18.05.2014 Views

pedoman pengawas pendidikan agama islam pada sekolah

pedoman pengawas pendidikan agama islam pada sekolah

pedoman pengawas pendidikan agama islam pada sekolah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PEDOMAN PENGAWAS<br />

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH<br />

DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM<br />

KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2012


KATA PENGANTAR<br />

DIREKTUR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

Bismillahirrahmanirrahim<br />

Assalamu’alaikum Wr.Wb<br />

Puji dan Syukur bagi Allah SWT. yang telah melimpah curahkan rahmat, hidayah dan inayah-<br />

Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam ini dapat<br />

terlaksana.<br />

Keberhasilan penyelenggaraan <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> yang berkualitas sangat<br />

terkait dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga<br />

ke<strong>pendidikan</strong>. Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> merupakan salah satu pendidik dan tenaga<br />

ke<strong>pendidikan</strong> yang posisinya memegang peran yang sangat signifikan dan strategis dalam<br />

meningkatkan profesionalisme guru <strong>agama</strong> Islam dan mutu <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam <strong>pada</strong><br />

<strong>sekolah</strong>.<br />

Peran <strong>pengawas</strong> dalam melaksanakan tugas-tugas ke<strong>pendidikan</strong> dan pembelajaran di <strong>sekolah</strong><br />

bukan saja sebagai seorang supervisor <strong>pendidikan</strong>, namun ia juga sebagai konselor dan motivator<br />

agar dapat menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar mengajar di <strong>sekolah</strong>.<br />

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam, bahwa Pembinaan Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah dilakukan<br />

oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi melalui Kepala Kantor Kementerian Agama<br />

Kabupaten / Kota.<br />

Untuk kebutuhan pembinaan Pengawas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka dipandang<br />

perlu untuk menyusun Pedoman Pembinaan Pengawas PAI, agar <strong>pengawas</strong> mampu<br />

melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki yakni<br />

kompetensi kepribadian, supervisi akademik, supervisi manajerial, penelitian pengembangan,<br />

evaluasi <strong>pendidikan</strong> dan sosial .<br />

Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya ke<strong>pada</strong> semua pihak yang telah berpartisipasi<br />

dalam penyusunan Pedoman Pembinaan Pengawasan Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah ini<br />

i


semoga buku <strong>pedoman</strong> ini dapat dijadikan panduan bagi para <strong>pengawas</strong> dalam melaksanakan<br />

tugas dan fungsinya dan menjadi pegangan bagi Pejabat Kemenag Provinsi dan Kab/kota dalam<br />

melakukan pembinaan ke<strong>pada</strong> Pengawas Pendidikan Agama Islam.<br />

Wassalamu’alaikum Wr.Wb<br />

Jakarta, 8<br />

Agustus 2012<br />

Direktur Pendidikan Agama Islam<br />

Dr. H. Amin Haedari, M.Pd<br />

NIP.195606121983031001<br />

ii


DAFTAR ISI<br />

KATA PENGANTAR ...............................................................................................<br />

DAFTAR ISI………… ..............................................................................................<br />

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM……………............<br />

i<br />

iii<br />

v<br />

BAB I<br />

BAB II<br />

BAB III<br />

BAB IV<br />

BAB V<br />

PENDAHULUAN<br />

A. Dasar Pemikiran ................................................................................ 1<br />

B. Landasan ........................................................................................... 1<br />

C. Tujuan............................................................................................... 3<br />

D. Sasaran.............................................................................................. 3<br />

REKRUITMEN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA<br />

SEKOLAH<br />

A. Pengertian ......................................................................................... 5<br />

B. Persyaratan Calon Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah……………………... 5<br />

C. Prosedur Rekruitmen Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah………………….. 7<br />

D. Uji Kompetensi ................................................................................ 8<br />

PEMBINAAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA<br />

SEKOLAH<br />

A. Pengertian Pembinaan ……………………………………………… 10<br />

B. Tujuan Pembinaan................................................................................ 12<br />

C. Intansi Pembinaan……………………………………………………. 12<br />

D. Materi Pembinaan…………………………………………………… 12<br />

E. Jenis – jenis Pembinaan……………………………………………… 13<br />

BEBAN KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

PADA SEKOLAH<br />

A. Tugas Pengawas.................................................................................. 14<br />

B. Fungsi Pengawas…………………………………………………….. 16<br />

C. Wewenang Pengawas……………………………………………….. 16<br />

D. Tanggung jawab Pengawas…………………………………………. 17<br />

E. Uraian Tugas Pengawas...................................................................... . 18<br />

F. Pemenuhan Beban Kerja Pengawas………………………………….. 19<br />

PERHITUNGAN ANGKA KREDIT PENGAWAS PENDIDIKAN<br />

AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH<br />

A. Ketentuan Umum .............................................................................. 21<br />

B. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan Pengawas………………………….. 22<br />

iii


C. Jenjang Jabatan dan Pangkat ……………………………………….. 23<br />

D. Rincian Kegiatan Pengawas………………………………………… 24<br />

E. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Pengawas …………………. 28<br />

BAB VI PENUTUP................................................................................................ 31<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

____________________________<br />

iv


KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM<br />

NOMOR :<br />

TENTANG<br />

PEDOMAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA SEKOLAH<br />

TAHUN 2012<br />

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA,<br />

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan<br />

Agama Islam di <strong>sekolah</strong> perlu dilakukan berbagai<br />

upaya agar Pendidikan Agama Islam memenuhi<br />

standar Nasional;<br />

Memperhatikan :<br />

b. bahwa peningkatan mutu perlu dilakukan evaluasi<br />

secara menyeluruh diantaranya dengan memberikan<br />

pembinaan dan <strong>pengawas</strong>an Pendidikan Agama Islam<br />

berstandar Nasional yang bermutu;<br />

c. bahwa dalam rangka pelaksanaan sebagaimana<br />

dimaksud <strong>pada</strong> poin a dan b di atas, perlu adanya<br />

<strong>pedoman</strong> tentang <strong>pengawas</strong> PAI;<br />

Peraturan Menteri Agama nomor 2 tahun 2012 Tentang<br />

Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama<br />

Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang<br />

Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara<br />

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan<br />

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);<br />

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru<br />

dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia<br />

Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara<br />

Republik Indonesia Nomor 4586);<br />

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang<br />

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara<br />

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan<br />

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);<br />

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang<br />

Pendidikan Agama dan Pendidikan Ke<strong>agama</strong>an<br />

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007<br />

Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik<br />

Indonesia Nomor 4769);<br />

v


5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang<br />

Pendanaan <strong>pendidikan</strong> (Lembaran Negara Republik<br />

Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan<br />

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);<br />

6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang<br />

Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun<br />

2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara<br />

Republik Indonesia Nomor 4941);<br />

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang<br />

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan<br />

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010<br />

Nomor 23, Tambahan Lembaga Negara Republik<br />

Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah<br />

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010<br />

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor<br />

17 Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran<br />

Negara Republik Indonesia Nomor 5157);<br />

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang<br />

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara<br />

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden<br />

Nomor 76 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas<br />

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang<br />

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;<br />

9. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang<br />

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun<br />

2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi<br />

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas,<br />

dan Fungsi Eselon 1 Kemeterian Negara;<br />

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22<br />

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan<br />

Pendidikan Dasar Dan Menengah;<br />

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23<br />

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;<br />

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12<br />

Tahun 2007 tentang Standar Pengawas<br />

Sekolah/Madrasah;<br />

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16<br />

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik<br />

Dan Kompetensi Guru;<br />

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19<br />

Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan<br />

Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah;<br />

vi


15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20<br />

Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;<br />

16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24<br />

Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana<br />

Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),<br />

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah<br />

(SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah<br />

Aliyah (SMA/MA);<br />

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41<br />

Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan<br />

Pendidikan Dasar Dan Menengah;<br />

18. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010<br />

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian<br />

Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010<br />

Nomor 592);<br />

19. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010<br />

tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah<br />

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor<br />

596);<br />

20. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012<br />

tentang Pengelolaan Pengawas Madrasah dan<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.<br />

MEMUTUSKAN:<br />

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN<br />

ISLAM KEMENTERIAN AGAMA TENTANG PEDOMAN<br />

PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) PADA<br />

SEKOLAH.<br />

KESATU : Menetapkan Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam<br />

<strong>pada</strong> Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran<br />

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan<br />

ini.<br />

KEDUA : Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU yaitu:<br />

Pedoman Rekruitmen Pengawas Pendidikan Agama Islam,<br />

Pembinaan Pengawas Pendidikan Agama Islam, Beban<br />

Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam, dan Angka Kredit<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam.<br />

vii


KETIGA : Pedoman <strong>pengawas</strong> sebagaimana dimaksud dalam Diktum<br />

KESATU dan KEDUA dijadikan acuan dalam pelaksanaan<br />

ke<strong>pengawas</strong>an <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong>.<br />

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku <strong>pada</strong> tanggal ditetapkan.<br />

Ditetapkan di Jakarta<br />

<strong>pada</strong> tanggal 2012<br />

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,<br />

NUR SYAM<br />

viii


BAB I<br />

PENDAHULUAN<br />

A. Latar Belakang<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> menurut Permenag No. 2 Tahun 2012 adalah<br />

Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional <strong>pengawas</strong> Pendidikan<br />

Agama Islam yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan <strong>pengawas</strong>an<br />

penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong>. Pengawasan dalam konteks ini meliputi<br />

penyusunan program, pelaksanaan pembinaan, pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan,<br />

serta pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Hal itu ditegaskan <strong>pada</strong> PP Nomor:<br />

19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19, ayat (3) menyatakan: Setiap satuan<br />

<strong>pendidikan</strong> melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,<br />

penilaian hasil pembelajaran, dan <strong>pengawas</strong>an proses pembelajaran untuk terlaksananya proses<br />

pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada pasal 23 ditegaskan: Pengawasan proses<br />

pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3) meliputi pemantauan, supervisi,<br />

evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.<br />

Mengacu <strong>pada</strong> Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah dalam Pasal 2 ayat (2) bahwa <strong>pengawas</strong> PAI<br />

bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses, dan hasil <strong>pendidikan</strong><br />

dan/atau pembelajaran PAI <strong>pada</strong> TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan/atau SMK.<br />

Mengingat tugas dan fungsi <strong>pengawas</strong> PAI dalam peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam<br />

sangat strategis maka diperlukan Pedoman Pengawas Agama Islam yang dapat dijadikan acuan<br />

oleh <strong>pengawas</strong> dan pejabat yang berwenang di lingkungan Kementerian Agama.<br />

B. Landasan Hukum<br />

Yang menjadi landasan Hukum Ke<strong>pengawas</strong>an adalah:<br />

1. Undang-undang Nomor 8 tahun 1994 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;<br />

2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;<br />

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;<br />

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pemerintah Daerah;<br />

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional PNS;<br />

1


6. Peraturan Pemerintah 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pemerintah Pengangkatan dan<br />

Pemberhentian Pegawai.<br />

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,<br />

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik<br />

Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94<br />

tahun 2006;<br />

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;<br />

9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama, dan Pendidikan<br />

Ke<strong>agama</strong>an;<br />

10. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru;<br />

11. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi<br />

Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden<br />

Nomor 77 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 47 tahun<br />

2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;<br />

12. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi<br />

Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon 1 Kementerian<br />

Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2010<br />

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan,<br />

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi<br />

Eselon 1 Kementerian Negara;<br />

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas<br />

Sekolah/Madrasah;<br />

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar<br />

Pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;<br />

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan<br />

Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan;<br />

16. Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional<br />

Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;<br />

17. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja<br />

Kementerian Agama (Berita Negara RI tahun 2010 nomor 562)<br />

2


18. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2010 tentang<br />

pengelolaan <strong>pendidikan</strong> Agama <strong>pada</strong> Sekolah;<br />

19. Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6<br />

Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan<br />

Angka Kreditnya.<br />

20. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas<br />

Madrasah dan Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah.<br />

C. Tujuan<br />

Secara umum Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> (TK, SD/SDLB/<br />

SMP/SMPLB/SMA/ SMALB dan SMK) disusun sebagai acuan bagi pihak terkait di daerah yang<br />

mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di<br />

<strong>sekolah</strong>. Sedangkan secara khusus <strong>pedoman</strong> Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong><br />

(TK, SD/SDLB/ SMP/SMPLB/SMA/SMALB dan SMK) bertujuan untuk :<br />

Pedoman Rekruitmen Pengawas Pendidikan Agama Islam, Pembinaan Pengawas Pendidikan<br />

Agama Islam, Beban Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam,dan Angka Kredit Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam.<br />

D. Sasaran<br />

Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> (TK, SD/SDLB/<br />

SMP/SMPLB/SMA/SMALB dan SMK) disusun untuk menjadi acuan bagi pihak terkait di<br />

daerah:<br />

1. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi di seluruh wilayah Republik Indonesia;<br />

2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi di seluruh wilayah Republik Indonesia;<br />

3. Kementerian Agama Kabupaten/kota di seluruh wilayah Republik Indonesia;<br />

4. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Republik<br />

Indonesia;<br />

5. Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam (POKJAWAS PAI) Propinsi di<br />

seluruh wilayah Republik Indonesia<br />

3


6. Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam (POKJAWAS PAI)<br />

Kabupaten/Kota;<br />

7. Sekolah di masing-masing wilayah;<br />

8. Guru PAI di Sekolah.<br />

_______________________<br />

4


BAB II<br />

REKRUITMEN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

PADA SEKOLAH<br />

A. Pengertian<br />

Rekruitmen Menurut Mangkunegara (2002:33) adalah tindakan atau proses dari suatu usaha<br />

organisasi mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operasional.<br />

Secara etimologi, kata <strong>pengawas</strong>an (supervisi), berasal dari istilah Inggris supervision, terdiri<br />

dari dua kata super (lebih) dan Vision (melihat), yang berarti melihat dari atas (Arikunto,<br />

2004:4), yakni melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan. Sedangkan orang yang<br />

melakukan supervisi tersebut, dikenal dengan supervisor atau <strong>pengawas</strong>. Menurut Ametembun,<br />

dalam Thaib & Subagio, (2005:2), bahwa <strong>pengawas</strong>an <strong>pendidikan</strong> atau supervisi <strong>pendidikan</strong><br />

”adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi <strong>pendidikan</strong> <strong>pada</strong> umumnya dan peningkatan mutu<br />

belajar mengajar di kelas <strong>pada</strong> khususnya”.<br />

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> dalam pasal 1 ayat (4) disebutkan bahwa ”<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya disebut Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> adalah<br />

Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional <strong>pengawas</strong> <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong>.<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan<br />

<strong>pengawas</strong>an penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah”<br />

B. Persyaratan Calon Pengawas PAI Pada Sekolah<br />

Untuk dapat diangkat sebagai Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> berdasarkan Peraturan Menteri<br />

Agama No. 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam<br />

<strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> dalam pasal 12 ayat (1) : Pengawas Madrasah dan <strong>pengawas</strong> PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong><br />

diangkat oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri sesuai dengan ketentuan<br />

peraturan perundang-undangan, dan (2) Bupati/Walikota dapat mengangkat Pengawas PAI <strong>pada</strong><br />

Sekolah setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Kepala Kantor Wilayah Kementerian<br />

Agama Provinsi.<br />

5


Sedang seseorang yang ingin menjadi <strong>pengawas</strong> PAI wajib memenuhi standar <strong>pengawas</strong> <strong>sekolah</strong><br />

yang berlaku secara nasional. Diantaranya harus memiliki kualifikasi:<br />

1. Kualifikasi Pengawas PAI TK, SD/SDLB adalah sebagai berikut:<br />

a. Ber<strong>pendidikan</strong> minimum sarjana (S1) PAI atau diploma empat (D IV) Ke<strong>pendidikan</strong><br />

Islam dari perguruan tinggi terakreditasi;<br />

b. Pengawas PAI TK/SD/SDLB bersertifikat pendidik sebagai guru PAI TK/RA,<br />

SD/MI/SDLB dengan pengalaman kerja minimum 8 (delapan) tahun di<br />

TK/RA/SD/MI/SDLB atau kepala <strong>sekolah</strong> TK/RA/SD/MI/SDLB dengan pengalaman<br />

kerja minimum 4 (empat) tahun;<br />

c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;<br />

d. Berusia setinggi-tingginya 55 tahun, sejak diangkat sebagai <strong>pengawas</strong> PAI TK,<br />

SD/SDLB;<br />

e. Memenuhi kompetensi sebagai <strong>pengawas</strong> satuan <strong>pendidikan</strong> yang dapat diperoleh<br />

melalui uji kompetensi dan atau <strong>pendidikan</strong> dan pelatihan fungsional <strong>pengawas</strong>, <strong>pada</strong><br />

lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan<br />

f. Lulus seleksi <strong>pengawas</strong>;<br />

g. Telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas PAI<br />

TK, SD/SDLB dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pelatihan Pengawas (STTPP).<br />

2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama (SMP/SMPLB), Sekolah Menengah Atas<br />

(SMA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebagai berikut :<br />

a. Memiliki <strong>pendidikan</strong> minimum (S1) PAI diutamakan sarjana (S2) <strong>pada</strong> perguruan tinggi<br />

terakreditasi;<br />

b. 1) Pengawas PAI SMP/SMPLB bersertifikat pendidik sebagai guru PAI SMP/MTs/ SMPLB<br />

dengan pengalaman kerja minimum 8 (delapan) tahun dalam mata pelajaran PAI di<br />

SMP/MTs/SMPLB atau kepala SMP/MTs/SMPLB dengan pengalaman kerja minimum 4<br />

(empat) tahun, dapat menjadi <strong>pengawas</strong> PAI SMP/SMPLB;<br />

2) Pengawas PAI SMA/SMALB bersertifikat pendidik sebagai guru PAI dengan pengalaman<br />

kerja minimum 8 (delapan) tahun di SMA/MA/SMALB, atau kepala SMA/MA/SMALB<br />

dengan pengalaman kerja minimum 4 (empat) tahun, dapat menjadi <strong>pengawas</strong> PAI<br />

SMA/SMALB;<br />

6


3) Pengawas PAI SMK bersertifikat pendidik sebagai guru PAI SMK/MAK dengan<br />

pengalaman kerja minimum 8 (delapan) tahun di SMK/MAK atau kepala SMK/ MAK<br />

dengan pengalaman kerja minimum 4 (empat) tahun, dapat menjadi <strong>pengawas</strong> PAI SMK;<br />

c. Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;<br />

d. Berusia setinggi-tingginya 55 (lima puluh lima) tahun.<br />

e. Memenuhi kompetensi sebagai <strong>pengawas</strong> satuan <strong>pendidikan</strong> yang dapat diperoleh<br />

melalui uji kompetensi dan atau <strong>pendidikan</strong> dan pelatihan fungsional <strong>pengawas</strong>, <strong>pada</strong><br />

lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan<br />

f. Lulus seleksi <strong>pengawas</strong> satuan <strong>pendidikan</strong>;<br />

g. Telahlulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas PAI SMP/SMPLB/<br />

SMA/SMK dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pelatihan Pengawas (STTPP)<br />

C. Prosedur Rekruitmen Pengawas PAI Pada Sekolah<br />

Seorang guru/kepala <strong>sekolah</strong> yang ingin menjadi <strong>pengawas</strong> PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> harus melalui<br />

prosedur sebagai berikut:<br />

1. Mengajukan surat permohonan untuk menjadi <strong>pengawas</strong> PAI yang ditujukan ke<strong>pada</strong><br />

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi melalui Kepala Kantor<br />

Kementerian Agama Kabupaten/kota.<br />

2. Diusulkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/kota dengan melampirkan<br />

persyaratan sbb:<br />

a. Foto Copy SK pertama dan terakhir yang telah dilegalisir<br />

b. Foto copy Ijazah yang telah dilegalisir.<br />

c. DP3 2 tahun terakhir.<br />

d. Foto Copy Karpeg yang telah dilegalisir.<br />

e. Sertifikat Pendidik yang telah dilegalisir.<br />

f. Rekomendasi dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota atas pertimbangan<br />

dan saran Pokjawas PAI.<br />

Bagi Guru/Kepala yang diangkat oleh Kementerian Agama dapat diusulkan oleh Kanwil<br />

Kementerian Agama Provinsi untuk diangkat oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk oleh<br />

Menteri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau bagi guru/kepala yang<br />

7


diangkat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat diusulkan oleh Dinas Pendidikan dan<br />

Kebudayaan Kabupaten/kota ke<strong>pada</strong> Bupati/walikota dengan mendapat persetujuan Kepala<br />

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi setempat ( sepanjang memenuhi persyaratan<br />

dalam <strong>pedoman</strong> ini)<br />

3 Mengikuti Uji Kompetensi Ke<strong>pengawas</strong>an.<br />

4 Mengikuti Diklat calon Pengawas, yang diselenggarakan oleh instansi yang berwenang.<br />

D. Uji Kompetensi Pengawas PAI Pada Sekolah<br />

Setiap guru/kepala <strong>sekolah</strong> yang ingin menjadi Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> harus melalui uji<br />

kompetensi. Uji kompetensi dalam rangka rekruitmen Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> dilakukan<br />

oleh TIM penguji yang terdiri dari:<br />

1. Unsur Akademisi (Perguruan Tinggi).<br />

2. Unsur Birokrasi (Mapenda Propinsi).<br />

3. Unsur Pokjawas PAI Propinsi<br />

Adapun materi yang diujikan dalam uji kompetensi <strong>pengawas</strong> PAI, meliputi :<br />

a. Pengetahuan Umum, yang terdiri dari Bahasa Indonesia, Pancasila dan UUD 1945,<br />

Pokok-Pokok Kepegawaian dan Regulasi Ke<strong>pendidikan</strong>.<br />

b. Pengetahuan Agama. Terdiri dari Tauhid, Fiqh, SKI. BTQ<br />

c. Stándar Kompetensi Pengawas, meliputi: (1) Kompetensi Kepribadiaan; (2)<br />

Kompetensi Sosial; (3) Kompetensi Supervisi Manajerial; (4) Kompetensi Supervisi<br />

Akademik; (5) Kompetensi Evaluasi Pendidikan; dan (6) Kompetensi Penelitian dan<br />

Pengembangan.<br />

d. Penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) tentang Ke<strong>pengawas</strong>an (PTKp) yaitu<br />

menulis KTI/PTKp dan di presentasikan dihadapan penguji. Sedangkan teknik<br />

pengujian dilakukan melalui Test tertulis dan Lisan/Wawancara.<br />

_______________________<br />

8


BAB III<br />

PEMBINAAN PENGAWAS PAI PADA SEKOLAH<br />

A. Pengertian Pembinaan<br />

Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa sesuatu keadaan yang<br />

seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana mestinya. Pembinaan dilakukan dengan<br />

maksud agar kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana dan<br />

tujuan yang telah direncanakan.<br />

Secara lebih luas, pembinaan dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pengendalian profesional<br />

terhadap semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga rencana untuk<br />

mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.<br />

Dengan kata lain, pembinaan mempunyai arah untuk mendayagunakan semua sumber daya<br />

sesuai dengan rencana dalam rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.<br />

Pengendalian profesional menekankan bahwa usaha yang dilakukan itu menggunakan jasa<br />

keahlian dan pendekatan manusiawi dengan penuh tanggung jawab. Jasa keahlian mensyaratkan<br />

penggunaan pengetahuan dan teknik-teknik pembinaan secara ilmiah. Pendekatan manusiawi<br />

didasarkan atas pengakuan dan penghargaan sebaik mungkin terhadap nilai-nilai insani.<br />

Sedangkan tanggungjawab mengandung makna bahwa pembinaan, sebagai faktor penarik dan<br />

pendorong diarahkan ke<strong>pada</strong> semua unsur organisasi agar selalu bergerak dan mengarah ke<strong>pada</strong><br />

tujuan yang harus dicapai. Widjaja (1995:1650) Pembinaan adalah suatu proses atau<br />

pengembangan mencakup urusan-urusan, pengerjaan diawali dengan mendirikan,<br />

menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut disertai usaha-usaha perbaikan,<br />

menyempurnakan dan akhirnya mengembangkannya.<br />

Berdasarkan pengertian di atas, maka kegiatan pembinaan perlu diperoleh dari pihak-pihak yang<br />

bersangkutan mengingat pentingnya pembinaan dilaksanakan di dalam suatu organisasi untuk<br />

mencapai hasil guna, daya guna dan tepat guna.<br />

Siagian (1989:219) mengemukakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dalam<br />

pembinaan adalah (1) Kejelasan tingkat karir yang mungkin dinaiki, (2) Gaya kepemimpinan<br />

yang demokrasi; (3) Berdasarkan manajemen, (4) Memperkaya kejuruan, dan (5) Mutu<br />

kehidupan kekayaan.<br />

9


Pendapat di atas, meskipun secara redaksional mengemukaan pengertian pembinaan itu berbedabeda<br />

tetapi <strong>pada</strong> hakekatnya adalah sama, yakni pembinaan merupakan proses kegiatan untuk<br />

menjamin agar pelaksanaan kerja dapat dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana yang<br />

telah ditetapkan. Pembinaan dapat dikatakan baik apabila pembinaan tersebut dilakukan dan<br />

mampu mengarahkan serta mendidik para pekerja dengan benar di dalam melaksanakan<br />

pekerjaannya betul-betul mengerti dan memahami apa yang harus dikerjakan serta bagaimana<br />

cara melaksanakan secara efektif dan efisien.<br />

Berdasarkan uraian tersebut di atas, bahwa fungsi pembinaan di dalam suatu organisasi mutlak<br />

harus dilaksanakan secara menyeluruh <strong>pada</strong> setiap sektor organisasi, yang semata-mata di<br />

arahkan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut secara efektif dan<br />

efisien. Sejalan dengan itu, untuk mewujudkan pembinaan yang baik terhadap bawahannya<br />

dalam lingkup organisasi, hal ini perlu di arahkan dengan cara pembinaan pegawai, seperti yang<br />

dikemukakan oleh Musanef (1996:19) yaitu “pembinaan pegawai merupakan aset utama dan<br />

mempunyai posisi kunci dalam upaya pencapaian keberhasilan organisasi”.<br />

Pembinaan <strong>pengawas</strong> PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> sebagai salah satu kegiatan organisasi merupakan tugas<br />

dan tanggung jawab Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi melalui Kepala Kantor<br />

Kementerian Agama Kab./Kota perlu diselenggarakan secara efektif dan efisien. Untuk itu<br />

fungsi pembinaan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan baik untuk menghindari atau<br />

mencegah penyimpangan pekerjaan atau kekeliruan dalam bekerja, maupun untuk mendapatkan<br />

masukan tentang kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja, sehingga memungkinkan<br />

pimpinan melakukan tindakan pembinaan sedini mungkin, baik pembinaan yang berkaitan<br />

dengan pengetahuan maupun pembinaan yang berhubungan dengan mental.<br />

B. Tujuan Pembinaan Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Pembinaan ini bertujuan untuk :<br />

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan ke<strong>pengawas</strong>an PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong>.<br />

2. Untuk meningkatkan kompetensi kepribadian, supervisi akademik, evaluasi<br />

<strong>pendidikan</strong>, penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial.<br />

3. Untuk meningkatkan kinerja Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah agar memiliki kesadaran<br />

penuh rasa tanggungjawab sebagai <strong>pengawas</strong>. Pembinaan itu dikategorikan <strong>pada</strong> dua<br />

10


hal, yaitu: pembinaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan pembinaan yang<br />

berhubungan dengan mental, yakni menumbuhkan kesadaran yang mengarah ke<strong>pada</strong><br />

pencapaian profesionalisme.<br />

C. Instansi Pembina Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Instansi yang melakukan pembinaan sesuai dengan kapasitasnya sebagaimana dalam Peraturan<br />

Menteri Agama No. 2 tahun 2012 Bab XII pasal19 ayat (2) adalah: “Kepala Kantor Wilayah<br />

Kementerian Agama Provinsi melalui Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota”.<br />

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi maupun Kepala Kantor Kementerian<br />

Agama Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan terhadap <strong>pengawas</strong>, membentuk Tim<br />

Pembina yang terdiri dari:<br />

1. Unsur Akademisi (PerguruanTinggi).<br />

2. Unsur Birokrasi ( Pejabat atasan langsung Pengawas).<br />

3. Unsur Pokjawas.<br />

D. Materi Pembinaan Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Materi Pembinaan Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah meliputi:<br />

1. Kelompok Dasar:<br />

a. Pendidikan Karakter Bangsa (AkhlakMulia)<br />

b. Kebijakan Kementerian Agama tentang ke<strong>pengawas</strong>an<br />

c. Kebijakan tentang ke<strong>pendidikan</strong><br />

d. Pembinaan Kompetensi Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah<br />

e. Pembinaan dalam pembentukan organisasi Pokjawas PAI<br />

2. Kelompok Inti :<br />

a. Konsep dasar supervisi<br />

b. Konsep dasar supervisi akademik<br />

c. Program supervisi akademik<br />

d. Instrumen supervisi<br />

e. Laporan hasil supervisi<br />

f. Tindak lanjut hasil <strong>pengawas</strong>an<br />

11


g. Penghitungan angka kredit jabatan fungsional guru dan <strong>pengawas</strong> PAI<br />

h. Standar Nasional Pendidikan (SNP)<br />

i. Pembinaan tentang tugas dan fungsi <strong>pengawas</strong> PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong><br />

j. Model-model pembelajaran<br />

k. Evaluasi pembelajaran<br />

3. Kelompok Penunjang<br />

a. Pengembangan profesi <strong>pengawas</strong><br />

b. Sistem penjaminan mutu <strong>pendidikan</strong><br />

c. Pembinaan dan pendampingan kegiatan ekstrakurikuler bagi guru PAI oleh<br />

<strong>pengawas</strong><br />

d. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), PenelitianTindakan Kelas (PTK) dan<br />

KTI<br />

E. Jenis-JenisPembinaan<br />

Pembinaan Pengawas PAI <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> dapat dilakukan melalui:<br />

1. Rapat Koordinasi<br />

2. Orientasi<br />

3. Workshop<br />

4. In House Training ( IHT)<br />

5. Seminar<br />

6. Penilaian Kinerja Pengawas Pembinaan Keprofesionalan Berkelanjutan (PK PKB)<br />

7. Lokakarya<br />

8. Studi Banding<br />

9. In on in Training<br />

12


BAB IV<br />

BEBAN KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />

PADA SEKOLAH<br />

A. Tugas Pengawas<br />

Lingkup kerja <strong>pengawas</strong> Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> diatur sebagai berikut:<br />

1. Ekuivalensi kegiatan kerja <strong>pengawas</strong> Pendidikan Agama Islam terhadap 24 (dua puluh<br />

empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan minimal 60 orang guru PAI TK/SD/<br />

SDLB, 40 orang guru PAI SMP/SMA/SMK yang dibina <strong>pada</strong> beberapa <strong>sekolah</strong>.<br />

2. Rincian kerja <strong>pengawas</strong> Pendidikan Agama Islam sesuai fungsinya sebagaimana diatur<br />

dalam Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2012 pasal 4 adalah sebagai berikut:<br />

a. Menyusun Program Pengawasan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam<br />

1) Setiap <strong>pengawas</strong> Pendidikan Agama Islam baik secara kelompok maupun<br />

perorangan wajib menyusun rencana program <strong>pengawas</strong>an. Program<br />

<strong>pengawas</strong>an terdiri atas (1) Program Pengawasan Tahunan, (2) Program<br />

Pengawasan Semester, dan (3) Rencana Ke<strong>pengawas</strong>an Akademik (RKA).<br />

2) Program Pengawasan tahunan Pengawas Pendidikan Agama Islam disusun oleh<br />

Kelompok Kerja Pengawas ( POKJAWAS) Pendidikan Agama Islam di<br />

Kabupaten/Kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program<br />

tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.<br />

3) Program <strong>pengawas</strong>an semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan<br />

yang dilakukan oleh setiap Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> setiap<br />

<strong>sekolah</strong> dimana guru binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai<br />

penjabaran atas Program Pengawasan Tahunan di tingkat Kabupaten/Kota.<br />

Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap <strong>pengawas</strong> Pendidikan<br />

Agama Islam ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu.<br />

4) Rencana Ke<strong>pengawas</strong>an Akademik (RKA) merupakan penjabaran dari program<br />

semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas<br />

13


yang harus segera dilakukan, setelah kegiatan supervisi. Penyusunan RKA ini<br />

diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu.<br />

5) Program Tahunan, Program Semester, dan Rencana Ke<strong>pengawas</strong>an Akademik<br />

(RKA) sekurang-kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator<br />

keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumber<br />

daya yang diperlukan, penilaian dan instrumen ke<strong>pengawas</strong>an.<br />

b. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian<br />

1) Kegiatan supervisi akademik meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan<br />

standar isi, standar proses, standar penilaian dan standar kompetensi lulusan<br />

merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara <strong>pengawas</strong><br />

Pendidikan Agama Islam dengan guru Pendidikan Agama Islam binaanya.<br />

2) Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam<br />

dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembelajaran<br />

3) Kegiatan ini dilakukan di <strong>sekolah</strong> binaan/KKG/MGMP, sesuai dengan uraian<br />

kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKA yang telah disusun.<br />

c. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Ke<strong>pengawas</strong>an<br />

1) Setiap <strong>pengawas</strong> membuat laporan dalam bentuk laporan bulanan, laporan<br />

semester dan laporan tahunan. Laporan ini lebih ditekankan ke<strong>pada</strong> pencapaian<br />

tujuan dari setiap butir kegiatan <strong>pengawas</strong>an yang telah dilaksanakan <strong>pada</strong> setiap<br />

guru Pendidikan Agama Islam binaan.<br />

2) Penyusunan laporan oleh <strong>pengawas</strong> merupakan upaya untuk<br />

mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program yang telah<br />

direncanakan.<br />

3) Menyusun laporan pelaksanaan program ke<strong>pengawas</strong>an dilakukan oleh setiap<br />

<strong>pengawas</strong> <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam dengan setelah melaksanakan pembinaan,<br />

pemantauan atau penilaian. Paling lambat 1 (satu ) minggu bulan berikutnya.<br />

d. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI.<br />

1) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI dilaksnakan<br />

secara berkelompok di MGMP/KKG paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu<br />

semester atau disesuiakan dengan kondisi daerah.<br />

14


2) Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang<br />

diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan<br />

kompetensi yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan ke<strong>pada</strong><br />

guru Pendidikan Agama Islam cara-cara baru yang lebih sesuai dalam<br />

melaksanakan proses pembelajaran/ pembimbingan.<br />

3) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI ini dapat<br />

dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual, KKG/MGMPdan<br />

group conference, serta kunjungan ke<strong>pada</strong> guru PAI melalui supervisi akademik.<br />

B. Fungsi Pengawas<br />

Berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam permenag No. 2 Tahun 2012, Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong> mempunyai fungsi melakukan :<br />

1. Penyusunan Program Pengawasan PAI<br />

2. Pembinaan, Pembimbingan, dan Pengembangan Profesi Guru PAI<br />

3. Pemantauan penerapan Standar Nasional PAI<br />

4. Penilaian hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an, dan<br />

5. Pelaporan serta tindak lanjut pelaksanaan tugas ke<strong>pengawas</strong>an.<br />

C. Wewenang Pengawas<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah sebagaimana dimaksud KMA No. 2 Tahun<br />

2012 dalam pasal 2 ayat (2) berwenang:<br />

1. Memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan<br />

evaluasi <strong>pendidikan</strong> dan/atau pembelajaran <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam ke<strong>pada</strong> kepala<br />

<strong>sekolah</strong> dan instansi yang membidangi <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam di Kabupaten/kota;<br />

2. Memantau dan menilai kinerja guru PAI serta merumuskan saran tindak lanjut yang<br />

diperlukan;<br />

3. Melakukan pembinaan terhadap guru PAI;<br />

4. Memberikan pertimbangan dalam penilaian <strong>pada</strong> pelaksanaan tugas guru PAI ke<strong>pada</strong><br />

pejabat yang berwenang; dan<br />

15


5. Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas dan penempatan guru PAI<br />

dan kepala <strong>sekolah</strong> dan <strong>pada</strong> pejabat yang berwenang.<br />

6. Menanda tangani/mengesahkan perangkat pembelajaran guru PAI.<br />

D. Tanggung jawab Pengawas<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Permenag No.<br />

2 Tahun 2012 Pasal 2 ayat (2) bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan,<br />

proses, dan hasil <strong>pendidikan</strong> dan/atau pembelajaran PAI <strong>pada</strong> TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB,<br />

SMA/SMALB, dan/atau SMK<br />

E. Uraian Tugas Pengawas<br />

Lingkup tugas ke<strong>pengawas</strong>an Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah hanya terkait<br />

dengan tugas ke<strong>pengawas</strong>an akademik. Ke<strong>pengawas</strong>an akademik tersebut mencakup dalam<br />

kegiatan; (1) menyusun program <strong>pengawas</strong>an; (2) melaksanakan program <strong>pengawas</strong>an; (3)<br />

evaluasi dan tindak lanjut hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an; (4) membimbing dan melatih<br />

profesional guru PAI.<br />

Penyusunan program <strong>pengawas</strong>an difokuskan <strong>pada</strong> peningkatan pemenuhan Standar Nasional<br />

Pendidikan Agama Islam (SN-PAI). Pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an meliputi : (1)<br />

melaksanakan pembinaan guru PAI; (2) memantau Standar Nasional Pendidikan, a) Standar<br />

Isi, b) Standar Proses, c) Standar Penilaian, dan d) Standar Kompetensi Lulusan; dan (3)<br />

melaksanakan penilaian kinerja guru PAI. Evaluasi hasil program <strong>pengawas</strong>an <strong>pada</strong> guru PAI<br />

binaan <strong>pada</strong> tingkat Kabupaten/kota.<br />

Ke<strong>pengawas</strong>an akademik atau supervisi akademik adalah fungsi <strong>pengawas</strong> yang berkenaan<br />

dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan profesional<br />

guru PAI dalam; (1) merencanakan pembelajaran PAI; (2) melaksanakan pembelajaaran PAI; (3)<br />

menilai hasil pembelajaran PAI; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5)<br />

melaksanakan tugas tambahan yang melekat <strong>pada</strong> pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan<br />

beban kerja guru PAI (PP 74 Tahun 2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan<br />

tatap muka maupun non tatap muka. Adapun uraian tugas Pengawas Pendidikan Agama Islam<br />

sebagai berikut;<br />

16


1. Pembinaan<br />

a. Tujuan<br />

1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru PAI, terutama kompetensi<br />

pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi Guru, Kompetensi Guru,<br />

Pemahaman KTSP)<br />

2) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam mengimplementasikan standar isi,<br />

standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian (pola<br />

pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan pengembangan RPP,<br />

pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar, dan penulisan butir soal).<br />

3) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam menyusun Penelitian Tindakan<br />

Kelas (PTK)<br />

4) Meningkatkan kemampuan guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran yang<br />

dititik beratkan <strong>pada</strong> aspek afektif dan psikomotor sebagai implementasi dari<br />

<strong>pendidikan</strong> karakter.<br />

b. Ruang Lingkup<br />

1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru PAI,<br />

menyusun adminstrasi rencana pembelajaran / program pembimbingan.<br />

2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru PAI dalam<br />

proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan.<br />

3) Melakukan pendampingan membimbing guru PAI dalam meningkatkan<br />

kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.<br />

4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru PAI<br />

menggunakan media dan sumber belajar.<br />

5) Memberikan masukan ke<strong>pada</strong> guru PAI dalam memanfaatkan lingkungan dan<br />

sumber belajar.<br />

6) Memberikan rekomendasi ke<strong>pada</strong> guru PAI mengenai tugas <strong>pada</strong> pelaksanaan<br />

bimbingan bagi peserta didik.<br />

7) Memberi bimbingan ke<strong>pada</strong> guru PAI dalam menggunakan teknologi informasi<br />

dan komunikasi untuk pembelajaran.<br />

17


8) Memberi bimbingan ke<strong>pada</strong> guru PAI dalam memanfaatkan hasil penilaian<br />

untuk perbaikan mutu <strong>pendidikan</strong> dan pembelajaran atau pembimbingan.<br />

9) Memberi bimbingan ke<strong>pada</strong> guru PAI untuk melaksanakan refleksi hasil-hasil<br />

yang dicapainya.<br />

2. Pemantauan<br />

Pemantauan <strong>pengawas</strong> merupakan tugas yang harus dilakukan oleh seorang <strong>pengawas</strong>.<br />

Pemantauan tersebut meliputi pelaksanaan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan,<br />

Standar Proses, dan Standar Penilaian.<br />

3. Penilaian (Kinerja Guru PAI)<br />

Penilaian dilakukan untuk mengevaluasi program dan kinerja guru PAI yang telah<br />

dilakukan dalam:<br />

a. Merencanakan pembelajaran<br />

b. Melaksanakan pembelajaran;<br />

c. Menilai hasil pembelajaran;<br />

d. Membimbing dan melatih peserta didik, dan<br />

e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat <strong>pada</strong> pelaksanaan kegiatan pokok<br />

sesuai dengan beban kerja guru PAI.<br />

F. Pemenuhan Beban Kerja<br />

Beban kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari jam kerja sebagai PNS<br />

yang secara keseluruhannya paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja @ 60<br />

menit dalam 1 minggu. Melaksanakan kegiatan Pembinaan, Pemantauan, Penilaian, dan<br />

Pembimbingan <strong>pada</strong> guru <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam binaan.<br />

Beban kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam untuk mencapai 37,5 jam per minggu dapat<br />

dipenuhi melalui kegiatan tatap muka dan non tatap muka seperti contoh tabel berikut ini.<br />

18


Tabel<br />

Contoh Pengaturan Beban Kerja Berdasarkan Kegiatan Tatap Muka dan Non Tatap Muka untuk<br />

No.<br />

Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Tugas Pokok<br />

Tatap<br />

Muka<br />

Non<br />

Tatap<br />

Muka<br />

Distribu<br />

si Jam /<br />

Minggu<br />

1 Menyusun Program Pengawasan 4<br />

2 Melaksanakan Pembinaan Guru 4<br />

3 Memantau Pemenuhan SNP 4<br />

4 Melaksanakan Penilaian Kinerja 4<br />

Guru<br />

5 Melaksanakan Evaluasi Hasil<br />

6<br />

Pelaksanaan Program Pengawasan<br />

<strong>pada</strong> Guru PAI Binaan<br />

6 Menyusun Program Bimbingan<br />

6<br />

dan Profesional Guru<br />

7 Melaksanakan Pembimbingan dan 4<br />

Pelatihan Profesional Guru PAI<br />

8 Mengevaluasi Hasil<br />

5,5<br />

Pembimbingan dan Pelatihan<br />

Profesional Guru PAI<br />

Jumlah Jam 37,5<br />

Catatan : Jumlah yang dikunjungi minimal 8 Guru PAI per minggu<br />

_______________<br />

19


BAB V<br />

PEDOMAN TEKNIS PERHITUNGAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL<br />

PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH<br />

A. Ketentuan Umum<br />

Dalam Peraturan Menteri Agama dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi ini, yang dimaksud dengan:<br />

1. Jabatan fungsional <strong>pengawas</strong> Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang<br />

lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan <strong>pengawas</strong>an<br />

akademik dan manajerial <strong>pada</strong> satuan <strong>pendidikan</strong><br />

2. Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS)<br />

yang diangkat dalam jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam yang tugas,<br />

tanggung jawab, dan wewenangnya melakukan <strong>pengawas</strong>an penyelenggaraan Pendidikan<br />

Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah.<br />

3. Sekolah adalah satuan <strong>pendidikan</strong> formal <strong>pada</strong> jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah<br />

Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP),<br />

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas (SMA),<br />

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).<br />

4. Kegiatan <strong>pengawas</strong>an adalah kegiatan Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

dalam menyusun program <strong>pengawas</strong>an, melaksanakan program <strong>pengawas</strong>an, evaluasi hasil<br />

pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru PAI<br />

serta membuat pelaporan.<br />

5. Pengembangan profesi adalah kegiatan yang dirancang dalam rangka pengembangan ilmu<br />

pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan untuk peningkatan profesionalisme maupun<br />

dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi <strong>pendidikan</strong> <strong>sekolah</strong><br />

6. Tim penilai jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah adalah tim<br />

yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan<br />

bertugas menilai prestasi kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> <strong>sekolah</strong>.<br />

20


7. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir<br />

kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam rangka<br />

pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.<br />

8. Standar Nasional Pendidikan adalah 21 profesi minimal tentang 21 profesi <strong>pendidikan</strong> di<br />

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia.<br />

9. Daerah khusus adalah daerah yang terpencil atau terbelakang, daerah dengan kondisi<br />

masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan 21 profesi lain, daerah yang<br />

mengalami bencana alam, bencana atau daerah yang berada dalam keadaan darurat lain<br />

B. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

Tabel<br />

Unsur dan Sub Unsur Kegiatan<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah<br />

NO UNSUR SUB UNSUR KEG<br />

I Pendidikan a. Pendidikan Sekolah dan<br />

mendapat ijazah/gelar<br />

(konsentrasi <strong>pendidikan</strong> yang<br />

linear)<br />

b. Diklat fungsional calon<br />

Pengawas Pendidikan Agama<br />

Islam dan memperoleh STTPP<br />

atau sertifikat<br />

c. Diklat fungsional Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam dan<br />

memperoleh STTPP<br />

3<br />

1<br />

6<br />

II<br />

Pengawasan<br />

akademik<br />

manajerial<br />

&<br />

a. Menyusun program<br />

b. Melaksanakan program<br />

c. Mengevaluasi pelaksanaan<br />

program<br />

d. Membimbing dan melatih<br />

21rofessional guru<br />

e. Melaksanakan ke<strong>pengawas</strong>an<br />

di daerah terpencil/khusus<br />

1<br />

3<br />

2<br />

6<br />

1<br />

III<br />

Pengembangan<br />

Profesi<br />

a. Menyusun KTI<br />

b. Menerjemahkan buku bid pend<br />

5<br />

1<br />

21


formal/<strong>pengawas</strong>an<br />

c. Membuat karya inovatif 3<br />

IV<br />

Penunjang<br />

tugas Pengawas<br />

Pendidikan<br />

Agama Islam<br />

<strong>pada</strong> Sekolah<br />

a. Peran serta dlm<br />

seminar/lokakarya bidang<br />

<strong>pendidikan</strong><br />

b. Menjadi anggota organisasi<br />

profesi<br />

c. Menjadi anggota Tim Penilai<br />

Angka Kredit<br />

d. Perolehan gelar/Ijazah diluar<br />

bidang yang diampunya<br />

e. Perolehan penghargaan / tanda<br />

jasa<br />

f. Melaksanakan kegiatan yang<br />

mendukung tugas Pengawas<br />

Sekolah<br />

3<br />

1<br />

1<br />

4<br />

3<br />

1<br />

JUMLAH 45<br />

C. Jenjang Jabatan dan Pangkat<br />

1. Jenjang jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam dari yang terendah<br />

sampai dengan yang tertinggi, yaitu:<br />

a. Pengawas Muda;<br />

b. Pengawas Madya; dan<br />

c. Pengawas Utama.<br />

2. Jenjang pangkat Pengawas Pendidikan Agama Islam sesuai dengan jenjang<br />

jabatannya, yaitu:<br />

a. Pengawas Muda:<br />

1) Penata, golongan ruang III/c; dan<br />

2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.<br />

b. Pengawas Madya:<br />

1) Pembina, golongan ruang IV/a;<br />

2) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan<br />

3) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.<br />

22


c. Pengawas Utama:<br />

1) Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan<br />

2) Pembina Utama, golongan ruang IV/e.<br />

3. Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama<br />

Islam adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang<br />

dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan.<br />

4. Penetapan jenjang jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam ditetapkan<br />

berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang<br />

berwenang menetapkan angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak<br />

sesuai dengan pangkat dan jabatan.<br />

D. Rincian Kegiatan dan Penepatan Angka Kredit Pengawas Pendidikan Agama Islam<br />

<strong>pada</strong> Sekolah<br />

Rincian kegiatan Pengawas Sekolah sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:<br />

1. Pengawas Muda:<br />

a. menyusun program <strong>pengawas</strong>an;<br />

b. melaksanakan pembinaan Guru PAI;<br />

c. emantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,<br />

standar penilaian;<br />

d. melaksanakan penilaian kinerja Guru PAI;<br />

e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an <strong>pada</strong> Guru PAI<br />

binaan;<br />

f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru di KKG/MGMP<br />

dan sejenisnya;<br />

g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru; dan<br />

h. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru.<br />

2. Pengawas Madya sebagai berikut:<br />

a. menyusun program <strong>pengawas</strong>an;<br />

b. melaksanakan pembinaan Guru PAI;<br />

23


c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan<br />

standar penilaian <strong>pendidikan</strong>;<br />

d. melaksanakan penilaian kinerja Guru PAI;<br />

e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an <strong>pada</strong> Guru PAI<br />

binaan;<br />

f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI di<br />

KKG/MGMP dan sejenisnya;<br />

g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI;<br />

h. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI; dan<br />

i. membimbing <strong>pengawas</strong> PAI muda dalam melaksanakan tugas pokok.<br />

3. Pengawas Utama sebagai berikut:<br />

a. menyusun program <strong>pengawas</strong>an;<br />

b. melaksanakan pembinaan Guru PAI;<br />

c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan<br />

standar penilaian <strong>pendidikan</strong>;<br />

d. melaksanakan penilaian kinerja Guru PAI ;<br />

e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an <strong>pada</strong> Guru PAI<br />

binaan;<br />

f. mengevaluasi hasil pelaksanaan program <strong>pengawas</strong>an tingkat kabupaten/kota atau<br />

provinsi;<br />

g. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI di<br />

KKG/MGMP dan sejenisnya;<br />

h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI;<br />

i. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI;<br />

j. membimbing <strong>pengawas</strong> muda dan <strong>pengawas</strong> madya dalam melaksanakan tugas<br />

pokok; dan<br />

k. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru PAI dalam<br />

pelaksanaan penelitian tindakan kelas.<br />

24


Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit, terdiri atas: unsur utama; dan<br />

unsur penunjang. Unsur utama, terdiri atas:<br />

1. Pendidikan;<br />

2. Pengawasan Akademik dan Manajerial; dan<br />

3. Pengembangan Profesi.<br />

Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Pengawas Pendidikan<br />

Agama Islam.<br />

Rincian kegiatan dan angka kredit masing-masing kegiatan adalah sebagaimana tersebut dalam<br />

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi<br />

ini.<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang dijatuhi hukuman disiplin berat berupa pemindahan<br />

dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, melaksanakan tugas pokok sesuai<br />

dengan jabatan baru yang didudukinya.<br />

Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk dapat<br />

diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Pengawas Pendidikan Agama Islam untuk:<br />

a. Pengawas Pendidikan Agama Islam dengan <strong>pendidikan</strong> Sarjana (S1)/Diploma IV<br />

adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara<br />

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.<br />

b. Pengawas Pendidikan Agama Islam dengan <strong>pendidikan</strong> Magister (S2) adalah<br />

sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.<br />

c. Pengawas Pendidikan Agama Islam dengan <strong>pendidikan</strong> Doktor (S3) adalah<br />

sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.<br />

Jumlah angka kredit kumulatif minimal adalah:<br />

1) Paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama, tidak<br />

termasuk unsur <strong>pendidikan</strong>; dan<br />

2) Paling tinggi 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.<br />

25


Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari Pengawas Muda, pangkat Penata,<br />

golongan ruang III/c sampai dengan Pengawas Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang<br />

IV/e wajib melakukan kegiatan pengembangan profesi.<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang<br />

ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut<br />

diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka<br />

kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa pangkat yang didudukinya, maka<br />

<strong>pada</strong> tahun kedua wajib mengumpulkan paling kurang 20 % (dua puluh persen) angka kredit dari<br />

jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi<br />

yang berasal dari tugas pokok Pengawas Sekolah.<br />

Pengawas Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang akan naik pangkat menjadi<br />

Pengawas Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d angka kredit kumulatif yang<br />

dipersyaratkan paling sedikit 6 (enam) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan<br />

profesi.<br />

Pengawas Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan naik jabatan/pangkat<br />

menjadi Pengawas Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a angka kredit kumulatif yang<br />

dipersyaratkan paling sedikit 8 (delapan) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan<br />

profesi.<br />

Pengawas Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik pangkat menjadi<br />

Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling<br />

sedikit 10 (sepuluh) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi.<br />

Pengawas Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat<br />

menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan<br />

paling sedikit 12 (dua belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi.<br />

Pengawas Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c yang akan naik<br />

jabatan/pangkat menjadi Pengawas Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang<br />

IV/d angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan paling sedikit 14 (empat belas) angka kredit<br />

harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi.<br />

26


Pengawas Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat<br />

menjadi Pembina Utama, golongan ruang IV/e angka kredit kumulatif yang dipersyaratkan<br />

paling sedikit 16 (enam belas) angka kredit harus berasal dari kegiatan pengembangan profesi.<br />

Pengawas Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e setiap tahun sejak menduduki<br />

jenjang jabatan/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka<br />

kredit yang berasal dari tugas pokok.<br />

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang secara bersama membuat karya tulis/ilmiah di bidang<br />

<strong>pendidikan</strong>/<strong>pengawas</strong>an akademik dan manajerial <strong>pada</strong> satuan <strong>pendidikan</strong> diberikan angka kredit<br />

dengan ketentuan sebagai berikut:<br />

a. Apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah<br />

60% (enam puluh persen) untuk penulis utama dan 40% (empat puluh persen) untuk<br />

penulis pembantu.<br />

b. Apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah<br />

50% (lima puluh persen) untuk penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh<br />

lima persen) untuk penulis pembantu.<br />

c. Apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah<br />

40% (empat puluh persen) untuk penulis utama dan masing-masing 20% (dua puluh<br />

persen) untuk penulis pembantu.<br />

Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud <strong>pada</strong> ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang.<br />

E. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong><br />

Sekolah<br />

Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit setiap Pengawas Pendidikan Agama<br />

Islam wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan. Penilaian dan<br />

penetapan angka kredit terhadap setiap kegiatan Pengawas Pendidikan Agama Islam dilakukan<br />

paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. Penilaian dan penetapan angka kredit bagi Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam yang akan dipertimbangkan untuk naik pangkat dilakukan 2 (dua) kali<br />

dalam 1 (satu) tahun yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS.<br />

Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah:<br />

27


1. Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon I bagi<br />

Pengawas Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan<br />

Pengawas Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e di lingkungan instansi<br />

pusat dan daerah.<br />

2. Direktur Jenderal Kementerian Agama yang membidangi <strong>pendidikan</strong> bagi Pengawas<br />

Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Kementerian Agama.<br />

3. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bagi Pengawas Muda, pangkat<br />

Penata, golongan ruang III/c dan pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di<br />

lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama.<br />

Dalam menjalankan kewenangannya dibantu oleh:<br />

a. Tim penilai Kementerian Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk<br />

setingkat eselon I bagi Menteri Pendidikan Nasional yang selanjutnya disebut Tim<br />

Penilai Pusat.<br />

b. Tim penilai Direktorat Jenderal Kementerian Agama bagi Direktur Jenderal<br />

Kementerian Agama yang membidangi <strong>pendidikan</strong> yang selanjutnya disebut Tim<br />

Penilai Kementerian Agama.<br />

c. Tim penilai Kantor Wilayah Kementerian Agama bagi Kepala Kantor Wilayah<br />

Kementerian Agama yang selanjutnya tim penilai Kantor Wilayah.<br />

Tim penilai pusat terdiri dari unsur Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama,<br />

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan<br />

Kepegawaian Negara. Tim penilai angka kredit jabatan fungsional Pengawas Sekolah terdiri dari<br />

unsur teknis, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional Pengawas Sekolah.<br />

Susunan anggota tim penilai adalah sebagai berikut:<br />

1) Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis Kabid Mapenda;<br />

2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota Ketua Pokjawas Provinsi;<br />

3) Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian Kasubag Kepegawaian;<br />

dan<br />

4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota, Kasi dilingkungan Bidang Mapenda Provinsi.<br />

Syarat anggota tim penilai adalah:<br />

28


a) menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam yang dinilai;<br />

b) memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Pengawas Pendidikan<br />

Agama Islam; dan<br />

c) dapat aktif melakukan penilaian.<br />

Anggota Tim Penilai, paling kurang 2 (dua) orang dari pejabat fungsional Pengawas Pendidikan<br />

Agama Islam. Anggota Tim Penilai Provinsi/Kabupaten/Kota, paling kurang 1 (satu) orang dari<br />

unsur Kepegawaian Provinsi/ Kabupaten/Kota.<br />

Anggota tim penilai jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam harus lulus<br />

<strong>pendidikan</strong> dan pelatihan calon tim penilai dan mendapat sertifikat dari Kementerian Agama RI.<br />

Apabila tim penilai instansi belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Pendidikan<br />

Agama Islam dapat dimintakan ke<strong>pada</strong> tim penilai Pusat.<br />

Apabila tim penilai Kabupaten/Kota belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas<br />

Pendidikan Agama Islam dapat dimintakan ke<strong>pada</strong> tim penilai Kabupaten/Kota lain terdekat atau<br />

tim penilai Kanwil Kemenag yang bersangkutan atau tim penilai Pusat.<br />

Apabila tim penilai Kantor Wilayah belum dibentuk, penilaian angka kredit Pengawas Sekolah<br />

dapat dimintakan ke<strong>pada</strong> tim penilai Kantor Wilayah terdekat atau tim penilai Kementerian<br />

Agama.<br />

Pembentukan dan susunan anggota tim penilai ditetapkan oleh:<br />

a. Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang ditunjuk setingkat eselon I untuk<br />

tim penilai Pusat;<br />

b. Direktur Jenderal Kementerian Agama yang membidangi <strong>pendidikan</strong> untuk tim penilai<br />

Kementerian Agama;<br />

c. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk tim penilai Kantor<br />

Wilayah;<br />

Masa jabatan anggota tim penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa<br />

jabatan berikutnya.<br />

PNS yang telah menjadi anggota tim penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat<br />

diangkat kembali setelah melampui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.<br />

29


Dalam hal terdapat anggota tim penilai yang ikut dinilai, maka Ketua tim penilai dapat<br />

mengangkat anggota tim penilai pengganti. Tata kerja tim penilai dan tata cara penilaian angka<br />

kredit jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam ditetapkan oleh Kementerian<br />

Agama selaku Pimpinan Instasi Pembina jabatan fungsional Pengawas Pendidikan Agama Islam.<br />

Usul penetapan angka kredit Pengawas Pendidikan Agama Islam diajukan oleh:<br />

1) Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Gubernur atau Kepala Dinas yang membidangi<br />

<strong>pendidikan</strong>, Bupati/Walikota atau Kepala Dinas yang membidangi <strong>pendidikan</strong>, Pimpinan<br />

Instansi Pusat di luar Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama atau<br />

pejabat lain yang ditunjuk ke<strong>pada</strong> Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat lain yang<br />

ditunjuk setingkat eselon I untuk angka kredit Pengawas Sekolah Madya, pangkat<br />

Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Pengawas Utama, pangkat<br />

Pembina Utama, golongan ruang IV/e di lingkungan instansi pusat dan daerah.<br />

2) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ke<strong>pada</strong> Sekretaris Jenderal<br />

Kementerian Agama untuk angka kredit Pengawas Madya, pangkat Pembina, golongan<br />

ruang IV/a dilingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.<br />

3) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota ke<strong>pada</strong> Kepala Kantor Wilayah<br />

Kementerian Agama Provinsi untuk angka kredit Pengawas Muda, pangkat Penata,<br />

golongan ruang III/c dan pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di lingkungan<br />

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.<br />

Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, digunakan<br />

untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Pengawas Pendidikan Agama Islam sesuai<br />

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keputusan pejabat yang berwenang<br />

menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan keberatan oleh Pengawas Pendidikan Agama<br />

Islam yang bersangkutan.<br />

_________________<br />

30


BAB VI<br />

PENUTUP<br />

Buku Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah ini disusun sebagai acuan bagi<br />

para <strong>pengawas</strong> dalam melaksanakan tugasnya dan juga untuk Kemenag Provinsi/ kabupaten/<br />

kota dalam melakukan rekruitmen <strong>pengawas</strong>, pembinaan <strong>pengawas</strong>, beban kerja <strong>pengawas</strong>, dan<br />

perhitungan angka kredit jabatan <strong>pengawas</strong>.<br />

Diharapkan dengan adanya Buku Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam dapat<br />

meningkatkan kompetensi Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan kerjanya<br />

sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 2012 tentang<br />

Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam <strong>pada</strong> Sekolah dalam Pasal 2 ayat<br />

(2) bahwa <strong>pengawas</strong> PAI bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses,<br />

dan hasil <strong>pendidikan</strong> dan/atau pembelajaran PAI <strong>pada</strong> TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB,<br />

SMA/SMALB, dan/atau SMK.<br />

__________________<br />

31


DAFTAR PUSTAKA<br />

Anwar. PM. (2000). Manajemen Sumber daya Manusia, Roda, Bandung.<br />

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.<br />

Depag. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama, dan<br />

Pendidikan Ke<strong>agama</strong>an, Jakarta.<br />

Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2009 tentang Pemenuhan<br />

Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, Jakarta.<br />

Depdiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar<br />

pengelolaan Pendidikan oleh satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Jakarta.<br />

Depdiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, Jakarta.<br />

Depdiknas, Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan<br />

Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya; Jakarta.<br />

Depdiknas, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; Depdiknas,<br />

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem <strong>pendidikan</strong> Nasional;Jakarta.<br />

Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar<br />

Pengawas Sekolah/Madrasah, Jakarta: Depdiknas.<br />

Depdiknas. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.<br />

Jakarta.<br />

Depdiknas. Undang-Undang Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta<br />

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan<br />

Supervisi di Sekolah. Jakarta.<br />

Kemenag, Peraturan Menteri Agama Repbulik Indonesia Nomor 16 tahun 2010 tentang<br />

pengelolaan <strong>pendidikan</strong> Agama <strong>pada</strong> Sekolah; Jakarta.<br />

Monappa.A dan Mirza.SS. (1979) “Personnel Management” New Delhi: Tata Mc. Graw-Hill<br />

Publishing Company.<br />

Peraturan Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012, tentang Pengawas Madrasah dan<br />

Pengawas PAI <strong>pada</strong> Sekolah.Jakarta.<br />

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2005 tentant Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,<br />

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana<br />

telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2006, Jakarta.<br />

32


_______________<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!