Ruas Kanan
Ruas Kanan Ruas Kanan
Kimia X SMA 23 1.2 Sistem Periodik Unsur Setelah para ahli secara terus-menerus menemukan unsur-unsur baru, maka jumlah unsur semakin banyak dan hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam mempelajarinya, jika tidak ada cara yang praktis untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, para ahli berusaha membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur ini mengandung banyak sekali informasi tentang sifat-sifat unsur, sehingga sangat membantu dalam mempelajari unsur-unsur yang kini berjumlah tidak kurang dari 118, yang meliputi unsur alam dan unsur sintetis. A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-kelompok tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi pengelompokan masa itu masih sederhana. Pengelompokan yang paling sederhana ialah membagi unsur ke dalam kelompok logam dan nonlogam. Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-unsur yang semakin banyak tersebut dilakukan oleh para ahli dengan berbagai dasar pengelompokan yang berbeda-beda, tetapi tujuan akhirnya sama, yaitu mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat unsur. Dimulai pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur yang sangat mirip sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur, sehingga kelompok itu disebut triad. Apabila unsur-unsur dalam satu triad disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur yang kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif maupun sifat-sifat unsur pertama dan ketiga. Tabel 1.1 Contoh Pengelompokan Sifat Unsur Triad Ar Rata-rata A Unsur Pertama dan Ketiga r Wujud Klorin Bromin Iodin 35,5 79,9 127 35,5 + 127 2 = 81,2 Gas Cair Padat Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Sistem ini kurang efisien karena ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triad, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut. Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat. Hukum oktaf ini juga mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
24 Berikut ini tabel yang memuat sebagian dari daftar oktaf Newlands. Tabel 1.2 Sebagian Daftar Oktaf Newlands Do Re Mi Fa Sol La Si 1 2 3 4 5 6 7 H Li Be B C N O F Na Mg Al Si P S Cl K Ca Cr Ti Mn Fe Co, Ni Cu Zn Y In As Se Kimia X SMA Kemudian pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya dan persamaan sifat. Artinya, jika unsurunsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode. Sistem periodik Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan. Kelemahan sistem ini adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya. Selain itu masih banyak unsur yang belum dikenal. Sedangkan keunggulan sistem periodik Mendeleev adalah bahwa Mendeleev berani mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan bahwa masih ada unsur yang belum dikenal (James E. Brady, 1990). Gambar 1.13 Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907) Sumber: “Chemistry and Chemical Reactivity”, Kotz and Purcell 1987, CBS College Publishing New York Kurang lebih 45 tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1914, Henry G. Moseley (1887 – 1915) menemukan bahwa urutan unsur dalam sistem periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Penempatan telurium (A r = 128) dan iodin (A r = 127) yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53). Jadi, sifat periodik lebih tepat dikatakan sebagai fungsi nomor atom. Sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik unsur modern merupakan penyempurnaan dari sistem periodik Mendeleev.
- Page 2 and 3: Penulis: Budi Utami, Agung Nugroho
- Page 4 and 5: S Kata Sambutan Puji syukur kami pa
- Page 6 and 7: Buku ini terdiri dari 6 bab, setiap
- Page 8: 5.1 Senyawa Karbon 171 A. Menguji K
- Page 11 and 12: Peta Konsep 2 A. Struktur Atom Perk
- Page 13 and 14: 4 1.1 Struktur Atom A. Perkembangan
- Page 15 and 16: 6 Hampa Inti atom Kimia X SMA Pada
- Page 17 and 18: 8 C o n t o h 1.1 Kimia X SMA suatu
- Page 19 and 20: 10 B. Partikel Dasar Kimia X SMA 1.
- Page 21 and 22: 12 Latihan 1.2 Kimia X SMA 1. Salin
- Page 23 and 24: 14 Pada masa itu para ilmuwan masih
- Page 25 and 26: 16 3. Lengkapilah tabel berikut. Tu
- Page 27 and 28: 18 Uji Kompetensi 1 Kimia X SMA 123
- Page 29 and 30: 20 Kimia X SMA 16. Diketahui unsur
- Page 31: 22 Kimia X SMA 12. Siapakah nama to
- Page 35 and 36: 26 Periode Golongan Litium Berilium
- Page 37 and 38: 28 Latihan 1.5 Tabel 1.4 Nama-nama
- Page 39 and 40: 30 Energi Ionisasi (kJ mol -1 ) Tug
- Page 41 and 42: 32 Kimia X SMA d. Afinitas Elektron
- Page 43 and 44: 34 Latihan 1.6 1. Diketahui unsur-u
- Page 45 and 46: 36 Rangkuman Kimia X SMA 1. Model a
- Page 47 and 48: 38 Kimia X SMA 6. Unsur-unsur halog
- Page 49 and 50: 40 Kimia X SMA 19. Konfigurasi elek
- Page 51 and 52: 42 Kimia X SMA 9. Ion Br - mempunya
- Page 53 and 54: Peta Konsep 44 Ikatan Kimia Ikatan
- Page 55 and 56: 46 Tabel 2.2 Lambang Lewis Unsur-un
- Page 57 and 58: 48 C a t a t a n Latihan 2.1 c . Ik
- Page 59 and 60: 50 Kimia X SMA Dua atom dapat membe
- Page 61 and 62: 52 Perhatikan kedua contoh berikut
- Page 63 and 64: 54 2.5 Ikatan Logam Latihan 2.2 Kim
- Page 65 and 66: 56 Uji Kompetensi Kimia X SMA 12345
- Page 67 and 68: 58 Kimia X SMA 14. Unsur X dengan k
- Page 69 and 70: 60 Kimia X SMA 9. Mengapa senyawa C
- Page 71 and 72: 62 Peta Konsep Massa (g) Volume (L)
- Page 73 and 74: 64 Kimia X SMA Dewasa ini jutaan se
- Page 75 and 76: 66 Contoh: • Na + + Cl - ⎯⎯
- Page 77 and 78: 68 C. Tata Nama Senyawa Terner Kimi
- Page 79 and 80: 70 Latihan 3.4 4. Tata Nama Senyawa
- Page 81 and 82: 72 Produk Komposisi Senyawa dalam K
Kimia X SMA 23<br />
1.2 Sistem Periodik Unsur<br />
Setelah para ahli secara terus-menerus menemukan unsur-unsur baru, maka<br />
jumlah unsur semakin banyak dan hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam<br />
mempelajarinya, jika tidak ada cara yang praktis untuk mempelajarinya. Oleh<br />
karena itu, para ahli berusaha membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur<br />
tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu<br />
tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur ini<br />
mengandung banyak sekali informasi tentang sifat-sifat unsur, sehingga sangat<br />
membantu dalam mempelajari unsur-unsur yang kini berjumlah tidak kurang dari<br />
118, yang meliputi unsur alam dan unsur sintetis.<br />
A. Perkembangan Sistem Periodik Unsur<br />
Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-kelompok<br />
tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi pengelompokan<br />
masa itu masih sederhana. Pengelompokan yang paling sederhana ialah<br />
membagi unsur ke dalam kelompok logam dan nonlogam.<br />
Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-unsur yang<br />
semakin banyak tersebut dilakukan oleh para ahli dengan berbagai dasar<br />
pengelompokan yang berbeda-beda, tetapi tujuan akhirnya sama, yaitu<br />
mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat unsur. Dimulai pada tahun 1829,<br />
Johan Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur yang sangat mirip<br />
sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur, sehingga kelompok<br />
itu disebut triad. Apabila unsur-unsur dalam satu triad disusun menurut<br />
kenaikan massa atom relatifnya, ternyata massa atom maupun sifat-sifat unsur<br />
yang kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif maupun sifat-sifat<br />
unsur pertama dan ketiga.<br />
Tabel 1.1 Contoh Pengelompokan Sifat Unsur<br />
Triad Ar Rata-rata A Unsur Pertama dan Ketiga r Wujud<br />
Klorin<br />
Bromin<br />
Iodin<br />
35,5<br />
79,9<br />
127<br />
35,5 + 127<br />
2<br />
=<br />
81,2<br />
Gas<br />
Cair<br />
Padat<br />
Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Sistem ini kurang efisien karena<br />
ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triad, tetapi<br />
mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut.<br />
Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama<br />
A. R. Newlands, yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang<br />
disebut hukum oktaf. Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa<br />
atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8,<br />
unsur ke-2 dan unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat. Hukum oktaf ini<br />
juga mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan.<br />
Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn<br />
mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.