15.04.2014 Views

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

1 LAPORAN AKHIR TIM KOMPENDIUM BIDANG HUKUM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

undang-undang secara keseluruhan atau beberapa bagiannya melanggar<br />

hak konstitusionnalnya. Begitu juga dalam proses yudicial review di<br />

Mahkamah Agung. Setiap warga negara berhak untuk menuntut agar<br />

seluruh atau sebagian dari isi Peraturan Pemerintah atau Peraturan<br />

Daerah karena melanggar haknya yang dijamin oleh Undang-undang.<br />

Oleh karena itu, mekanisme ini dapat dikatakan sebagai mekanisme<br />

partisipasi masyarakat yang sangat strategis dalam rangka mempengaruhi<br />

secara langsung isi suatu peraturan perundang-udangan.<br />

Dari segi partisipasi, mekanisme yudisial review, sekarang ini hampir<br />

sama populernya dengan mekanisme partisipasi yang tersedia pada<br />

proses penyusunan perturan perundang-undangan. Dan, mekanisme ini<br />

juga sudah seringkali ditempuh oleh masyarakat. Namun demikian, sejauh<br />

ini yang bisa melakukannya masih terbatas pada kelompok kelas tengah –<br />

aktornya (partisipannya) sama dengan partisipasi dalam proses<br />

penysunan peraturan perundang-undangan (legislasi). Oleh karena itu,<br />

meskipun derajat partisipasinya sudah memperlihat ciri-ciri partisipasi<br />

kewarganegaraan secara lebih terang, akan tetapi partisipannya juga pada<br />

umnya adalah kelas menengah.<br />

Partisipasi dalam Proses Penegakan Hukum (Yudisial)<br />

Jauh berbeda dengan proses pembuatan hokum maupun pelaksanaan<br />

hokum, dalam proses penengakan hokum, hampir tidak ada aturan<br />

perundang-undangan yang secara langsung mengakui atau memberikan<br />

hak bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Dalam hal ini yang ada<br />

hanyalah sejumlah kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hokum<br />

guna mencegah terjadinya kejahatan. Kewajiban untuk bersedia menjadi<br />

saksi jika dibutuhkan dan lain-lain. Namun demikian, karena terus<br />

merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendailan,<br />

belakangan ini berbagai bentuk patisioasi masyarakat muncul secara<br />

spontan.<br />

Dalam hubungan itu, menarik apa yang kemukakan oleh Prof Satjipto<br />

terkait bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam soal pnegakan hukum,<br />

seperti aksi pecalang yang membantu keamanan proses Kongres PDIP di<br />

Bali. Selain itu, di tubuh kepolisian, sudah mulai tumbuh berbagai insiatif<br />

untuk melibatkan masyarakat dalam proses penegakan hokum. Dalam hal<br />

ini yang terekam oleh penulis adalah usaha polisi untuk membentuk<br />

Polmas di tingkat kecamatan, yang dilaksanakan berdasarkan surat<br />

keputusan kapolri no tahun 2005.<br />

Sampai dengan sekarang ini, Polmas sudah terbentuk di sebagian besar<br />

kecamatan di Indonesia. Melaui Polmas ini, selain dapat membantu<br />

tugas-tugas teknis polisi, juga dapat mengajak masyarakat untuk<br />

berpartisipasi dalam proses penegakan hokum. Adapun lingkup tugasnya<br />

adalah membantu polisi dalam menegakkan hukum. Adapun pengertian<br />

membantu tidak berarti anggota polmas memiliki sejumlah kewenangan<br />

sebagaimana polisi, dalam hal ini masyarakat dapat memberikan informasi<br />

dan memfasilitasi polisi untuk melaksanakan tugasnya.<br />

Kesimpulan<br />

91

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!