18.04.2014 Views

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi akibat sangat<br />

dahsyat dari bencana yang tiba-tiba hadir di tengah banyak kewajiban dan<br />

tanggungjawab baru pemerintah yang sudah sangat luar biasa di era sekarang ini.<br />

Bahkan konon segera sesudah gempa usai, seorang bupati mengalami kebingungan luar<br />

biasa menghadapi situasi darurat yang tiba-tiba saja hadir di hadapannya.<br />

Salah satu sebabnya jelas oleh karena birokrasi pemerintahan kita sejauh ini<br />

tidak dilengkapi dengan struktur dan mekanisme organisasi yang jelas untuk<br />

melakukan kegiatan tanggap yang cepat terhadap situasi darurat yang terjadi sebagai<br />

akibat terjadinya sebuah bencana. Keputusan Presiden untuk memindahkan kantor<br />

kerjanya ke Gedung Agung di Yogyakarta, dan memerintahkan kepada semua<br />

pemerintah daerah (Pemda) di daerah bencana agar mereka segera melakukan<br />

kebijakan tanggap darurat melengkapi indikasi dari kelemahan sistem birokrasi<br />

pemerintahan negeri ini untuk menghadapi situasi darurat 1 . Birokrasi pemerintah baik<br />

pusat, regional maupun daerah nampaknya hanya dipersiapkan untuk bekerja pada<br />

situasi normal dan rutin. Aturan-aturan yang ada belum menyediakan mekanisme yang<br />

memandu birokrasi bisa bekerja dari situasi normal ke situasi bencana dan kembali ke<br />

situasi normal secara cepat. Sementara itu, institusi-institusi yang bertanggungjawab<br />

untuk penanggulangan bencana tidak bekerja dengan baik. Badan Koordinasi Nasional<br />

Penanggulangan Bencana (BAKORNAS-PB) hanya bekerja pada situasi tanggap darurat<br />

bencana sehingga tidak memiliki fungsi yang secara efektif memberikan pendidikan<br />

dan pengembangan kapasitas masyarakat agar mereka paham dan senantiasa siap<br />

untuk menghadapi bencana.<br />

Perubahan Paradigma Penanggulangan Bencana<br />

Belajar dari pengalaman bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di DIY dan<br />

Jateng, sebuah paradigma baru penanggulangan bencana mulai diperkenalkan dan<br />

disosialisasikan kepada berbagai pihak. Penanggulangan bencana tidak lagi dipandang<br />

sebagai tanggap terhadap situasi darurat semata-mata ketika bencana baru terjadi,<br />

melainkan sebagai proses yang mencakup pengurangan risiko bencana dan penanganan<br />

pasca bencana. Dalam konteks tersebut, beberapa prinsip yang harus diterapkan<br />

dalam setiap aktivitas penanggulangan bencana telah diatur dalam Undang-Undang<br />

1 Nasikun, bahan diskusi “Pengembangan Tata Pemerintahan Dua Track Penanggulangan Bencana”,<br />

diselenggarakan UGM, Juni 2006.<br />

“Perumusan Rekomendasi Bagi Penyusunan Beberapa Peraturan Pelaksanaan dari<br />

Undang-Undang Penanggulangan Bencana, Juli-September 2007”<br />

2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!