07.06.2014 Views

Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok - RarePlanet

Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok - RarePlanet

Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Ambil</strong> <strong>Sebagian</strong>, <strong>Simpan</strong> <strong>Untuk</strong> <strong>Hari</strong> <strong>Esok</strong><br />

Lembar Informasi Perikanan Desa Balasuna, Februari 2012<br />

K O N D I S I S U M B E R D A Y A P E R I K A N A N<br />

Seperti yang kita ketahui dan rasakan bersama, kondisi<br />

sumberdaya perikanan di Pulau Kaledupa dan<br />

sekitarnyaa saat ini dalam kondisi menurun.<br />

Sebagaimana hasil survey kepada nelayan dan<br />

masyarakat umum yang dilakukan oleh Balai Taman<br />

Nasional Wakatobi, pada akhir tahun 2010, di 26 desa<br />

di Pulau Kaledupa. <strong>Sebagian</strong> besar ( lebih dari 50%)<br />

nelayan dan masyarakat umum menyatakan bahwa<br />

kondisi sumberdaya perikanan Pulau Kaledupa saat ini<br />

dalam kondisi menurun.<br />

Berdasarkan pengalaman para nelayan pada saat<br />

mencari ikan selama ini ataupun masyarakat umum<br />

dalam mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan<br />

makan sehari-hari. Terdapat 5 (lima) bentuk<br />

penurunan kondisi sumberdaya perikanan yang<br />

dirasakan selama 5 (lima) tahun terakhir ini, yaitu :<br />

Ukuran ikan lebih kecil dibandingkan 5 tahun yang<br />

lalu<br />

Hasil tangkapan nelayan semakin berkurang<br />

Semakin langka/ sulit ditemukan lagi beberapa jenis<br />

ikan<br />

Biaya untuk setiap kali trip mencari ikan lebih besar<br />

Waktu yang diperlukan untuk menangkap ikan lebih<br />

lama<br />

Lokasi untuk menangkap ikan semakin jauh dari<br />

Menurunnya kondisi sumberdaya perikanan tersebut jika<br />

tidak kita atasi bersama akan semakin mengkhawatirkan.<br />

Seperti yang diungkapkan seorang nelayan,<br />

“Jika kondisi ikan semakin menurun dan tempat bertelurnya<br />

ikan sudah rusak. Maka saya tidak bisa membiayai sekolah<br />

anak saya. Nanti saya tidak bisa membeli beras, istri dan<br />

anak saya nanti tidak makan ”<br />

P E N A N G K A P A N I K A N B E R L E B I H A N<br />

Monitoring hasil tangkapan ikan karang dari 3 (tiga) jenis<br />

alat tangkap yaitu bubu, sero dan jaring yang telah<br />

dilakukan oleh FORKANI dan Darwin Initiative pada<br />

tahun 2007 – 2010 menyimpulkan bahwa kondisi<br />

perikanan ikan karang di Pulau Kaledupa dan sekitarnya<br />

telah terjadi penangkapan ikan berlebihan (overfishing).<br />

Penangkapan Ikan berlebihan adalah<br />

penangkapan ikan yang melebihi jumlah<br />

persediaan (stock) ikan yang ada di alam<br />

PERSEDIAAN (STOCK) IKAN DI ALAM<br />

TERGANTUNG PADA :<br />

1. Kondisi terumbu karang (faturumbu), bakau/mangrove,<br />

pasir (one), dan padang lamun (rondo). Sebagai rumah<br />

bagi ikan, tempat ikan bertelur, tempat anakan ikan<br />

dibesarkan dan berkembang biak.<br />

2. Jumlah nelayan dan Alat tangkap yang digunakan untuk<br />

menangkap ikan<br />

kampung / desa<br />

Berbagai bentuk penurunan kondisi sumberdaya<br />

perikanan tersebut, menandakan bahwa kondisi<br />

sumberdaya perikanan kita telah mengalami<br />

penangkapan ikan berlebihan (overfishing).<br />

Lembar informasi perikanan ini disusun berdasarkan hasil diskusi dengan nelayan dan masyarakat umum di 26 (dua puluh enam) Desa<br />

di Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa Selatan


Dari pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh para nelayan dan masyarakat umum , beberapa penyebab<br />

menurunnya kondisi sumberdaya perikanan yang mengakibatkan terjadinya penangkapan ikan berlebihan<br />

(overfishing) tersebut adalah sebagai berikut :<br />

<br />

<br />

<br />

Alat tangkap yang digunakan semakin banyak jenis dan jumlahnya<br />

Masih adanya nelayan yang menggunakan alat tangkap yang merusak (misal: bom, bius dan akar tuba)<br />

Masih adanya aktifitas penambangan/pencungkilan batu karang, penambangan pasir dan penebangan hutan<br />

bakau/mangrove<br />

<br />

<br />

Jumlah nelayan semakin banyak untuk suatu areal tangkapan yang sama<br />

Masih lemahnya penegakan aturan bidang perikanan ( misal: mekanisme perijinan bagi nelayan dari luar<br />

Wakatobi)<br />

H A L - H A L Y A N G B I S A K I T A L A K U K A N B E R S A M A U N T U K M E M P E R B A I K I<br />

K O N D I S I S U M B E R D A Y A P E R I K A N A N K I T A Y A I T U :<br />

1. Menangkap ikan dan hasil laut lainnya pada Zona Pemanfaatan Lokal dan Zona Pemanfaatan Umum<br />

(laut dalam) dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan / tidak merusak. Zona Pemanfaatan<br />

Lokal merupakan lokasi istimewa yang diperuntukan khusus bagi nelayan lokal Wakatobi<br />

2. Menghentikan penambangan/pencungkilan batu karang, penambangan pasir dan penebangan hutan bakau/<br />

mangrove. Yang merupakan tempat bertelur dan berkembangbiaknya ikan dan biota laut lainnya.<br />

3. Melakukan peneguran, penjagaan /pengawasan dan pelaporan secara pribadi atau kelompok kepada pihak<br />

terkait (Pemerintah Desa, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, dan Taman Nasional<br />

Wakatobi ), jika melihat :<br />

Adanya penggunaan alat tangkap yang merusak (seperti : bom, bius, akar tuba dll)<br />

Adanya aktifitas penambangan batu karang, pasir dan penebangan hutan bakau /mangrove<br />

Adanya nelayan dari luar Wakatobi yang menangkap ikan di Zona Pemanfaatan Lokal. <strong>Untuk</strong> mengatur<br />

peningkatan jumlah nelayan dan melindungi nelayan lokal<br />

(nelayan wakatobi), maka nelayan dari luar Wakatobi<br />

hanya diperbolehkan mencari di Zona Pemanfaatan<br />

Umum (laut dalam).<br />

Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber<br />

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya<br />

Pasal 33<br />

Ayat (3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai<br />

dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman<br />

nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.<br />

4. Menghentikan penangkapan ikan dan hasil laut lainnya di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata.<br />

Supaya ikan bisa bertelur dan berkembangbiak dengan baik, untuk menjamin persediaan ikan di Zona<br />

Pemanfaatan Lokal bagi kebutuhan hidup kita sehari-hari dan simpanan ikan untuk generasi mendatang.<br />

5. Menceritakan, mendiskusikan dan menyebarluaskan informasi yang ada pada lembar informasi ini kepada<br />

keluarga, saudara, teman, dll<br />

Informasi Lebih Lanjut Hubungi : Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah—II Kaledupa, Jl. Lagiwae<br />

SMS atau Telpon : 0856 5627 4477 (La Ode Sahari, Kepala Resort Kaledupa,SPTNW-II Kaledupa)<br />

Program Perikanan Berkelanjutan, didukung oleh :

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!