02.09.2014 Views

Inovasi - Pemerintah Kota Sukabumi

Inovasi - Pemerintah Kota Sukabumi

Inovasi - Pemerintah Kota Sukabumi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ttt110<br />

KEGIATAN INOVASI DINAS PERHUBUNGAN<br />

KOTA SUKABUMI<br />

MANAJEMEN LALU LINTAS<br />

Pembagian Waktu Operasi Angkutan <strong>Kota</strong> 2 Shif.<br />

1. PENDAHULUAN<br />

Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan<br />

memegang peran yang sangat penting bagi daerah perkotaan. Akan tetapi,<br />

angkutan umum sering dituduh sebagai penyebab kemacetan pada hampir semua<br />

kota-kota besar di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah terlalu banyaknya<br />

kendaraan angkutan umum yang beroperasi; dalam arti besar sediaan (supply)<br />

tidak sesuai dengan besarnya permintaan (demand) yang ada. Jumlah penumpang<br />

yang membutuhkan angkutan umum sangat bervariasi untuk waktu-waktu<br />

tertentu. Jumlah penumpang pada jam sibuk jauh lebih banyak daripada jam tidak<br />

sibuk. Kondisi tersebut menyebabkan kebutuhan jumlah armada pada jam sibuk<br />

dan jam tidak sibuk berbeda sesuai dengan permintaan.<br />

Asumsi yang digunakan saat ini dalam hal penyediaan armada angkutan umum<br />

adalah tetap untuk setiap waktu, sehingga pada waktu jam tidak sibuk banyak<br />

angkutan umum mempunyai faktor isian (load factor) rendah, sedangkan pada jam<br />

sibuk faktor isian yang terjadi tinggi. Dengan kata lain, pada jam tidak sibuk terjadi<br />

ketidakefisienan jumlah armada, atau jumlah armada yang beroperasi berlebih. Hal<br />

ini menyebabkan perlunya diadakan pengurangan jumlah pengoperasian armada<br />

angkutan umum di jalan pada jam tidak sibuk. Selain itu, sangat besar<br />

kemungkinan terjadi pada suatu periode waktu tertentu, beberapa trayek<br />

kekurangan armada sedangkan beberapa trayek lainnya kelebihan armada.<br />

Sehingga dalam hal ini pengoptimasian kebutuhan jumlah armada dapat juga<br />

dilakukan dengan cara memindahkan rute/trayek operasi angkutan umum pada<br />

suatu periode waktu tertentu (pertukaran trayek) sesuai dengan permintaan yang<br />

ada sehingga dihasilkan suatu jumlah armada angkutan umum yang optimal pada<br />

setiap periode waktu dan untuk setiap trayek yang ada.<br />

Disamping itu, rute angkutan umum yang baik harus dapat memenuhi<br />

kepentingan beberapa pihak terkait seperti penumpang (user), pengelola (operator)<br />

dan pemerintah (regulator) yang pada umumnya kepentingan tersebut saling<br />

bertolak belakang. Misalnya, penumpang menginginkan jumlah armada yang<br />

sebesar mungkin sehingga waktu menunggu menjadi minimal dan faktor isian<br />

angkutan umum serendah mungkin. Hal sebaliknya malah diinginkan oleh pihak<br />

pengelola. Mereka menginginkan jumlah armada sesedikit mungkin sehingga<br />

faktor isian menjadi maksimal. Pihak pemerintah sebagai regulator sudah pasti<br />

menginginkan besarnya jumlah armada sedemikian rupa yang dapat<br />

meningkatkan efisiensi sistem lalu lintas perkotaan. Tidak mudah untuk mencari<br />

bentuk kompromi antar kepentingan di atas, sehingga peran pemerintah sangat<br />

krusial dalam merencanakan trayek pelayanan angkutan umum termasuk<br />

kebutuhan armadanya.<br />

Untuk memenuhi kepentingan ketiga pihak tersebut, maka perlu dilakukan suatu<br />

manajemen lalu lintas atau upaya penataan angkutan umum yang dapat<br />

[Type text]


mengakomodasi kepentingan semua pihak sehingga tercipta efektifitas dan<br />

efisiensi sistem lalu lintas kota.<br />

2. KONDISI SEBELUM INISIATIF/ INOVASI DITERAPKAN<br />

- Tingginya tingkat kepadatan serta volume lalu lintas sehingga menimbulkan<br />

antrian kendaraan dan kemacetan lalu lintas.<br />

- Tingginya frekuensi kendaraan di lapangan menyebabkan load factor<br />

kendaraan berkurang.<br />

- Pada waktu itu, biaya operasional kendaraan yang tinggi diakibatkan olehh<br />

meningkatnya biaya bahan bakar minyak yang naik 2 kali lipat dari harga<br />

sebelumnya.<br />

- Beralihnya moda transportasi yang digunakan kepada sepeda motor<br />

menyebabkan menurunnya tingkat penggunaan angkutan umum.<br />

- Rawannya terjadi konflik antar pengemudi angkutan dikarenakan berebut<br />

penumpang yang sangat terbatas.<br />

- Tingkat pendapatan pengemudi angkutan yang rendah dikarenakan<br />

terbatasnya jumlah penumpang dan tingginya frekuensi kendaraan.<br />

- Tingginya jumlah armada angkutan kota.<br />

3. INISIATIF/ INOVASI<br />

a. Inisiatif/ inovasi yang dilakukan yaitu Pembagian Waktu Operasi Angkutan<br />

<strong>Kota</strong> di <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> menjadi 2 Shift, yaitu trayek:<br />

- Trayek 02<br />

- Trayek 10<br />

- Trayek 21<br />

- Trayek 25<br />

- Trayek 26<br />

b. Instansi serta stakeholders yang terlibat dalam proses inovasi merupakan<br />

bagian dari Bakorlantas, terdiri dari:<br />

- Dinas Perhubungan <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

- Satlantas Polresta <strong>Sukabumi</strong><br />

- DPC Organda <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

- Pengusaha dan Pengemudi Angkutan Umum<br />

c. Dinas Perhubungan <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong> merupakan Instansi yang pertama kali<br />

mengusulkan inovasi/ inisiatif tersebut.<br />

4. PROSES INOVASI/ STRATEGI YANG DITERAPKAN<br />

a. Proses identifikasi masalah didapat dari Evaluasi Kinerja Angkutan Umum<br />

diantaranya melaui:<br />

- Survai inventarisasi angkutan kota.<br />

- Survai statis untuk mengetahui load factor statis serta frekuensi kendaraan.<br />

- Survai dinamis untuk mengetahui load factor dinamis dan waktu tempuh<br />

kendaraan.<br />

b. Proses pengambilan keputusan diambil melalui Rapat Koordinasi Bakorlantas.<br />

c. Keputusan yang dikeluarkan bakorlantas ditindaklanjuti oleh Instansi terkait<br />

dengan jajaran DPC Organda dengan melakukan uji coba selama beberapa<br />

bulan, kemudian dilakukan implementasi yang berlangsungsung sampai<br />

dengan saat ini.<br />

2


d. Proses/ Strategi pelaksanaan inovasi, yaitu sebagai berikut:<br />

- Inventarisasi permasalahan di lapangan kaitan dengan permasalahan<br />

peningkatan pelayanan angkutan dan pendapatan pengusaha dan<br />

pengemudi angkutan kota.<br />

- Adanya upaya atau ide pembagian waktu operasi angkutan kota menjadi 2<br />

shift, ditindaklanjuti dengan pembuatan kajian teknis pembagian waktu<br />

operasi.<br />

- Hasil kajian dirapatkan dengan melibatkan instansi terkait dan para<br />

stakelholder guna memperoleh saran dan tanggapan serta upaya lebih<br />

lanjut.<br />

- Koordinasi di dalam rapat dilanjutkan dengan konsolidasi lapangan<br />

melibatkan secara langsung para pengusaha dan pengemudi angkutan<br />

kota.<br />

- Setelah para pengemudi dan pengusaha sepakat, dilakukan uji coba selama<br />

1 s/d 4 bulan. Apabila dirasakan tidak terjadi dampak yang begitu<br />

merugikaan para pengusaha dan pengemudi, upaya pembagian waktu<br />

operasi menjadi 2 shift dapat dilaksanakan secara tetap.<br />

Permasalahan di Lapangan<br />

Ide Pembagian Waktu Operasi<br />

Kajian Teknis<br />

Rapat Koordinasi<br />

Koordinasi dan Konsolidasi<br />

Uji Coba<br />

Implementasi<br />

e. Peranan/ fungsi pelaku<br />

1) Dinas Perhubungan <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

- Salah satu instansi yang tergabung dalam Bakorlantas;<br />

- Pengaturan, perencanaan, dan pelayanan di bidang angkutan orang dan<br />

barang;<br />

- Pengaturan, perencanaan, dan pengawasan jaringan transportasi dan<br />

dampak lalu lintas;<br />

- Manajemen dan rekayasa lalu lintas.<br />

2) Satlantas Polresta <strong>Sukabumi</strong><br />

- Salah satu instansi yang tergabung dalam Bakorlantas;<br />

- Pelaksanaan kebijakan lalu lintas di lapangan.<br />

3) DPC Organda <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

- Stakeholder yang tergabung dalam Bakorlantas;<br />

- Organisasi yang mewadahi kepentingan pengusaha dan pengemudi<br />

angkutan kota;<br />

3


- Konsolidasi dan koordinasi rencana kegiatan pembagian waktu operasi<br />

2 shift.<br />

4) KKU (Kelompok Kerja Usaha) pada DPC Organda <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

- Anggota DPC Organda <strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong>;<br />

- Membantu DPC organda dalam konsolidasi dan koordinasi rencana<br />

kegiatan pembagian waktu operasi 2 shift.<br />

5) Pengusaha Angkutan <strong>Kota</strong><br />

6) Pengemudi Angkutan <strong>Kota</strong><br />

f. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan/ strategi kegiatan<br />

tersebut?<br />

a. Tingginya tingkat kekhawatiran dari para pengusaha dan pengemudi akan<br />

menurunnya pendapatan.<br />

b. Heterogennya tingkat pendidikan pengemudi dan pengusaha menyulitkan<br />

proses komunikasi dan konsolidasi kegiatan.<br />

5. HASIL YANG DICAPAI<br />

a. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan inovasi pembagian waktu operasi<br />

angkot 2 shift, adalah sebagai berikut:<br />

- Menurunnya volume lalu lintas sebesar 8%.<br />

- Menurunnya frekuensi angkutan sebesar 44%.<br />

- Meningkatnya pendapatan harian sebesar 80%.<br />

- Berkurangnya biaya operasional kendaraan sebesar 40%..<br />

b. Dampak<br />

- Dampak terhadap masyarakat kaitan dengan pelayanan angkutan tidak<br />

banyak terjadi perubahan tingkat pelayanan, akan tetapi berdampak<br />

kepada masyarakat pengguna jalan dikarenakan tingkat kemacetan di<br />

beberapa ruas jalan berkurang.<br />

- Sasaran pemerintah kota pada sektor perhubungan yaitu dalam<br />

peningkatan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan dapat tercapai<br />

seiring dengan berkurangnya tingkat kemacetan pada beberapa ruas jalan.<br />

- Dari upaya yang telah dilakukan timbul efisiensi dan efektifitas terhadap<br />

pengawasan peningkatan pelayanan angkutan serta upaya manajemen dan<br />

rekayasa lalu lintas lainnya.<br />

- Tingkat pengeluaran biaya operasional angkutan kota yang dikeluarkan<br />

oleh pengemudi dan pengusaha secara signifikan semakin berkurang.<br />

- Tingkat pengeluaran biaya masyarakat pengguna jalan khususnya<br />

konsumsi bahan bakar minyak berkurang dikarenakan berbanding lurus<br />

dengan tingkat kemcetan yang berkurang.<br />

- Umur teknis kendaraan lebih lama.<br />

- Tersedianya waktu luang yang banyak bagi para pengemudi.<br />

6. KEMAMPUAN UNTUK DITRANSFER<br />

a. Hal-hal yang dapat dipelajari oleh orang/ instansi/ daerah lain dari inovasi/<br />

inisiatif ini yaitu Strategi dan langkah-langkah/ tahapan yang diambil serta<br />

informasi pengalaman langsung para pengemudi dan pengusaha angkutan<br />

kota.<br />

b. Kondisi apa saja yang dibutuhkan untuk penerapan inovasi tersebut?<br />

4


- Adanya wadah koordinasi dalam bentuk Bakorlantas sehingga upaya-upaya<br />

peningkatan pelayanan transportasi khususnya pelayanan angkutan dapat<br />

secara rutin dibahas bersama-sama.<br />

- Hubungan yang sinergi dan kondusif antara instansi terkait dan para<br />

stakeholder sehingga memudahkan proses komunikasi, koordinasi dan<br />

konsolidasi.<br />

<strong>Sukabumi</strong> Oktober 2010<br />

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN<br />

KOTA SUKABUMI<br />

Drs. H. Andri Setiawan, MM<br />

Pembina Tk .I<br />

NIP. 196605201986031007<br />

5


Kel. Karangtengah<br />

Kel. Keramat<br />

Kel. Selabatu<br />

Kel. Gn. Puyuh<br />

Kel. Subangjaya<br />

Kel. Sriwedari<br />

Kel. Cikole<br />

Kel. Cisarua<br />

Kel. G. Parang<br />

Kel. Kb. Jati<br />

Kel. Benteng<br />

Kel. Sukakarya<br />

Kel. Nyomplong<br />

Kel. Tipar<br />

Kel. Cibeureumhilir<br />

Kel. Warudoyong<br />

Kel. Nanggeleng<br />

Kel. Citamiang<br />

Kel. Babakan<br />

Kel. Dayeuhluhur<br />

Kel. Cikondang<br />

Kel. Gedongpanjang<br />

Kel. Limusnunggal<br />

Kel. Sudajaya<br />

Hilir<br />

Kel. Sindangsari<br />

Kel. Sindangpalay<br />

Kel. Cipanengah<br />

Kel. Jayaraksa<br />

Kel. Baros<br />

Oleh:<br />

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN<br />

KOTA SUKABUMI<br />

Kel. Lembursitu<br />

Kel. Situmekar<br />

Kel. Jayamekar<br />

Kel. Cikundul<br />

<strong>Sukabumi</strong>, Oktober 2010


J a l a n P r o p i n s i<br />

J a l a n N a s i o n a l<br />

S u n g a i<br />

B a t a s K o t a<br />

B a t a s K e c a m a t a n<br />

B a t a s K e l u r a h a n<br />

K e c . G u n u n g p u y u h<br />

K e c . C i k o l e<br />

K e c C i b e u r e u m<br />

K e c . C i t a m i a n g<br />

K e c . W a r u d o y o n g<br />

K e c . B a r o s<br />

K e c . L e m b u r s i t u<br />

K E T E R A N G A N<br />

Kel. Keramat<br />

Kel. Karangtengah<br />

Kel. Selabatu<br />

Kel. Gn. Puyuh<br />

Kel. Subangjaya<br />

Kel. Sriwedari<br />

Kel. Cikole<br />

Kel. Cisarua<br />

Kel. G. Parang<br />

Kel. Kb. Jati<br />

Kel. Benteng<br />

Kel. Sukakarya<br />

Kel. Nyomplong<br />

Kel. Tipar<br />

Kel. Cibeureumhilir<br />

Kel. Warudoyong<br />

Kel. Nanggeleng<br />

- Luas wilayah administrasi<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Sukabumi</strong><br />

48,0023 Km2 terbagi<br />

dalam 7 Kecamatan<br />

dan 33 Kelurahan<br />

Kel. Citamiang<br />

Kel. Babakan<br />

Kel. Dayeuhluhur<br />

Kel. Cikondang<br />

Kel. Gedongpanjang<br />

Kel. Limusnunggal<br />

Kel. Sudajaya<br />

Hilir<br />

Kel. Sindangsari<br />

Kel. Sindangpalay<br />

Kel. Cipanengah<br />

Kel. Jayaraksa<br />

Kel. Baros<br />

-Jumlah Penduduk : 259.268<br />

Jiwa dengan<br />

Kel. Lembursitu<br />

Kel. Situmekar<br />

Kel. Cikundul<br />

Kel. Jayamekar<br />

Kepadatan Penduduk :<br />

5.401 Jiwa/Km


Rencana Jalan Tol<br />

Ciawi-<strong>Sukabumi</strong><br />

Rencana Jalan<br />

Lingkar <strong>Sukabumi</strong>


<strong>Sukabumi</strong> sbg kota lintasan mengkibatkan kepadatan<br />

lalu lintas<br />

Keberadaan & Kapasitas Terminal Sudirman yang<br />

kurang memadai sehingga tidak dapat menampung<br />

armada<br />

Volume lalu lintas yang tinggi tdk dibarengi peningkatan<br />

kapasitas jalan shg terjadi kemacetan lalin di lokasi<br />

rawan macet pada pusat perbelanjaan<br />

Tingkat kedisiplinan pengguna jalan yang rendah<br />

Pada hari sabtu & Minggu Penutupan jalur puncak<br />

mengakibatkan pelimpahan arus di ruas jalan <strong>Kota</strong><br />

<strong>Sukabumi</strong> sehingga tingkat kepadatan semakin tinggi


1. Tingkat kepadatan dan volume lalu lintas yang<br />

cukup tinggi pada saat jam sibuk<br />

2. Tidak tersedianya tempat perhentian angkutan<br />

umum (Sub Terminal/ Shelter yg Representative)<br />

KONDISI<br />

ANGKUTAN<br />

UMUM<br />

3. Besarnya pengeluaran biaya operasional<br />

kendaraan dibanding dengan pendapatan<br />

4. Tingginya tingkat penggunaan sepeda motor<br />

5. Jumlah armada yang dioperasikan pada saat<br />

jam tidak sibuk berlebih<br />

6. Jumlah pengguna jasa angkutan umum pada<br />

waktu jam sibuk (peak) jauh lebih banyak<br />

daripada jam tidak sibuk (off peak).


Pemasangan papan nama trayek<br />

Penataan Ulang Rute Trayek<br />

Pembagian jadwal operasi angkot (2 shift)<br />

Peraturan Walikota mengenai Kendaraan yang<br />

Bersih, Hygienis dan Bebas Rokok<br />

Penggunaan sistem barcode dalam administrasi<br />

trayek<br />

Adanya kesepakatan kerjasama bid angkutan<br />

dgn Kab <strong>Sukabumi</strong><br />

Penyesuaian tarif dr fluktuasi BBM


PERMASALAHAN DI LAPANGAN<br />

‣TK KEMACETAN TINGGI<br />

‣PENDAPATAN RENDAH<br />

‣BIAYA OPERASI TINGGI<br />

‣JML ARMADA TINGGI<br />

IDE PEMBAGIAN WAKTU OPERASI<br />

KAJIAN TEKNIS<br />

RAPAT KOORDINASI<br />

SOSIALISASI & KONSOLIDASI<br />

UJI COBA<br />

IMPLEMENTASI


1. TRAYEK 10<br />

<strong>Sukabumi</strong> – Salabintana<br />

2. TRAYEK 25<br />

Tipar Gede – Term<br />

3. TRAYEK 26<br />

Tipar Gede – Perum Baros<br />

4. TRAYEK 21<br />

Tipar Gede – Cicadas


Satu Shift<br />

Dua Shift<br />

CATATAN<br />

Load factor bertambah dua lipat sehingga terjadi peningkatan pendapatan


Satu Shift<br />

‣ Pemakaian BBM<br />

Rp. 3.000.000,00 /bulan<br />

‣ Pemakaian Ban<br />

Rp. 2.800.000,00 /tahun<br />

‣ Service (Suku Cadang)<br />

Rp. 6.000.000,00 /tahun<br />

‣ Retribusi<br />

Rp. 360.000,00 /tahun<br />

‣ Cuci Mobil<br />

Rp. 5.500.000,00 /tahun<br />

Dua Shift<br />

‣ Pemakaian BBM<br />

Rp. 1.500.000,00 /bulan<br />

‣ Pemakaian Ban<br />

Rp. 1.400.000,00 /tahun<br />

‣ Service (Suku Cadang)<br />

Rp. 3.000.000,00 /tahun<br />

‣ Retribusi<br />

Rp. 180.000,00 /tahun<br />

‣ Cuci Mobil<br />

Rp. 2.750.000,00 /tahun<br />

CATATAN<br />

‣ Pengeluaran Biaya Operasional Kendaraan berkurang secara signifikan<br />

‣ Umur teknis kendaraan lebih lama


TRAYEK 10<br />

Uraian 1 shift 2 Shift Selisih<br />

Faktor Muat 22,44 42.69 20.25<br />

Frekuensi 167 92 75<br />

RTT/ Rit 15 20 5<br />

Pendapatan 100.000 180.000 80.000


Penataan Jaringan Trayek<br />

Perluasan Jaringan Trayek<br />

Pembinaan Ojeg<br />

Peningkatan Kualitas Pelayanan<br />

Angkutan Umum<br />

Sistem Angkutan Umum Masal


Manfaat pembagian waktu operasi Angkutan <strong>Kota</strong> menjadi 2<br />

shift, adalah sebagai berikut:<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

<br />

Berkurangnya tingkat kepadatan dan volume lalu lintas di<br />

jalan.<br />

Bertambahnya pendapatan harian.<br />

Berkurangnya pengeluaran biaya operasional kendaraan.<br />

Para pengemudi mempunyai waktu luang lebih banyak.<br />

Umur teknis kendaraan lebih lama.<br />

Keberhasilan manfaat di atas, tenttunya tdk akan terwujud tanpa<br />

peran serta aktif seluruh masyarakat khususnya Organda, KKU dan<br />

awak Kendaraan


TRAYEK 10<br />

Uraian 1 shift 2<br />

Shift<br />

Selisih<br />

Faktor Muat 22,44 42.69 20.25<br />

Frekuensi 167 92 75<br />

RTT/ Rit 15 20 5<br />

Pendapatan 100.00<br />

0<br />

180.00<br />

0<br />

80000<br />

TRAYEK 10<br />

25 Faktor Muat 44,01 Uraian 1 shift 2 Selisih<br />

Shift<br />

Frekuensi 8<br />

Faktor Muat 22,44 42.69 20.25<br />

Faktor Muat 28,90<br />

Faktor Muat 29,69<br />

RTT/ Rit Frekuensi<br />

26<br />

167 92 75<br />

Frekuensi 169<br />

Pendapatan RTT/ Rit 15<br />

Frekuensi<br />

20<br />

41<br />

5<br />

RTT/ Rit<br />

Pendapatan 100.00 RTT/ Rit180.00<br />

80000<br />

0 0<br />

Pendapatan<br />

Pendapatan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!