1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa ... - idb4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa ... - idb4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa ... - idb4
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
1<br />
<strong>BAB</strong> I<br />
<strong>PENDAHULUAN</strong><br />
A. <strong>Latar</strong> <strong>Belakang</strong> <strong>Masalah</strong><br />
<strong>Bahasa</strong> Arab merupakan bahasa al-Qur’an, bahasa komunikasi dan<br />
informasi umat Islam. <strong>Bahasa</strong> Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari<br />
ilmu-ilmu lain. Dikatakan demikian, karena buku-buku berbagai macam ilmu<br />
pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis dengan menggunakan bahasa<br />
Arab. Jadi, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, terlebih dahulu<br />
harus belajar bahasa Arab.<br />
Dalam fase perkembangannya, yakni pada tahun 1973, bahasa Arab telah<br />
dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa<br />
(PBB) yang sekaligus meningkatkan kedudukan bahasa Arab itu sendiri. Karena<br />
itulah tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab sekarang ini perlu<br />
mendapatkan penekanan dan perhatian seksama, mulai dari tingkat dasar sampai<br />
pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta, umum maupun<br />
agama, untuk digalakkan dan diajarkan. Dalam pengajarannya tentunya harus<br />
disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa.<br />
Dalam pelaksanaannya pemberian pelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak<br />
hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren saja tetapi sudah dikembangkan<br />
dalam lembaga pendidikan formal bahkan dicantumkan dalam mata pelajaran<br />
tersendiri di sekolah-sekolah khususnya yang berada di bawah naungan yayasan<br />
Islamiyyah. Seperti MI (Madrasah Ibtidaiyyah) untuk tingkat dasar yang setara
2<br />
dengan SD, MTs (Madrasah Tsanawiyah) yang setara dengan SMP, MA<br />
(Madrasah Aliyah) yang setara dengan SMA dan untuk Perguruan Tinggi<br />
contohnya adalah STAIN.<br />
Namun, meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran<br />
tersendiri di sekolah-sekolah, tidak semudah membalikkan telapak tangan siswa<br />
dapat menyerap, memahami, serta menguasai materi bahasa Arab yang telah<br />
diajarkan. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyerap dan memahami,<br />
apalagi menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan oleh gurunya.<br />
Bahkan banyak di antara mereka yang menganggap bahasa Arab sebagai momok<br />
yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan teks<br />
berbahasa Arab. Jadi yang dipermasalahkan sekarang adalah bagaimana<br />
meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh siswa sebagai<br />
bahasa yang sulit atau bahkan dipandangnya sebagai momok yang menakutkan.<br />
Hal ini merupakan tantangan yang segera harus diupayakan pemecahannya. Di<br />
sini, peranan guru atau pendidik dan pakar bahasa Arab sangat dinantikan.<br />
Adapun kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Arab banyak dipengaruhi<br />
oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri<br />
maupun faktor yang dipengaruhi oleh guru yang kurang memahami arti penting<br />
ketepatan pemberian materi dan penggunaan metode serta strategi yang<br />
produktif, aktif dan menyenangkan.<br />
Untuk dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajarannya penting<br />
sekali akan adanya guru bahasa Arab yang professional yang benar-benar<br />
menguasai bahasa Arab, baik tentang kaidah ketatabahasaan Arab maupun
3<br />
keterampilannya dalam berbahasa Arab. Selain itu, yang lebih utama untuk<br />
diperhatikan oleh guru adalah unsur kreatif dalam mengajarkan materi bahasa<br />
Arab, yaitu dalam perencanaan serta penggunaan berbagai macam strategi<br />
pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan materi yang akan diajarkannya<br />
tentunya dengan memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Itu semua ditujukan<br />
agar siswa benar-benar dapat menerima, memahami dan menguasai materi<br />
bahasa Arab yang telah diajarkan, tanpa harus mengalami kejenuhan selama<br />
proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung.<br />
Pembelajaran yang menarik berarti mempunyai unsur “menggelitik” bagi<br />
siswa untuk diikuti. Dengan begitu siswa mempunyai motivasi untuk terus<br />
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran<br />
yang cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa. Jika siswa tidak<br />
senang, pasti juga siswa tidak ada perhatian. Ujung-ujungnya siswa akan pasif,<br />
jenuh, dan masa bodoh. Guru yang baik harus mampu menangani masalah<br />
tersebut.<br />
Menyenangkan atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Arab yang<br />
berlangsung akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran<br />
bahasa Arab. Jika dari awal proses pembelajaran bahasa Arab ini sudah<br />
diterapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan<br />
maka tidak mustahil siswa akan semakin semangat, semakin termotivasi untuk<br />
terus belajar bahasa Arab. Karena itulah penentuan strategi yang tepat ini<br />
sangatlah penting untuk diperhatikan oleh para guru atau calon guru bahasa Arab.
4<br />
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Hikmah Bantarsoka adalah salah satu<br />
lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama,<br />
dan berada di bawah naungan Yayasan Al-Hidayah MI Darul Hikmah ini<br />
memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dalam beberapa bidang, diantaranya<br />
adalah menjadi salah satu MI Model se-Kabupaten Banyumas. Yang artinya<br />
pembelajaran di MI Darul Hikmah Bantarsoka ini dijadikan sebagai MI<br />
percontohan untuk MI lain se-Kabupaten Banyumas, baik dalam dalam<br />
pelajaran-pelajaran umum maupun agama. Demikian halnya untuk pembelajaran<br />
bahasa Arab, ini terbukti dengan diraihnya juara I lomba Pidato <strong>Bahasa</strong> Arab<br />
pada tahun 2007.<br />
Pelajaran bahasa Arab sesuai dengan kurikulum terbaru mulai diterapkan<br />
pada kelas IV. Namun di MI Darul Hikmah, pelajaran bahasa Arab mulai<br />
diterapkan dalam mata pelajaran tersendiri sejak kelas III. Pelajaran bahasa Arab<br />
pada kelas III ini ditujukan sebagai pengenalan atau pelatihan untuk dapat<br />
memasuki materi pelajaran bahasa Arab di kelas IV. <strong>Bahasa</strong> Arab di kelas III ini<br />
hanya diajarkan tentang mufradat dan percakapan, sementara untuk struktur<br />
kalimat mulai diajarkan di kelas IV. Adapun untuk pembelajaran bahasa Arab di<br />
MI tersebut sudah mulai ditekankan pada 4 keterampilan berbahasa yang<br />
meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis Arab,<br />
terutama adalah keterampilan berbicara. Hal ini sesuai dengan diterapkannya<br />
praktek bercakap-cakap dengan bahasa Arab dengan cara siswa<br />
mendemonstrasikan materi bahasa di depan kelas baik secara individual maupun
5<br />
dengan berpasang-pasangan. Dengan adanya demonstrasi percakapan bahasa<br />
Arab tersebut, siswa menjadi lebih aktif dalam kelasnya.<br />
Jadi, dalam pelajaran bahasa Arab itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam<br />
proses pembelajarannya. Tentunya untuk menarik keaktifan siswa, guru bahasa<br />
Arabpun telah menyiapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang bisa<br />
membuat siswa tertarik untuk aktif di dalam proses pembelajarannya tersebut.<br />
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti<br />
lebih lanjut tentang berbagai macam strategi pembelajaran bahasa Arab bagi<br />
mereka yang berstatus sebagai pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah<br />
Bantarsoka.<br />
B. Rumusan <strong>Masalah</strong><br />
Berdasarkan latar belakang yang telah tersebut diatas, penulis merumuskan<br />
masalahnya sebagai berikut :<br />
1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul<br />
Hikmah bantarsoka<br />
2. a. Strategi apa saja yang dipergunakan oleh guru bahasa Arab di MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab<br />
b. Strategi apa yang paling dominan diterapkan di MI Darul Hikmah<br />
Bantarsoka dalam pembelajaran bahasa Arab<br />
3. Apa alasan pemilihan strategi tersebut dan apakah ada kesesuaian antara<br />
strategi yang dominan tersebut dengan tujuan dan materi pembelajaran.
6<br />
C. Penegasan Istilah<br />
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka penulis<br />
perlu untuk memberikan penegasan istilah yang berhubungan dengan judul<br />
skripsi yang penulis angkat yakni “Strategi Pembelajaran <strong>Bahasa</strong> Arab Bagi<br />
Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul Hikmah Bantarsoka)”, sehingga<br />
apa yang dimaksudkan penulis dapat dengan mudah dipahami oleh para<br />
pembaca.<br />
1. Strategi<br />
Strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha<br />
mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamaroh, 1997: 5). Dalam<br />
pengertian lain, strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara<br />
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk<br />
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran (Slameto, 1991: 90).<br />
Diungkapkan pula oleh Sudjana (1995: 147) bahwa strategi<br />
pembelajaran adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran.<br />
Tindakan guru ini berupa usaha dengan menggunakan beberapa variabel<br />
pembelajaran agar dapat mempengaruhi anak didik untuk aktif belajar dalam<br />
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.<br />
Jadi, strategi yang dimaksud adalah upaya atau usaha yang dilakukan<br />
oleh guru untuk dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar<br />
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
7<br />
2. Pembelajaran<br />
Dijelaskan dalam bukunya Hamzah B. Uno (2006:2) yang berjudul<br />
Perencanaan Pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah upaya untuk<br />
membelajarkan siswa.<br />
Sedangkan menurut Dimyati (2006:157) pembelajaran adalah proses<br />
yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar<br />
terdapat aktivitas memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan,<br />
dan sikap.<br />
Pendapat lain tentang definisi pembelajaran diungkapkan oleh Oemar<br />
Hamalik (1995: 57), yakni pembelajaran adalah suatu kombinasi yang<br />
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan<br />
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan<br />
pembelajaran.<br />
Sedangkan menurut E. Mulyasa (2007:255) pembelajaran pada<br />
hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya<br />
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.<br />
3. <strong>Bahasa</strong> Arab<br />
<strong>Bahasa</strong> Arab adalah rumpun bahasa semit yang paling maju, sedang<br />
bahasa semit adalah bahasa yang paling maju di dunia (Umam, 1980: 9).<br />
Menurut Radliyah Zaenuddin dkk (2005: xvii) dalam bukunya yang<br />
berjudul Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran <strong>Bahasa</strong> Arab<br />
mengungkapkan bahwa <strong>Bahasa</strong> Arab adalah <strong>Bahasa</strong> al-Qur’an, bahasa<br />
komunikasi dan informasi antar umat Islam.
8<br />
Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2003: 2), bahasa Arab adalah<br />
bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit (Semitic Language/Samiah)<br />
dan mempunyai penutur yang terbanyak.<br />
4. Pemula<br />
Pemula adalah orang yang memulai dan mula-mula melakukan sesuatu<br />
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan <strong>Bahasa</strong>,<br />
1988:597).<br />
Demikian juga dengan karya W.J.S. Poerwadarminta (1976: 660), dan<br />
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan <strong>Bahasa</strong> (1993:<br />
597), keduanya mengungkapkan bahwa kata pemula itu berasal dari kata<br />
“mula”, yang artinya pertama, awal, pokok. Kemudian mendapat awalan “pe”<br />
menjadi pemula, yang artinya orang yang mulai atau mula-mula melakukan<br />
sesuatu. Dalam hal ini adalah anak usia sekolah dasar yang baru mengenyam<br />
berbagai macam mata pelajaran yang belum pernah dipelajari sebelumnya.<br />
Dalam Modul yang berjudul Materi Pokok Psikologi Pendidikan karya<br />
Noehi Nasution (1995: 43) mengungkapkan bahwa masa usia sekolah ini<br />
adalah masa matang untuk belajar, maupun masa matang untuk bersekolah.<br />
Disebut masa matang untuk belajar, karena mereka sudah mampu berusaha<br />
untuk mencapai sesuatu, di samping perkembangan aktifitas bermain yang<br />
hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan<br />
aktifitasnya itu sendiri.
9<br />
Lebih lanjut lagi Noehi Nasution (1995: 44) mengungkapkan bahwa<br />
masa usia sekolah ini disebut juga masa intelektual atau masa keserasian<br />
bersekolah, yang mana masa ini beliau perinci lagi menjadi dua fase, yaitu:<br />
a. masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 tahun<br />
sampai umur 9 atau 10 tahun<br />
b. masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira umur 9 atau 10 tahun<br />
sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.<br />
Jadi, pemula yang dimaksud penulis adalah anak-anak usia sekolah<br />
dasar yang baru mengawali belajar bahasa Arab. Pemula di sini adalah siswasiswi<br />
kelas III, IV, V, dan VI MI Darul Hikmah Bantarsoka yang memang di<br />
kelas-kelas tersebut sudah diterapkan mata pelajaran bahasa Arab. Cara<br />
pengajarannya pun disesuaikan dengan perkembangan usia dan<br />
perkembangan daya berpikir anak-anak tersebut.<br />
5. MI Darul Hikmah Bantarsoka<br />
Adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang setara dengan SD<br />
yang berada di bawah naungan Departemen Agama yang terletak di Desa<br />
Bantarsoka Purwokerto.<br />
Jadi judul penelitian yang penulis angkat, yakni Strategi Pembelajaran<br />
<strong>Bahasa</strong> Arab Bagi Pemula maksudnya adalah upaya guru di MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka dalam menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab dengan<br />
bermacam-macam langkah atau strategi yang aktif dan menyenangkan yang<br />
diberikan kepada mereka (siswa) yang baru memulai belajar bahasa Arab
10<br />
agar mereka dapat dengan mudah menyerap, memahami dan menguasai<br />
materi pelajaran bahasa Arab yang disampaikan oleh gurunya tanpa merasa<br />
jenuh ataupun kesulitan.<br />
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian<br />
1. Tujuan Penelitian<br />
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai<br />
berikut:<br />
a. untuk mendeskripsikan tentang berbagai macam strategi yang dapat<br />
dipergunakan guna memudahkan proses penyerapan, dan pemahaman<br />
materi pelajaran bahasa Arab bagi mereka para pemula.<br />
b. untuk mendapatkan informasi mengenai strategi yang dominan diterapkan<br />
di MI Darul Hikmah Bantarsoka.<br />
c. untuk menggali informasi tentang alasan atau dasar pertimbangan dalam<br />
pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab.<br />
2. Kegunaan Penelitian<br />
a. Memberi tambahan informasi kepada para pelaku pendidikan dan<br />
memberikan sumbangan pemikiran ilmiah tentang strategi yang<br />
memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab,<br />
khususnya bagi mereka para pemula.<br />
b. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana proses kegiatan<br />
pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul Hikmah<br />
Bantarsoka.
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara menunjukkan<br />
bahwa bahasa Arab itu mudah dan menyenangkan.<br />
11<br />
E. Telaah Pustaka<br />
Telaah pustaka merupakan bagian yang mengungkapkan tentang teori atau<br />
hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi<br />
kekeliruan dan pengulangan yang tidak perlu.<br />
Berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa buku,<br />
pustaka dan referensi yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat, antara<br />
lain:<br />
Radliyah Zaenuddin, dkk (2005: 51-52) dalam bukunya Metodologi dan<br />
Strategi Alternatif Pembelajaran <strong>Bahasa</strong> Arab, menjelaskan bahwa untuk<br />
mengatasi kejenuhan dan kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab, guru<br />
dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu mamperkaya strategi<br />
pembelajaran yang nantinya dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.<br />
Dikarenakan pembelajaran pada masa sekarang ini dipusatkan pada siswa maka<br />
dengan adanya strategi ini akan dapat membantu siswa untuk secara aktif<br />
mengikuti pelajarannya (bahasa Arab) serta mampu memecahkan masalah,<br />
menemukan ide dari materi yang diajarkan, dan adanya keseimbangan antara<br />
guru dan siswa aktif di dalam kelas. Proses pembelajaran tidak didominasi oleh<br />
guru saja. Sehingga dengan adanya strategi tersebut akan menciptakan suasana<br />
kelas yang lebih produktif, aktif dan menyenangkan dan dapat memaksimalkan<br />
hasil belajar siswa.
12<br />
Dalam bukunya Wina Sanjaya (2006:129-133) yang berjudul Strategi<br />
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menambahkan bahwa<br />
dalam penggunaan strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan dan<br />
berpedoman pada prinsip-prinsip umum dari penggunaan strategi tersebut<br />
sehingga guru bisa memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal sesuai<br />
dengan yang telah ditargetkan.<br />
Adapun penelitian-penelitian mengenai strategi pembelajaran bahasa Arab<br />
yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yakni penelitian yang<br />
telah dilakukan oleh saudari Laely Kurniawati (2005) dengan skripsinya yang<br />
berjudul Strategi Pembelajaran Qiraah di MA PPPI Miftahussalam Banyumas.<br />
Di mana pembahasan skripsi tersebut memaparkan bahwa untuk pembelajaran<br />
bahasa Arab ada beberapa macam strategi, yaitu strategi pembelajaran Qiraah<br />
(membaca), Kitaabah (menulis), Istimaa (menyimak) dan Kalaam, Muhadatsah<br />
(berbicara). Semua itu di sesuaikan dengan perkembangan berpikir peserta didik.<br />
Di sini penulis lebih menitikberatkan penelitiannya kepada strategi pembelajaran<br />
Qiraah (membaca). Dan itupun di MA (Madrasah ‘Aliyah) yang tentunya<br />
perkembangan berpikirnya sudah relatif tinggi sehingga materi<br />
pembahasannyapun lebih tinggi.<br />
Selain itu, ada pula penelitian yang dilakukan oleh saudara Slamet Pamuji<br />
(2006) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif<br />
dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di SD Negeri Kebocoran. Dalam<br />
skripsi tersebut dibahas mengenai salah satu strategi pembelajaran bahasa Arab<br />
aktif Baca Tulis Al-Qur’an. Dalam skripsi tersebut diungkapkan bahwa untuk
13<br />
mengembangkan kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyyah guru<br />
dituntut agar dapat memilih dan menetapkan langkah-langkah yang strategis yang<br />
dipandang efektif dan efisien. Hal tersebut ditujukan agar bahan atau materi<br />
pelajaran yang disajikan dapat diserap oleh anak didik dengan mudah dengan<br />
memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak didik.<br />
Wahyu Nugroho (2005) dalam skripsinya yang berjudul<br />
Strategi<br />
Pembelajaran <strong>Bahasa</strong> Arab di MTs Pondok Pesantren Pendidikan Islam<br />
Miftahussalam Banyumas menjelaskan tentang strategi-strategi pembelajaran<br />
bahasa Arab yang meliputi aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca<br />
dan menulis, yang kesemuanya itu dibahas dalam skripsinya.<br />
Melihat betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab serta tanggapan bahwa<br />
belajar bahasa Arab itu sulit dan dipandang sebagai momok yang menakutkan,<br />
hal ini membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai<br />
strategi-strategi yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran bahasa Arab<br />
khususnya bagi mereka siswa yang berstatus masih pemula.<br />
Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang Strategi<br />
Pembelajaran <strong>Bahasa</strong> Arab Bagi Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka).<br />
Dengan penelitian ini penulis harapkan nantinya dapat menjadi masukan<br />
bagi para guru atau calon guru bahasa Arab untuk dapat mempersiapkan terlebih<br />
dahulu secara matang materi serta strategi yang akan diterapkan dalam proses<br />
mengajarnya. Sehingga nantinya dapat memudahkan pencapaian target
pembelajaran bahasa Arab dan tujuan diajarkannya bahasa Arabpun akan<br />
terpenuhi.<br />
14<br />
F. Metode Penelitian<br />
1. Lokasi Penelitian<br />
Adapun lokasi penelitian yang penulis laksanakan adalah di MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka yang tepatnya terletak di desa Bantarsoka, Purwokerto.<br />
2. Jenis dan Pendekatan Penelitian<br />
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field<br />
research) yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari<br />
lokasi penelitian.<br />
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif.<br />
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan<br />
penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami<br />
(Ali, 1992:159). Menurut Bodgan dan Tylor dalam Moleong, sebagaimana<br />
yang dikutip oleh S. Margono (2004: 36) yang dimaksud penelitian kualitatif<br />
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata<br />
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.<br />
3. Objek dan Subjek Penelitian<br />
Objek dari penelitian yang penulis lakukan adalah strategi pembelajaran<br />
bahasa Arab bagi pemula yang berlangsung di MI Darul Hikmah Bantarsoka.<br />
Adapun subjek penelitiannya adalah:<br />
a. Kepala Sekolah
15<br />
Dari kepala sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat<br />
mengenai gambaran umum MI Darul Hikmah Bantarsoka, yang meliputi:<br />
sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, serta gambaran<br />
mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah<br />
Bantarsoka.<br />
b. Guru <strong>Bahasa</strong> Arab<br />
Guru bahasa Arab merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam<br />
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, untuk itu dari guru bahasa Arab<br />
akan diperoleh data mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa<br />
Arab bagi pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka<br />
c. Siswa<br />
Siswa merupakan pihak yang medukung ketika penulis melakukan<br />
observasi dalam pembelajaran bahasa Arab dan siswa disini dijadikan<br />
sebagai faktor pendukung penelitian penulis.<br />
4. Metode Pengumpulan Data<br />
Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, maka penulis<br />
menggunakan metode sebagai berikut:<br />
a. Observasi<br />
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui<br />
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau<br />
perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006: 104).
16<br />
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang<br />
berhubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Arab, minat siswa<br />
dalam menanggapi pelajaran bahasa Arab, upaya guru dalam pengajaran<br />
bahasa Arab, dan untuk mengetahui keadaan dan letak goegrafis MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka.<br />
b. Wawancara<br />
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya<br />
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari<br />
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara<br />
(Fathoni, 2006:105).<br />
Metode ini penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data<br />
dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala sekolah, guru bahasa Arab<br />
maupun siswa kelas III, IV, V dan VI yang dikerjakan dengan sistematis<br />
dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan.<br />
c. Dokumentasi<br />
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul<br />
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (2006: 188),<br />
mengungkapkan pengertian metode dokumentasi adalah metode mencari<br />
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, traskrip, prasasti,<br />
buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.<br />
Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data<br />
dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian,<br />
seperti halnya sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan
17<br />
karyawan, keadaan siswa serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi<br />
tersebut.<br />
5. Metode Analisis Data<br />
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah<br />
metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan<br />
makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti dengan<br />
mengajukan bukti-buktinya baik melalui observasi, interview/wawancara<br />
ataupun dokumentasi (M. Ali,1992: 161).<br />
Agar data yang terkumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus<br />
permasalahan penulis, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan<br />
teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil<br />
wawancara dengan subjek utama (guru bahasa Arab) dan subjek penunjang<br />
(kepala sekolah). Dalam mencari data penulis akan mengakumulasikan<br />
pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk<br />
membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang<br />
diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen yang<br />
ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh maka dapat diambil<br />
kesimpulan secara langsung. Namun jika terdapat perbedaan antara subjek<br />
yang satu dengan yang lain dalam suatu masalah tertentu maka data tersebut<br />
akan dianalisis secara objektif sehingga diperoleh data yang valid.<br />
Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi:<br />
a. Reduksi Data
18<br />
Adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,<br />
mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan (M.<br />
Ali, 1992: 167).<br />
Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang direduksi adalah<br />
data yang terkait dengan pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab<br />
bagi pemula, yakni strategi pembelajaran unsur bahasa dan strategi<br />
pembelajaran keterampilan berbahasa Arab serta dasar atau alasan<br />
pemilihan strategi pembelajaran.<br />
b. Display Data<br />
Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang<br />
memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/tindakan yang diusulkan<br />
(M. Ali, 1992: 167).<br />
Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan<br />
informasi dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur, dan<br />
diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga makna yang<br />
terkandung di dalamnya mudah dipahami.<br />
Dalam penelitian, data yang disajikan adalah data yang terkait dengan<br />
strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diantaranya yaitu:<br />
1) proses pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab<br />
2) strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka<br />
3) alasan atau dasar pertimbangan pemilihan strategi, prinsip-prinsip<br />
penggunaan strategi serta langkah-langkah dalam menyajikan strategi<br />
untuk pembelajaran bahasa Arab.
19<br />
c. Konklusi<br />
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data<br />
yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data<br />
yang nantinya penulis peroleh dan penulis deskripsikan dalam skripsi ini<br />
adalah mengenai gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul<br />
Hikmah yang di dalamnya terdapat penerapan-penerapan strategi dalam<br />
pengajaran bahasa Arab, baik tentang strategi yang dominan, juga alasan<br />
atau dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab<br />
oleh guru bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka.<br />
Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan<br />
konklusi dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk<br />
melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode<br />
berpikir:<br />
1) Deduktif<br />
Yaitu metode berpikir yang berangkat dari kebenaran yang bersifat<br />
umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno<br />
Hadi, 2001: 42).<br />
2) Induktif<br />
Yaitu metode berpikir yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat<br />
khusus. Dengan kata lain kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang<br />
bersifat khusus kemudian digeneralisasikan (Soetrisno Hadi,<br />
2001:42).<br />
G. Sistematika Penulisan
20<br />
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian awal,<br />
bagian utama, dan bagian akhir.<br />
Bagian Awal Skripsi meliputi halaman formalitas, yaitu halaman judul,<br />
halaman nota pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, kata<br />
pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.<br />
Bagian utama skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari<br />
bab I sampai bab V, yaitu : Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar<br />
belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan<br />
penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.<br />
Bab II berisi tiga pembahasan. Yang pertama yaitu pembahasan tentang<br />
pebelajar pemula yang meliputi pebelajar pemula, karakteristik pemula, dan<br />
prosedur pengajarannya; yang kedua adalah pembahasan mengenai strategi<br />
pembelajaran bahasa Arab, dan yang ketiga adalah pembahasan tentang<br />
permainan dan modifikasi strategi dalam pembelajaran bahasa Arab.<br />
Bab III menguraikan tentang gambaran umum Madarasah Ibtidaiyyah (MI)<br />
Darul Hikmah Bantasoka yang meliputi: sejarah berdiri, letak geografis, visi dan<br />
misi, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, serta gambaran<br />
umum pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab.<br />
Bab IV merupakan bab yang menyajikan data hasil penelitian dan analisis<br />
data hasil penelitian yang berupa proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul<br />
Hikmah Bantarsoka, strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah<br />
Bantarsoka, materi pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka,
21<br />
tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka, dan analisis<br />
kesesuaian strategi dengan tujuan, materi dan jenjang pendidikan.<br />
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan<br />
penutup. Sedangkan bagian akhir dari skripsi ini meliputi daftar pustaka,<br />
lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.