01.11.2012 Views

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Filsafat</strong> terdiri atas tiga cabang besar yaitu : antologi, epistemologi, dan<br />

aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan:<br />

• antologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu) ini berupa pengetahuan<br />

tentang hakikat segala sesuatu;<br />

• epistmologi, cara memperoleh pengetahuan itu;<br />

• aksiologi, membicarakan guna pengetahuan itu.<br />

Antologi mencakupi banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk di sini,<br />

misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika, Estetika,<br />

<strong>Filsafat</strong> Pendidikan, <strong>Filsafat</strong> Hukum dan lain-lain. Epistemologi hanya mencakup<br />

satu bidang saja yang disebut Epistemologi yang membicarakan cara memperoleh<br />

pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap cabang filsafat. Sedangkan aksiologi<br />

hanya mencakup satu cabang filsafat yaitu Aksiologi yang membicarakan guna<br />

pengetahuan filsafat. Inipun berlaku bagi semua cabang filsafat. Inilah kerangka<br />

struktur filsafat.<br />

Salah satu filsafat yang masih “baru” ialah <strong>Filsafat</strong> Perennial. Karena baru,<br />

filsafat itu diuraikan ala kadarnya berikut ini.<br />

<strong>Filsafat</strong> Perennial<br />

a<br />

1<br />

Istilah perennial berasal dari bahasa Latin perennis yang kemudian<br />

diadopsi ke dalam bahasa Inggris perennial yang berarti kekal (Kommaruddin<br />

Hidayat dan Muhammad Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan : Perspektif Filsaf t<br />

Perennial, 1995:1). Dengan demikian, <strong>Filsafat</strong> Perennial (Philosophia Perennis)<br />

adalah filsafat yang dipandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat<br />

hakiki, menyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup yang benar,<br />

yang menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi besar spiritualitas manusia (lihat<br />

Kommaruddin Hidayat dan M. Wahyuni Nafis, 1995:xx). Hakikat itu menjadi inti<br />

pembicaraan <strong>Filsafat</strong> Perennial, yaitu adanya yang suci (The Sacred) atau yang<br />

satu (The One) dalam seluruh manifestasinya seperti dalam agama, filsafat, seni,<br />

dan sain. Jadi, dalam definisi teknisnya <strong>Filsafat</strong> Perennial ialah pengetahuan<br />

filsafat tentang yang selalu ada (Budy Munawar Rahman dalam Komaruddin<br />

Hidayat dan M. Wahyuni Nafis, hal xii, xxix).<br />

1<br />

Diadopsi dari makalah Adeng Muchtar Ghazali, mahasiswa S2 IAIN Bandung Angkatan<br />

1997/1998

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!