01.11.2012 Views

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

Filsafat Ilmu Prof. Dr. Ahmad Tafsir

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menggunakan hasil penelitian mereka untuk keperluan apapun tanpa<br />

pertimbangan nilai.<br />

Paham sain netral sebenarnya telah melawan atau menyimpang dari<br />

maksud penciptaan sain. Tadinya sain dibuat untuk membantu manusia dalam<br />

menghadapi kesulitan hidupnya. Paham ini sebenarnya telah bermakna bahwa<br />

sain itu tidak netral, sain memihak pada kegunaan membantu manusia<br />

menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Sementara itu, paham sain<br />

netral justru akan memberikan tambahan kesulitan bagi manusia. Kata kunci<br />

terletak dalam aksiologi sain, yaitu ini: tatkala peneliti akan membuat teori,<br />

sebenarnya ia telah berniat akan membantu manusia menyelesaikan masalah<br />

dalam kehidupannya, mengapa justru temuannya menambah masalah bagi<br />

manusia? Karena ia menganut sain netral padahal seharusnya ia menganut sain<br />

tidak netral.<br />

Berdasarkan uraian sederhana di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa<br />

yang paling bijaksana ialah kita memihak atau memilih paham bahwa sain<br />

tidaklah netral. Sain itu bagian dari kehidupan, sementara kehidupan itu secara<br />

keseluruhan tidaklah netral.<br />

Paham sain tidak netral adalah paham yang sesuai dengan ajaran semua<br />

agama dan sesuai pula dengan niat ilmuwan tatkala menciptakan teori sain. Jadi,<br />

sebenarnya tidak ada jalan bagi penganut sain netral.<br />

Berikut dikutipkan sebagian dari tulisan <strong>Prof</strong>. Herman Soewardi, guru<br />

besar <strong>Filsafat</strong> <strong>Ilmu</strong> Universitas Padjadjaran Bandung. Kutipan ini dapat digunakan<br />

untuk menambah bahan pertimbangan dalam menentukan apakah sain sebaiknya<br />

netral atau tidak netral.<br />

Menurut Herman Soewardi (Orasi Ilmiah pada Dies Natalis IAIN Sunan<br />

Gunung Djati Bandung ke-36 8 April 2004), dari sudut pandang epistemologi,<br />

sain terbagi dua, yaitu Sain Formal dan Sain Emperikal. Menurutnya, Sain Formal<br />

itu berada di pikiran kita yang berupa kontemplasi dengan menggunakan simbolsimbol,<br />

merupakan implikasi-implikasi logis yang tidak berkesudahan. Sain<br />

Formal itu netral karena ia berada di dalam kepala kita dan ia diatur oleh hukumhukum<br />

logika.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!