Barat<br />
5.707<br />
6.449 1.837 RSU Muara Labuh<br />
7.382<br />
RSU Dr. A. Mochtar Bukit<br />
Tinggi<br />
RSJ Prof. HB Saanin<br />
Padang<br />
RSU Solok<br />
RSU Pariaman<br />
1 Kab. Bengkalis<br />
2 Kab. Indragiri Hilir<br />
3 Kab. Indragiri Hulu<br />
4 Kab. Kampar<br />
5 Kab. Kuantan Singingi<br />
6 Kab. Pelalawan<br />
7 Kab. Rokan Hilir<br />
8 Kab. Rokan Hulu<br />
9 Kab. Siak<br />
10 Kota Dumai<br />
11 Kota Pekanbaru<br />
7.834 2.311 RSU Bengkalis<br />
5.737<br />
4.000 RSU Purihusada<br />
RSU Indrasari<br />
2.226 Rengat<br />
6.271 RSU Bangkinang<br />
7.454 1.402 RSU pelalawan<br />
RSU Bagan Siapiapi<br />
2.276<br />
5.875<br />
6.949 2.019 RSU Dumai<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 126
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
Provinsi Kepulauan Riau<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
1 Kab. Bintan<br />
2 Kab. Natuna<br />
3 Kab. Karimun<br />
4 Kota Batam<br />
5 Kota Tanjung Pinang<br />
6 Kab. Lingga<br />
Provinsi Jambi<br />
1 Kab. Batanghari<br />
2 Kab. Bungo<br />
3 Kab. Kerinci<br />
4 Kab. Merangin<br />
5 Kab. Muaro Jambi<br />
6 Kab. Sarolangun<br />
7 Kab. Tanjung Jabung Barat<br />
8 Kab. Tanjung Jabung Timur<br />
9 Kab. Tebo<br />
10 Kota Jambi<br />
Provinsi Sumatera Selatan<br />
1 Kab. Lahat<br />
2 Kab. Musi Banyuasin<br />
3 Kab. Musi Rawas<br />
4 Kab. Muara Enim<br />
5 Kab. Ogan Komering Ilir<br />
6 Kab. Ogan Komering Ulu<br />
7 Kota Palembang<br />
8 Kota Pagar Alam<br />
9 Kota Lubuk Linggau<br />
10 Kota Prabumulih<br />
11 Kab. Banyuasin<br />
12 Kab. Ogan Ilir<br />
13 Kab. OKU Timur<br />
14 Kab. OKU Selatan<br />
15 Kab. Empat Lawang<br />
6.435<br />
7.222<br />
7.345 2.004 RSUD Kota Batam<br />
RSU Tanjung<br />
6.512 3.650 Pinang<br />
RSU Lapangan<br />
5.723 1.583 Lingga<br />
6.410<br />
5.875 5.818 RSU Muara Bungo<br />
7.005 2.191 RSU Sungai Penuh<br />
8.224 1.643 RSU Bangko<br />
7.573 1.260 RSU Muaro Jambi<br />
6.534<br />
7.008<br />
6.642<br />
6.316<br />
1.875<br />
RSU Kuala<br />
Tungkal<br />
6.273 1.281 RSU Lahat<br />
7.588<br />
2.148 RSU Sekayu<br />
7.225 2.600 RSU HM Rabain<br />
14.118 1.447 RSU Kayu Agung<br />
5.401<br />
5.770 2.131<br />
RSU Lubuk<br />
Linggau<br />
5.577 1.105 RSU Prabumulih<br />
9.002<br />
5.009<br />
6.488<br />
5.845<br />
5.749<br />
1.886 RSJ Jambi<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 127
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Bangka Belitung<br />
1 Kab. Bangka<br />
2 Kab. Belitung<br />
3 Kota Pangkal Pinang<br />
4 Kab. Bangka Selatan<br />
5 Kab. Bangka Tengah<br />
6 Kab. Bangka Barat<br />
7 Kab. Belitung Timur<br />
Provinsi Bengkulu<br />
1 Kab. Bengkulu Selatan<br />
2 Kab. Bengkulu Utara<br />
3 Kab. Rejang Lebong<br />
4 Kota Bengkulu<br />
5 Kab. Kaur<br />
6 Kab. Seluma<br />
7 Kab. Mukomuko<br />
8 Kab. Lebong<br />
9 Kab. Kepahiang<br />
Provinsi Lampung<br />
1 Kab. Lampung Barat<br />
2 Kab. Lampung Selatan<br />
3 Kab. Lampung Tengah<br />
4 Kab. Lampung Utara<br />
5 Kab. Lampung Timur<br />
6 Kab. Tanggamus<br />
7 Kab. Tulang Bawang<br />
8 Kab. Way Kanan<br />
9 Kota Bandar Lampung<br />
10 Kota Metro<br />
11 Kab. Pesawaran<br />
6.969 2.314 RSU Sungai Liat<br />
6.487<br />
6.491 2.398<br />
6.600<br />
6.239<br />
6.696<br />
6.004<br />
RSU Pangkal<br />
Pinang<br />
6.361 1.326 RSU Manna<br />
12.629 6.157 RSU Arga Makmur<br />
7.304 1.534 RSU Curup<br />
7.382<br />
7.695<br />
7.538<br />
7.471<br />
6.405<br />
6.434<br />
7.372 1.244 RSU Liwa<br />
6.863<br />
7.636<br />
7.083<br />
9.342<br />
6.846 1.567 RSU Pringsewu<br />
9.239 1.722 RSU Manggala<br />
5.708<br />
10.581<br />
5.525<br />
6.422<br />
2.692 RSJ Sungai Liat<br />
2.857 RSU Dr. M. Yunus<br />
1.989 RSU H. Abdul Moeloek<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 128
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Jawa Barat<br />
1 Kab. Bandung<br />
2 Kab. Bekasi<br />
3 Kab. Bogor<br />
4 Kab. Ciamis<br />
5 Kab. Cianjur<br />
6 Kab. Cirebon<br />
7 Kab. Garut<br />
8 Kab. Indramayu<br />
9 Kab. Karawang<br />
10 Kab. Kuningan<br />
11 Kab. Majalengka<br />
12 Kab. Purwakarta<br />
13 Kab. Subang<br />
14 Kab. Sukabumi<br />
15 Kab. Sumedang<br />
16 Kab. Tasikmalaya<br />
17 Kota Bandung<br />
18 Kota Bekasi<br />
10.488 3.617 RSU Soreang<br />
RSU Majalaya<br />
7.505 1.769 RSU Kab Bekasi<br />
9.752 2.674 RSU Ciawi<br />
9.695 1.251 RSU Ciamis<br />
8.132 1.389 RSU Cianjur<br />
RSU Cimacan<br />
11.955 4.200 RSU Arjawinangun<br />
RSU Waled<br />
9.715 1.230 RSU Dr. Slamet<br />
9.235 3.184 RSU Indramayu<br />
RSU Patrol<br />
7.720 1.847 RSU Karawang<br />
7.329 2.218 RSU Cideres<br />
5.848 1.158 RSU Bayu Asih<br />
8.106 1.643 RSU Subang<br />
9.502 RSU Sekarwangi<br />
RSU Jampang<br />
3.279 Kulon<br />
RSU Palabuhan<br />
Ratu<br />
7.740<br />
1.616 RSU Sumedang<br />
6.987 1.950 RSU Ujung Berung<br />
19 Kota Bogor<br />
20 Kota Cirebon<br />
21 Kota Depok<br />
22 Kota Sukabumi<br />
23 Kota Cimahi<br />
24 Kota Tasikmalaya<br />
25 Kota Banjar<br />
26 Kab. Bandung Barat<br />
6.859 1.297 RSU Gunung Jati<br />
5.446 1.532 RSU R. Syamsudin<br />
5.511 1.421 RSU Cimahi<br />
5.510<br />
4.934 1.451 RSU Banjar<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 129
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Banten<br />
1 Kab. Lebak<br />
2 Kab. Pandeglang<br />
3 Kab. Serang<br />
4 Kab. Tangerang<br />
5 Kota Cilegon<br />
6 Kota Tangerang<br />
7 Kota Serang<br />
Provinsi Jawa Tengah<br />
1 Kab. Banjarnegara<br />
2 Kab. Banyumas<br />
3 Kab. Batang<br />
4 Kab. Blora<br />
5 Kab. Boyolali<br />
6 Kab. Brebes<br />
7 Kab. Cilacap<br />
8 Kab. Demak<br />
9 Kab. Grobogan<br />
10 Kab. Jepara<br />
11 Kab. Karanganyar<br />
12 Kab. Kebumen<br />
13 Kab. Kendal<br />
14 Kab. Klaten<br />
15 Kab. Kudus<br />
16 Kab. Magelang<br />
17 Kab. Pati<br />
18 Kab. Pekalongan<br />
19 Kab. Pemalang<br />
7.600 1.385 RSU Adjidarmo<br />
8.294<br />
7.070 2.507 RSU Serang<br />
8.228 2.494 RSU Tangerang<br />
5.740<br />
8.463<br />
7.500 RSU Banyumas<br />
2.868<br />
RSU Ajibarang<br />
7.142 1.936 RSU Batang<br />
7.464<br />
7.415 1.480<br />
RSU Pandan<br />
Arang<br />
8.948 2.834 RSU Brebes<br />
8.841 RSU Cilacap<br />
2.620<br />
RSU Majenang<br />
8.111<br />
7.841 2.401<br />
8.021<br />
7.370<br />
7.994<br />
7.335<br />
9.257<br />
7.191<br />
RSU Dr. R.<br />
Soedjati<br />
8.085 2.619 RSU Muntilan<br />
7.831<br />
7.439 RSU Kajen<br />
1.499<br />
RSU Kraton<br />
7.067 3.017 RSU Dr. M. Ashari<br />
3.437<br />
RSU Margono Soekardjo<br />
Purwokerto<br />
RSJ Dr. RM Soedjarwadi<br />
Klaten<br />
RS Tugurejo Semarang<br />
RSU Dr. Moewardi<br />
Surakarta<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 130
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
20 Kab. Purbalingga<br />
21 Kab. Purworejo<br />
22 Kab. Rembang<br />
23 Kab. Semarang<br />
24 Kab. Sragen<br />
25 Kab. Sukoharjo<br />
26 Kab. Tegal<br />
27 Kab. Temanggung<br />
28 Kab. Wonogiri<br />
29 Kab. Wonosobo<br />
30 Kota Magelang<br />
31 Kota Pekalongan<br />
32 Kota Salatiga<br />
33 Kota Semarang<br />
34 Kota Surakarta<br />
35 Kota Tegal<br />
Provinsi DI Yogyakarta<br />
1 Kab. Bantul<br />
2 Kab. Gunung Kidul<br />
3 Kab. Kulon Progo<br />
4 Kab. Sleman<br />
5 Kota Yogyakarta<br />
Provinsi Jawa Timur<br />
1 Kab. Bangkalan<br />
2 Kab. Banyuwangi<br />
3 Kab. Blitar<br />
4 Kab. Bojonegoro<br />
5 Kab. Bondowoso<br />
6 Kab. Gresik<br />
7 Kab. Jember<br />
6.191 1.049 RSU Purbalingga<br />
6.802<br />
6.400 1.578 RSU Rembang<br />
7.525 RSU Ambarawa<br />
2.386<br />
RSU Ungaran<br />
7.375<br />
8.331<br />
8.474 1.656 RSU Dr. Soeselo<br />
6.179<br />
7.369<br />
7.055 1.168 RSU Wonosobo<br />
5.744<br />
6.546<br />
5.614<br />
7.018<br />
6.161<br />
6.290 1.236 RSU Kardinah<br />
8.751 2.497 RSU P. Senopati<br />
7.504<br />
6.964<br />
7.088 1.627 RSU Sleman<br />
RSU Kota<br />
6.801 1.357 Yogyakarta<br />
6.242 1.045 RSU Bangkalan<br />
7.329 RSU Blambangan<br />
8.781<br />
RSU Genteng<br />
6.906<br />
9.706<br />
9.339 0.656<br />
RSU Dr. H.<br />
Koesnadi<br />
7.113 4.000 RSU Gresik<br />
7.271 RSU Balung<br />
8.635<br />
RSU Kalisat<br />
RSU Dr. Soebandi<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 131
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
8 Kab. Jombang<br />
9 Kab. Kediri<br />
10 Kab. Lamongan<br />
11 Kab. Lumajang<br />
12 Kab. Madiun<br />
13 Kab. Magetan<br />
14 Kab. Malang<br />
15 Kab. Mojokerto<br />
16 Kab. Nganjuk<br />
17 Kab. Ngawi<br />
18 Kab. Pacitan<br />
19 Kab. Pamekasan<br />
20 Kab. Pasuruan<br />
21 Kab. Ponorogo<br />
22 Kab. Probolinggo<br />
23 Kab. Sampang<br />
24 Kab. Sidoarjo<br />
25 Kab. Situbondo<br />
26 Kab. Sumenep<br />
27 Kab. Trenggalek<br />
28 Kab. Tuban<br />
29 Kab. Tulungagung<br />
30 Kota Blitar<br />
31 Kota Kediri<br />
32 Kota Madiun<br />
33 Kota Malang<br />
34 Kota Mojokerto<br />
35 Kota Pasuruan<br />
36 Kota Probolinggo<br />
37 Kota Surabaya<br />
38 Kota Batu<br />
4.000 RS Jombang<br />
2.221 RSU Pare<br />
8.017 1.220 RSU Dr. Soegiri<br />
11.214 4.000 RSU Dr Haryoto<br />
7.525 0.978 RSU Panti Waluyo<br />
6.406 0.977 RSU Dr. Sayidiman<br />
7.810<br />
7.544 4.000<br />
RSUD Dr<br />
Soekandar<br />
6.362 1.443 RSU Kertosono<br />
6.899 10.000 RSU Soeroto<br />
7.711<br />
6.680 1.035 RSU Pamekasan<br />
8.109 1.228 RSU Bangil<br />
RSU Prof. M.<br />
7.997 1.129 Harjono<br />
7.912 RSU Waluyo Jati<br />
2.812<br />
RSU Tongas<br />
6.943<br />
17.594 7.000 RSU Sidoarjo<br />
6.940 1.839 RSU Situbondo<br />
4.000 RSU M. Anwar<br />
6.867 1.182 RSU Dr. Soedomo<br />
RSU Dr. R.<br />
8.002 1.751 Koesma<br />
12.848 5.624 RSU Dr. Iskak<br />
6.038 1.164 RSU Mardi Waluyo<br />
5.005 4.700 RSU Gambiran<br />
6.042 1.119 RSU Madiun<br />
5.760 1.038<br />
6.063 2.224<br />
5.792<br />
RSU Dr. Wahidin<br />
SH<br />
RSU Dr.<br />
Soedarsono<br />
7.804 2.077 RSU Tambakrejo<br />
5.766<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 132
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Kalimantan Barat<br />
1 Kab. Bengkayang<br />
2 Kab. Landak<br />
3 Kab. Kapuas Hulu<br />
4 Kab. Ketapang<br />
5 Kab. Pontianak<br />
7.552<br />
6.338 1.394 RSU Landak<br />
RSU Dr. A<br />
9.098 1.696 Diponegoro<br />
RSU Dr. Agus<br />
9.318 1.620 Djam<br />
2.379<br />
RSU Dr. Sudarso<br />
Pontianak<br />
6 Kab. Sambas<br />
7 Kab. Sanggau<br />
8 Kab. Sintang<br />
9 Kota Pontianak<br />
10 Kota Singkawang<br />
11 Kab. Sekadau<br />
12 Kab. Melawi<br />
13 Kab. Kayong Utara<br />
9.052 RSU Sambas<br />
2.319<br />
RSU Pemangkat<br />
7.920 1.800 RSU Sanggau<br />
7.857 1.491 RSU Sintang<br />
7.769<br />
7.242 1.933 RSU Dr. Abdul Azis<br />
6.195<br />
6.847<br />
8.122<br />
14 Kab. Kubu Raya<br />
8.120<br />
Provinsi Kalimantan<br />
Tengah 5.000<br />
RSUD. Dr. Dorris S.<br />
Palangkaraya<br />
1 Kab. Barito Selatan<br />
2 Kab. Barito Utara<br />
3 Kab. Kapuas<br />
4 Kab. Kotawaringin Barat<br />
5 Kab. Kotawaringin Timur<br />
6 Kota Palangkaraya<br />
7 Kab. Barito Timur<br />
8 Kab. Murung Raya<br />
9 Kab. Pulang Pisau<br />
10 Kab. Gunung Mas<br />
11 Kab. Lamandau<br />
12 Kab. Sukamara<br />
13 Kab. Katingan<br />
14 Kab. Seruyan<br />
6.586 5.211 RSU Buntok<br />
7.121 1.743 RSU Muara Teweh<br />
RSUD Dr.<br />
13.072 4.000 Soemarmo<br />
RSU Sultan<br />
8.872 6.281 Imanuddin<br />
8.282<br />
6.512<br />
6.389<br />
6.985 4.000<br />
7.966<br />
7.099<br />
6.286<br />
7.756<br />
8.481<br />
RSUD Pulang<br />
Pisau<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 133
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Kalimantan<br />
Selatan<br />
1 Kab. Banjar<br />
2 Kab. Barito Kuala<br />
3 Kab. Hulu Sungai Selatan<br />
4 Kab. Hulu Sungai Tengah<br />
5 Kab. Hulu Sungai Utara<br />
6 Kab. Kota Baru<br />
7 Kab. Tabalong<br />
8 Kab. Tanah Laut<br />
9 Kab. Tapin<br />
10 Kota Banjar Baru<br />
11 Kota Banjarmasin<br />
12 Kab. Balangan<br />
13 Kab. Tanah Bumbu<br />
7.818 1.642 RSU Ratu Zalekha<br />
7.293 1.547 RSU Marabahan<br />
7.812 1.261 RSU Hasan Basri<br />
6.536 1.831 RSU Damanhuri<br />
RSU Pambalah<br />
6.374 1.297 Batung<br />
7.898<br />
6.666 1.689 RSU Tanjung<br />
RSU Boejasin<br />
6.993 1.413 Pelaihari<br />
RSU Datu Sanggul<br />
6.694 1.300 R.<br />
6.324 1.479 RSU Banjar Baru<br />
6.618<br />
6.262<br />
7.662 3.000 RSU Tanah Bumbu<br />
6.639<br />
RSU Ansari Saleh<br />
Banjarmasin<br />
RSU Ulin Banjarmasin<br />
Provinsi Kalimantan<br />
Timur<br />
1 Kab. Berau<br />
2 Kab. Bulungan<br />
3 Kab. Kutai Kartanegara<br />
4 Kab. Kutai Barat<br />
5 Kab. Kutai Timur<br />
6 Kab. Malinau<br />
7 Kab. Nunukan<br />
8 Kab. Pasir<br />
9 Kota Balikpapan<br />
10 Kota Bontang<br />
11 Kota Samarinda<br />
12 Kota Tarakan<br />
13 Kab. Penajam Paser Utara<br />
14 Kab. Tana Tidung<br />
9.228 4.000 RSU Abdul Rivai<br />
10.533<br />
9.069<br />
10.355<br />
9.137<br />
8.149 1.333 RSU Nunukan<br />
7.482<br />
3.811<br />
RSJ Samarinda<br />
RSU Tarakan<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 134
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Sulawesi Utara<br />
1 Kab. Bolaang Mongondow<br />
2 Kab. Minahasa<br />
3 Kab. Sangihe<br />
4 Kota Bitung<br />
5 Kota Manado<br />
6 Kab. Kepulauan Talaud<br />
7 Kab. Minahasa Selatan<br />
8 Kota Tomohon<br />
9 Kab. Minahasa Utara<br />
7.296 1.439<br />
7.871 2.200<br />
RSU Datoe<br />
Binangkang<br />
RSU dr. Sam<br />
Ratulangi<br />
10.945 7.195 RSU Liun Kendage<br />
6.670 1.975 RSU Bitung<br />
6.934<br />
8.458<br />
8.022<br />
6.799<br />
7.366<br />
10 Kota Kotamobagu<br />
11.829<br />
11<br />
Kab. Bolaang Mongondow<br />
Utara 9.396<br />
12<br />
Kab. Kep. Siau<br />
Tagulandang Biaro 13.415<br />
13 Kab. Minahasa Tenggara<br />
Provinsi Gorontalo<br />
11.000<br />
5.172 RSU Noongan Langowan<br />
1 Kab. Boalemo<br />
2 Kab. Gorontalo<br />
3 Kota Gorontalo<br />
4 Kab. Pohuwato<br />
5 Kab. Bone Bolango<br />
6 Kab. Gorontalo Utara<br />
Provinsi Sulawesi Tengah<br />
1 Kab. Banggai<br />
2 Kab. Banggai Kepulauan<br />
3 Kab. Buol<br />
4 Kab. Toli-Toli<br />
5 Kab. Donggala<br />
6 Kab. Morowali<br />
7 Kab. Poso<br />
8 Kota Palu<br />
9 Kab. Parigi Moutong<br />
10 Kab. Tojo Una Una<br />
6.347 1.410 RSU Boalemo<br />
7.546<br />
7.666 1.845 RSU Aloei Saboe<br />
6.590<br />
7.071<br />
8.496<br />
7.205<br />
6.903<br />
6.981 6.217 RSU Buol<br />
6.282 1.519 RSU Mokopido<br />
7.873<br />
7.351<br />
10.544 4.000 RSU Poso<br />
7.189 1.689 RSU Anutapura<br />
6.636 1.659 RSU Anuntaloka<br />
6.076 1.147 RSU Ampana<br />
7.662 RSU Undata Palu<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 135
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Sulawesi Selatan<br />
1 Kab. Bantaeng<br />
2 Kab. Barru<br />
3 Kab. Bone<br />
4 Kab. Bulukumba<br />
5 Kab. Enrekang<br />
6 Kab. Gowa<br />
7 Kab. Jeneponto<br />
8 Kab. Luwu<br />
9 Kab. Luwu Utara<br />
6.537 1.779 RSU A. Makatutu<br />
6.472 1.336 RSU Barru<br />
8.499 1.234 RSU Tenriawanu<br />
7.878 1.715 RSU Bulukumba<br />
6.586 1.344 RSU Enrekang<br />
RSU<br />
7.301 2.857 Sungguminasa<br />
RSU Lanto D<br />
6.078 1.108 Pasewang<br />
7.750<br />
7.667 1.452<br />
RSU Andi Jemma<br />
M.<br />
10 Kab. Maros<br />
7.263<br />
Kab. Pangkajene<br />
11<br />
Kepulauan 6.864 1.925 RSU Pangkep<br />
12 Kab. Pinrang<br />
13 Kab. Selayar<br />
14 Kab. Sidenreng Rappang<br />
15 Kab. Sinjai<br />
16 Kab. Soppeng<br />
17 Kab. Takalar<br />
18 Kab. Tana Toraja<br />
19 Kab. Wajo<br />
20 Kota Pare-Pare<br />
21 Kota Makassar<br />
22 Kota Palopo<br />
23 Kab. Luwu Timur<br />
Provinsi Sulawesi Barat<br />
6.930 1.399 RSU Lasinrang<br />
7.660 1.651 RSU Selayar<br />
RSU Arifin<br />
6.351 1.546 Nu'mang<br />
6.759 1.356 RSU Sinjai<br />
6.882<br />
7 1.291 RSU Ajapange<br />
6.838 1.723 RSU Lakipadada<br />
7.391<br />
7.126<br />
7.414 1.218<br />
RSU Daya<br />
Makassar<br />
6.364 1.499 RSU Palopo<br />
6.891 1.163 RSU Luwu Timur<br />
3.482 RSU Haji Makassar<br />
1 Kab. Majene<br />
2 Kab. Mamuju<br />
3 Kab. Polewali Mandar<br />
4 Kab. Mamasa<br />
5 Kab. Mamuju Utara<br />
6.759<br />
8.702 1.621 RSU Mamuju<br />
7.553<br />
6.032<br />
6.788<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 136
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Sulawesi<br />
Tenggara<br />
1 Kab. Buton<br />
2 Kab. Konawe<br />
3 Kab. Kolaka<br />
4 Kab. Muna<br />
5 Kota Kendari<br />
6 Kota Bau-Bau<br />
7 Kab. Konawe Selatan<br />
8 Kab. Bombana<br />
9 Kab. Wakatobi<br />
10 Kab. Kolaka Utara<br />
11 Kab. Konawe Utara<br />
12 Kab. Buton Utara<br />
Provinsi Bali<br />
7.978 4.000 RSU Pasar Wajo<br />
9.073<br />
6.830 1.259 RSU Kolaka<br />
7.595 1.531 RSU Raha<br />
6.630 1.787 RSU Abunawas<br />
6.897 1.560 RSU Bau-Bau<br />
7.543<br />
6.885 1.399 RSU Bombana<br />
7.524<br />
6.535<br />
7.516<br />
8.739<br />
4.706<br />
RSU Provinsi Sultra<br />
Kendari<br />
RSJ Soeparto H. Kendari<br />
1 Kab. Badung<br />
2 Kab. Bangli<br />
3 Kab. Buleleng<br />
4 Kab. Gianyar<br />
5 Kab. Jembrana<br />
6 Kab. Karangasem<br />
7 Kab. Klungkung<br />
8 Kab. Tabanan<br />
6.792 1.149 RSU Badung<br />
6.806 1.408 RSU Bangli<br />
7.477<br />
7.359 1.606 RSU Sanjiwani<br />
7.093 5.762 RSU Negara<br />
6.859<br />
7.289 1.973 RSU Klungkung<br />
7.492 1.887 RSU Tabanan<br />
9 Kota Denpasar<br />
6.499 1.195 RSU Wangaya<br />
Provinsi Nusa Tenggara<br />
Barat 2.719 RSU Mataram<br />
1 Kab. Bima<br />
2 Kab. Dompu<br />
3 Kab. Lombok Barat<br />
4 Kab. Lombok Tengah<br />
5 Kab. Lombok Timur<br />
6 Kab. Sumbawa<br />
7 Kota Mataram<br />
8 Kota Bima<br />
9 Kab. Sumbawa Barat<br />
7.198 1.323 RSU Raba<br />
6.616 1.782 RSU Dompu<br />
RSU Patut P.P.<br />
7.117 1.740 Gerung<br />
7.851<br />
7.346 1.641<br />
7.811 1.532<br />
6.513<br />
7.459<br />
6.826 4.000<br />
RSU Dr. R.<br />
Sudjono<br />
RSU Sumbawa<br />
Besar<br />
RSU Sumbawa<br />
Barat<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 137
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Nusa Tenggara<br />
Timur 6.974<br />
1 Kab. Alor<br />
2 Kab. Belu<br />
3 Kab. Ende<br />
4 Kab. Flores Timur<br />
5 Kab. Kupang<br />
6 Kab. Lembata<br />
7 Kab. Manggarai<br />
8 Kab. Ngada<br />
9 Kab. Sikka<br />
10 Kab. Sumba Barat<br />
11 Kab. Sumba Timur<br />
12 Kab. Timor Tengah Selatan<br />
13 Kab. Timor Tengah Utara<br />
14 Kota Kupang<br />
15 Kab. Rote Ndao<br />
16 Kab. Manggarai Barat<br />
17 Kab. Nagekeo<br />
18 Kab. Sumba Barat Daya<br />
19 Kab. Sumba Tengah<br />
20 Kab. Manggarai Timur<br />
1<br />
Provinsi Maluku<br />
7.176<br />
8.094 1.708 RSU Atambua<br />
7.760 1.815 RSU Ende<br />
7.734 1.529 RSU Larantuka<br />
8.280<br />
7.475<br />
7.672 1.380 RSU Ruteng<br />
9.136 2.483 RSU Bajawa<br />
RSU Hillers<br />
8.043 1.748 Maumere<br />
8.837<br />
7.838 1.376<br />
RSU Umbu Rara<br />
Meha<br />
7.813 1.682 RSU Soe<br />
8.161<br />
8.128<br />
6.211<br />
7.151<br />
8.896<br />
7.125<br />
8.481<br />
7.894<br />
Kab. Maluku Tenggara<br />
Barat 10.773<br />
2 Kab. Maluku Tengah<br />
3 Kab. Maluku Tenggara<br />
4 Kab. Pulau Buru<br />
5 Kota Ambon<br />
6 Kab. Seram Bagian Barat<br />
7 Kab. Seram Bagian Timur<br />
8 Kab. Kepulauan Aru<br />
9 Kota Tual<br />
7.259<br />
6.468<br />
7.378<br />
8.323<br />
6.527<br />
7.161<br />
7.822<br />
7.234 4.000 RSU Tual<br />
4.392<br />
RSU Prof Dr. WZ.<br />
Johanes Kupang<br />
RSU Dr. M. Haulussy<br />
Ambon<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 138
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
Provinsi Maluku Utara<br />
1 Kab. Halmahera Tengah<br />
2 Kab. Halmahera Barat<br />
3 Kota Ternate<br />
4 Kab. Halmahera Timur<br />
5 Kota Tidore Kepulauan<br />
6 Kab. Kepulauan Sula<br />
7 Kab. Halmahera Selatan<br />
8 Kab. Halmahera Utara<br />
Provinsi Papua<br />
1 Kab. Biak Numfor<br />
2 Kab. Jayapura<br />
3 Kab. Jayawijaya<br />
4 Kab. Merauke<br />
5 Kab. Mimika<br />
6 Kab. Nabire<br />
7 Kab. Paniai<br />
8 Kab. Puncak Jaya<br />
9 Kab. Kepulauan Yapen<br />
10 Kota Jayapura<br />
11 Kab. Sarmi<br />
12 Kab. Keerom<br />
13 Kab. Yahukimo<br />
14 Kab. Pegunungan Bintang<br />
15 Kab. Tolikara<br />
16 Kab. Boven Digoel<br />
17 Kab. Mappi<br />
18 Kab. Asmat<br />
19 Kab. Waropen<br />
20 Kab. Supiori<br />
21 Kab. Mamberamo Raya<br />
22 Kab. Membramo Tengah<br />
23 Kab. Yalimo<br />
24 Kab. Lanny Jaya<br />
8.225<br />
7.446 4.000 RSU Jailolo<br />
7.791<br />
7.126<br />
7.140 5.692 RSU Soasio<br />
8.168<br />
7.371<br />
9.305 2.224 RSU Tobelo<br />
9.012<br />
9.334 1.397 RSU Sentani<br />
18.696 2.713 RSU Wamena<br />
17.338 3.204 RSU Merauke<br />
10.617 4.000 RSU Mimika<br />
7.521<br />
12.850 4.000 RSUD Enarotali<br />
31.519<br />
12.271<br />
9.169 2.400 RSU Abepura<br />
10.226<br />
8.261<br />
30.997<br />
29.712<br />
17.195<br />
10.218<br />
13.431<br />
15.499<br />
10.178<br />
7.204<br />
9.511<br />
12.948<br />
13.906<br />
14.193<br />
5.442 RSU Ternate<br />
6.610 RSU Prov Jayapura<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 139
NO<br />
NAMA<br />
PROVINSI/KAB/KOTA<br />
YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV<br />
25 Kab. Nduga<br />
26 Kab. Puncak<br />
27 Kab. Dogiyai<br />
Provinsi Papua Barat<br />
1 Kab. Sorong<br />
2 Kab. Manokwari<br />
3 Kab. Fak Fak<br />
4 Kota Sorong<br />
5 Kab. Sorong Selatan<br />
6 Kab. Raja Ampat<br />
7 Kab. Teluk Bintuni<br />
8 Kab. Teluk Wondama<br />
9 Kab. Kaimana<br />
14.017<br />
33.726<br />
6.455<br />
8.461 5.744 RSU Kab. Sorong<br />
10.989 1.733 RSU Manokwari<br />
7.711 4.889 RSU Fak Fak<br />
8.070<br />
7.829<br />
10.152<br />
9.306<br />
7.162<br />
7.997<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009 140
LAMPIRAN 15<br />
KEBUTUHAN PERALATAN<br />
PELAYANAN KESEHATAN IBU<br />
TAHUN 2009<br />
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DAR<br />
AH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARIA/<br />
RAPID<br />
DIAGNOSIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
NAD<br />
1 Kab. Simeulue<br />
2 Kab. Aceh Singkil<br />
4 - 66 66 66 66 2194 2194 2194 - -<br />
2 2 120 120 120 120 4369 4369 4369 - -<br />
3 Kab. Aceh Selatan<br />
3 1 27 27 27 27 4974 4974 4974 - -<br />
Kab. Aceh<br />
4<br />
Tenggara 4 - 43 43 43 43 4714 4714 4714 - -<br />
5 Kab. Aceh Timur<br />
6 Kab. Aceh Tengah<br />
7 Kab. Aceh Barat<br />
8 Kab. Aceh Besar<br />
9 Kab. Pidie<br />
1 3 196 196 196 196 9068 9068 9068 - -<br />
3 1 26 26 26 26 3924 3924 3924 - -<br />
1 3 86 86 86 86 4123 4123 4123 - -<br />
- 6 37 37 37 37 7368 7368 7368 - -<br />
1376<br />
2 2 127 127 127 127 13763 13763 3 - -<br />
10 Kab. Bireuen<br />
- 4 31 31 31 31 9138 9138 9138 - -<br />
11 Kab. Aceh Utara<br />
1259<br />
2 2 27 27 27 27 12595 12595 5 - -<br />
Kab. Aceh Barat<br />
12<br />
Daya 3 1 15 15 15 15 3318 3318 3318 - -<br />
13 Kab. Gayo Lues<br />
3 1 25 25 25 25 2168 2168 2168 - -<br />
Kab. Aceh<br />
14<br />
Tamiang 3 1 68 68 68 68 6008 6008 6008 - -<br />
15 Kab. Nagan Raya<br />
16 Kab. Aceh Jaya<br />
17 Kab. Bener Meriah<br />
18 Kota Banda Aceh<br />
19 Kota Sabang<br />
3 1 31 31 31 31 3089 3089 3089 - -<br />
3 1 21 21 21 21 1713 1713 1713 - -<br />
2 2 55 55 55 55 3554 3554 3554 - -<br />
3 1 13 13 13 13 5324 5324 5324 - -<br />
4 - 44 44 44 44 854 854 854 - -<br />
20 Kota Langsa<br />
4 - 25 25 25 25 3766 3766 3766 - -<br />
Kota<br />
21<br />
Lhokseumawe 3 1 46 46 46 46 4059 4059 4059 - -<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
141
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
SUMATERA<br />
UTARA<br />
1 Kab. Nias<br />
- 4 29 29 29 29 11,789 11,789 11,789 - 11,789<br />
2<br />
Kab. Mandailing<br />
Natal 1 3 62 62 62 62 9,804 9,804 9,804 - 9,804<br />
3<br />
Kab. Tapanuli<br />
Selatan - 9 145 145 145 145 16,686 16,686 16,686 - 16,686<br />
4<br />
Kab. Tapanuli<br />
Tengah 1 3 19 19 19 19 7,232 7,232 7,232 - 7,232<br />
5<br />
Kab. Tapanuli<br />
Utara 1 3 54 54 54 54 7,253 7,253 7,253 - 7,253<br />
6 Kab. Toba Samosir<br />
7 Kab. Labuhan Batu<br />
8 Kab. Asahan<br />
9 Kab. Simalungun<br />
10 Kab. Dairi<br />
11 Kab. Karo<br />
12 Kab. Deli Serdang<br />
13 Kab. Langkat<br />
3 1 23 23 23 23 4,875 4,875 4,875 - 4,875<br />
- 5 92 92 92 92 25,698 25,698 25,698 - 25,698<br />
- 7 62 62 62 62 28,035 28,035 28,035 - 28,035<br />
- 4 89 89 89 89 23,738 23,738 23,738 - 23,738<br />
- 4 27 27 27 27 7,923 7,923 7,923 - 7,923<br />
- 4 76 76 76 76 8,267 8,267 8,267 - 8,267<br />
- 6 46 46 46 46 38,954 38,954 38,954 - 38,954<br />
2 2 30 30 30 30 25,540 25,540 25,540 - 25,540<br />
14 Kab. Nias Selatan<br />
2 2 27 27 27 27 7,354 7,354 7,354 - 7,354<br />
15<br />
Kab. Humbang<br />
Hasundutan 2 2 25 25 25 25 4,190 4,190 4,190 - 4,190<br />
16<br />
Kab. Pakpak<br />
Bharat 1 3 42 42 42 42 985 985 985 - 985<br />
17 Kab. Samosir<br />
1 3 43 43 43 43 16,577 16,577 16,577 - 16,577<br />
Kab. Serdang<br />
18<br />
Bedagai 1 3 31 31 31 31 3,299 3,299 3,299 - 3,299<br />
19 Kota Sibolga<br />
3 1 64 64 64 64 2,208 2,208 2,208 - 2,208<br />
20 Kota Tanjung Balai<br />
4 - 64 64 64 64 4,925 4,925 4,925 - 4,925<br />
Kota Pematang<br />
21<br />
Siantar 4 - 64 64 64 64 6,126 6,126 6,126 - 6,126<br />
22 Kota Tebing Tinggi<br />
23 Kota Medan<br />
4 - 64 64 64 64 3,527 3,527 3,527 - 3,527<br />
3 1 64 64 64 64 51,659 51,659 51,659 - 51,659<br />
24 Kota Binjai<br />
1 3 64 64 64 64 6,591 6,591 6,591 - 6,591<br />
Kota Padang<br />
25<br />
Sidempuan 3 1 73 73 73 73 4,849 4,849 4,849 - 4,849<br />
1<br />
2<br />
SUMATERA<br />
BARAT<br />
Kab. Kepulauan<br />
Mentawai 2 2 7 7 7 7 2,118 2,118 2,118 - 2,118<br />
Kab. Pesisir<br />
Selatan - 8 90 90 90 90 9,664 9,664 9,664 - 9,664<br />
3 Kab. Solok<br />
- 4 44 44 44 44 9,641 9,641 9,641 - 9,641<br />
Kab. Sawahlunto/<br />
4<br />
Sijunjung - 5 55 55 55 55 5,397 5,397 5,397 - 5,397<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
142
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
5 Kab. Tanah Datar<br />
- 7 101 101 101 101 7,084 7,084 7,084 - 7,084<br />
Kab. Padang<br />
6<br />
Pariaman - 6 76 76 76 76 9,161 9,161 9,161 - 9,161<br />
7 Kab. Agam<br />
- 4 42 42 42 42 10,232 10,232 10,232 - 10,232<br />
Kab. Lima Puluh<br />
8<br />
Koto - 4 64 64 64 64 8,000 8,000 8,000 - 8,000<br />
9 Kab. Pasaman<br />
1 3 27 27 27 27 7,784 7,784 7,784 - 7,784<br />
10 Kab. Solok Selatan<br />
2 2 52 52 52 52 3,494 3,494 3,494 - 3,494<br />
11<br />
Kab. Dharmas<br />
Raya 2 2 54 54 54 54 4,311 4,311 4,311 - 4,311<br />
12<br />
Kab. Pasaman<br />
Barat - 6 69 69 69 69 8,037 8,037 8,037 - 8,037<br />
13 Kota Padang<br />
14 Kota Solok<br />
1 3 - - - - 18,772 18,772 18,772 - 18,772<br />
3 1 9 9 9 9 1,394 1,394 1,394 - 1,394<br />
15 Kota Sawah Lunto<br />
2 2 12 12 12 12 1,126 1,126 1,126 - 1,126<br />
Kota Padang<br />
16<br />
Panjang 4 - 4 4 4 4 990 990 990 - 990<br />
17 Kota Bukittinggi<br />
18 Kota Payakumbuh<br />
19 Kota Pariaman<br />
1<br />
RIAU<br />
4 - 6 6 6 6 2,493 2,493 2,493 - 2,493<br />
3 1 1 1 1 1 2,439 2,439 2,439 - 2,439<br />
3 1 31 31 31 31 1,842 1,842 1,842 - 1,842<br />
Kab. Kuantan<br />
Singingi 4 6 192 192 192 192 7,589 7,589 7,589 - 7,589<br />
2 Kab. Indragiri Hulu<br />
3 Kab. Indragiri Hilir<br />
4 Kab. Pelalawan<br />
5 Kab. Siak<br />
6 Kab. Kampar<br />
7 Kab. Rokan Hulu<br />
8 Kab. Bengkalis<br />
9 Kab. Rokan Hilir<br />
10 Kota Pekan Baru<br />
11 Kota Dumai<br />
JAMBI<br />
3 3 172 172 172 172 8,889 8,889 8,889 - 8,889<br />
4 4 118 118 118 118 18,720 18,720 18,720 - 18,720<br />
4 4 137 137 137 137 8,362 8,362 8,362 - 8,362<br />
4 4 101 101 101 101 8,926 8,926 8,926 - 8,926<br />
4 4 216 216 216 216 16,167 16,167 16,167 - 16,167<br />
4 4 152 152 152 152 10,871 10,871 10,871 - 10,871<br />
4 4 190 190 190 190 19,517 19,517 19,517 - 19,517<br />
4 4 192 192 192 192 14,122 14,122 14,122 - 14,122<br />
- 13 58 58 58 58 21,633 21,633 21,633 - 21,633<br />
4 4 60 60 60 60 6,231 6,231 6,231 - 6,231<br />
1 Kab. Kerinci<br />
2 Kab. Merangin<br />
3 Kab. Sarolangun<br />
4 Kab. Batang Hari<br />
1 3 14 14 14 14 8,851 8,851 8,851 - 8,851<br />
1 3 13 13 13 13 8,830 8,830 8,830 - 8,830<br />
1 3 34 34 34 34 6,302 6,302 6,302 - 6,302<br />
1 3 9 9 9 9 5,550 5,550 5,550 - 5,550<br />
143<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
5 Kab. Muaro Jambi<br />
1 3 8 8 8 8 7,707 7,707 7,707 - 7,707<br />
6<br />
Kab. Tanjung<br />
Jabung Timur 1 3 3 3 3 3 5,658 5,658 5,658 - 5,658<br />
7<br />
Kab. Tanjung<br />
Jabung Barat 3 1 59 59 59 59 7,036 7,036 7,036 - 7,036<br />
8 Kab. Tebo<br />
9 Kab. Bungo<br />
1 3 31 31 31 31 6,825 6,825 6,825 - 6,825<br />
1 3 60 60 60 60 7,118 7,118 7,118 - 7,118<br />
10 Kota Jambi<br />
3 1 31 31 31 31 12,638 12,638 12,638 - 12,638<br />
SUMATERA<br />
SELATAN<br />
1<br />
Kab. Ogan<br />
Komering Ulu 4 - 18 18 18 18 8,137 8,137 8,137 8,137 -<br />
2<br />
Kab. Ogan<br />
Komering Ilir - 5 15 15 15 15 17,244 17,244 17,244 17,244 -<br />
3 Kab. Muara Enim<br />
4 Kab. Lahat<br />
- 8 122 122 122 122 17,244 17,244 17,244 17,244 -<br />
2 2 20 20 20 20 14,826 14,826 14,826 14,826 -<br />
5 Kab. Musi Rawas<br />
1 3 36 36 36 36 13,223 13,223 13,223 13,223 -<br />
Kab. Musi<br />
6<br />
Banyuasin - 6 47 47 47 47 12,266 12,266 12,266 12,266 -<br />
7 Kab. Banyuasin<br />
4 - 151 151 151 151 19,692 19,692 19,692 19,692 -<br />
8<br />
Kab. Ogan<br />
Komering Ulu<br />
Selatan 4 - 26 26 26 26 8,535 8,535 8,535 8,535 -<br />
9<br />
Kab. Ogan<br />
Komering Ulu<br />
Timur 2 2 34 34 34 34 15,092 15,092 15,092 15,092 -<br />
10 Kab. Ogan Ilir<br />
11 Kota Palembang<br />
12 Kota Prabumulih<br />
4 - 60 60 60 60 9,337 9,337 9,337 9,337 -<br />
3 1 24 24 24 24 35,685 35,685 35,685 35,685 -<br />
3 1 30 30 30 30 3,944 3,944 3,944 3,944 -<br />
13 Kota Pagar Alam<br />
4 - 37 37 37 37 3,163 3,163 3,163 3,163 -<br />
Kota Lubuk<br />
14<br />
Linggau 4 - 53 53 53 53 4,402 4,402 4,402 4,402 -<br />
1<br />
2<br />
3<br />
BENGKULU<br />
Kab. Bengkulu<br />
Selatan 1 3 97 97 97 97 3,937 3,937 3,937 3,937 -<br />
Kab. Rejang<br />
Lebong - 4 46 46 46 46 7,018 7,018 7,018 7,018 -<br />
Kab. Bengkulu<br />
Utara 1 3 58 58 58 58 8,997 8,997 8,997 8,997 -<br />
4 Kab. Kaur<br />
5 Kab. Seluma<br />
6 Kab. Mukomuko<br />
7 Kab. Lebong<br />
8 Kab. Kepahiang<br />
9 Kota Bengkulu<br />
1 3 21 21 21 21 3,303 3,303 3,303 3,303 -<br />
2 2 62 62 62 62 5,004 5,004 5,004 5,004 -<br />
1 3 14 14 14 14 3,998 3,998 3,998 3,998 -<br />
2 2 12 12 12 12 2,996 2,996 2,996 2,996 -<br />
2 2 27 27 27 27 3,338 3,338 3,338 3,338 -<br />
1 3 48 48 48 48 9,230 9,230 9,230 9,230 -<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
144
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
LAMPUNG<br />
1<br />
Kab. Lampung<br />
Barat - 4 7 7 7 7 10,411 10,411 10,411 - 10,411<br />
2 Kab. Tanggamus<br />
- 4 25 25 25 25 21,680 21,680 21,680 - 21,680<br />
3<br />
Kab. Lampung<br />
Selatan 1 3 36 36 36 36 32,989 32,989 32,989 - 32,989<br />
4<br />
Kab. Lampung<br />
Timur - 4 21 21 21 21 23,660 23,660 23,660 - 23,660<br />
5<br />
Kab. Lampung<br />
Tengah - 6 2 2 2 2 28,321 28,321 28,321 - 28,321<br />
6<br />
Kab. Lampung<br />
Utara - 4 8 8 8 8 14,639 14,639 14,639 - 14,639<br />
7 Kab. Way Kanan<br />
- 4 5 5 5 5 9,324 9,324 9,324 - 9,324<br />
8<br />
Kab. Tulang<br />
Bawang - 5 52 52 52 52 19,574 19,574 19,574 - 19,574<br />
9<br />
Kota Bandar<br />
Lampung - 4 89 89 89 89 21,000 21,000 21,000 - 21,000<br />
10 Kota Metro<br />
KEP. BANGKA<br />
BELITUNG<br />
1 Kab. Bangka<br />
2 Kab. Belitung<br />
2 2 46 46 46 46 3,044 3,044 3,044 - 3,044<br />
3 1 10 10 10 10 6,276 6,276 6,276 6,276 -<br />
3 1 5 5 5 5 3,410 3,410 3,410 3,410 -<br />
3 Kab. Bangka Barat<br />
4 - 28 28 28 28 3,751 3,751 3,751 3,751 -<br />
Kab. Bangka<br />
4<br />
Tengah 4 - 17 17 17 17 3,931 3,931 3,931 3,931 -<br />
5<br />
6<br />
7<br />
Kab. Bangka<br />
Selatan<br />
3 1 5 5 5 5 3,893 3,893 3,893 3,893 -<br />
Kab. Belitung<br />
Timur 2 2 3 3 3 3 2,530 2,530 2,530 2,530 -<br />
Kota Pangkal<br />
Pinang 3 1 8 8 8 8 3,812 3,812 3,812 3,812 -<br />
KEPULAUAN<br />
RIAU<br />
1 Kab. Karimun<br />
1 3 31 31 31 31 5,953 5,953 5,953 5,953 5,953<br />
Kab. Kepulauan<br />
2<br />
Riau/Bintan - 4 50 50 50 50 3,572 3,572 3,572 3,572 3,572<br />
3 Kab. Natuna<br />
4 Kab. Lingga<br />
- 4 43 43 43 43 2,803 2,803 2,803 2,803 2,803<br />
1 3 18 18 18 18 2,376 2,376 2,376 2,376 2,376<br />
5 Kota Batam<br />
4 - 27 27 27 27 22,728 22,728 22,728 22,728 22,728<br />
Kota Tanjung<br />
6<br />
Pinang 3 1 32 32 32 32 4,932 4,932 4,932 4,932 4,932<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
145
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
JAWA BARAT<br />
1 Kab. Bogor<br />
2 Kab. Sukabumi<br />
3 Kab. Cianjur<br />
4 Kab. Bandung<br />
5 Kab. Garut<br />
6 Kab. Tasikmalaya<br />
7 Kab. Ciamis<br />
8 Kab. Kuningan<br />
9 Kab. Cirebon<br />
10 Kab. Majalengka<br />
11 Kab. Sumedang<br />
12 Kab. Indramayu<br />
13 Kab. Subang<br />
14 Kab. Purwakarta<br />
15 Kab. Karawang<br />
16 Kab. Bekasi<br />
17 Kota Bogor<br />
18 Kota Sukabumi<br />
19 Kota Bandung<br />
20 Kota Cirebon<br />
21 Kota Bekasi<br />
22 Kota Depok<br />
23 Kota Cimahi<br />
24 Kota Tasikmalaya<br />
25 Kota Banjar<br />
- 6 259 259 259 259 114,822 114,822 114,822 - 114,822<br />
- 4 223 223 223 223 62,572 62,572 62,572 - 62,572<br />
- 5 222 222 222 222 59,763 59,763 59,763 - 59,763<br />
- 4 340 340 340 340 93,708 93,708 93,708 - 93,708<br />
2 2 287 287 287 287 51,678 51,678 51,678 - 51,678<br />
- 4 204 204 204 204 51,885 51,885 51,885 - 51,885<br />
- 6 216 216 216 216 33,584 33,584 33,584 - 33,584<br />
- 5 337 337 337 337 31,680 31,680 31,680 - 31,680<br />
- 4 386 386 386 386 60,933 60,933 60,933 - 60,933<br />
- 9 315 315 315 315 23,478 23,478 23,478 - 23,478<br />
- 6 239 239 239 239 29,566 29,566 29,566 - 29,566<br />
- 4 310 310 310 310 33,219 33,219 33,219 - 33,219<br />
- 5 244 244 244 244 36,734 36,734 36,734 - 36,734<br />
- 4 127 127 127 127 22,111 22,111 22,111 - 22,111<br />
- 5 129 129 129 129 60,287 60,287 60,287 - 60,287<br />
- 4 170 170 170 170 51,895 51,895 51,895 - 51,895<br />
4 - 63 63 63 63 21,032 21,032 21,032 - 21,032<br />
1 3 45 45 45 45 8,223 8,223 8,223 - 8,223<br />
4 - - - - - 45,300 45,300 45,300 - 45,300<br />
2 2 - - - - 6,595 6,595 6,595 - 6,595<br />
2 2 - - - - 47,722 47,722 47,722 - 47,722<br />
3 1 - - - - 27,670 27,670 27,670 - 27,670<br />
3 1 - - - - 11,194 11,194 11,194 - 11,194<br />
2 2 57 57 57 57 14,179 14,179 14,179 - 14,179<br />
4 - 22 22 22 22 4,908 4,908 4,908 - 4,908<br />
JAWA TENGAH<br />
1 Kab. Cilacap<br />
2 Kab. Banyumas<br />
3 Kab. Purbalingga<br />
4 Kab. Banjarnegara<br />
- 8 320 320 320 320 31,598 31,598 31,598 - 31,598<br />
- 8 222 222 222 222 29,769 29,769 29,769 - 29,769<br />
- 10 181 181 181 181 16,902 16,902 16,902 - 16,902<br />
- 8 113 113 113 113 16,860 16,860 16,860 - 16,860<br />
146<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
5 Kab. Kebumen<br />
6 Kab. Purworejo<br />
7 Kab. Wonosobo<br />
8 Kab. Magelang<br />
9 Kab. Boyolali<br />
10 Kab. Klaten<br />
11 Kab. Sukoharjo<br />
12 Kab. Wonogiri<br />
13 Kab. Karanganyar<br />
14 Kab. Sragen<br />
15 Kab. Grobogan<br />
16 Kab. Blora<br />
17 Kab. Rembang<br />
18 Kab. Pati<br />
19 Kab. Kudus<br />
20 Kab. Jepara<br />
21 Kab. Demak<br />
22 Kab. Semarang<br />
23 Kab. Temanggung<br />
24 Kab. Kendal<br />
25 Kab. Batang<br />
26 Kab. Pekalongan<br />
27 Kab. Pemalang<br />
28 Kab. Tegal<br />
29 Kab. Brebes<br />
30 Kota Magelang<br />
31 Kota Surakarta<br />
32 Kota Salatiga<br />
33 Kota Semarang<br />
34 Kota Pekalongan<br />
35 Kota Tegal<br />
4 - 239 239 239 239 23,369 23,369 23,369 - 23,369<br />
1 3 212 212 212 212 10,941 10,941 10,941 - 10,941<br />
- 4 128 128 128 128 16,452 16,452 16,452 - 16,452<br />
- 7 291 291 291 291 23,635 23,635 23,635 - 23,635<br />
- 8 257 257 257 257 17,437 17,437 17,437 - 17,437<br />
- 10 150 150 150 150 19,771 19,771 19,771 - 19,771<br />
- 4 133 133 133 133 14,590 14,590 14,590 - 14,590<br />
- 6 301 301 301 301 15,173 15,173 15,173 - 15,173<br />
- 12 83 83 83 83 13,970 13,970 13,970 - 13,970<br />
- 6 188 188 188 188 17,686 17,686 17,686 - 17,686<br />
1 3 262 262 262 262 24,338 24,338 24,338 - 24,338<br />
- 6 95 95 95 95 15,817 15,817 15,817 - 15,817<br />
- 10 154 154 154 154 10,104 10,104 10,104 - 10,104<br />
1 3 214 214 214 214 19,983 19,983 19,983 - 19,983<br />
- 6 100 100 100 100 18,454 18,454 18,454 - 18,454<br />
- 8 183 183 183 183 23,105 23,105 23,105 - 23,105<br />
- 6 75 75 75 75 25,546 25,546 25,546 - 25,546<br />
4 - 189 189 189 189 15,672 15,672 15,672 - 15,672<br />
- 4 167 167 167 167 11,556 11,556 11,556 - 11,556<br />
- 7 234 234 234 234 19,115 19,115 19,115 - 19,115<br />
2 2 147 147 147 147 13,284 13,284 13,284 - 13,284<br />
- 5 143 143 143 143 16,812 16,812 16,812 - 16,812<br />
1 3 193 193 193 193 26,315 26,315 26,315 - 26,315<br />
- 4 200 200 200 200 30,213 30,213 30,213 - 30,213<br />
- 15 165 165 165 165 45,871 45,871 45,871 - 45,871<br />
4 - 19 19 19 19 2,589 2,589 2,589 - 2,589<br />
4 - 30 30 30 30 11,383 11,383 11,383 - 11,383<br />
3 1 10 10 10 10 2,797 2,797 2,797 - 2,797<br />
3 1 60 60 60 60 27,240 27,240 27,240 - 27,240<br />
2 2 20 20 20 20 7,302 7,302 7,302 - 7,302<br />
3 1 16 16 16 16 6,196 6,196 6,196 - 6,196<br />
147<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
D I<br />
YOGYAKARTA<br />
1 Kab. Kulon Progo<br />
2 Kab. Bantul<br />
3 Kab. Gunung Kidul<br />
4 Kab. Sleman<br />
5 Kota Yogyakarta<br />
JAWA TIMUR<br />
1 Kab. Pacitan<br />
2 Kab. Ponorogo<br />
3 Kab. Trenggalek<br />
4 Kab. Tulungagung<br />
5 Kab. Blitar<br />
6 Kab. Kediri<br />
7 Kab. Malang<br />
8 Kab. Lumajang<br />
9 Kab. Jember<br />
10 Kab. Banyuwangi<br />
11 Kab. Bondowoso<br />
12 Kab. Situbondo<br />
13 Kab. Probolinggo<br />
14 Kab. Pasuruan<br />
15 Kab. Sidoarjo<br />
16 Kab. Mojokerto<br />
17 Kab. Jombang<br />
18 Kab. Nganjuk<br />
19 Kab. Madiun<br />
20 Kab. Magetan<br />
21 Kab. Ngawi<br />
22 Kab. Bojonegoro<br />
23 Kab. Tuban<br />
24 Kab. Lamongan<br />
25 Kab. Gresik<br />
- 6 59 59 59 59 6,624 6,624 6,624 - -<br />
- 6 60 60 60 60 13,422 13,422 13,422 - -<br />
- 6 18 18 18 18 10,726 10,726 10,726 - -<br />
- 4 32 32 32 32 13,252 13,252 13,252 - -<br />
1 3 85 85 85 85 5,633 5,633 5,633 - -<br />
- 11 89 89 89 89 8,271 8,271 8,271 - 8,271<br />
- 6 187 187 187 187 13,970 13,970 13,970 - 13,970<br />
- 8 80 80 80 80 10,984 10,984 10,984 - 10,984<br />
- 8 153 153 153 153 16,344 16,344 16,344 - 16,344<br />
- 8 138 138 138 138 18,187 18,187 18,187 - 18,187<br />
- 4 223 223 223 223 29,115 29,115 29,115 - 29,115<br />
- 15 217 217 217 217 47,430 47,430 47,430 - 47,430<br />
- 5 130 130 130 130 18,710 18,710 18,710 - 18,710<br />
- 7 101 101 101 101 43,910 43,910 43,910 - 43,910<br />
- 10 153 153 153 153 27,730 27,730 27,730 - 27,730<br />
- 6 128 128 128 128 11,921 11,921 11,921 - 11,921<br />
- 5 66 66 66 66 10,924 10,924 10,924 - 10,924<br />
- 8 209 209 209 209 21,627 21,627 21,627 - 21,627<br />
- 9 237 237 237 237 29,846 29,846 29,846 - 29,846<br />
- 6 205 205 205 205 33,653 33,653 33,653 - 33,653<br />
- 8 213 213 213 213 19,455 19,455 19,455 - 19,455<br />
- 9 177 177 177 177 23,947 23,947 23,947 - 23,947<br />
- 5 117 117 117 117 18,932 18,932 18,932 - 18,932<br />
- 5 110 110 110 110 10,058 10,058 10,058 - 10,058<br />
- 9 69 69 69 69 8,898 8,898 8,898 - 8,898<br />
- 7 147 147 147 147 13,946 13,946 13,946 - 13,946<br />
- 8 254 254 254 254 21,927 21,927 21,927 - 21,927<br />
- 6 274 274 274 274 21,056 21,056 21,056 - 21,056<br />
- 8 331 331 331 331 22,273 22,273 22,273 - 22,273<br />
- 10 123 123 123 123 23,033 23,033 23,033 - 23,033<br />
148<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DAR<br />
AH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARIA/<br />
RAPID<br />
DIAGNOSIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
26 Kab. Bangkalan<br />
27 Kab. Sampang<br />
28 Kab. Pamekasan<br />
29 Kab. Sumenep<br />
30 Kota Kediri<br />
31 Kota Blitar<br />
32 Kota Malang<br />
33 Kota Probolinggo<br />
34 Kota Pasuruan<br />
35 Kota Mojokerto<br />
36 Kota Madiun<br />
37 Kota Surabaya<br />
38 Kota Batu<br />
BANTEN<br />
1 Kab. Pandeglang<br />
2 Kab. Lebak<br />
3 Kab. Tangerang<br />
4 Kab. Serang<br />
5 Kota Tangerang<br />
6 Kota Cilegon<br />
7 Kota Serang<br />
BALI<br />
1 Kab. Jembrana<br />
2 Kab. Tabanan<br />
3 Kab. Badung<br />
4 Kab. Gianyar<br />
5 Kab. Klungkung<br />
6 Kab. Bangli<br />
7 Kab. Karang Asem<br />
- 7 107 107 107 107 20,065 20,065 20,065 - 20,065<br />
- 5 200 200 200 200 19,918 19,918 19,918 - 19,918<br />
- 5 159 159 159 159 15,224 15,224 15,224 - 15,224<br />
- 8 179 179 179 179 15,594 15,594 15,594 - 15,594<br />
- 8 98 98 98 98 3,790 3,790 3,790 - 3,790<br />
3 1 32 32 32 32 2,111 2,111 2,111 - 2,111<br />
4 1 52 52 52 52 15,787 15,787 15,787 - 15,787<br />
3 0 55 55 55 55 4,255 4,255 4,255 - 4,255<br />
3 1 49 49 49 49 4,069 4,069 4,069 - 4,069<br />
2 1 32 32 32 32 2,044 2,044 2,044 - 2,044<br />
4 2 87 87 87 87 2,737 2,737 2,737 - 2,737<br />
4 0 144 144 144 144 51,011 51,011 51,011 - 51,011<br />
4 0 15 15 15 15 3,625 3,625 3,625 - 3,625<br />
- 4 170 170 170 170 25,782 25,782 25,782 - -<br />
- 5 165 165 165 165 36,190 36,190 36,190 - -<br />
- 10 165 165 165 165 99,145 99,145 99,145 - -<br />
1 3 155 155 155 155 55,995 55,995 55,995 - -<br />
4 - 55 55 55 55 42,400 42,400 42,400 - -<br />
3 1 22 22 22 22 7,717 7,717 7,717 - -<br />
3 1 35 35 35 35 - - - - -<br />
2 2 46 46 46 46 4,587 4,587 4,587 - 4,587<br />
1 3 101 101 101 101 5,861 5,861 5,861 - 5,861<br />
- 4 99 99 99 99 8,178 8,178 8,178 - 8,178<br />
- 4 49 49 49 49 7,476 7,476 7,476 - 7,476<br />
1 3 22 22 22 22 3,222 3,222 3,222 - 3,222<br />
2 2 85 85 85 85 3,952 3,952 3,952 - 3,952<br />
1 3 45 45 45 45 8,190 8,190 8,190 - 8,190<br />
8 Kab. Buleleng<br />
9 Kota Denpasar<br />
2 2 22 22 22 22 12,598 12,598<br />
3 1 34 34 34 34 12,088 12,088<br />
12,59<br />
8 - 12,598<br />
12,08<br />
8 - 12,088<br />
149<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
NUSA<br />
TENGGARA<br />
BARAT<br />
1 Kab. Lombok Barat<br />
- 6 46 46 46 46 19,635 19,635 19,635 19,635 -<br />
Kab. Lombok<br />
2<br />
Tengah - 9 101 101 101 101 21,241 21,241 21,241 21,241 -<br />
3 Kab. Lombok Timur<br />
4 Kab. Sumbawa<br />
5 Kab. Dompu<br />
- 20 99 99 99 99 26,783 26,783 26,783 26,783 -<br />
- 6 49 49 49 49 10,267 10,267 10,267 10,267 -<br />
1 3 22 22 22 22 6,523 6,523 6,523 6,523 -<br />
6 Kab. Bima<br />
- 6 85 85 85 85 11,804 11,804 11,804 11,804 -<br />
Kab. Sumbawa<br />
7<br />
Barat 1 3 45 45 45 45 2,765 2,765 2,765 2,765 -<br />
8 Kota Mataram<br />
9 Kota Bima<br />
NUSA<br />
TENGGARA<br />
TIMUR<br />
1 Kab. Sumba Barat<br />
2 Kab. Sumba Timur<br />
3 1 22 22 22 22 9,296 9,296 9,296 9,296 -<br />
3 1 34 34 34 34 3,411 3,411 3,411 3,411 -<br />
4 1 125 125 125 125 11,886 11,886 11,886 11,886 -<br />
3 1 109 109 109 109 5,554 5,554 5,554 5,554 -<br />
3 Kab. Kupang<br />
4 0 29 29 29 29 9,289 9,289 9,289 9,289 -<br />
4<br />
Kab. Timor Tengah<br />
Selatan 3 1 55 55 55 55 12,197 12,197 12,197 12,197 -<br />
5<br />
Kab. Timor Tengah<br />
Utara 2 2 104 104 104 104 6,828 6,828 6,828 6,828 -<br />
6 Kab. Belu<br />
7 Kab. Alor<br />
8 Kab. Lembata<br />
9 Kab. Flores Timur<br />
10 Kab. Sikka<br />
11 Kab. Ende<br />
12 Kab. Ngada<br />
13 Kab. Manggarai<br />
2 2 168 168 168 168 10,170 10,170 10,170 10,170 -<br />
2 2 61 61 61 61 4,739 4,739 4,739 4,739 -<br />
1 3 34 34 34 34 2,643 2,643 2,643 2,643 -<br />
0 4 69 69 69 69 5,849 5,849 5,849 5,849 -<br />
0 4 58 58 58 58 8,229 8,229 8,229 8,229 -<br />
0 5 47 47 47 47 6,746 6,746 6,746 6,746 -<br />
3 1 112 112 112 112 6,968 6,968 6,968 6,968 -<br />
0 5 161 161 161 161 13,280 13,280 13,280 13,280 -<br />
14 Kab. Rote Ndao<br />
4 0 57 57 57 57 3,349 3,349 3,349 3,349 -<br />
Kab. Manggarai<br />
15<br />
Barat 4 0 41 41 41 41 5,802 5,802 5,802 5,802 -<br />
16 Kota Kupang<br />
2 2 19 19 19 19 7,384 7,384 7,384 7,384 -<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
150
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DAR<br />
AH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARIA/<br />
RAPID<br />
DIAGNOSIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
KALIMANTAN<br />
BARAT<br />
1 Kab. Sambas<br />
2 Kab. Bengkayang<br />
3 Kab. Landak<br />
4 Kab. Pontianak<br />
5 Kab. Sanggau<br />
6 Kab. Ketapang<br />
7 Kab. Sintang<br />
8 Kab. Kapuas Hulu<br />
9 Kab. Sekadau<br />
10 Kab. Melawi<br />
- 4 122 122 122 122 12,960 12,960<br />
12,96<br />
0 12,960 12,960<br />
4 0 43 43 43 43 5,362 5,362 5,362 5,362 5,362<br />
3 1 67 67 67 67 8,796 8,796 8,796 8,796 8,796<br />
4 0 136 136 136 136 15,951 15,951<br />
15,95<br />
1 15,951 15,951<br />
4 0 59 59 59 59 9,637 9,637 9,637 9,637 9,637<br />
2 2 77 77 77 77 13,090 13,090<br />
13,09<br />
0 13,090 13,090<br />
- 6 76 76 76 76 8,889 8,889 8,889 8,889 8,889<br />
4 0 62 62 62 62 7,250 7,250 7,250 7,250 7,250<br />
3 1 37 37 37 37 4,504 4,504 4,504 4,504 4,504<br />
4 0 27 27 27 27 4,050 4,050 4,050 4,050 4,050<br />
11 Kota Pontianak<br />
- 4 49 49 49 49 11,134 11,134<br />
11,13<br />
4 11,134 11,134<br />
12 Kota Singkawang<br />
4 0 20 20 20 20 4,961 4,961 4,961 4,961 4,961<br />
KALIMANTAN<br />
TENGAH<br />
1<br />
Kab. Kotawaringin<br />
Barat 4 - 25 25 25 25 5,744 5,744 5,744 5,744 -<br />
2<br />
Kab. Kotawaringin<br />
Timur 4 - 57 57 57 57 8,842 8,842 8,842 8,842 -<br />
3 Kab. Kapuas<br />
4 Kab. Barito Selatan<br />
5 Kab. Barito Utara<br />
6 Kab. Sukamara<br />
7 Kab. Lamandau<br />
8 Kab. Seruyan<br />
9 Kab. Katingan<br />
10 Kab. Pulang Pisau<br />
11 Kab. Gunung Mas<br />
12 Kab. Barito Timur<br />
- 4 25 25 25 25 10,094 10,094<br />
10,09<br />
4 10,094 -<br />
4 - 29 29 29 29 3,041 3,041 3,041 3,041 -<br />
4 - 25 25 25 25 3,412 3,412 3,412 3,412 -<br />
4 - 14 14 14 14 1,085 1,085 1,085 1,085 -<br />
4 - 29 29 29 29 1,584 1,584 1,584 1,584 -<br />
4 - 17 17 17 17 3,584 3,584 3,584 3,584 -<br />
4 - 30 30 30 30 3,930 3,930 3,930 3,930 -<br />
4 - 3 3 3 3 3,075 3,075 3,075 3,075 -<br />
4 - 36 36 36 36 2,558 2,558 2,558 2,558 -<br />
4 - 13 13 13 13 2,558 2,558 2,558 2,558 -<br />
13 Kab. Murung Raya<br />
4 - 17 17 17 17 2,610 2,610 2,610 2,610 -<br />
Kota Palangka<br />
14<br />
Raya 2 2 1 1 1 1 5,530 5,530 5,530 5,530 -<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
151
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DAR<br />
AH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARIA/<br />
RAPID<br />
DIAGNOSIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
KALIMANTAN<br />
SELATAN<br />
1 Kab. Tanah Laut<br />
2 Kab. Kota Baru<br />
1 3 117 117 117 117 6,145 6,145 6,145 - -<br />
- 4 75 75 75 75 6,674 6,674 6,674 - -<br />
3 Kab. Banjar<br />
4 Kab. Barito Kuala<br />
- 4 135 135 135 135 10,210 10,210<br />
10,21<br />
0 - -<br />
- 4 116 116 116 116 7,072 7,072 7,072 - -<br />
5 Kab. Tapin<br />
- 4 60 60 60 60 4,053 4,053 4,053 - -<br />
6<br />
Kab. Hulu Sungai<br />
Selatan - 4 63 63 63 63 5,235 5,235 5,235 - -<br />
7<br />
Kab. Hulu Sungai<br />
Tengah 1 3 121 121 121 121 5,877 5,877 5,877 - -<br />
8<br />
Kab. Hulu Sungai<br />
Utara 1 3 74 74 74 74 5,611 5,611 5,611 - -<br />
9 Kab. Tabalong<br />
10 Kab. Tanah Bumbu<br />
11 Kab. Balangan<br />
1 3 102 102 102 102 4,563 4,563 4,563 - -<br />
1 3 25 25 25 25 5,676 5,676 5,676 - -<br />
1 3 42 42 42 42 2,714 2,714 2,714 - -<br />
12 Kota Banjarmasin<br />
13 Kota Banjar Baru<br />
KALIMANTAN<br />
TIMUR<br />
4 0 40 40 40 40 12,471 12,471<br />
12,47<br />
1 - -<br />
3 1 17 17 17 17 3,876 3,876 3,876 - -<br />
1 Kab. Pasir<br />
4 - 48 48 48 48 15,108 15,108<br />
15,10<br />
8 - -<br />
2 Kab. Kutai Barat<br />
3<br />
Kab. Kutai<br />
Kartanegara<br />
4 Kab. Kutai Timur<br />
5 Kab. Berau<br />
6 Kab. Malinau<br />
7 Kab. Bulongan<br />
4 - 35 35 35 35 15,606 15,606<br />
0 9 24 24 24 24 13,893 13,893<br />
15,60<br />
6 - -<br />
13,89<br />
3 - -<br />
3 1 19 19 19 19 4,055 4,055 4,055 - -<br />
3 1 13 13 13 13 4,956 4,956 4,956 - -<br />
4 - 20 20 20 20 3,230 3,230 3,230 - -<br />
3 1 30 30 30 30 4,663 4,663 4,663 - -<br />
8 Kab. Nunukan<br />
3 1 20 20 20 20 3,868 3,868 3,868 - -<br />
Kab. Penajam<br />
9<br />
Paser Utara 3 1 23 23 23 23 2,509 2,509 2,509 - -<br />
10 Kota Balikpapan<br />
11 Kota Samarinda<br />
12 Kota Tarakan<br />
13 Kota Bontang<br />
4 - 15 15 15 15 4,430 4,430 4,430 - -<br />
3 1 15 15 15 15 3,134 3,134 3,134 - -<br />
3 1 29 29 29 29 1,423 1,423 1,423 - -<br />
4 - 13 13 13 13 3,241 3,241 3,241 - -<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
152
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
SULAWESI<br />
UTARA<br />
1<br />
Kab. Bolaang<br />
Mengondow - 5 80 80 80 80 10,799 10,799 10,799 10,799 10,799<br />
2 Kab. Minahasa<br />
- 5 41 41 41 41 7,728 7,728 7,728 7,728 7,728<br />
3<br />
Kab. Sangihe<br />
Talaud - 8 48 48 48 48 4,244 4,244 4,244 4,244 4,244<br />
4<br />
Kab. Kepulauan<br />
Talaud - 4 19 19 19 19 2,094 2,094 2,094 2,094 2,094<br />
5<br />
Kab. Minahasa<br />
Selatan - 8 134 134 134 134 6,780 6,780 6,780 6,780 6,780<br />
6<br />
Kab. Minahasa<br />
Utara 2 2 32 32 32 32 3,898 3,898 3,898 3,898 3,898<br />
7 Kota Manado<br />
8 Kota Bitung<br />
1 3 11 11 11 11 9,670 9,670 9,670 9,670 9,670<br />
- 4 20 20 20 20 4,043 4,043 4,043 4,043 4,043<br />
9 Kota Tomohon<br />
3 1 29 29 29 29 1,975 1,975 1,975 1,975 1,975<br />
SULAWESI<br />
TENGAH<br />
1<br />
Kab. Banggai<br />
Kepulauan - 5 14 14 14 14 3,599 3,599 3,599 3,599 -<br />
2 Kab. Banggai<br />
3 Kab. Morowali<br />
4 Kab. Poso<br />
5 Kab. Donggala<br />
6 Kab. Toli-Toli<br />
- 4 139 139 139 139 6,228 6,228 6,228 6,228 -<br />
- 4 152 152 152 152 3,749 3,749 3,749 3,749 -<br />
- 7 109 109 109 109 4,063 4,063 4,063 4,063 -<br />
- 9 53 53 53 53 10,490 10,490 10,490 10,490 -<br />
- 4 68 68 68 68 5,305 5,305 5,305 5,305 -<br />
7 Kab. Buol<br />
1 3 36 36 36 36 2,834 2,834 2,834 2,834 -<br />
Kab. Parigi<br />
8<br />
Moutong - 10 121 121 121 121 8,928 8,928 8,928 8,928 -<br />
9 Kab. Tojo Una-Una<br />
10 Kota Palu<br />
SULAWESI<br />
SELATAN<br />
1 Kab. Selayar<br />
2 Kab. Bulukumba<br />
3 Kab. Bantaeng<br />
4 Kab. Jeneponto<br />
5 Kab. Takalar<br />
6 Kab. Gowa<br />
7 Kab. Sinjai<br />
- 6 79 79 79 79 3,382 3,382 3,382 3,382 -<br />
3 1 13 13 13 13 6,677 6,677 6,677 6,677 -<br />
2 2 10 10 10 10 2,654 2,654 2,654 - 2,654<br />
2 2 58 58 58 58 9,110 9,110 9,110 - 9,110<br />
2 2 42 42 42 42 4,093 4,093 4,093 - 4,093<br />
2 2 50 50 50 50 8,382 8,382 8,382 - 8,382<br />
0 4 64 64 64 64 6,619 6,619 6,619 - 6,619<br />
2 2 60 60 60 60 13,388 13,388 13,388 - 13,388<br />
2 2 26 26 26 26 5,523 5,523 5,523 - 5,523<br />
8 Kab. Maros<br />
1 3 136 136 136 136 8,006 8,006 8,006 - 8,006<br />
Kab. Pangkajene<br />
9<br />
Kep. 1 3 13 13 13 13 7,814 7,814 7,814 - 7,814<br />
10 Kab. Barru<br />
2 2 64 64 64 64 3,592 3,592 3,592 - 3,592<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
153
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
11 Kab. Bone 2 2 41 41 41 41 18,654 18,654 18,654 - 18,654<br />
12 Kab. Soppeng<br />
2 2 51 51 51 51 3,647 3,647 3,647 - 3,647<br />
13 Kab. Wajo<br />
2 2 50 50 50 50 10,056 10,056 10,056 - 10,056<br />
Kab. Sidenreng<br />
14<br />
Rappang 2 2 70 70 70 70 5,971 5,971 5,971 - 5,971<br />
15 Kab. Pinrang<br />
16 Kab. Enrekang<br />
17 Kab. Luwu<br />
18 Kab. Tana Toraja<br />
19 Kab. Luwu Utara<br />
2 2 37 37 37 37 8,070 8,070 8,070 - 8,070<br />
2 2 45 45 45 45 4,865 4,865 4,865 - 4,865<br />
2 2 68 68 68 68 8,448 8,448 8,448 - 8,448<br />
2 2 62 62 62 62 11,205 11,205 11,205 - 11,205<br />
4 0 127 127 127 127 7,675 7,675 7,675 - 7,675<br />
20 Kab. Luwu Timur<br />
2 2 10 10 10 10 6,040 6,040 6,040 - 6,040<br />
Kota Ujung<br />
21<br />
Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967<br />
22 Kota Pare-Pare<br />
23 Kota Palopo<br />
SULAWESI<br />
TENGGARA<br />
1 Kab. Buton<br />
2 Kab. Muna<br />
3 Kab. Konawe<br />
2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189<br />
2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451<br />
3 1 8,068 8,068 8,068 - -<br />
3 1 6,948 6,948 6,948 - -<br />
3 1 8,066 8,066 8,066 - -<br />
4 Kab. Kolaka<br />
3 1 3,227 3,227 3,227 - -<br />
Kab. Konawe<br />
5<br />
Selatan 4 0 8,665 8,665 8,665 - -<br />
6 Kab. Bombana<br />
7 Kab. Wakatobi<br />
8 Kab. Kolaka Utara<br />
9 Kota Kendari<br />
10 Kota Baubau<br />
GORONTALO<br />
2 2 2,229 2,229 2,229 - -<br />
3 1 2,767 2,767 2,767 - -<br />
2 2 9,120 9,120 9,120 - -<br />
4 0 3,634 3,634 3,634 - -<br />
4 0 6,557 6,557 6,557 - -<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
Kab. Boalemo 2 2 34 34 34 34 3,213 3,213 3,213 3,213 -<br />
Kab. Gorontalo 2 2 68 34 34 34 9,173 9,173 9,173 9,173 -<br />
Kab. Pohuwato 2 2 22 34 34 34 3,213 3,213 3,213 3,213 -<br />
Kab. Bone Bolango 2 2 30 34 34 34 3,564 3,564 3,564 3,564 -<br />
Gorontalo Utara 3 1 17 34 34 34 2,646 2,646 2,646 2,646 -<br />
Kota Gorontalo 3 1 10 34 34 34 4,154 4,154 4,154 4,154 -<br />
154<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
SULAWESI<br />
BARAT<br />
1 Kab. Majene<br />
4 0 41 41 41 41 7,652 7,652 7,652 7,652 -<br />
Kab. Polewali<br />
2<br />
Mamasa 4 0 68 68 68 68 3,812 3,812 3,812 3,812 -<br />
3 Kab. Mamasa<br />
4 Kab. Mamuju<br />
5 Kab. Mamuju Utara<br />
1<br />
2<br />
3<br />
MALUKU<br />
0 4 36 36 36 36 9,304 9,304 9,304 9,304 -<br />
3 1 13 13 13 13 3,710 3,710 3,710 3,710 -<br />
4 0 16 16 16 16 2,811 2,811 2,811 2,811 -<br />
Kab. Maluku<br />
Tenggara Barat 1 3 23 23 23 23 3,115 3,115 3,115 3,115 3,115<br />
Kab. Maluku<br />
Tenggara 3 1 57 57 57 57 3,641 3,641 3,641 3,641 3,641<br />
Kab. Maluku<br />
Tengah 2 2 168 168 168 168 7,766 7,766 7,766 7,766 7,766<br />
4 Kab. Buru<br />
2 2 36 36 36 36 3,355 3,355 3,355 3,355 3,355<br />
5<br />
Kab. Kepulauan<br />
Aru 1 3 20 20 20 20 1,761 1,761 1,761 1,761 1,761<br />
6<br />
Kab. Seram Bagian<br />
Barat 3 1 29 29 29 29 2,789 2,789 2,789 2,789 2,789<br />
7<br />
Kab. Seram Bagian<br />
Timur 3 1 12 12 12 12 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801<br />
8 Kota Ambon<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
MALUKU UTARA<br />
3 1 65 65 65 65 6,698 6,698 6,698 6,698 6,698<br />
Kab. Halmahera<br />
Barat 2 2 32 16 16 32 2,593 2,593 2,593 2,593 -<br />
Kab. Halmahera<br />
Tengah 2 2 15 7 7 15 1,106 1,106 1,106 1,106 -<br />
Kab. Kepulauan<br />
Sula 2 2 15 7 7 15 3,240 3,240 3,240 3,240 -<br />
Kab. Halmahera<br />
Selatan - 4 30 15 15 30 4,635 4,635 4,635 4,635 -<br />
Kab. Halmahera<br />
Utara - 4 54 27 27 54 5,674 5,674 5,674 5,674 -<br />
Kab. Halmahera<br />
Timur 2 2 15 7 7 15 1,469 1,469 1,469 1,469 -<br />
7 Kota Ternate<br />
- - 50 25 25 50 4,079 4,079 4,079 4,079 -<br />
Kota Tidore<br />
8<br />
Kepulauan 2 2 40 20 20 40 2,237 2,237 2,237 2,237 -<br />
IRIAN JAYA<br />
BARAT<br />
1 Kab. Fak-Fak<br />
4 - 52 52 52 52 1,811 1,811 1,811 1,811 1,811<br />
2 Kab. Kaimana<br />
4 - 17 17 17 17 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240<br />
Kab. Teluk<br />
3<br />
Wondama 4 - 3 3 3 3 629 629 629 629 629<br />
4 Kab. Teluk Bintuni<br />
5 Kab. Manokwari<br />
4 - 10 10 10 10 1,880 1,880 1,880 1,880 1,880<br />
4 - 24 24 24 24 5,085 5,085 5,085 5,085 5,085<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
155
NO<br />
PROPINSI<br />
TARGET<br />
PUSK<br />
TT<br />
MAMPU<br />
PONED<br />
MIN 4<br />
PER<br />
KAB/<br />
KOTA<br />
PONED<br />
KIT<br />
PENGGANTIAN KERUSAKAN<br />
BIDAN<br />
KIT<br />
IMPLAN<br />
T KIT<br />
KB KIT<br />
IUD<br />
KIT<br />
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN<br />
HB<br />
SAHLI<br />
PROTEIN<br />
URIN/<br />
DIPSTICK<br />
GULA<br />
DARAH<br />
PUASA/<br />
DIPSTICK<br />
GOL.<br />
DARAH<br />
ALAT PENDETEKSI<br />
PENCEGAHAN<br />
KOMPLIKASI<br />
KEBIDANAN PADA<br />
DAERAH KHUSUS<br />
MALARI<br />
A/<br />
RAPID<br />
DIAGNO<br />
SIS<br />
TEST<br />
HIV/<br />
RAPID<br />
TEST 3<br />
JENIS<br />
6<br />
Kab. Sorong<br />
Selatan 4 - 49 49 49 49 3,223 3,223 3,223 3,223 3,223<br />
7 Kab. Sorong<br />
8 Kab. Raja Ampat<br />
4 - 53 53 53 53 2,463 2,463 2,463 2,463 2,463<br />
4 - 28 28 28 28 1,219 1,219 1,219 1,219 1,219<br />
9 Kota Sorong<br />
4 - 15 15 15 15 4,830 4,830 4,830 4,830 4,830<br />
Kota Ujung<br />
21<br />
Pandang 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967<br />
22 Kota Pare-Pare<br />
23 Kota Palopo<br />
PAPUA<br />
1 Kab. Merauke<br />
2 Kab. Jayawijaya<br />
3 Kab. Jayapura<br />
2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189<br />
2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451<br />
4 - 89 89 89 89 4,700 4,700 4,700 4,700 4,700<br />
4 - 65 65 65 65 6,356 6,356 6,356 6,356 6,356<br />
4 - 112 112 112 112 2,776 2,776 2,776 2,776 2,776<br />
4 Kab. Nabire<br />
4 - 130 130 130 130 4,873 4,873 4,873 4,873 4,873<br />
Kab. Yapen<br />
5<br />
Waropen 4 - 154 154 154 154 2,134 2,134 2,134 2,134 2,134<br />
6 Kab. Biak Numfor<br />
7 Kab. Paniai<br />
8 Kab. Puncak Jaya<br />
9 Kab. Mimika<br />
10 Kab. Boven Digoel<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
17<br />
18<br />
19<br />
20<br />
4 - 173 173 173 173 3,006 3,006 3,006 3,006 3,006<br />
4 - 94 94 94 94 3,406 3,406 3,406 3,406 3,406<br />
4 - 162 162 162 162 3,371 3,371 3,371 3,371 3,371<br />
4 - 50 50 50 50 3,815 3,815 3,815 3,815 3,815<br />
4 - 47 47 47 47 948 948 948 948 948<br />
Kab. Mappi 4 - 43 43 43 43 1,998 1,998 1,998 1,998 1,998<br />
Kab. Asmat 4 - 38 38 38 38 1,871 1,871 1,871 1,871 1,871<br />
Kab. Yahukimo 4 - 113 113 113 113 4,141 4,141 4,141 4,141 4,141<br />
Kab. Pegunungan<br />
Bintang 4 - 127 127 127 127 2,671 2,671 2,671 2,671 2,671<br />
Kab. Tolikara 4 - 71 71 71 71 1,333 1,333 1,333 1,333 1,333<br />
Kab. Sarmi 4 - 15 15 15 15 953 953 953 953 953<br />
Kab. Keerom 4 - 45 45 45 45 1,144 1,144 1,144 1,144 1,144<br />
Kab. Waropen 4 - 77 77 77 77 653 653 653 653 653<br />
Kab. Supiori 4 - 25 25 25 25 388 388 388 388 388<br />
Kota Jayapura 4 - 38 38 38 38 6,045 6,045 6,045 6,045 6,045<br />
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang <strong>Kesehatan</strong> Tahun 2009<br />
156