Kampanye - RarePlanet
Kampanye - RarePlanet
Kampanye - RarePlanet
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ToR Talkshow<br />
Term of References<br />
Pengelolaan Kawasan Hutan yang Partisipatif<br />
Melalui <strong>Kampanye</strong> Bangga Melestarikan Alam<br />
Di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau<br />
Latar belakang<br />
Program Radio<br />
Iklan Layanan Masyarakat dan Talkshow tentang<br />
Melestarikan Hutan SM Sungai Lamandau<br />
Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) adalah kawasan<br />
konservasi alam yang berada di antara 2 Kabupaten, yaitu kabupaten Kotawaringin<br />
Barat dan Sukamara. Penunjukan kawasan ini berpotensi sebagai kawasan lindung<br />
karena kawasan ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai daerah habitat<br />
hidupan liar, perlindungan sumber-sumber air, penyedia hasil hutan non kayu (seperti<br />
madu, rotan, jelutung), penyerap karbondioksida udara dan wilayah penyangga sistem<br />
kehidupan bagi masyarakat di 12 desa sekitar kawasan. Keberadaannya pun merupakan<br />
suatu kesatuan sosial budaya bagi sebagian besar masyarakat di sekitar kawasan SMSL.<br />
Selain itu, SMSL merupakan salah satu hutan dataran rendah tersisa di bagian<br />
selatan Kalimantan Tengah dengan satu-satunya status Suaka Margasatwa sebagai<br />
habitat bagi orangutan Kalimantan, satwa primadona yang menjadi kebanggaan atau<br />
maskot Kalimantan Tengah dan Indonesia pada umumnya. Keberadaan orangutan<br />
Kalimantan yang masih bertahan hidup sampai sekarang, tidak lepas dari habitat/<br />
tempat hidupnya yang masih memberikan daya dukung untuk hidup. Namun demikian,<br />
permasalahan yang mengancam kelestarian hutan SMSL tetap banyak ditemui di<br />
lapangan.<br />
Ada 5 masalah yang mnegancam habitat orangutan dan hidupan liar lainnya di<br />
SMSL, yaitu kebaran lahan, pembukaan lahan, penebangan, perburuan dan pencemaran<br />
air. Diantara kelima masalah tersebut, masalah utama yang perlu menjadi perhatian<br />
adalah masalah pembukaan lahan. Kegiatan pembukaan lahan bernilai dampak pada<br />
munculnya kebakaran hutan dan perambahan hutan yang akhirnya melakukan<br />
penebangan, perburuan dan pencemaran. Pembukaan lahan yang digunakan dan<br />
berdampak pada kebakaran biasanya karena kegiatan perldangan berpindah sistem<br />
tebas bakar. Akibatnya tiap tahun sering terjadi kebakaran lahan dan hutan. Kegiatan ini<br />
bisanya berada di sekitar kawasan dan di dalam kawasan sehingga api yang tak<br />
terpantau merambat membakar hutan. Kegiatan ini sering masih dilakukan karena<br />
pengetahuan masyarakat tentang fungsi hutan bagi kehidupannya dan teknik<br />
pengelolaan lahan untuk pertanian ladang menetap dengan mengurangi pembakaran<br />
masih sangat kurang.<br />
Untuk mengurangi permasalahan tersebut, Yayorin beserta para mitranya selama<br />
hampir berjalan 3 tahun telah melakukan upaya preventif, berupa kegiatan pendidikan<br />
konservasi, kunjungan ke sekolah-sekolah, penyuluhan dan berbagai pertemuan dengan<br />
masyarakat serta membangun demplot dan pelatihan-pelatihan pertanian agar<br />
masyarakat meningkat pengetahuannya terhadap nilai penting hutan untuk kehidupan<br />
dan berladang menetap sebagai solusi pelestarian hutan SMSL dan meningkatkan hasil<br />
pertanian masyarakat sekaligus ancamannya jika alam dirusak. Namun, hasil yang<br />
diharapkan masih belum optimal.<br />
144