07.06.2014 Views

Kampanye - RarePlanet

Kampanye - RarePlanet

Kampanye - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi<br />

dalam sasaran SMART.<br />

Perubahan perilaku di masyarakat khalayak sekunder dalam hal keterlibatan dalam<br />

kegiatan pelestarian hutan dan pengeolahan lahan masih sangat masih rendah. Hal ini<br />

kemungkinan karena kesadaran masyarakat khalayak ini yang belum begitu melihat arti<br />

penting hutan dalam mempengaruhi pola hidup. Kebanyakan masyarakat yang<br />

menyatakan ini, masyarakat yang secara kehidupan, sumber kebutuhan hidupnya tidak<br />

dipengaruhi sumber dan keberadaan langsung hutan (masyarakat semi urban atau<br />

urban). Karena masyarakat yang sumber kehidupannya masih berinteraksi dengan<br />

hutan lebih mau terlibat, seperti desa Sungai Pasir, desa Tanjung Putri cenderung mau<br />

terlibat.<br />

9. Menghentikan Perladangan Berpindah Tebas Bakar dan Kebakaran Hutan<br />

(Perencanaan-Pelaksanaan BROP)<br />

a. Sasaran<br />

Sasaran dari proyek ini adalah untuk menghentikan atau paling tidak mengurangi<br />

kegiatan petani membuka ladang berpindah dengan cara tebas bakar untuk melestarikan<br />

hutan sekitar dan dalam Kawasan SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan dan<br />

hidupan liar lainnya. Hasil konservasi diharapkan adalah meningkatnya populasi<br />

orangutan pada tahun 2010.<br />

b. Tujuan<br />

Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Margasatwa<br />

Sungai Lamandau dari 202 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni<br />

2010 menjadi 101 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan<br />

satwa liar lainnya terjaga.<br />

c. Metodologi yang digunakan dalam Penilaian BROP<br />

Dengan menggunakan kesepakatan dari pemerintahan desa dan masyarakat kelompok<br />

petani di kedua desa target untuk menentukan letak pembangunan demplot. Pemetaan<br />

lahan juga akan dilakukan untuk melihat batas kepemilikan lahan demplot dan lahan<br />

masyarakat petani di kedua desa target.<br />

Selain itu melakukan inventarisasi jenis yang biasa ditanam dan tanaman apa yang bisa<br />

menjadi tanda batas hidup untuk batas demplot maupun lahan masyarakat.<br />

Kemungkinan ini juga bisa menjadi inisiasi untuk batas SM Sungai Lamandau. Demplot<br />

yang akan dirancang dan dibangun, akan dibuat di atas lahan seluas 2 Hektar dan<br />

ukuran luas lahan ini sesuai hasil survei merupakan ukuran rata-rata luas lahan yang<br />

dimiliki kelompok petani dikedua desa target. Ukuran ini nantinya menjadi tolak ukur<br />

untuk memudahkan masyarakat mencontoh atau menduplikasi apa yang diterapkan di<br />

demplot yang sekaligus sebagai tempat pembelajaran bersama. Untuk melihat<br />

perbedaan penghasilan masyarakat di kedua desa target dari pola yang biasa dilakukan<br />

(penghasilan dari sawit dan dari hasil pengumpulan getah karet) dengan hasil yang akan<br />

diperkenalkan lihat pada Tabel di bawah.<br />

Tabel 22. Perbedaan penghasilan pendapatan dari kegiatan tidak dengan kebun<br />

campuran dengan kebun campuran<br />

No. Sumber<br />

Penghasilan<br />

1. Penghasilan dari<br />

sawit<br />

Tanpa Kebun Campur<br />

Rp.800.000,- (Rp.9.600.000,-per<br />

tahun)<br />

-<br />

Dengan Kebun<br />

Campur<br />

Keterangan<br />

2. Menyadap getah<br />

karet/bulan<br />

Rp.3.000.000,-<br />

(Rp.36.000.000,-per tahun)<br />

Rp.4.000.000,-<br />

(Rp.36.000.000,-<br />

s/d<br />

Rp. 48.000.000,-<br />

per tahun)<br />

Dengan<br />

campuran bibit<br />

unggul setelah<br />

mengenal teknik<br />

budidaya karet<br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!