perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...
perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...
perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
5. Prinsip perlindungan warga dari bencana.<br />
Walaupun pengelolaan penanggulangan Dalam penanganan lumpur<br />
bencana dilakukan melalui prinsip<br />
Lapindo, sumberdaya yang<br />
dikeluarkan terlalu banyak<br />
subsidiarity, pemerintah pusat harus tersedot pada pencegahan<br />
dan pengurangan semburan<br />
bertanggungjawab untuk menyediakan<br />
lumpur, akan tetapi<br />
anggaran yang disediakan<br />
anggaran baik yang dikelola di pusat<br />
untuk melindungi warga agar<br />
maupun di daerah. Karena itu, perlu<br />
diperjelas sumber pendanaan yang terkait<br />
dapat hidup lebih layak<br />
sangat tidak memadai. Untuk<br />
itu, pemerintah seharusnya<br />
dengan mitigasi yang bisa digunakan oleh<br />
memikirkan terlebih dahulu<br />
kepentingan perlindungan<br />
pemerintah daerah dalam situasi normal, warga dengan menyediakan<br />
sumber dana yang terkait dengan<br />
kebutuhan pangan dan papan<br />
yang mereka butuhkan.<br />
kedaruratan yang bisa digunakan oleh<br />
pemerintah daerah dalam situasi bencana dan sumber dana yang terkait dengan<br />
rekonstruksi dan rehabilitasi yang bisa digunakan oleh pemerintah daerah<br />
dalam situasi pasca bencana.<br />
6. Hak membentuk badan penanggulangan bencana di daerah. Undang-Undang<br />
Nomor 24 Tahun 2004 Pasal 18 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 membentuk Badan Penanggulangan<br />
Bencana Daerah dengan bentuk yang sudah final. Akan tetapi, dengan<br />
pertimbangan hak daerah dan juga pertimbangan prioritas masalah,<br />
pemerintah daerah menuntut agar memiliki hak untuk menentukan bentuk<br />
kelembagaan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan daerah. Besaran<br />
organisasi apakah berbentuk badan, kantor atau revitalisasi lembaga yang<br />
sudah ada seharusnya mempertimbangkan aspirasi daerah. Tingkat kerawanan<br />
dan ancaman bencana berbeda antar satu daerah dengan daerah lainnya, dan<br />
setiap daerah memiliki masalah sendiri yang harus diprioritaskan. Misalnya, ada<br />
daerah yang tidak rawan bencana tetapi memiliki masalah besar dalam hal<br />
kesehatan dan pendidikan masyarakat, maka prioritas yang terakhir tidak bisa<br />
digeser dengan masalah kebencanaan.<br />
7. Penyesuaian format kelembagaan. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal<br />
18 menyebutkan bahwa badan penanggulangan bencana pada tingkat provinsi<br />
dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau setingkat<br />
“Perumusan Rekomendasi Bagi Penyusunan Beberapa Peraturan Pelaksanaan dari<br />
Undang-Undang Penanggulangan Bencana, Juli-September 2007”<br />
12