18.04.2014 Views

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

perumusan rekomendasi bagi penyusunan peraturan pelaksanaan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1. Penghormatan atas otonomi daerah. Prinsip desentralisasi dan otonomi daerah<br />

harus menjadi pegangan dalam pengelolaan penanggulangan bencana.<br />

Pelaksanaan penanggulangan bencana<br />

harus memperhatikan hak-hak daerah yang<br />

Pengaturan yang tertuang<br />

dalam UU No 24/2007 banyak<br />

sudah diatur dalam Undang-Undang yang tidak sesuai dengan<br />

prinsip-prinsip yang sudah<br />

Pemerintahan Daerah (dalam hal ini UU<br />

diatur dalam UU No.<br />

Nomor 32 Tahun 2004 tentang<br />

32/2004. Perlu tidaknya<br />

kebencanaan sebagai isu yang<br />

Pemerintahan Daerah). Hak-hak daerah<br />

tersebut mencakup hak untuk mengatur,<br />

penting <strong>bagi</strong> daerah,<br />

mekanisme proses<br />

pembentukan lembaga,<br />

bentuk lembaga dan lain-lain<br />

hak untuk mengelola dan hak untuk<br />

dikhawatirkan akan<br />

mengawasi sesuai dengan target kinerjanya<br />

sendiri. Undang-Undang Nomor 24 Tahun<br />

melanggar prinsip otonomi<br />

daerah. Dalam kasus NTT,<br />

daerah merasa bahwa<br />

Pemerintah Pusat inginnya<br />

2007 tentang Penanggulangan Bencana<br />

melakukan banyak program<br />

sama sekali tidak menyinggung Undang-<br />

Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai<br />

di daerah, tetapi tidak jelas<br />

kemanfaatan kegiatan<br />

tersebut untuk siapa.<br />

konsiderannya.<br />

2. Penetapan status bencana. Sampai sekarang belum ada kesepakatan yang jelas<br />

peristiwa seperti apa yang dikategorikan sebagai bencana. Penetapan status<br />

bencana dan besarannya penting karena berimplikasi pada pengerahan<br />

sumberdaya yang ada. Ada kekhawatiran bahwa apabila tidak ada ukuran yang<br />

jelas (misal, kejadian biasa tetapi ditetapkan sebagai bencana), aparat bisa<br />

secara sewenang-wenang menggunakan anggaran yang sebenarnya tidak boleh<br />

dikeluarkan. Sebaliknya, apabila ada bencana tetapi tidak dinyatakan sebagai<br />

sebuah bencana, maka penggunaan anggaran dana siap pakai tidak bisa<br />

dikeluarkan, dan mengakibatkan meningkatnya jumlah korban maupun kerugian<br />

harta benda lainnya.<br />

3. Kewenangan pemerintah pusat-provinsi-kabupaten/kota. Dalam<br />

penanggulangan bencana perlu ditetapkan kewenangan masing-masing<br />

tingkatan pemerintahan. Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana baik<br />

pada saat pra-bencana, saat terjadinya bencana dan pasca bencana, peran<br />

Pemerintah Pusat-Provinsi-Kabupaten/Kota harus menyangkut ketiga hal<br />

tersebut, tetapi dengan proporsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, Peraturan<br />

“Perumusan Rekomendasi Bagi Penyusunan Beberapa Peraturan Pelaksanaan dari<br />

Undang-Undang Penanggulangan Bencana, Juli-September 2007”<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!