01.11.2012 Views

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Adapun Sain Emperikal, ia tidak netral. Sain Emperikal merupakan wujud<br />

konkret, yaitu jagad raya ini, isinya ialah jalinan-jalinan sebab akibat. Sain<br />

Emperikal itu tidak netral karena dibangun oleh pakar berdasarkan paradigma<br />

yang menjadi pijakannya, dan pijakannya itu merupakan hasil penginderaan<br />

terhadap jagad raya. Benar bahwa Sain Emperikal itu terdiri atas logika (jalinan<br />

sebab akibat), namun ia dimulai dari suatu pijakan yang bermacam-macam.<br />

Pijakan itu tentulah nilai. Maka sifatnya tidak netral. Tidak netral karena<br />

dipengaruhi oleh pijakannya itu.<br />

Selanjutnya Herman Soewardi menambahkan uraian berikut. Barangkali<br />

kita menyangka bahwa kausalitas itu dimana-mana sama, biasanya dirumuskan<br />

dalam bentuk proposisi X menyebabkan Y (X � Y). Memang begitu. Namun,<br />

bila diamati lebih dalam, ternyata hal itu tidaklah sederhana itu. Baiklah kita<br />

periksa pandangan David Hume, Immanuel Kant dan Al-Ghazali.<br />

David Hume mengatakan bahwa dalam alam pikiran Empiricisme tidak<br />

dapat dibenarkan adanya generalisasi sampai munculnya hukum X � Y. Dari<br />

suatu kejadian sampai menjadi hukum (teori) diperlukan adanya medium yang<br />

berupa reasoning jalinan sebab akibat yang banyak sekali. Dan reasoning itu tidak<br />

mungkin. Tidak mungkin karena rumitnya itu. Karena itu, hanyalah kebiasaan<br />

orang saja (tidak ada dasar logikanya) untuk menyimpulkan setiap X akan diikuti<br />

Y. Pendapat ini terkenal dengan istilah skeptisisme Hume. Jadi, menurut Hume,<br />

sebab akibat itu sebenarnya tidaklah diketahui.<br />

Immanuel Kant membantah skeptisisme Hume itu dengan mengatakan<br />

bahwa ada pengetahuan bentuk ketiga, yaitu a priori sintetik. Ini menurut Herman<br />

Soewardi, adalah suatu jalinan sintetik yang sudah ada, yang keadaannya itu<br />

diterangkan oleh Kant secara transendental. Inilah medium yang dicari oleh<br />

Hume, yang bagi orang Islam jalinan sintetik itu adalah ciptaan Tuhan yang sudah<br />

ada sejak semula. Suatu kejadian X → Y sebenarnya terjadi di atas medium itu,<br />

kejadian X → Y itulah yang selanjutnya menjadi hukum yang general.<br />

Tampak pada kita bahwa dengan mengikuti acara Emperisisme, siapapun<br />

tidak akan mampu menunjukkan medium itu. Sehubungan dengan ini Kant<br />

mengatakan bahwa Tuhan lah yang menciptakan medium tersebut.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!