25.05.2014 Views

Jambi, 21 Juni 2010 Nomor : 117/FZS-I/2010 ... - Planet Action

Jambi, 21 Juni 2010 Nomor : 117/FZS-I/2010 ... - Planet Action

Jambi, 21 Juni 2010 Nomor : 117/FZS-I/2010 ... - Planet Action

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

<strong>Nomor</strong> : <strong>117</strong>/<strong>FZS</strong>-I/<strong>2010</strong><br />

Lampiran : 1 (Satu) CD<br />

Perihal : Usulan Revisi Draft Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi <strong>Jambi</strong> <strong>2010</strong>-2029<br />

Kepada Yth.<br />

Kepala Bappeda Propinsi <strong>Jambi</strong><br />

<strong>Jambi</strong>, Indonesia<br />

Dengan hormat,<br />

<strong>Jambi</strong>, <strong>21</strong> <strong>Juni</strong> <strong>2010</strong><br />

Mempertimbangkan akan disahkannya Rancangan Tata Ruang Wilayah Provinsi <strong>Jambi</strong> <strong>2010</strong> – 2029, kami<br />

telah menerima peta draft rencana pola ruang hasil analisis konsultan dari Bappeda <strong>Jambi</strong> (Lampiran IX<br />

pada Perda). Setelah tata ruang tersebut kami kaji kembali pada wilayah proyek kami (Ekosistem Bukit<br />

Tigapuluh) (Gambar 1), kami menemukan ketidaksesuaian pada draft rencana pola ruang tersebut<br />

dengan apa yang tercantum dalam rancangan peraturan daerah di mana pada peraturan daerah BAB IV<br />

bagian kedua mengenai rencana pengembangan kawasan lindung disebutkan bahwa kawasan lindung<br />

dikembangkan dengan fungsi utama menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mempunyai sasaransasaran<br />

yang ingin dicapai yaitu :<br />

1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, dan iklim;<br />

2. Dapat dipertahankannya kenekaragaman flora, fauna, dan tipe ekosistem serta keunikan alam;<br />

3. Menyediakan dan mempersiapkan lingkungan hidup (habitat) untuk suku-suku terasing;<br />

4. Mempertahankan keunikan alam serta mempertahankan cagar budaya sebagai warisan budaya;<br />

5. Meningkatnya siklus hidrologis pada satuan wilayah sungai untuk menghindarkan bahaya banjir<br />

dan bencana alam lainnya.


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

Gambar 1. Lokasi Relatif Ekosistem Bukit Tigapuluh Terhadap Propinsi <strong>Jambi</strong> dan Indonesia<br />

(Sumber : Bakosurtanal, Departemen Kehutanan, <strong>FZS</strong> (Landsat 5 dan 7 Tahun 2009, SPOT Tahun 2009, ALOS Tahun 2009, Survey Lapangan<br />

2009))<br />

Menyinggung sasaran pertama dan kelima, seperti terlihat pada Gambar 1, Ekosistem Bukit Tigapuluh<br />

masih mempunyai tutupan hutan yang sangat baik yang mana sangat disayangkan sekali pada peta pola<br />

ruang (Gambar 2), kawasan selatan dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Hutan Lindung Bukit Sosah<br />

direncanakan sebagai Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap yang apabila dikonversi, tentu


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

dapat merusak keseimbangan ekologis pada wilayah ini serta keseimbangan hidrologis di wilayah hilir<br />

seperti Kabupaten Muara Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan kawasan lainnya yang berada di<br />

dalam DAS-DAS yang dilaluinya terutama DA Batang Hari yang menjadi pusat utama kegiatan<br />

masyarakat Propinsi <strong>Jambi</strong>. Peralihan penggunaan lahan pada daerah ini dapat berdampak pada<br />

perubahan iklim lokal yang dapat berkontribusi pada pemanasan global serta pada tanah yang akan<br />

mudah tererosi dan kehilangan zat haranya. Tutupan hutan di selatan Taman Nasional Bukit Tigapuluh<br />

dan Hutan Lindung Bukit Sosah juga memenuhi sasaran keempat di mana mempunyai keunikan<br />

ekofloristik yang sangat terancam punah (> 70% dari hutan alam hilang dalam periode 1985-2007) dan<br />

harus segera menjadi prioritas utama untuk dikonservasi (Gambar 3). Selain itu, kawasan hutan ini<br />

adalah satu-satunya kawasan hutan yang tersisa dari luas wilayah Kabupaten Tebo.<br />

Gambar 2. Draft Rencana Pola Ruang Propinsi <strong>Jambi</strong> di Ekosistem Bukit Tigapuluh<br />

(Sumber : Bakosurtanal, Bappeda)


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

Gambar 3. Perubahan Zona Ekofloristik Pulau Sumatra Tahun 1985-2007<br />

(Sumber : Yves Lamounier, WWF)<br />

Menimbang sasaran kedua, sebagai lembaga konservasi yang aktif bergerak di <strong>Jambi</strong> di bidang<br />

lingkungan hidup terutama satwa liar selama lebih dari 10 tahun, kami, Frankfurt Zoological Society,<br />

telah melakukan survey-survey satwa sejak tahun 2005 di kawasan Ekosistem Bukit Tigapuluh. Kami<br />

ingin menunjukkan hasil-hasil survey temuan satwa dari organisasi kami, dan beberapa organisasi<br />

konservasi serupa pada Gambar 4. Terlihat bahwa keempat spesies kunci (Harimau Sumatra, Gajah<br />

Sumatra, Orangutan Sumatra, dan Tapir Malaya) semuanya ditemukan di bagian selatan Taman Nasional<br />

Bukit Tigapuluh dan bagian selatan Hutan Lindung Bukit Sosah. Ekosistem ini juga merupakan habitat<br />

terakhir bagi suku terasing asli <strong>Jambi</strong> yaitu Orang Rimba/Anak Dalam. Suku ini sangat bergantung pada<br />

hutan untuk penghidupannya seperti terlihat pada Gambar 4 yang juga memenuhi sasaran ketiga dan<br />

keempat dari kriteria kawasan lindung. Apabila bagian selatan Ekosistem Bukit Tigapuluh ini


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

dikembangkan maka akan dapat menjadi cagar budaya bagi suku tersebut dan dapat juga menjadi<br />

daerah ekowisata untuk melihat kenakeragaman hayati baik itu keunikan ekofloristik maupun keunikan<br />

satwa liarnya.<br />

Gambar 4. Persebaran Satwa Liar dan Orang Rimba di Ekosistem Bukit Tigapuluh<br />

(Sumber : <strong>FZS</strong>, ZSL, KKI-WARSI, WWF, PKHS, BTNBT, Bakosurtanal)<br />

Oleh karena itu, memperhitungkan akan banyaknya kerugian yang akan didapat dari penjelasan di atas<br />

apabila daerah ini tidak mendapatkan status perlindungan, serta mengingat juga adanya :<br />

• komitmen Presiden Republik Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen<br />

pada tahun 2009 untuk mengurangi emisi karbon sebesar 26% pada tahun 2020 dengan sistem<br />

business as usual dan 40% dengan bantuan internasional,<br />

• komitmen 10 Gubernur se-Sumatra pada Forum Internasional Kongres Konservasi Dunia IUCN di<br />

Barcelona, Spanyol pada tahun 2009 untuk penyelamatan ekosistem se-Sumatra,


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

• peta rencana pola ruang nasional PP No. 26 tahun 2008 yang setidaknya telah memberikan<br />

kawasan lindung untuk sebagian dari wilayah selatan dan barat Taman Nasional Bukit Tigapuluh<br />

(Gambar 5), dan<br />

‘<br />

Gambar 5. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional<br />

(Sumber : BKPRN)<br />

• tata guna hutan kesepakatan Kabupaten Tebo Tahun 2007 yang secara jelas menganggarkan<br />

kawasan hutan selatan Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Hutan Lindung Bukit Sosah sebagai<br />

hutan lindung dengan membuat enclave-enclave desa penduduk sebagai areal penggunaan lain<br />

(Gambar 6),


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

Gambar 6. Tata Guna Hutan Kesepakatan Kabupaten Tebo Tahun 2007<br />

(Sumber : Bappeda Kabupaten Tebo)<br />

kami ingin mengajukan permohonan agar kiranya draft tata ruang <strong>Jambi</strong> untuk 20 tahun ke depan yang<br />

sekarang ada di Bappeda <strong>Jambi</strong> dapat direvisi. Kami juga telah menganalisis wilayah yang harus<br />

dilindungi dengan mempertimbangkan habitat 2 spesies penting Pulau Sumatera yaitu Gajah Sumatra<br />

(Elephas maximus sumatranus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berikut tutupan hutan<br />

eksisting terbaru (2009), konsesi-konsesi eksisting, dan draft rencana pola ruang Bappeda. Habitat Gajah<br />

Sumatera di Ekosistem Bukit Tigapuluh merupakan habitat gajah terbesar di Propinsi <strong>Jambi</strong> dengan<br />

populasi lebih dari 100 individual menurut survey tahun 2008 – 2009 yang dilakukan oleh Alex<br />

Moßbrucker dan Wildlife Protection Unit – <strong>FZS</strong>, sedangkan Harimau Sumatera merupakan maskot fauna<br />

resmi Provinsi <strong>Jambi</strong> yang apabila habitatnya sendiri tidak terproteksi, maka provinsi ini dapat saja<br />

kehilangan identitasnya, di mana di samping itu, habitat Harimau Sumatra juga diklasifikasikan sebagai<br />

prioritas global . Gambar 7 menyajikan hasil analisis kami yang kami mohonkan kepada Bappeda <strong>Jambi</strong>


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

agar dapat dipertimbangkan dalam penyusunan revisi rencana pola ruang <strong>Jambi</strong>. Dalam hal ini, kami<br />

telah menganalisis ± 200.000 ha habitat Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera untuk dikonservasi.<br />

Gambar 7. Area yang Diajukan untuk Dikonservasi<br />

(Sumber : <strong>FZS</strong>, ZSL, KKI-WARSI, WWF, PKHS, WCS, Save The Tiger Fund, Bappeda, Bakosurtanal)<br />

Kami harap agar saran kami ini dapat dipertimbangkan oleh Bappeda mengingat hal ini menyangkut<br />

masa depan <strong>Jambi</strong> dalam 20 tahun mendatang dan untuk menghindari terjadinya ketidakseragaman<br />

antara undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, peraturan daerah, dan komitmen<br />

pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Kami juga melampirkan 1 buah CD yang<br />

berisikan surat ini dalam versi elektronik, shapefile “area yang diajukan untuk dikonservasi”, dokumen<br />

“Resource Base Inventory Implementasi Konservasi Ekosistem Bukit Tigapuluh”, dan dokumen “Rencana<br />

Implementasi Konservasi Ekosistem Bukit Tigapuluh” untuk difollow-up lebih lanjut oleh Bappeda <strong>Jambi</strong>.


Jl. Bangka No 43<br />

Kebun Handil <strong>Jambi</strong><br />

Indonesia.Pc: 36137<br />

Tlp: +62 (0) 741 43080<br />

Fax: +62 (0) 741 43080<br />

info@zgf.de<br />

www.zgf.de<br />

<strong>FZS</strong> sendiri akan siap membantu pemerintah daerah dalam hal penyediaan data, informasi, dan siap<br />

bekerjasama dalam rangka upaya mewujudkan tata ruang <strong>Jambi</strong> yang berkelanjutan pada umumnya dan<br />

Ekosistem Bukit Tigapuluh pada khususnya.<br />

Hormat kami,<br />

Peter H. Pratje<br />

Direktur Program <strong>FZS</strong><br />

Tembusan :<br />

1. Kementerian Kehutanan di Jakarta<br />

2. Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta<br />

3. Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta<br />

4. Gubernur <strong>Jambi</strong><br />

5. Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Jakarta<br />

6. Dirjen Bina Produksi Kehutanan di Jakarta<br />

7. Badan Planologi Kehutanan di Jakarta<br />

8. Dinas Kehutanan Propinsi <strong>Jambi</strong> di <strong>Jambi</strong><br />

9. Bappeda Tebo di Muara Tebo<br />

10. Bupati Tebo di Muara Tebo<br />

11. Bupati Tanjung Jabung Barat di Kuala Tungkal<br />

12. DPRD Propinsi <strong>Jambi</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!