07.06.2014 Views

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Wangi-Wangi dan rumpun adat Liya bermukim di pulau Wangi-Wangi dan Kapota. Dengan<br />

demikian pulau Kapota sebagai lokasi pride terbagi dalam dua komunitas yang disebut orang<br />

Kapota (meliputi desa Kabita, Kabita Togo, Kapota dan Kapota Utara) dan orang Liya (meliputi<br />

desa Kolo). Belakangan penduduk Kolo sudah bercampur dengan pendatang nelayan Bugis, Bajo<br />

dan desa-desa di rumpun Kapota setelah melakukan hubungan perkawinan dengan orang Liya di<br />

Kolo.<br />

Jarak pulau Kapota dan pulau Wangi-Wangi sekitar 3 mil laut dengan kondisi dangkal<br />

pada bagian selatan dan laut dalam di bagian timur dan utara pantai Kapota. Diantara pulau<br />

Kapota dan Wangi-Wangi inilah bermukim suku Bajo, tepatnya dilaut yang merupakan wilayah<br />

adat Mandati. Bajo merupakan mayoritas pengguna sumber daya di pesisir pulau Kapota.<br />

Sarana pendidikan yang ada di pulau Kapota terdiri dari 1 SD di desa Kolo, 1 SD di desa<br />

Kabita, 1 SD di desa Kapota, 1 SD di desa Kapota Utara, 1 buah SMP di desa Kapota Utara, 1<br />

buah SMP satu atap di desa Kolo dan 1 buah SMA di Kapota Utara.<br />

Masyarakat desa target pride sangat menghormati tradisi leluhur. Di pulau Kapota sendiri<br />

terdapat kompleks benteng yang dikeramatkan warga dengan nama Togo Molengo yang berarti<br />

kampung lama, berada di daerah bukit (100 dpl). Benteng itu terdiri dari susunan batu, terdapat<br />

makam yang diyakini sebagai leluhur orang Kapota. Konon setiap kampung mengalami masalah<br />

pelik seperti wabah penyakit, kemarau berkepanjangan, kesulitan pangan, panen rusak atau<br />

musim berombak, bahkan ketika sanak saudara mereka berada dalam situasi bermasalah di<br />

rantau orang, warga Kapota sering menggunakan kompleks tersebut untuk berdoa kepada Allah<br />

SWT (doa ditempat-tempat keramat dalam bahasa lokal disebut ammala). Disamping itu laut di<br />

tanjung barat laut pulau Kapota yang disebut saru-sarua dipandang sebgai tempat keramat.<br />

Sementara di pantai selatan pulau Kapota terdapat situs yang diyakini sebagai tempat shalat<br />

Lakina Liya (raja Liya yang berkuasa di awal abad 20).<br />

Kesenian daerah yang sampai saat ini masih berkembang di pulau kapota adalah Manari<br />

Banda atau badenda sebuah tari tradisional yang umumnya dilakoni kalangan berumur,<br />

menggunakan alat musik rebana tunggal atau gendang, biola dan pantun-pantun berbahasa daerah,<br />

dimainkan pada acara-acara perkawinan, hajatan dan pada malam hari. Kesenian lainnya adalah<br />

tari Kenta-kenta yang artinya tari mencari ikan. Tarian ini dimainkan satu grup anak-anak dan<br />

remaja.<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!