07.06.2014 Views

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

merupakan tonggak pertama kesepakatan yang merekomendasikan dua garis besar<br />

keputusan bersama :<br />

(1) Sosialisasi penghentian penambangan karang pada kawasan perairan sebelah<br />

selatan pulau Kapota, pantai Usuno dan pesisir pantai Liya kepada seluruh<br />

pelaku dari kampong Bajo.<br />

(2) Mengusulkan alternative mata pencaharian bagi penambang karang dan untuk<br />

sementara waktu para kepala desa dari kampong-kampung pelaku<br />

penambangan mengarahkan pelaku penambang karang untuk menggali alur<br />

pelayaran di depan pelabuhan Kapota dan alur masuk pelabuhan Jabal Wangi-<br />

Wangi (laut sawa), untuk membantu masalah pendangkalan alur yang dihadapi<br />

masyarakat ketika hendak keluar atau masuk pulau Kapota dan pulau Wangi-<br />

Wangi pada saat air surut.<br />

Disepakati pula bahwa rekomendasi tersebut dalam tujuah hari dari tanggal<br />

kesepakatan wajib disosialisasikan oleh para kepala desa kepada masyarakat diwilayah<br />

masing-masing untuk mendapat persetujuan, melakukan observasi bersama lokasi alur<br />

pelayaran yang dangkal untuk menghindari penyalah gunaan kesepakatan penggalihan dan<br />

pendataan secara komprehensif social ekonomi pelaku penambangan. Untuk mengetahui<br />

respon masyarakat peserta menyepakati agenda pertemuan tindak lanjut tanggal 9<br />

Agustus 2009 ditempat yang sama yakni Aula Wisata Wangi-Wangi.<br />

Sesuai kesepakatan observasi lokasi dilakukan tanggal 9 Agustus 2009 pagi hari<br />

pukul 09.00 – 12.00 pada dua titik alur pelayaran menggunakan pompong sewa milik<br />

warga Kapota. Ikut dalam observasi adalah kepala desa Liya Bahari, Liya Onemelangka,<br />

Mola Samaturu, Mola Bahari, Kapota Utara, Kapota, aparat desa Kabita, waki,l dari<br />

TNW. Tempat pertama yang ditinjau adalah alur Sawa di depan desa Liya Onemelangka<br />

dan kedua depan pelabuhan Kapota. Dari hasil peninjauan lapangan alur Sawa tidak<br />

memungkinkan dijadikan lokasi pengalihan karena meskipun merupakan alur pelayaran<br />

tetapi pada lokasi tersebut terdapat ekosistem terumbu karang yang masih baik secara<br />

fisik, kondisi laut dalam dan memiliki arus yang kuat. Tempat kedua adalah alur pelabuhan<br />

Kapota. Berdasarkan pengamatan, alur pelayaran dengan lebar 10 meter dan panjang<br />

sekitar 200 meter sangat dangkal dan memerlukan pengerukan. Alur ini sering membawa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!