01.11.2012 Views

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

saya mengetahui bahwa itu disebabkan oleh adanya hukum yang mengatur<br />

demikian. Ini pengetahuan filsafat, abstrak, tetapi baru satu langkah. Orang lain<br />

dapat mengetahui bahwa hukum itu dibuat oleh Yang Maha Pintar. Ini sudah<br />

langkah kedua, lebih mendalam daripada sekedar mengetahui adanya hukum.<br />

Orang lain masih dapat melangkah ke langkah ketiga, misalnya ia mengetahui<br />

bahwa Yang Maha Pintar itu adalah Tuhan, ia masih dapat maju lagi misalnya<br />

mengetahui di belakang fakta empiris itu dapat bertingkat-tingkat, dan itu<br />

menjelaskan kemendalaman pengetahuan filsafat seseorang. Untuk mudahnya<br />

mungkin dapat dikatakan begini: berpikir mendalam inilah berpikir tanpa bukti<br />

empirik.<br />

Pada uraian di atas kita mengetahui akal itu diperdebatkan oleh ahli akal<br />

dan orang-orang yang secara intensif menggunakan akalnya. Kerja akal, yaitu<br />

berpikir mendalam, menghasilkan filsafat. Apakah dengan demikian berarti teoriteori<br />

filsafat itu tidak ada gunanya atau nilai kebenarannya amat rendah? Tidak<br />

juga. Ya, itulah filsafat, kadang-kadang filsafat diragukan oleh filsafat itu sendiri.<br />

Jika kita ingin mengetahui sesuatu yang tidak empirik, apa yang kita<br />

gunakan? Ya, akal itu. Apapun kelemahan akal, bahkan sekalipun akal amat<br />

diragukan hakikata keberadaannya, toh akal telah menghasilkan apa yang disebut<br />

filsafat. Kelihatannya, ada satu hal yang penting di sini: janganlah hidup ini<br />

digantungkan pada filsafat, janganlah hidup ini ditentukan seluruhnya oleh<br />

filsafat, filsafat itu adalah produk akal dan akal itu belum diketahui secara jelas<br />

identitasnya.<br />

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan <strong>Filsafat</strong><br />

Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris.<br />

Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya<br />

pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah.<br />

Ada hal yang patut Anda ingat. Anda tidak boleh menuntut bukti empiris<br />

untuk membuktikan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan<br />

yang logis dan hanya logis. Bila logis dan empiris, itu adalah pengetahuan sain.<br />

Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuran<br />

logis tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan<br />

(teori) itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!