24.04.2014 Views

Selengkapnya silakan download file

Selengkapnya silakan download file

Selengkapnya silakan download file

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 5 Juni 2010<br />

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN<br />

HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA<br />

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan. Sampai dengan<br />

tahun 2010 tercatat 38.000 jenis tumbuhan termasuk 27.500 spesies tumbuhan berbunga<br />

(10% dari tumbuhan berbunga di dunia), 515 spesies mamalia (12% jenis mamalia dunia),<br />

511 spesies reptilia (7,3% dari jenis reptilia dunia), 2.827 jenis binatang tak bertulang, kupukupu<br />

sebanyak 121 spesies (44% jenis endemik), 480 spesies hard corals (60% dari jenis<br />

coral dunia), 1400 spesies ikan air tawar, 270 spesies amphibi (jumlah terbesar ke enam di<br />

dunia), 1531 spesies burung (jumlah terbesar ke lima di dunia), 240 spesies langka (jumlah<br />

terbanyak di dunia). Disamping itu Indonesia mempunyai tumbuhan palma sebanyak 477<br />

spesies (47% endemik) dan ± 3.000 jenis spesies tumbuhan penghasil bahan berkhasiat obat.<br />

Hal tersebut memberikan gambaran betapa Indonesia menjadi salah satu pusat kekayaan<br />

keanekaragaman hayati dunia. Selain itu Indonesia merupakan salah satu negara yang<br />

memiliki hutan yang sangat luas yaitu 130 juta hektar (Kementrian Kehutanan RI, 2010)<br />

dengan 3,02 juta hektar merupakan hutan bakau/mangrove atau 19% dari luas hutan<br />

mangrove di dunia, melebihi Australia (10%) dan.Brasil (7%) (FAO, 2007)<br />

Gambar 1. Keanekaragaman hayati dan hutan tropis serta hutan bakau (mangrove) Indonesia<br />

Akan tetapi keanekargaman hayati kita tersebut saat ini mengalami ancaman degradasi yang<br />

sangat serius akibat kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan. Penebangan hutan secara<br />

liar dan polusi gas hasil pembakaran bahan bakar fosil serta pemakaian freon merupakan


kegiatan yang memberi sumbangan yang cukup besar terhadap degradasi keanekaragaman<br />

hayati.<br />

Hutan merupakan sumber utama keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat<br />

tinggal berbagai spesies tanaman dan hewan. Kerusakan hutan menyebabkan terjadi<br />

penurunan keanekaragaman hayati bahkan kepunahan banyak spesies hewan dan tumbuhan,<br />

misalnya Harimau Jawa. Menurut FAO dalam laporan State of World Forest tahun 2009 laju<br />

kerusakan hutan di Indonesia mencapai sekitar 1,87 juta hektar pertahun. Apabila laju<br />

kerusakan hutan tidak dikendalikan, hutan Indonesia akan musnah sekitar 15 tahun ke depan.<br />

Gambar 2. Kerusakan hutan akibat ilegal logging (penebangan hutan secara liar)<br />

Selain kerusakan hutan, meningkatnya gas hasil pembakaran bakar fosil, seperti<br />

karbondioksida dan gas metan, menyebabkan punahnya ratusan spesies tanaman dan hewan<br />

karena terjadi kenaikan suhu udara secara global (global warming) yang mencapai 1-6 derajat<br />

celcius pada tahun 1900 sampai 2100 (IPCC report, 2007). Pemakaian freon juga turut<br />

menyumbang kepunahan banyak jenis tanaman dan hewan karena freon yang lepas ke<br />

atmosfer menyebabkan lapisan ozon menjadi berlubang sehingga sinar ultraviolet dari<br />

matahari langsung menuju ke bumi yang mengakibatkan terjadinya mutasi merugikan yang<br />

berefek letal (mematikan) bagi hewan dan tanaman.<br />

Gambar 3. Kegiatan-kegiatan penyebab pemanasan global


Berkurangnya keanekaragaman hayati di alam memberi efek, baik secara langsung maupun<br />

tidak langsung, merugikan bagi manusia karena manusia, hewan dan tanaman merupakan<br />

komponen ekosistem alam yang saling berkaitan. Contoh sederhananya adalah semakin<br />

berkurangnya pepohonan dihutan menyebabkan cadangan air tanah menurun karena pohon<br />

merupakan penyimpan cadangan air tanah untuk musim kemarau terutama yang berasal dari<br />

air hujan. Apabila pepohonan di hutan berkurang, masyarakat disekitar hutan dapat<br />

mengalami kekurangan air di musim kemarau karena cadangan air tanah berkurang, selain itu<br />

pada musim penghujan dapat terjadi banjir karena tidak adanya pepohonan di hutan yang<br />

dapat menyerap air hujan.<br />

Gambar 4. Banjir di perkampungan akibat penebangan hutan<br />

Untuk masyarakat di pesisir pantai, hutan mangrove merupakan tempat tinggal berbagai jenis<br />

ikan, kepiting dan udang. Dengan musnahnya hutan mangrove menyebabkan hilangnya<br />

sumber penghasilan budidaya ikan, kepiting, dan udang. Selain itu musnahnya hutan<br />

mangrove juga menyebabkan terjadinya abrasi pantai karena pohon mangrove merupakan<br />

penahan tanah dari kikisan ombak laut.<br />

Gambar 5. Abrasi pantai akibat tidak adanya tanaman penahan ombak


Pertanyaannya sekarang adalah apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah berkurangnya<br />

keanekaragaman hayati di alam??? Setiap orang dapat melakukan upaya untuk pelestarian<br />

keanaekaragaman hayati mulai dari diri sendiri dengan melakukan beberapa kegiatan<br />

sederhana seperti berikut dalam kehidupan sehari-hari :<br />

1. Menghentikan kegiatan perburuan satwa di alam terutama untuk jenis satwa yang<br />

dilindungi dan terancam punah, contohnya penyu, untuk tujuan diperdagangkan maupun<br />

koleksi pribadi<br />

2. Menghentikan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal terutama penangkapan ikan<br />

menggunakan racun dan setrum di danau, sungai atau di daerah aliran air lainnya<br />

3. Menghentikan kegiatan penebangan pohon secara liar dan tidak bertanggung jawab baik<br />

dikawasan pegunungan, pemukiman maupun di kawasan mangrove pesisir pantai<br />

4. Menanam pohon-pohonan dan memeliharanya dengan baik<br />

5. Mengolah sampah sesuai jenisnya dan mengurangi membakar sampah serta membuang<br />

sampah tidak pada tempatnya karena dapat mencemari lingkungan.<br />

Gambar 6. Kegiatan-kegiatan upaya pelestarian keanekaragaman hayati<br />

Diharapkan dengan melakukan kegiatan sederhana tersebut kita dapat<br />

berperan secara aktif menjaga lingkungan hidup di sekitar kita karena<br />

bumi kita ini hanyalah titipan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kita olah,<br />

manfaatkan dan wariskan kepada generasi penerus kita.<br />

Sumber Pustaka:


FAO. 2007. The World’s Mangroves 1980–2005. Forest Resources Assessment Working<br />

Paper No. 153. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome.<br />

diakses dari http://mbojo.wordpress.com/2009/01/01/hutan-mangrove-dan-luasannyadi-indonesia/#comment-3193<br />

tanggal 15 Mei 2010<br />

FAO. 2007. State of World Forest. diakses dari http://www.detiknews.com/read/2010/04/27/<br />

172448/1346550/10/kerusakan-hutan-di-indonesia-terparah-kedua-di-dunia tanggal<br />

15 Mei 2010<br />

Intergovernmental Panel on Climate Change. 2007. Climate Change 2007: The Physical<br />

Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of<br />

the Intergovernmental Panel on Climate Change. diakses dari<br />

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global tanggal 15 Mei 2010<br />

Kementrian Kehutanan republik Indonesia. 2007. Siaran Pers Nomor : S. 251 /PIK-1/2010<br />

tentang Keanekargaman Hayati Sektor Kehutanan. diakses dari<br />

http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/6401 tanggal 15 Mei 2010

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!