07.06.2014 Views

Wida-Ringkasan eksekutif-marked.pdf - RarePlanet

Wida-Ringkasan eksekutif-marked.pdf - RarePlanet

Wida-Ringkasan eksekutif-marked.pdf - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Comm5311<br />

<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif oleh <strong>Wida</strong> Sulistyaningrum<br />

<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif<br />

Pendugaan Stok Ikan Karang di Pesisir Fakfak – Kaimana<br />

Di Irian Jaya Barat, Indonesia<br />

1. Pendahuluan<br />

Di seluruh dunia, ikan merupakan komoditi yang berharga sebagai sumber pendapatan dan<br />

nutrisi. Di negera berkembang yang memiliki keterbatasan kesempatan ekonomi, laut menjadi<br />

sumberdaya alam yang paling mudah untuk dieksploitasi. Hal yang sama terjadi pada laut di<br />

Indonesia dan Filipina sejak dulu dengan metode tradisional. Beberapa tahun belakangan, terjadi<br />

peningkatan pemanfaatan sumberdaya ikan akibat meningkatnya permintaan pasar, terutama dari<br />

Hongkong dan Singapura. Peningkatan kebutuhan secara drastis mendorong nelayan<br />

menggunakan metode yang merusak seperti penggunaan bom, potassium, dan pengambilan sirip<br />

hiu. Disadari atau tidak, aktivitas tersebut tentu akan berdampak pada penurunan stok ikan dalam<br />

jangka panjang.<br />

Fakfak Kaimana merupakan daerah yang terpencil dan memiliki jumlah penduduk yang sangat<br />

sedikit. Managemen Perikanan Aktif dan juga pariwisata belum dijalankan optimal di kedua<br />

kabupaten ini. Di masa lalu, akfak Kaimana tidak terjamah oleh aktivitas perikanan modern<br />

karena dianggap biaya produksi akan lebih tinggi dari hasil yang didapat. Seiring berjalannya<br />

waktu terjadi peningkatan nilai ekonomi dari spesies target tertentu yang mendorong aktivitas<br />

penangkapan ke fishing ground yang lebih jauh, salah satunya Fakfak Kaimana. Di kawasan<br />

seperti Fakfak Kaimana, aktivitas penangkapan secara illegal sangat mungkin terjadi karena<br />

lemahnya pengawasan dari Pemda, masyarakat atau dari pemangku kepentingan lain (misalnya<br />

operator selam).<br />

Dokumen ini disusun berdasarkan laporan penelitian berjudul “An Assessment of Coral Reef Fin<br />

Fish Resources on the Fakfak Kaimana Coast of Irian Jaya Barat, Indonesia” yang disusun oleh<br />

Mark G. Allend pada tahun 2007. Hasil dari kajian ini akan menjadi data dasar untuk melihat<br />

tren pemanfaatan sumberdaya ikan di Fakfak Kaimana dan juga menjadi acuan bagi Pemda<br />

untuk menentukan arah kebijakan perikanan berkelanjutan. Secara regional, data kajian akan<br />

dibandingkan dengan hasil yang didapat di daerah lain di Asia Tenggara untuk melihat strategi<br />

konservasi seperti apa yang bisa diterapkan bersama di tingkat Asia Tenggara.<br />

2. Tujuan<br />

Melihat apakah telah terjadi over eksploitasi di Fakfak Kaimana sebagai akibat kegiatan<br />

penangkapan yang merusak seperti pengeboman, pemakaian sianida, dan pengambilan<br />

sirip hiu<br />

Mendokumentasikan dan menduga stok ikan karang yang ada


Comm5311<br />

<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif oleh <strong>Wida</strong> Sulistyaningrum<br />

Alat dan Metode Penelitian<br />

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 18 April – 7 Mei 2006 di sepanjang perairan Fakfak<br />

Kaimana dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Peneliti melakukan penyelaman untuk mengambil<br />

data menggunakan metode visual sensus (Dartnall and Jones, 1986) dengan beberapa modifikasi.<br />

Peneliti berenang di atas transek garis sepanjang 10 m pada 3 kedalaman berbeda, yaitu 20 , 12<br />

dan 6 meter untuk mencatat jenis, jumlah dan panjang ikan target. Data yang dikumpulkan akan<br />

dihitung dengan persamaan Sparre dan Vanema (1992) yaitu<br />

3. Hasil Penelitian<br />

Terdapat 232 jenis ikan target yang teridentifikasi dan didominasi oleh Family<br />

Caesionidae<br />

Ekor Kuning (Caesiodae)<br />

Kakatua (Scaridae)<br />

Baronang (Achanturidae)<br />

Kakap (Lutjanidae)<br />

Bubara (Nemipteridae)<br />

Lain-lain<br />

Komposisi Spesies Target (%)<br />

Biomassa ikan (bobot ikan per luas area) di setiap lokasi bervariasi antara 10,53–852,40<br />

ton/km2 dan rata-rata 227, 83 ton/km2<br />

Biomassa ikan target yang tinggi dapat dijumpai di daerah berarus dan berkarang dengan<br />

gua atau celah batu diantaranya.<br />

Salah satu penyebab kelimpahan ikan di Fakfak Kaimana tinggi adalah lokasinya yang<br />

terpencil, dengan populasi penduduk yang rendah, dan belum adanya aktivitas<br />

penangkapan modern dalam jumlah besar. Faktor lain karena masyarakat lokal sendiri<br />

lebih bergantung pada sektor pertanian daripada perikanan.<br />

Berbeda dengan stok ikan target yang melimpah, predator tingkat tinggi seperti hiu<br />

hampir tidak dijumpai di lokasi survey. Metode perikanan merusak seperti pengeboman,<br />

penggunaan sianida dan pengambilan sirip hiu banyak dijumpai dibanyak lokasi.


Comm5311<br />

<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif oleh <strong>Wida</strong> Sulistyaningrum<br />

Stok ikan karang di Fakfak Kaimana dapat dikatakan melimpah. Biomassa ikan Fakfak<br />

Kaimana merupakan yang tertinggi dari 6 daerah lain di Asia Tenggara yang pernah<br />

disurvey dengan metode yang sama.<br />

P. Busuangan-Culion, Filipina<br />

Perbandingan Biomassa Ikan<br />

(ton/km2)<br />

Togian<br />

Teluk Milney, PNG<br />

Raja Ampat<br />

Thailan Barat<br />

Kaimana<br />

0 50 100 150 200 250<br />

Perbandingan Biomassa Ikan di 6 lokasi berbeda di Asia Tenggara<br />

4. Rekomendasi :<br />

Pemda Kaimana perlu melakukan kajian stok ikan secara berkala untuk mengetahui pola<br />

pemanfaatan sumberdaya perikanan sebagai dasar penentuan kebijakan perikanan dimasa<br />

datang.<br />

Perlu adanya pembatasan dan penegakan hukum yang tegas terhadap eksploitasi spesies<br />

predator (hiu) dan penggunaan alat tangkap yang merusak seperti bom dan sianida<br />

Perlu adanya perlindungan terhadap habitat penting (lamun, mangrove dan terumbu<br />

karang) guna menjaga keberlanjutan stok ikan<br />

Referensi :<br />

Dartnall, H.J. & Jones, M. (1986) A manual of survey methods of living resources in coastal<br />

areas. ASEAN-Australia Cooperative Programme on Marine Science HandBook. Townsville:<br />

Australian Institute of Marine Science. 167 pp.<br />

Sparre, P. & Venema, S. (1992) Introduction to tropical fish stock assessment. Part 1. FAO<br />

Fisheries Technical Paper 306. FAO, Rome.


Comm5311<br />

<strong>Ringkasan</strong> Eksekutif oleh <strong>Wida</strong> Sulistyaningrum<br />

Skor SW (12/6/2010):<br />

Isi, informasi kritis,sesuai penugasan = 4<br />

Gaya penulisan dg target audiens (sesama manajer kampanye)= 5<br />

Format dan halaman sesuai penugasan = 5<br />

Total: 14/15 * 100%= 93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!