b. Bab II - Pemerintah Kota Sukabumi
b. Bab II - Pemerintah Kota Sukabumi
b. Bab II - Pemerintah Kota Sukabumi
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
kegiatan perekonomian, kesehatan, pendidikan tingkat lanjutan dan<br />
perkantoran di pusat kota (CBD) yang bertumpu pada wilayah<br />
Kecamatan Cikole, Citamiang, Gunungpuyuh dan Warudoyong sehingga<br />
pengembangan daerah perluasan yang mencakup wilayah Kecamatan<br />
Baros, Cibeureum dan Lembursitu masih relatif lambat.<br />
4. Pola tata ruang <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> dalam RTRW sampai dengan 2011 yang<br />
mengamanatkan proporsi kawasan budidaya sebesar 92,52 % atau<br />
sekitar 4.441.231 Ha sedangkan untuk kawasan lindung sebesar 7,48 %<br />
atau sekitar 359.000 Ha dan kawasan lindung menghadapi kendala<br />
dalam pengendalian pemanfaatan ruang.<br />
I. SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP<br />
1. Keterlibatan seluruh potensi masyarakat untuk melakukan berbagai<br />
penguatan bagi terwujudnya perilaku dan budaya ramah lingkungan,<br />
sadar lingkungan, selaras dengan pengembangan militasi untuk terus<br />
ditumbuh kembangkan.<br />
2. Pencemaran air,udara dan tanah juga masih belum tertangani secara<br />
tepat karena semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurang<br />
memperhatikan fungsi kelestarian lingkungan. Secara umum kualitas<br />
udara di <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> hasil pengukuran Mobile Monitoring Station<br />
belum melebihi baku mutu udara ambien, tetapi berdasarkan hasil<br />
pemantauan, dapat dilihat bahwa untuk parameter PM10 dan CO<br />
terdapat kecenderungan naik pada waktu yang sama setiap harinya. Hal<br />
tersebut terjadi akibat aktifitas transportasi yang tinggi/padat, yaitu pada<br />
pagi dan sore hari.<br />
3. Pengolahan air limbah domestik di <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> masih sangat rendah.<br />
Pengolahan air limbah domestik pada umumnya dilakukan secara<br />
individual pada masing-masing rumah tangga (on-site sanitation). Air<br />
limbah dari sarana tersebut, baik yang diolah secara teknis atau pun<br />
tidak diolah sama sekali umumnya dialirkan ke saluran terbuka atau<br />
langsung ke sungai. Air limbah domestik (berasal dari pemukiman)<br />
terutama terdiri atas tinja, air kemih, dan buangan air limbah lainnya<br />
(kamar mandi, dan cucian). Dari hasil pengujian kualitas air sungai pada<br />
25 titik, terdapat kandungan coli tinja sebesar 6.000, 80.000, 120.000, ><br />
120.000, dan > 240.000 MPN/100. (PP. No. 82 TAHUN 2001 tentang<br />
pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, untuk<br />
sungai kelas <strong>II</strong>I maksimal 2.000 MPN/100.). Pencemaran ke badan air<br />
tidak hanya disebabkan oleh air limbah domestik, tetapi air limbah usaha<br />
dan atau kegiatan juga turut andil dalam pencemaran ke badan air.<br />
4. Volume sampah di <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> pada tahun 2006 adalah ± 670,48<br />
m 3 /hari, sedangkan volume sampah yang terangkut baru mencapai 80 %<br />
(536,38 m 3 /hari). Daerah pelayanan belum dapat menjangkau seluruh<br />
wilayah <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong>. Kecilnya jangkauan pelayanan persampahan di<br />
<strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> dikarenakan sumber daya dan prasarana yang masih<br />
Rancangan RPJPD <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> Tahun 2005-2025 <strong>II</strong> - 15