Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Voltaire telah berhasil memisahkan akal dengan iman. Francis Bacon amat<br />
yakin pada kekuatan Sain dan Logika. Sain dan Logika dianggap mampu<br />
menyelesaikan semua masalah (Will Durant, The Story of Philosophy, 1959:254).<br />
Condoret mendukung Bacon : Sain dan Logika itulah yang penting. Kemudian<br />
pemikiran ini diikuti pula oleh pemikir Jerman Christian Wolff dan Lessing.<br />
Bahkan pemikir-pemikir Prancis mendramatisasi keadaan ini sehingga akal telah<br />
dituhankan (lihat Durant, 1959:254). Spinoza meningkatkan kemampuan akal<br />
tatkala ia menyimpulkan bahwa alam semester ini laksana suatu sistem<br />
matematika dan dapat dijelaskan secara a priori dengan cara mendeduksi aksiomaaksioma.<br />
<strong>Filsafat</strong> ini jelas memberikan dukungan kepada kepongahan manusia<br />
dalam menggunakan akalnya. Karena itu tidaklah perlu kaget tatkala Hobbes<br />
meningkatkan kemampuan akal ini menjadi Atheisme dan Materalisme yang<br />
nonkompromis.<br />
Sejak Spinoza sampai Diderot kepingan-kepingan ima telah tunduk di<br />
bawah kaidah-kaidah akliah. Helvetius dan Holbach menawarkan idea yang<br />
“edan” itu di Prancis, dan La Mettrie, yang menyatakan manusia itu seperti mesin,<br />
menjajakan pemikiran ini di Jerman. Tatkala pada tahun 1784 Lessing<br />
mengumumkan bahwa ia menjadi pengikut Spinoza, itu telah cukup sebagai<br />
pertanda bahwa iman telah jatuh sampai ke titik hadirnya dan akal telah berjaya<br />
(Lihat Durant, 1959:255).<br />
David Hume (1711-1776) tidak begitu senang pada keadaan ini. Ia<br />
menyatakan bila akal telah menentang manusia, maka akan datang waktunya<br />
manusia menantang akal. Apa akal itu sebenarnya?<br />
Locke (1632-1704) telah meneliti akal. Ia berhasil tampil dengan<br />
argumennya tentang kerasionalan agama Krsiten. Pengetahuan kita datang dari<br />
pengalaman, begitu katanya. Teorinya tabula rasa menjelaskan pandangannya itu.<br />
Ia berkesimpulan bahwa yang dapat kita ketahui hanya materi, karena itu<br />
materialisme harus diterima. Bila penginderaan adalah asal usul pemikiran, maka<br />
kesimpulannya haruslah materi adalah material jiwa.<br />
Tidak demikian kita Uskup George Berkeley (1684-1753) analisis Locke<br />
itu justru membuktikan materi itu sebenarnya tidak ada. David Hume seorang<br />
Uskup Irlandia berpendapat lain. Katanya, kita mengetahui apa jiwa itu, sama